• Tidak ada hasil yang ditemukan

Business Model Canvas

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 24-33)

Menurut Osterwalder dan Yves (2010), model bisnis merupakan sebuah gambaran atau deskripsi dari sebuah organisasi dalam melakukan sebuah kreasi, implementasi, dan menangkap nilai yang

ada. Model bisnis ini dirangkai dalam sebuah 9 building blocks sebagai berikut:

Gambar 2.6 Nine Building Blocks Sumber: Osterwalder dan Yves, 2010 1. Customer segment

Bagian ini menjelaskan macam kategori masyarakat dari kumpulan target pasar yang menjadi sasaran bagi sebuah organisasi untuk memberikan pelayanannya berupa barang dan jasa yang sesuai. Adapun beberapa klasifikasi customer segment yaitu:

Mass market, tipe customer segment ini tidak terfokus pada suatu kumpulan atau kelompok tertentu, pasar yang dituju adalah pasar secara keseluruhan. Tipe model bisnis yang

diberikan biasanya berupa kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh kelompok secara keseluruhan.

Niche market, tipe ini terfokus pada suatu kumpulan atau kelompok tertentu secara spesifik. Tipe model bisnis yang biasanya sering ditemui dalam bentuk B2B (business to

business).

Segmented, pada tipe ini pasar dibagi menjadi beberapa segmen yang terbagi sesuai dengan kebutuhan. Tipe model bisnis yang sering ditemui biasanya berupa bisnis spesialis. Diversified, tipe ini merupakan tipe yang sudah

dikembangkan lebih luas dalam hal segmen pasar maupun kebutuhan.

Multi-sided platform (multi-sided market), tipe ini merupakan tipe yang mengkombinasikan dua atau lebih segmen pasar yang ada dan menghasilkan sebuah sistem model bisnis yang baru.

Dalam memulai suatu bisnis baru, haruslah menentukan segmen pasar mana yang menjadi target pilihan dan sesuai dengan apa yang tersedia dan dapat diberikan secara maksimal oleh calon pebisnis.

2. Value proposition

Value proposition adalah sebuah bentuk barang atau jasa yang

memiliki nilai untuk kelompok segmen pasar. Hal ini merupakan salah satu faktor penentu pasar untuk beralih dari produk satu ke yang lainnya, dengan membandingkan mana yang lebih memberikan manfaat atau nilai lebih. Berikut ini adalah unsur dari nilai lebih atau nilai tambah, yaitu:

Newness, sebuah unsur nilai tambah baru yang merupakan tambahan dari nilai yang sebelumnya telah diberikan.

Performance, sebuah unsur nilai tambah berupa peningkatan dalam segi performa suatu barang atau jasa.

Customization, sebuah unsur nilai tambah yang menggabungkan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan pasar secara spesifik.

Getting the job done, sebuah unsur nilai tambah dalam bentuk pelayanan kepada pelanggan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan mereka.

Design, sebuah unsur nilai tambah yang ditanamkan dalam sebuah desain.

Brand / status, sebuah unsur nilai tambah yang tertanam dalam sebuah merek atau nama dari suatu barang atau jasa.

Price, sebuah unsur nilai tambah berupa tingkat harga yang dibebankan kepada pelanggan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Cost reduction, sebuah unsur nilai tambah dimana pebisnis memperhatikan pelanggan dalam hal biaya.

Risk reduction, sebuah unsur nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan sebagai bentuk pengurangan resiko.

Accessibility, sebuah unsur nilai tambah dimana dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengakses barang dan jasa yang diberikan.

Convenience / usability, sebuah unsur nilai tambah dimana barang atau jasa yang disediakan nyaman dan mudah untuk digunakan oleh pelanggan.

3. Customer relationship

Bagian ini merupakan deskripsi atau penjabaran mengenai cara sebuah perusahaan maupun pebisnis dalam melakukan usahanya untuk tetap membangun hubungan yang baik dengan pelanggan sebagai bentuk hubungan baik antara pebisnis dan pelanggan. Hal yang mendorong para pebisnis untuk mempertahankan hubungan ini adalah customer acquisition, customer retention, dan boosting sales (upselling). Ada beberapa cara dalam membangun customer relationship, yaitu:

Personal assistance, dimana pelanggan dapat dengan langsung berbicara dan berinteraksi dengan pegawai representatif dalam hal melayani proses pembelian barang atau jasa.

