Borneo telah berupaya memasarkan batubara single hard coking coal produksinya selama 2011. Akuisisi Bumi Plc. (selesai di tahun 2012) akan membuka pintu bagi Borneo untuk merambah sumber daya mineral lainnya, terutama produk-produk batubara thermal yang dipasarkan oleh PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk. Risiko-risiko yang berasal dari investasi pada Bumi Plc. telah dipertimbangkan dan dievaluasi dengan seksama oleh Direksi dan Dewan Komisaris, yang menyimpulkan manfaat- manfaat potensial dari investasi ini akan mampu menutup risiko-risikonya. Para Direksi dan Dewan Komisaris lalu menyetujui transaksi ini melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada tanggal 30 Desember 2011.
Direksi Perseroan bertanggung jawab penuh atas penilaian risiko dan menentukan mekanisme untuk identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko-risiko tersebut. Dengan bantuan divisi Audit Internal serta masukan dari Dewan Komisaris dan Komite Audit, Perseroan mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalisasi risiko-risiko yang telah teridentifikasi.
Risiko Penurunan Harga Coking Coal yang Signifikan
Di tahun 2011, pendapatan dari coking coal mewakili seluruh penghasilan Perseroan dan akan menjadi sumber penghasilan terbesar, sehingga setiap penuruhan harga global yang tajam akan berdampak negatif bagi laporan laba-rugi Perseroan dan aktivitas-aktivitas penambangan tertentu.
Untuk meredam dampak risiko ini, Perseroan telah mengikat kontrak jangka panjang dengan para pembeli yang ada menggunakan mekanisme penentuan harga triwulanan. Perseroan telah mengambil langkah-langkah sebagai upaya mitigasi atas dampak-dampak fluktuasi harga jangka pendek.
Borneo was engaged throughout up to end of 2011 in marketing a single hard coking coal product. The acquisition of Bumi Plc (completed in 2012) will expose Borneo to other mineral resources, principally the thermal coal products marketed by PT Bumi Resources Tbk & PT Berau Coal Energy Tbk.
The risks associated with the investment in Bumi Plc were considered and evaluated by the Board of Directors and the Board of Commissioners, who concluded that the potential benefits of this investment would outweigh the risks. Approval for the transaction was obtained from an Extraordinary General Meeting of Shareholders on December 30, 2011.
The Company’s Board of Directors is ultimately responsible for assessing risk and for establishing mechanisms to identify, evaluate and mitigate risks. With the assistance of Internal Audit, and the input of the Board of Commissioners and the Audit Committee, the Company takes measures to minimize identified risks.
Risk of Significant Decline in Coking Coal Prices
In 2011, revenue from coking coal represented basically all earnings and in the near future will still represent a
majorityofearnings;thusanylargedeclineinglobalcoking
coal prices would have a negative effect on the income statement and could affect certain mining operations.
To mitigate this risk, the Company has engaged in long- term contracts with known customers, based upon a quarterly pricing mechanism. The Company has also established measures to try to mitigate against the effects of short term price fluctuations.
tinjauan pendukung bisnis business support review
tin
Risiko dari Program Ekspansi
Target pertumbuhan Perseroan yang agresif tentunya melibatkan berbagai macam risiko. Dari kapasitas produksi sebesar 3,6 mtpa di tahun 2010, Perseroan telah meningkatkannya menjadi 5 mtpa di akhir 2011. Sampai akhir tahun 2011, Perseroan telah menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan produksi dan tetap memegang kendali atas aktivitas-aktivitas operasional, finansial, logistik, dan keselamatan kerja. Meski terdapat risiko-risiko bawaan, rencana pengembangan Perseroan tetap agresif karena kami percaya pihak manajemen terus berupaya mengidentifikasi dan mengatasi risiko- risiko utama, sambil terus mengejar pencapaian rencana penambangan yang ambisius.
Area-area risiko yang akan tetap ada adalah:
• Kemampuanuntukmengintegrasikanperalatan,mesin- mesin, dan karyawan-karyawan baru ke dalam proses produksisecaraeisiendansecepatmungkin; • Tingkatketersediaanperalatandanmesin; • Kemudahanmendapatkanmesin,peralatan,dansuku cadangnya. • Ketersediaanrencanatambangdankepatuhan pelaksanaannya.
Risiko dalam Memperoleh, Mempertahankan, dan Memperbarui Lisensi, Surat Ijin, dan Persetujuan Sebagai suatu entitas pertambangan besar, Perseroan wajib mentaati sejumlah persyaratan hukum yang
Risk Related to Expansion Program
The Company’s aggressive growth targets involve numerous types of risks. From output capacity of 3.6 mtpa in year 2010, the Company’s output capacity has risen to 5 mtpa as of end 2011. As of year-end 2011, the Company has demonstrated its capability to expand production and further develop controls in operations, finance, logistics and safety. The Company’s expansion plans remain ambitious and although these plans carry certain risks, we believe management is continually addressing key risks and seeking to mitigate these while pursuing their ambitious mine plan.
