B. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
4. Bukti-bukti Empiris Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran berpendekatan JAS telah dilaksanakan dalam 3 tahun terakhir ini (2005-2007). Penelitian-penelitian tersebut dilaksanakan baik di lingkungan jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang maupun dilaksanakan di sekolah-sekolah, berkolaborasi dengan guru-guru biologi dan penelitian payung dengan mahasiswa.
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan pada perkuliahan Taksonomi Hewan yang menerapkan peta konsep dengan pendekatan JAS menunjukkan adanya peningkatan hasil tes apabila dibandingkan dengan sebelum menerapkan peta konsep berorientasi JAS. Hal ini dapat diketahui dari rerata hasil belajar mahasiswa dari 66 menjadi 75 dengan ketuntasan belajar dari 63% menjadi 87%. Sedangkan hasil analisis terhadap proses perkuliahan memperoleh 74,84% mahasiswa termotivasi dalam mengikuti perkuliahan Taksonomi Hewan karena menyenangkan, banyak melibatkan mahasiswa dan akhirnya lebih mudah dalam pemahamannya. Selain itu mahasiswa berusaha mengikuti perkuliahan dengan serius karena memang tidak sulit untuk mengerjakannya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan peta konsep berorientasi JAS dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada materi Taksonomi Hewan (Alimah, dkk. 2006).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Christijanti dkk. (2006) tentang pengaruh penerapan kajian sistemik dalam pembelajaran Struktur Tubuh Hewan (STH) dengan pendekatan JAS terhadap peran aktif dan pemahaman mahasiswa dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar, seperti internet, buku referensi dan pengamatan langsung terhadap obyek yang hidup. Faktor yang diteliti, meliputi: nilai tes, aktivitas dan motivasi. Instrumen yang dipakai meliputi lembar kerja mahasiswa, lembar observasi aktivitas dan angket motivasi mahasiswa serta soal-soal tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian materi secara sistemik dan dengan pendekatan JAS memberikan hasil positif, yaitu mampu meningkatkan aktivitas mahasiswa yang pada diskusi I terdapat 11,9 % mahasiswa hanya mampu melakukan 2 aktivitas, pada diskusi II hampir semua mahasiswa (97,62%) minimal melakukan 3 aktivitas. Motivasi mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran STH adalah 100 %. Dan semua mahasiswa lulus serta lebih dari 60 % mahasiswa memperoleh nilai minimal B (64,29 %). Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa penyampaian materi dengan kajian sistemik dalam pembelajaran STH dengan pendekatan JAS mampu meningkatkan peran aktif dan pemahaman mahasiswa.
Pada perkuliahan genetika setelah tim dosen mengidentifikasi adanya beberapa masalah antara lain mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran cenderung pasif dan tidak kritis, kedua; berdasarkan perolehan nilai semester genap tahun 2005/2006, mahasiswa yang mendapat nilai A = 0%, AB = 0%, B = 29,6%, BC = 40,7%, C = 18,6%, CD = 7,4%, D = 3,7% dan E = 0%, maka dirasa perlu untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk mengubah kondisi tersebut. Inovasi pembelajaran yang dipilih adalah melaksanakan pembelajaran genetika berbasis riset berpendekatan JAS. Mahasiswa dengan melakukan riset berpendekatan JAS, diharapkan dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari di perkuliahan, untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan Genetika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui riset, mahasiswa juga memiliki kesempatan lebih aktif dalam menggali dan mengkonstruksi pengetahuannya serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan maupun tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap penguasaan konsep Genetika, karena dari data penelitian, mahasiswa yang mendapatkan nilai AB 8,6% sebelumnya 0%, demikian juga yang mendapat nilai B dari sebelumnya 29,6% menjadi 54,2%. Melalui penerapan strategi pembelajaran ini, mahasiswa juga menjadi lebih aktif, ditunjukkan dari kinerja ilmiah mahasiswa, berdasarkan laporan hasil riset 5 kelompok (45%) berkategori sangat baik dan 6 kelompok (55%) berkategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, implementasi pembelajaran berbasis riset dengan pendekan JAS pada mata kuliah Genetika, dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Sehingga sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini, perlu menerapkan pembelajaran yang berbasis riset dengan pendekatan JAS dalam pembelajaran Genetika secara berkelanjutan (Widianti, dkk, 2007).