Dedicated personal assistance, dimana pelanggan akan dilayani secara langsung oleh seorang pegawai representatif selama hubungan terjalin antara pelanggan dengan pebisnis. Self-service, dimana pebisnis tidak melakukan kontak

langsung dengan pelanggan, tetapi dengan menyediakan segala macam kebutuhan pelanggan untuk dapat melayani dan tetap mempertahankan hubungan antara pebisnis dan pelanggan.

Automated service, bentuk hubungan yang merupakan perpaduan pelayanan self-service dengan proses yang terautomatisasi.

Communities, saat ini banyak pebisnis yang mengutilisasikan keberadaan komunitas sebagai salah satu bentuk hubungan antara pebisnis dan pelanggan.

Co-creation, hal ini diimplementasikan dalam bentuk ulasan atau evaluasi dari pelanggan kepada pebisnis atas pelayanan yang diberikan selama ini (feedback).

4. Channels

Merupakan upaya suatu perusahaan atau pebisnis untuk mengkomunikasikan value proposition yang ada dan mencapai segmen pasar yang dituju. Channels memiliki lima fase yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.7 Five Channel Phases Sumber: Osterwalder dan Yves, 2010 Ada pun beberapa fungsi dari upaya saluran ini adalah:

Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap barang atau jasa yang disediakan oleh pebisnis.

Sebagai alat bantu bagi pelanggan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan (value proposition) yang diberikan. Memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk memilih

barang atau jasa yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Sebagai saluran pengantar value proposition dari pebisnis

kepada pelanggan.

Sebagai layanan servis kepada pelanggan setelah proses pembelian.

5. Revenue stream

Hal ini merupakan bentuk pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bagian ini merupakan dasar atau modal berjalannya suatu bisnis. Terdapat dua tipe pendapatan dalam suatu model bisnis, yaitu:

Pendapatan atas transaksi penjualan barang atau jasa dengan pelanggan secara langsung.

Pendapatan atas transaksi yang dijalankan dengan pelanggan secara berkala atas penjualan barang atau jasa.

6. Key resources

Bagian ini merupakan unsur yang sangat penting di dalam memulai suatu bisnis yang mendeskripsikan kumpulan aset (tetap maupun tidak tetap) yang menunjang proses bisnis. Kumpulan aset ini membantu pebisnis dalam hal merangkai

value proposition, mencapai target pasar, mempertahankan

hubungan dengan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan. Kumpulan aset ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

Physical, kategori ini terdiri dari aset berupa fasilitas-fasilitas penunjang produksi, gedung, kendaraan, mesin, sistem, dan sistem distribusi.

Intellectual, kategori ini terdiri dari merek, hak paten,

komponen tersebut sangat penting dalam membangun bisnis model yang kuat.

Human, dalam suatu kelompok usaha dibutuhkan man-power yang merupakan salah satu unsur penting di dalam proses berjalannya suatu bisnis.

Financial, salah satu unsur terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah adanya sumber dana yang dibutuhkan untuk proses berjalannya bisnis tersebut.

7. Key activities

Aktifitas inti untuk menjalankan suatu bisnis adalah unsur terpenting yang harus dijalankan dengan sangat baik. Seperti key

resources, unsur ini merupakan unsur pembentuk value proposition, mempertahankan customer relationship,

menhasilkan pendapatan, dan mencapai target pasar. Aktifitas inti dapat dibagi menjadi beberapa kategori:

Production, aktifitas ini melingkupi kegiatan mendesain, menciptakan, dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu sesuai dengan permintaan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai dalam perusahaan manufaktur.

Problem solving, aktifitas ini melibatkan seorang pebisnis untuk membantu mencari solusi atau memecahkan masalah pelanggan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai berupa

penyedia jasa konsultasi, rumah sakit, dan organisasi jasa lainnya.

Platform / network, aktifitas yang didominasi oleh terbentuknya suatu jaringan sebagai penunjang aktifitas bisnis.

8. Key partnership

Merupakan sebuah unsur koneksi antara pemasok dan rekan bisnis yang memberikan konstribusi terhadap proses bisnis. Adapun beberapa tipe key partnership, antara lain:

Alliance, strategi aliansi dengan non-kompetitor. Coopetition, strategi kerjasama dengan kompetitor. Joint venture, untuk pengembangan bisnis baru.

Buyer-supplier relationship, untuk menjamin kepercayaan terhadap pemasok.

9. Cost structure

Merupakan unsur biaya secara keseluruhan dalam menjalankan suatu bisnis. Biaya yang dimaksud adalah biaya yang terjadi atas kegiatan operasi suatu bisnis.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 24-33)

Dokumen terkait