• Tidak ada hasil yang ditemukan

business segment performance review

Dalam dokumen borneo€ar2011 4juni small (Halaman 52-56)

Operasional

Operations

Pada tahun 2011, Borneo melanjutkan pencapaian rencana-rencananya untuk terus meningkatkan produksi dan kapasitas operasionalnya. Sebagai produsen hard coking coal pertama dan satu-satunya di Indonesia, pentingnya mengembangkan keahlian dalam bidang ini dan kebutuhan untuk meningkatkan hasil produksi, mendorong Perseroan untuk melanjutkan program penambahan jumlah staf dan merekrut ahli-ahli tambang yang sebaik mungkin. Sasarannya adalah untuk melanjutkan rekam jejak Perseroan yang kuat di bidang produksi dan pertumbuhan penjualan, sambil terus menjaga marjin keuntungan yang tinggi. Kami percaya sasaran-sasaran ini dapat dicapai dengan menarik orang-orang terbaik ke dalam tim, menanamkan rasa kesadaran untuk meminimalkan biaya, dan mengimplementasikan teknik-teknik dan teknologi pertambangan yang inovatif.

Suatu perkembangan yang menggembirakan di tahun 2011 adalah peningkatan cadangan batubara dari kandungan sumber daya yang ada. Berdasarkan penilaian JORC oleh PT SMG Consultants yang selesai di bulan Oktober 2011, lokasi tambang Borneo terbukti memiliki cadangan batubara sebesar 65,8 juta ton atau naik dari hasil penilaian di tahun 2010 sebesar 36,5 juta ton, dengan total kandungan potensial sebesar 319,8 juta ton atau turun dari 378,8 juta ton di tahun 2010. Hasil penilaian ini memberi tambahan keyakinan bahwa Perseroan memiliki cadangan high quality coking coal yang lebih dari cukup untuk mengantisipasi pertumbuhan produksi dan kapasitas operasional selama lebih dari lima tahun ke depan.

2010 2011

Cadangan Reserves Terbukti Proved Kohong 36,5 54,2

Telakon 0 11,6

Total 36,5 65,8 Terkira Probable Kohong 32,7 51,2

Telakon 0 14,7

Total 32,7 65,9

Total 69,2 131,8

Sumber Daya

Resources Terukur Measured Kohong 57,8 64,2

Telakon 0 11,8

Total 57,8 76

Borneo in 2011 continued on its fast-track plans to increase production and expand its operational capacity. As the first and only hard coking coal producer in Indonesia, the need to develop in-house expertise in this sector and the need to significantly increase output impelled the Company to continue on its program to expand staff numbers and attract the best possible experts. Our goal is to continue our track record of strong production and sales growth while striving to further improve our strong margins. We believe these objectives can be achieved by attracting the right people to join our team, instilling a strong sense of cost-consciousness, and implementing innovative mine techniques and technology.

An encouraging development in 2011 was the re- designation of resources into reserves. Based on a JORC assessment by PT SMG Consultants completed in October 2011, Borneo’s mine site now has proved reserves of 65.8 million tonnes, up from 36.5 in 2010, and total resources of 319.8 million tonnes, down from 378.8 million tonnes in 2010. This provides added comfort that our site has more than sufficient high quality coking coal to meet the demands of our anticipated growth in production and capacity over the next 5 years .

tin

2010 2011

Terindikasi Indicated Kohong 74,3 69

Telakon 0 27,7

Total 74,3 96,7 Diketahui Inferred Kohong 148,6 114 Telakon 98,1 33,1 Total 246,7 147,1

Total 378,8 319,8

Jumlah karyawan meningkat tajam dari 1.656 di 2010 menjadi 2.963 di 2011, dengan estimasi distribusi karyawan baru yang seimbang bagi operasional tambang dan fungsi-fungsi pendukung. Karyawan-karyawan pendukung memainkan peranan penting dalam sistem dan fungsi-fungsi pengawasan dan evaluasi. Karyawan di lokasi tambang naik menjadi 1.172 orang di 2011, yang terdiri dari operator- operator terlatih dan karyawan-karyawan manajemen dan logistik yang bertugas mengawasi semua infrastruktur terkait dengan perpindahan batubara dari tambang ke kapal-kapal milik pembeli.