Sementara itu tim dosen mata kuliah Fisiologi Hewan (FH) mengidentifikasi bahwa mahasiswa kurang dapat berpikir komprehensif atau kurang dapat menghubungkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diperolehnya untuk memecahkan masalah-masalah pada proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh hewan. Penyebabnya antara lain proses fisiologis dalam tubuh hewan tidak terlihat. Yang dapat dilihat adalah masukan dan hasil dari proses
tersebut, maka kendala yang sering dihadapi adalah mahasiswa sulit untuk memahami proses fisiologis. Untuk mengkaji proses fisiologis yang terjadi pada tubuh hewan diperlukan pemahaman yang komprehensif terhadap semua konsep yang dipelajari, baik konsep–konsep yang sedang dipelajari di FH maupun yang telah dipelajari pada semester-semester sebelumnya antara lain Kimia, Fisika, Biokimia, Biologi sel, Struktur Tubuh Hewan dan Struktur Jaringan Hewan. Oleh karena itu diputuskan untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran FH dengan mengajak mahasiswa untuk belajar langsung pada objek pembelajaran fisiologi dengan melakukan observasi dan menganalisis masalah-masalah fisiologis yang terjadi. Pendekatan yang dipandang tepat adalah JAS dan model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berdasar masalah. Hasil pembelajarannya diukur dengan asesmen alternative. Untuk itu mahasiswa diminta untuk melakukan observasi di objek-objek peternakan, perikanan, klinik hewan, kebun binatang, dan observasi laboratoris. Agar kegiatan terarah maka sebelum kegiatan mahasiswa diminta untuk menyusun LKM yang dikonsultasikan dengan dosen. Kegiatan-kegiatan ini ternyata telah sangat memotivasi mahasiswa Berdasarkan angket yang disebarkan kepada mahasiswa 77,75% mahasiswa termotivasi dan 22,25% sangat termotivasi. Motivasi yang tinggi ini juga tampak dari keterlibatan mahasiswa yang tinggi dalam penyusunan LKM, berpartisispasi dalam observasi, terlibat dalam penyususnan laporan, aktif berkonsultasi dengan dosen maupun aktif berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan tertulis yang diberikan dosen. Hal tersebut diduga karena strategi pembelajaran FH ini berbeda dengan semester sebelumnya, sehingga mahasiswa menjadi termotivasi untuk terus mengikuti segala kegiatan seperti yang telah disepakati dalam kontrak perkuliahan. Apalagi dalam pembelajaran kali ini mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan observasi di alam nyata, di lokasi yang mungkin belum pernah mereka datangi atau bahkan malah tidak ada dalam pikiran mereka bahwa lokasi tersebut dapat dipergunakan untuk pembelajaran. Motivasi mahasiswa yang baik untuk mengikuti proses belajar mengajar berpengaruh pada aktivitas mereka dalam perkuliahan. Motivasi yang tinggi tersebut menyebabkan peningkatan pada hasil
belajarnya yaitu hasil yang perolehan skor > 70 mencapai 78,3 % dari seluruh peserta kuliah yang terdiri atas178 mahasiswa (Christijanti dan Marianti, 2007).
Selain penelitian-penelitian yang dilaksanakan dalam perkuliahan juga telah dilakukan uji coba penerapan pendekatan JAS di sekolah-sekolah menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Sukaesih dkk. (2006) dilaksanakan di SMP 27 Semarang. Hasil observasi kegiatan pembelajaran Biologi di Kelas VII SMP 27 Semarang (tahun 2005), memberi gambaran bahwa proses pembelajaran masih perlu dimaksimalkan. Guru masih lebih mementingkan pemberian informasi, jawaban atau laporan tertulis dari kelompok daripada membahas dan memecahkan permasalahan bersama siswa. Data lain diperoleh bahwa sistem evaluasi yang diterapkan masih menitikberatkan pada hasil tes. Untuk itu perlu dikembangkan inovasi dalam pembelajarannya. Pendekatan JAS mencakup hal-hal inovatif, yaitu konstruktivisme, penerapan proses sains, proses inquary, proses eksplorasi lingkungan alam sekitar, dan penerapan alternative assessment. Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan dengan nuansa JAS, yaitu Conceptual Change yang diintegrasikan denganalternative assessment. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Ada 3 faktor yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran, keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan membahas topik Pengelolaan Lingkungan. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai skor dengan rentang 7-10 (kategori baik/baik sekali). Keterampilan proses siswa yang berkembang meliputi keterampilan bertanya, keterampilan berpendapat, keterampilan mengamati, keterampilan memberi contoh, keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan membuat kesimpulan. Hasil belajar dengan indikator ketuntasan individual terpenuhi, sedangkan ketuntasan klasikal untuk kelas VII B mencapai 86,04%, kelas VII C mecapai 83,72%, dan kelas VII G mencapai 92,85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan JAS model Conceptual Change yang diintegrasikan dengan alternative assessment pada pembelajaran biologi dapat meningkatkan keaktifan
siswa, dapat mengembangkan beberapa keterampilan proses sains siswa, dan menunjukkan adanya variasi hasil belajar siswa.