Areas of particular risk continue to be:
• Abilitytointegratenewequipment,machinery,and
employees into the production process as efficiently
andquicklyasexpected;
• Equipmentandmachineryavailabilityrates; • Obtainingmachinery,equipmentandspareparts. • Adequacyofmineplanandcompliancetotheplan
Risk in Obtaining, Maintaining, Renewing Licenses, Permits and Approvals
As a large mining concern, the Company must abide by numerous legal requirements from many different
tinjauan pendukung bisnis business support review
manajemen risiko risk management
b
government bodies. The need to maintain various licenses, permits, and approvals with various bodies, expiring at different times introduces a risk of non-compliance.
To mitigate this risk, the Company maintains a legal unit to track all legal requirements and process all licences, permits and approvals within the given time frames. In addition, good communications is maintained with various government bodies, through the Corporate Secretary, mine site personnel and the legal unit to ensure that the Company is fully complying with all regulations, including renewal requirements as well as requirements for new operations.
Risk in the Delay of Coal Transshipments
Currently, the Company relies on only one shipment route: a 36 km coal hauling road to a barge loading port on the Barito River and, from that point, by barge approximately 562km down the Barito River to our transshipment point at Taboneo, on the coast. The construction in 2011 of an Intermediate Stock Pile (ISP) in Damparan, roughly half way down the river, will provide a significant reduction in transhipment delays by placing a significant stockpile at the ISP and allowing transport to continue year-round from the ISP to Taboneo, even while low water levels North of the ISP may occasionally impair coal barging.
The ISP will provide the Company with greater logistics flexibility. Other alternative transportation options are also being actively considered by the company.
telah ditetapkan oleh berbagai lembaga pemerintah. Kebutuhan untuk tetap mempertahankan lisensi, surat ijin, dan persetujuan dari lembaga-lembaga tersebut dapat menimbulkan risiko ketidak patuhan jika Perseroan tidak memperbaruinya, terutama mengingat masa berlaku yang berbeda-beda.
Sebagai upaya mitigasi risiko ini, Perseroan menugaskan unit legal untuk menjaga tingkat kepatuhan terhadap semua persyaratan hukum dan proses lisensi, perijinan, dan persetujuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Demikian juga, komunikasi yang terjaga baik dengan berbagai lembaga pemerintah terkait dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan, personel tambang, dan unit legal untuk memastikan Perseroan sepenuhnya mentaati semua peraturan, termasuk pembaharuan persyaratan-persyaratan operasional, baik untuk yang telah ada maupun yang baru dirintis.
Risiko dari Penundaan Pengiriman Batubara Saat ini, Perseroan bergantung pada satu rute pengiriman batubara: jalan sepanjang 36 kilometer menuju dermaga kapal tongkang di Sungai Barito, diteruskan melalui sungai sepanjang 562 kilometer sampai titik pengangkutan di bagian pesisir Taboneo. Pembangunan Intermediate Stock Pile (ISP) di Damparan, sekitar separuh jalan ke arah sungai, akan mengurangi penundaan pengangkutan secara signifikan dengan menimbun stok batubara di ISP, yang selanjutnya dapat diangkut secara lebih cepat dari ke Taboneo, walaupun rendahnya debit sungai di bagian utara ISP dapat mengganggu kelancaran tongkang batubara. ISP ini akan membuat proses logistik Perseroan menjadi lebih fleksibel. Sedangkan metode transportasi alternatif lainnya juga sedang dipertimbangkan oleh Perseroan.
tinjauan pendukung bisnis business support review
tin
Risiko terkait Fluktuasi Harga Bahan Bakar Perseroan menggunakan bahan bakar dalam jumlah yang sangat besar untuk mengoperasikan peralatan dan membangkitkan listrik di tambang. Kenaikan harga bahan bakar yang tinggi akan sangat mempengaruhi struktur pembiayaan Perseroan. Perseroan terus mengevaluasi biaya-biaya bahan bakar dalam kesepakatan kontrak penyediaannya, juga mempertimbangkan perlunya hedging.
Pembangunan fasilitas pembangkit listrik bertenaga batubara mungkin dapat mengurangi risiko kenaikan harga bahan bakar, dan hal ini sedang dipertimbangkan Perseroan, terutama dalam kaitannya dengan rencana penerapan sistem in-pit crushing and conveying (IPCC) dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Risk Related To Fluctuating Fuel Prices
The Company consumes large amounts of fuel in equipment operation and electricity generation. Large increases in the price of fuel will significantly affect the costing structure. The Company continues to evaluate fuel costs within its contract arrangements and is assessing the value of engaging in hedging activities. The development of a coal-powered energy generation facility may reduce exposure to some fuel price exposure, and this is being actively considered by the company in conjunction with its eventual plans to implement an in-pit crushing and conveying system (“IPCC”) within the next five years.
tinjauan pendukung bisnis business support review
b