Di tahun 2011, Borneo memulai pembangunan Intermediate Stock Pile (ISP, Penimbunan Batubara Perantara)

berkapasitas satu juta ton yang terletak kurang lebih di tengah jalur pengangkutan antara lokasi tambang dan fasilitas dermaga Perseroan di tepi Sungai Barito mengarah ke Laut Jawa. Nantinya, ISP ini akan memungkinkan Perseroan untuk mengoperasikan tongkang-tongkang berkapasitas 8.000 ton sepanjang tahun dari ISP sampai tepi sungai, sehingga Perseroan dapat mencapai kebutuhan kapasitas yang lebih besar di masa depan. Borneo saat ini mengoperasikan armadanya sendiri yang terdiri dari 30 tongkang dengan kapasitas 4.000 ton dan 14 tongkang dengan kapasitas 8.000 ton.

Pada bulan Februari 2011, pemasangan alat penghancur berkapasitas 850 ton per jam telah membantu pemrosesan batubara dan penghancuran basalt (bebatuan vulkanik) untuk peningkatan kualitas jalan. Dengan sarana dan infrastruktur logistik yang lebih baik, kegiatan pertambangan dan pengadaan kebutuhan pertambangan lainnya akan lebih efisien dan dapat dilakukan terus menerus.

Staffing numbers increased from 1.656 in 2010 to 2,963 in 2011, with approximately an equal distribution of new employees involved in mine operations and support functions. Support staff play a critical role in systems, monitoring and evaluation functions. Mine site personnel increased by 1,172 people in 2011, comprising specially trained equipment operators and management and logistics personnel in charge of overseeing all the infrastructure related to our coal movements from mine to customers’ ships.

In 2011, Borneo began construction of a 1 million ton Intermediate Stock Pile (“ISP”) located approximately at the mid-point between our mine port facility on the Barito River and the mouth of the river on the Java Sea. Once fully operational, the ISP will allow us to operate 8,000 ton barges year-round from the ISP to the mouth of the river and it will allow us to meet our enlarged future capacity demands. Borneo currently operates its own fleet of 30 barges with capacity of 4,000 tons and 14 barges with capacity of 8,000 tons.

In February 2011, the installation of an 850-ton-per-hour crusher has facilitated both coal processing and basalt crushing for road upgrades. With better roads, logistics and mining operations will benefit principally by allowing certain operations to continue during mild wet conditions and also by enabling improvements in fuel efficiency.

b

The Company made significant equipment purchases, particularly in view of the expanded production plans it has for year 2012 and beyond. In 2011 the company purchased among others 69 units Komatsu HD 785 100 ton dump trucks, 3 units of Komatsu HD 1500 dump trucks and 5 Liebher R9350 350 ton excavators. In addition, the Company also expanded its fleet of graders, dozers and loaders by 35 units in 2011. To provide fuel and retain a sufficient stockpile, 5 additional 3,000 kilo liter bulk fuel tanks were added to the fuel depot for a total of 7 3,000 kilo liter bulk fuel tanks.

The Company uses quality equipment from recognized manufacturers as a means of ensuring predictable equipment performance and after-sales service. Key

equipment฀suppliers฀include฀Liebher,฀Komatsu,฀Terex,฀Volvo,฀

Hino, and Renault.

In line with the growth and diversity of equipment, we also significantly improved the staff-size and workshop facilities for equipment maintenance. To meet the needs of our enlarging staff numbers, a new permanent camp for roughly 2,500 people was established featuring a number of new facilities. Our airstrip was also completed in 2011 (though will only become operational in 2012), allowing added convenience for all senior mine staff as well as for potential emergencies.