Penelitian penerapan pendekatan JAS juga dilakukan di pondok pesantren tepatnya di pondok modern Selamat Kabupaten Kendal oleh Ngabekti dkk (2006). Penelitian tindakan kelas dilakukan pada siswa Kelas Xc dengan karakteristik sebagian besar siswa mengantuk dalam proses pembelajaran. Motivasi dan minat belajar kurang, sehingga 85% siswa harus mengikuti pembelajaran remidi untuk mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Lingkungan sekolah yang alami sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar; seperti sawah, halaman rumput, sungai, dan juga rumah-rumah joglo terbuka yang terpisah dari ruang kelas sangat cocok untuk pelaksanaan pembelajaran di luar kelas. Salah satu metode yang dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa adalah metode pembelajaran bermain peran (role playing) dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan motivasi dan pemahaman siswa melalui penerapan metode bermain peran dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) di Pondok Modern Selamat Kendal pada Materi Ekosistem. Pelaksanaan penelitiannya adalah siswa melakukan pengamatan komponen ekosistem dan suksesi sekunder di lingkungan sekolah, menyusun rantai makanan, jejaring makanan, dan piramida ekologi dengan kartu gambar, dan pengamatan daur biogeokimia dengan media komputer dan LCD. Pengamatan ekosistem dan suksesi primer di Perkebunan Teh Medini. Hasil pengamatan digunakan untuk menyusun skenario bermain peran. Sekelompok siswa mempelajari skenario bermain peran, siswa yang lain mengamati sambil mengerjakan LKS. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan kejadian yang telah diperankan dan melaporkan hasil pengamatannya dalam diskusi kelas. Evaluasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan lembar observasi, motivasi siswa dengan angket, dan pemahaman siswa dengan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran materi ekosistem dengan menerapkan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi 100% siswa, mengaktifkan siswa, sehingga pemahaman belajar siswa juga meningkat dari siklus I – III, dengan rata-rata kelas berturut-turut 60,5; 68,8; dan 73,4; SKBM pada siklus III mencapai 92%. Dengan
demikian jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran remidi hanya 8%. Dari hasil angket siswa, diperoleh hasil bahwa 63,88% siswa menyatakan sangat senang dengan metode bermain peran yang dilengkapi dengan pengamatan di lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran bermain peran dengan pendekatan JAS pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa di Pondok Modern Selamat Kendal.
C. Penutup
Setelah melalui berbagai penelitian baik di Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang maupun disekolah-sekolah menengah untuk menguji keefektifan Pendekatan JAS, terbukti bahwa pendekatan JAS efektif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Biologi peserta didik. Oleh karena itu pendekatan JAS yang memiliki penciri adanya kegiatan eksplorasi dan investigasi dalam proses ilmiah yang menyenangkan, sehingga peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan dalam dirinya sendiri, dipromosikan menjadi salah satu alternatif pendekatan mengajar Biologi. Dengan diperkenalkannya pendekatan JAS ini diharapkan dapat memperkaya dan menambah alternatif pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan membantu guru-guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran Biologi pada khususnya.
Semarang, 24 April 2008 Tim Perumus Pendekatan JAS
DAFTAR PUSTAKA
Alimah S, Riyanto M, Partaya, Priyono B. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep Berorientasi Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pada Mata Kuliah Taksonomi Hewan di Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang. Laporan Penelitian. Lemlit UNNES. Tidak dipublikasikan.
Sukaesih S. Saptono S. Mustikaningtya D. Alimah S. 2006, FMIPA, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi di SMP 27 Semarang dengan Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Model Conceptual Change yang diintegrasikan dengan Alternative Assessment.
Laporan Penelitian. Lemlit UNNES. Tidak dipublikasikan.
