• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Buku Panduan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku adalah

bahan yang tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan diberi cover, yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2015). Buku memegang peranan penting dalam kehidupan. Buku dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Buku juga merupakan sumber belajar. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar merupakan buku yang berisi teks tertulis yang didalamnya terdapat ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang Nomer 3 tahun 2017 tentang sistem perbukuan disebutkan bahwa buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

Pengertian panduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu petunjuk. Sehingga buku panduan diartikan sebagai buku petunjuk atau acuan dalam melakukan sesuatu. Buku panduan merupakan buku yang digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan informasi dan petunjuk dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku, yang dimaksud dengan buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2019 Pasal 5 ayat (5) yang dimaksud buku panduan guru yaitu buku yang memuat bahan ajar dan/atau metode mengajar yang digunakan oleh pendidik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku panduan adalah buku yang digunakan sebagai acuan yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mendapatkan informasi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Buku panduan ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman oleh guru dalam melaksanakan proses pengajaran, pada

penelitian ini yang dimaksud adalah pengajaran dalam memberikan layanan aksesibilitas akademik untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar inklusi.

b. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Buku Panduan

Buku panduan memiliki fungsi, tujuan dan kegunaan. Menurut Prastowo (2011) fungsi, tujuan, dan kegunaan buku panduan diantaranya adalah:

1) Fungsi Buku Panduan

Buku panduan dapat berfungsi sebagai bahan referensi atau rujukan bagi pendidik, sebagai bahan evaluasi, sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum, dan sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik.

2) Tujuan Buku Panduan

Buku panduan bertujuan untuk memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

3) Kegunaan Buku Panduan

Kegunaan buku panduan yaitu untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum, dapat menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pembelajaran, dan memberi pengetahuan bagi pendidik.

c. Kelayakan Buku Panduan

Buku panduan yang baik harus mencangkup kriteria kelayakan menurut aturan yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, untuk menentukan layak atau tidaknya buku panduan ini didasarkan pada instrumen penilaian buku teks menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 pada Pasal 43 ayat (5) disebutkan bahwa kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Menurut Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dalam menentukan kelayakan buku teks dapat mencangkup empat aspek, yaitu aspek isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Dari keempat aspek kelayakan ini nantinya dijabarkan ke dalam indikator-indikator yang lebih detail sehingga dapat diterapkan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu buku panduan sebagai buku standar. Berikut penjabaran dari empat aspek penilaian buku teks beserta indikatornya.

1) Aspek kelayakan isi

Aspek kelayakan isi ini diuraikan menjadi 12 indikator sebagai berikut: a) Kelengkapan materi; b) Keluasan materi; c) Kedalaman materi; d) Keakuratan konsep dan definisi; e) Keakuratan fakta dan data; f) Keakuratan contoh dan kasus; g) Keakuratan gambar, diagram, dan ilustrasi; h) Keakuratan istilah:

i) Gambar, diagram dan ilustrasi dalam kehidupan sehari- hari; j) Menggunakan contoh kasus yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari; k) Mendorong rasa ingin tahu; dan l) Menciptakan kemampuan bertanya.

2) Aspek kebahasaan

Aspek kebahasaan ini diuraikan menjadi 10 indikator yaitu sebagai berikut: a) Ketepatan struktur kalimat sesuai dengan EYD; b) Keefektifan kalimat; c) Kebakuan istilah; d) Kata yang digunakan tidak ambigu; e) Informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia; f) Pemahaman terhadap pesan atau informasi; g) Ketepatan tata Bahasa; h) Ketepatan ejaan: i) Konsistensi penggunaan istilah; dan j) Konsistensi penggunaan simbol atau ikon.

3) Aspek Penyajian

Aspek penyajian diuraikan menjadi 6 indikator, yaitu sebagai berikut: a) Keruntutan konsep; b) Konsistensi sistematika sajian;

c) Pengantar; d) Daftar Pustaka; e) Keruntutan antar alinea; dan f) Keutuhan makna dalam alinea.

4) Aspek Kegrafikan

Aspek kegrafikan diuraikan menjadi 12 indikator, yaitu sebagai berikut: a) Kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO; b) Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku; c) Penampilan unsur tata letak pada sampul muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten.; d) Warna unsur tata letak harmonis yang memperjelas fungsi; e) Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca; f) Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi huruf; g) Ilustrasi sampul:

menggambarkan isi/materi dan mengungkapkan karakter obyek;

bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita; h) Konsistensi tata letak: i) Tata letak mempercepat halaman; j) Tipografi isi buku sederhana : tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf; penggunaan variasi huruf; lebar susunan normal;

spasi antar huruf normal; k) Tipografi isi buku memudahkan pemahaman: jenjang judul-judul jelas, konsisten dan proporsional; tanda pemotongan kata; dan l) Ilustrasi isi : mampu mengungkap makna/arti dari obyek; bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan; kreatif dan dinamis.

Sedangkan menurut Prastowo (2015) menyatakan standar penilaian dirumuskan dengan melihat tiga aspek yaitu sebagai berikut:

1) Standar materi meliputi: kelengkapan materi, keakuratan materi, kegiatan yang mendukung materi, kemukhtakhiran materi, upaya untuk meningkatkan kompetensi siswa, pengorganisasian materi mengikuti sistematika keilmuan, materi mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir, materi merangsang siswa untuk melakukan inquiry dan penggunaan notasi, simbol, dan satuan.

2) Standar penyajian meliputi: organisasi penyajian umum, organisasi penyajian perbab, penyajian mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan, melibatkan siswa secara aktif.

mengembangkan proses pembentukan pengetahuan, tampilan umum, variasi dalam cara penyampaian informasi, meningkatkan kualitas pembelajaran, anatomi buku pelajaran, memperhatikan kode etik dan hak cipta, memperhatikan kesetaraan gender dan kepedulian terhadap lingkungan.

3) Standar bahasa meliputi: menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peristilahan mematuhi ejaan yang disempurnakan, kejelasan bahasa yang digunakan, kesesuaian bahasa, kemudahan untuk dibaca.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kriteria buku panduan yang berkualitas meliputi empat aspek kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Kriteria ini digunakan oleh peneliti sebagai dasar agar hasil pengembangan produk buku panduan tidak menyimpang dari standar yang telah ditentukan oleh BSNP.

Dalam dokumen BAB-II KAJIAN-PUSTAKA-DAN KERANGKA-BERPIKIR (Halaman 31-36)

Dokumen terkait