In 2011 output increased to 3,3 million tonnes from 1,95 million tonnes in 2010. Sales increased to 3 million tonnes from 1,7 million tonnes in 2010. As has been mentioned throughout this report, our ability to meet our growth targets relies on our ability to continue to attract deeply experienced leaders and provide best-in-class ongoing training to all employees.

Perseroan telah melakukan pembelian peralatan yang signifikan, terutama dalam kaitannya dengan rencana- rencana ekspansi produksi di tahun 2012 dan masa depan. Di tahun 2011, Perseroan telah membeli antara lain 69 unit truk pengangkut Komatsu HD 785 berkapasitas 100 ton, 3 unit truk Komatsu HD 1500, dan 5 unit ekskavator Liebher R9350 berkapasitas 350 ton. Selain itu, Perseroan juga menambah armada grader,dozer, dan loader sebanyak 35 unit di tahun 2011. Untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan mempertahankan persediaannya, tambahan lima tangki bahan bakar berkapasitas 3.000 kiloliter telah ditempatkan di depo bahan bakar, sehingga meningkatkan jumlah tangki 3.000 kiloliter menjadi 7 tangki.

Perseroan menggunakan peralatan berkualitas dari vendor-vendor terkemuka, antara lain Liebherr, Komatsu, Terex,฀Volvo,฀Hino,฀dan฀Renault,฀sebagai฀suatu฀cara฀untuk฀ memastikan kinerja peralatan yang dapat diprediksikan dengan layanan purna jual yang prima.

Sejalan dengan penambahan dan diversifikasi peralatan, kami juga meningkatkan jumlah karyawan dan pelatihan bagi perawatan peralatan-peralatan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang meningkat ini, telah dibangun tempat tinggal permanen yang memadai dan mampu menampung sekitar 2.500 orang, dengan sejumlah fasilitas- fasilitas yang baru. Landasan udara milik Perseroan yang juga telah diselesaikan di tahun 2011 (walau baru operasional di tahun 2012) akan meningkatkan kenyamanan perjalanan bagi staf senior di lokasi tambang, juga untuk mengantisipasi kebutuhan pengangkutan dalam kondisi darurat.

Di tahun 2011, hasil produksi meningkat menjadi 3.3 juta ton dari 1.95 juta ton di 2010. Penjualan melonjak hampir dua kali lipat dari 1.7 juta ton di 2010 menjadi 3 juta ton di 2011. Seperti yang telah dijelaskan dalam laporan tahunan ini, kemampuan Perseroan untuk mencapai target pertumbuhan usaha sangat tergantung pada kemampuan untuk terus menarik minat para pemimpin berpengalaman bagi Perseroan dan untuk menyediakan pelatihan-pelatihan terbaik bagi para karyawan.

tinjauan kinerja segmen bisnis

business segment performance review

tin

Catatan: Kegiatan penambangan Borneo dilakukan oleh anak perusahaannya PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) yang 99% sahamnya dimiliki oleh Perseroan. AKT juga merupakan pemegang lisensi PKP2B generasi ketiga milik Borneo. Beberapa peralatan dimiliki oleh AKT, dan yang lain dimiliki oleh PT Borneo Mining Services (BMS), yang 99% sahamnya juga dimiliki oleh Borneo. Peralatan milik BMS disewa pakai oleh AKT.

Note: Borneo’s mining operations are conducted by its 99% owned subsidiary, PT Asmin Koalindo Tuhup (“AKT”). AKT is also the holder of Borneo’s 3rd Generation CCoW. Some equipment is owned directly by AKT, where as other equipment is owned by PT Borneo Mining Services (“BMS”), which is also a subsidiary 99% owned by Borneo. Equipment owned by BMS is leased to AKT.

tinjauan kinerja segmen bisnis business segment performance review

b

tinjauan kinerja segmen bisnis

business segment performance review

Dalam dokumen borneo€ar2011 4juni small (Halaman 52-56)