Ngabekti S. Santosa K. Sukaesih S. Syaifudin A. 2006. Meningkatkan Mptivasi dan Pemahaman Siswa dalam Materi Ekosistem melalui Penerapan Metode Bermain Peran dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar di Pondok Moderen Selamat Kendal.Laporan Penelitian. Lemlit UNNES. Tidak dipublikasikan.
Christijanti, W. Utami NR. Supriyanto. Lisdiana. Alimah S. 2006. Penerapan Kajian Sistematik dalam Pembelajaran Struktur Tubuh Hewan dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar terhadap Peran Aktif dan Pemahaman Mahasiswa.Laporan Penelitian. Lemlit UNNES. Tidak dipublikasikan.
Widianti, T. Habibah NA. Parmin. 2007. Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Genetika. Laporan Penelitian. Lemlit UNNES. Tidak dipublikasikan. Marianti, A. dan N.E. Kartijono, 2005. Jelajah Alam Sekitar(JAS). Dipresentasikan pada
Semiar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam rangka pelaksanaan PHK A2. Semarang. Biologi FMIPA UNNES.
Ridlo, S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Dipresentasikan pada Semiar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam rangka pelaksanaan PHK A2. Semarang. Biologi FMIPA UNNES.
Marianti, A. 2006 . Jelajah Alam Sekitar (JAS) Suatu Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi dan Implementasinya.Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) Upaya membelajarkan Biologi Sebagaimana Seharusnya Belajar Biologi.Penyunting A. Marianti. Jurusan Biolgi FMIPA UNNES.
Suparno, 1997 Suriasumantri, 2000 Piaget (1970)
Lampiran 1. Contoh Rencana Perkuliahan dan Instrumen
Pembelajaran dengan Pendekatan JAS
RENCANA PERKULIAHAN I I. Identitas
Mata Kuliah : FISIOLOGI HEWAN Waktu : 3 x 50 menit
A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menganalisis fungsi, sifat dan cara kerja reseptor serta efektor dengan mengamati gejala yang terjadi pada hewan
Indikator:
1. Mengelompokkan reseptor berdasarkan lokasi, fungsi dan hakekat rangsang yang dapat diterimanya.
2. Menganalisis mekanisme fisiologis penerimaan rangsang oleh berbagai jenis reseptor yang menerima rangsang adekuatnya
3. Menganalisis cara kerja berbagai jenis efektor
B. Pokok Bahasan: RESEPTOR DAN EFEKTOR
C. Sub Pokok bahasan:
1. Pengelompokan dan fisiologi reseptor. 2. Penerimaan rangsang oleh reseptor. 3. Efektor dan cara kerjanya
D.Obyek/ Per soalan Belajar
Obyek belajar pada konsep Reseptor dan efektor adalah :
Reseptor dan efektor yang terdapat pada hewan dan mekanismenya dalam menanggapi rangsang.
E. Media/ Sumber Belajar
Media yang digunakan :
White board, charta reseptor, LCD, Laptop, CD Pembelajaran seperangkat alat praktikum untuk uji fungsi reseptor, palu refleks, senter.
F. Str ategi
1. Pendekatan : Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) 2. Model : Model Investigasi Kelompok
3. Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum
G. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan Penyajian Masalah
menyajikan masalah tentang fungsi dan mekanisme kerja reseptor dan efektor pada tubuh hewan
memperhatikan dengan cermat permasalahan yang
dikemukakan dosen
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi
membimbing mahasiswa untuk mengeksplorasi macam-macam reseptor dan efektor yang
terdapat pada dirinya dan hewan yang sengaja dihadirkan di kelas
menjelajahi permasalahan dan menemukan kunci
permasalahan
2. Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar.
Menjelaskan macam reseptor dan mekanisme fisiologis reseptor dan efektor (otot) dan kaitannya
Memperhatikan penjelasan dosen dan mendiskusikan masalah-masalah yang
dengan system saraf sehubungan dengan pemeliharaan kondisi homeostasis
memotivasi diskusi kelas
berkaitan dengan resptor dan efektor berdasarkan fenomena yang berhasil diamati dan sering dijumpai
3. Membimbing persiapan observasi kelompok.
Memberikan Tugas /Projek
penelitian untuk mencari informasi, melakukan observasi dan investigasi tentang hal yang berkaitan dengan kerja reseptor dan efektor pada hewan dengan terlebih dahulu menyusun Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) yang didiskusikan dengan dosen. Penyusunan dapat diteruskan di luar jam tatap muka (catatan : Kegiatan observasi/penelitian dapat dirancang untuk dilakukan di laboratorium atau pengamatn nlangsung di alam)
Membantu mahasiswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut, dengan
menentukan sub-sub topik yang akan dikaji dan langkah-langkah investigasi
Memperhatikan dan mencatat hal-hal yang perlu sebagai bekal diskusi dalam menyusun LKM tentang kegiatan observasi dan investigasi yang berkaiatn dengan reseptor dan efektor. LKM dikonsultasikan dengan dosen pengampu di luar jam tatap muka
Menugasi mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dalam buku pegangan
Berkaitan dengan tugas yang diberikan meminta mahasiswa untuk melakukan observasi pendahuluan objek yang akan dievaluasi dan mengurus perijinan
Mengerjakan tugas yang diberikan
H. Evaluasi
Assesmen kinerja (Performance Assessment) dalam bentuk : A.Individual performance assesment
Berupa tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir
bab dalam buku ajar dan posttest
B. Team performance assessment yaitu aktivitas selama menyelesaikan persiapan projek observasi berupa penyusunan LKM dengan menggunakan instrument Lembar Penilaian Aktivitas Mahasiswa selama Observasi dan Penyusunan Laporan
I.Referensi
Carola, R., Harley J.P., Noback C.R. 1990. Human Anatomy and Physiology. Mc. Graw Hill Publishing Company. New York.
Kay, I. 1998.Introduction to Animal Physiology. BIOS Scientific Publishers. Limited. Biddles. Guilford.
Nogrady, T. 1992.Kimia Medisinal Pendekatan secara Biokimia. Penerjemah Raslim Rasyid dan Amir Musadad. Bandung. ITB Bandung.
Stephenson, W.K. 1980. Concepts in Neurophysiology. New York. John Wiley and Sons Inc.
RENCANA PERKULIAHAN IV I. Identitas
Mata Kuliah : FISIOLOGI HEWAN Waktu : 3 x 50 menit
A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menganalisis secara komprehensif mekanisme fisiologis yang terjadi pada hewan berkaitan dengan saraf, reseptor dan efektor setelah melakukan observasi maupun penelitian dan melaporkannya dalam bentuk laporan tertulis dan mempertanggungjawabkannya secara lisan di hadapan dosen dan seluruh peserta kuliah
Indikator:
1. mampu mengobservasi dengan benar sesuai tujuan yang ditetapkan 2. mampu menganalisis fenomena fisiologi yang terjadi pada tubuh hewan
dengan mengaitkan antara fungsi saraf, reseptor dan efektor
3. mampu menyusun laporan hasil observasi sesuai sistematika yang telah ditetapkan
4. mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan system saraf, reseptor dan efektor dengan benar
B. Pokok Bahasan:
PRESENTASI DAN DISKUSI HASIL OBSERVASI DENGAN TOPIK RESEPTOR DAN EFEKTOR
C.Obyek/ Per soalan Belajar
Obyek belajar pada pertemuan ini adalah :
Sistem saraf, reseptor dan efektor yang terdapat pada hewan dan mekanismenya dalam menanggapi rangsang
E. Media/ Sumber Belajar
Media yang digunakan :
White board, LCD, Laptop, CD Pembelajaran, Camcorder,
F. Str ategi
1. Pendekatan : Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) 2. Model : Model Investigasi Kelompok
3. Metode : Diskusi, tanya jawab, praktikum
G. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan Menjelaskan aturan-aturan selama diskusi dan mempersilahkan
Memperhatikan penjelasan dosen
mahasiswa yang bertugas untuk mempersiapkan diri
Kegiatan inti Kelompok mahasiswa yang mendapat giliran
mempresentasikan hasil observasinya dengan
menggunakan media yang sudah disiapkan terlebih dahulu
pemaparan dilakukan sekitar 20 menit
Dilakukan diskusi dengan dosen tentang berbagai fenomena fisiologi yang muncul dan dilaporkan, dosen mendorong mahasiswa untuk dapat
menyajikan informasi yang tepat guna memberikan jawaban/solusi terhadap masalah yang ditemui dengan jawaban yang
komprehensif menghubungkan antara system satu dengan yang lain
Membantu mahasiswa
menganalisis dan mengevaluasi langkah-langkah pemecahan masalah yang telah dilakukan mahasiswa dan meminta
mahasiswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas mereka. Menilai kualitas makalah dan presentasi mahasiswa dengan menggunakan instrumen lembar penilaian makalah dan presentasi mahasiswa
Mempresentasikan hasil observasinya
Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen secara komprehensif berdasarkan teori dan fenomena yang berhasil diamati
Mencoba menganalisis dan mengevaluasi langkah-langkah pemecahan masalah dengan merekonstruksi pemikiran dan aktivitas mereka dalam bentuk
merevisi laporan dan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan dosen
Penutup Bersama-sama dengan mahasiswa menyimpulkan hasil diskusi dan menindaklanjuti dengan meminta mahasiswa untuk mempersiapkan diri untuk materi perkuliahan selanjutnya
Bersama-sama dosen menyimpulkan hasil diskusi dan mempersiapkan diri untuk materi perkuliahan selanjutnya
H. Evaluasi
Assesmen kinerja (Performance Assessment) dalam bentuk : A.Individual performance assesment
Berupa kinerja ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama diskusi
B.Team performance assessment yaitu makalah dan presentasi dengan menggunakan lembar penilaian makalah dan presentasi mahasiswa
I.Referensi
Carola, R., Harley J.P., Noback C.R. 1990. Human Anatomy and Physiology. Mc. Graw Hill Publishing Company. New York.
Hoar, W.S. 1983.General and Comparative Physiology.Third Edition. New Jersey. Prentice hall, Inc.
Isnaeni, W. 2006.Fisiologi Hewan. Yogyakarta. Kanisius
Kay, I. 1998.Introduction to Animal Physiology. BIOS Scientific Publishers. Limited. Biddles. Guilford.
Nogrady, T. 1992.Kimia Medisinal Pendekatan secara Biokimia. Penerjemah Raslim Rasyid dan Amir Musadad. Bandung. ITB Bandung.
Stephenson, W.K. 1980. Concepts in Neurophysiology. New York. John Wiley and Sons Inc.
Schmidt-Nielsen, K. 1991.Animal Physiology: Adaptation and Environment. Fourth Edition. New York. Cambridge University Press.
LEMBAR PENILAIAN MAKALAH
Judul :
Kelompok/Nama mahasiswa :
Rombel :
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
MAKSIMAL
SKOR
1 Mutu Ilmiah 3
2 Konsistensi Logis latar belakang 3 3 Identifikasi masalah dan perumusan
masalah
3
4 Kemutakhiran dan relevansi Pustaka Rujukan
3
5 Metode Penelitian/observasi 3
6 Penyajian Hasil 3
7 Ketajaman análisis pembahasan 3 8 Ketepatan mengambil Kesimpulan 3
TOTAL SKOR 24
Konversi Skor ke Nilai :
Skor Nilai 24-22 90 21-19 85 18-16 80 15-13 75 12-10 70 9-8 65
Rubrik Penskoran Penilaian Makalah
1. Mutu Ilmiah (Skor maksimal 3)Skor 3 : topik yang diambil masalahnya nyata, problematik dan dengan dukungan data ilmiah
Skor 2 : topik yang diambil masalahnya nyata tetapi tidak problematik, dukungan data ilmiahnya kurang
Skor 1 : topik yang diambil tidak ilmiah, tidak problematik dan hanya dugaan, tanpa dukungan data ilmiah
2. Konsistensi Logis Latar Belakang (skor maksimal 3)
Skor 3 : berisi tentang mengapa observasi/penelitian dilakukan, apa yang menjadi inti permasalahan, lingkup permasalahan, dan batasan masalah yang diobservasi/diteliti
Skor 2 : berisi beriri tentang mengapa observasi/penelitian dilakukan tetapi tidak menjelaskan inti permasalahan dan batasan masalahnya
Skor 1 : tidak menjelaskan mengapa observasi dilakukan dan hanya berisi narasi yang tidak konsisten dengan masalah yang diangkat
3. Identifikasi Masalah dan perumusan Masalah
Skor 3 : Masalah teridentifikasi dengan jelas dan dirumuskan dengan tajam mengarah pada tujuan observasi/ penelitian dan actual Skor 2 : Identifikasi masalah kurang jelas, perumusan masalah kurang
mengarah pada tujuan observasi/penelitian, kurang actual
Skor 1 : Masalah tidak diidentifikasi, perumusan masalah tidak jelas dan