• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.7 Buzzer

Buzzer merupakan suatu komponen elektronik berukuran kecil, memiliki 2 pin dan menghasilkan keluaran berupa suara. Buzzer bekerja pada rentang tegangan 3V-24V. Buzzer menghasilkan suara dengan kekuatan ≥ 85 dB dan frekuensi resonansi ± 300 - 2300Hz. Modul buzzer seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Buzzer Buzzer memiliki 2 pin, yaitu :

Positif (+) / kabel merah : pin catu daya (3V-24V).

Negatif (-) / kabel hitam : ground

Buzzer mempunyai 2 pin utama yaitu Vin dan GND. Pin Vin terhubung pada pin 8 dan pin GND terhubung pada pin GND pada Arduino Uno. Buzzer pada alat ini berfungsi sebagai indikator bahwa proses terapi telah selesai selain itu berfungsi sebagai alarm ketika jarak dari objek dan sinar inframerah < 35cm dan > 45 cm.

BAB III

PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Sistem

Rancang bangun alat terapi inframerah berbasis mikrokontroler Arduino Uno berguna untuk membuat alat terapi inframerah yang dilengkapi sistem pengatur jarak terapi, pengatur lama waktu terapi dalam menit, pengatur intensitas cahaya terapi, dan pemantau suhu kulit pasien yang terkena paparan sinar selama terapi. Untuk mengatur jarak terapi pasien dengan lampu inframerah, digunakan sensor jarak yaitu HC-SR04. Sensor ini akan membaca jarak antara pasien dan lampu inframerah dalam bentuk sentimeter (cm). Alat ini menggunakan rangkaian dimmer PWM untuk mengatur intensitas cahaya inframerah. Terdapat potensio yang berguna untuk mengatur data yang diterima rangkaian PWM yang kemudian diolah dan keluarannya berupa perubahan terang redupnya lampu terapi. Untuk memantau suhu kulit pasien yang terpapar sinar inframerah digunakan sensor MLX 90614. Alat ini dilengkapi dengan relay yang berguna sebagai switch on/off lampu otomatis. Alat ini juga dilengkapi dengan pengaturan timer yang dapat diatur dalam menit. Keluaran berupa waktu hitung mundur akan tertampil pada layar LCD Nextion. Selama terapi, jika jarak pasien dan lampu tidak sesuai yaitu 35 – 45 cm maka buzzer akan berbunyi.

Ketika waktu terapi telah selesai, buzzer akan berbunyi yang menandakan bahwa terapi telah selesai.

Gambar 3.1 Desain Alat Terapi Infrared 3.2 Diagram Blok Sistem

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem

Sistem perancangan pada alat ini memiliki input berupa potensio, sensor jarak, sensor suhu dan LCD Nextion yang akan diterima dan diproses oleh mikrokontroler.

Mikrokontroler berfungsi untuk mengontrol dimmer, relay, dan menampilkan karakter pada LCD Nextion, dan mengolah data yang diperoleh dari potensio, sensor jarak dan sensor suhu. Ketika alat dinyalakan maka akan muncul tampilan START, setelah itu tekan tombol START untuk melakukan proses selanjutnya. Sensor jarak akan membaca jarak antara objek dengan lampu, lalu tekan tombol Next untuk melakukan setting timer. Setelah timer diatur tekan tombol START untuk memulai proses. Relay akan otomatis bekerja dan lampu akan menyala. Selama proses berlangsung, suhu yang terukur pada permukaan kulit pasien yang diterapi akan tertampil pada LCD Nextion dan jika jarak antara lampu dan pasien tidak sesuai dengan yang diinginkan yaitu 35 - 45 cm, maka buzzer akan berbunyi. Ketika proses telah selesai, relay akan bekerja mematikan lampu dan buzzer akan berbunyi.

3.3 Perancangan Mekanik

Rancang bangun alat terapi inframerah berbasis mikrokontroler ATMega328 memiliki 3 bagian. Blok tampilan sistem menggunakan LCD Nextion dan pengatur intensitas cahaya terapi menggunakan potensio seperti pada gambar 3.3 dan blok pemantau jarak menggunakan sensor HC-SR04, pemantau suhu kulit pasien yang terpapar sinar menggunakan sensor MLX 90614, dan lampu terapi infrared seperti pada gambar 3.4. Sedangkan, untuk keamanan pada system alat terapi ini menggunakan buzzer sebagai alarm ketika proses terapi telah selesai dan switch on/off digunakan untuk menyalakan lampu infrared seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.3 Blok Tampilan dan Pengaturan Intensitas Cahaya Keterangan :

1. LCD Nextion Touchscreen 2. Potensiometer

Gambar 3.4 Blok Infrared, Sensor Suhu dan Sensor Jarak 1

2 3

1 2

Keterangan : 1. Lampu Infrared 2. Sensor HC – SR04 3. Sensor MLX90614

Gambar 3.5 Blok Buzzer Keterangan :

1. Buzzer

3.4 Perancangan Elektrik

Adapun perancangan elektronik secara umum memiliki beberapa blok sistem yaitu pada blok sistem kontrol dengan memanfaatkan beberapa modul Arduino yang telah ada. Selain itu ada beberapa rangkaian pendukung lainnnya yaitu rangkaian switch ON/OFF.

3.4.1 Modul AC Light Dimmer

Modul dimmer PWM AC disini berfungsi mengatur intensitas cahaya seperti terang dan redup cahaya infrared dengan menggunakan potensiometer. Pada alat ini pin yang digunakan untuk dimmer adalah pin digital 2 dan 12. Wiring Modul Dimmer seperti pada gambar 3.6.

1

Gambar 3.6 Wiring Modul Dimmer 3.4.2 LCD Nextion Touchscreen

LCD Nextion berfungsi untuk mengatur dan menampilkan suhu tubuh pasien, jarak antara objek dan lampu infrared serta timer pada saat terapi berjalan. Untuk mengatur tampilan layar LCD Nextion menggunakan aplikasi Nextion Editor.

Gambar 3.7 Wiring LCD Nextion Touchsreen 3.4.3 Rangkaian Sensor HC - SR04

Rangkaian sensor HC – SR04 pada alat terapi infrared ini berfungsi sebagai sensor jarak atau pembacaan jarak antara lampu infrared dengan objek. Sensor ini menggunakan dua pin digital untuk mengkomunikasikan jarak yang terbaca yaitu pin echo untuk mendeteksi ultrasonik yang memantul kembali serta pin trig untuk memicu pemancar gelombang ultrasonik.

Gambar 3.8 Rangkaian Sensor HC – SR04

3.5 Perancangan Perangkat Lunak

Adapun perancangan perangkat lunak yang dilakukan pada alat terapi inframerah berbasis mikrontroler ATMega 328 yaitu sebagai berikut :

3.5.1 Nextion Editor

Aplikasi Nextion Editor merupakan aplikasi yang berfungsi untuk membuat desain tampilan pada LCD touchscreen Nextion yang telah di support oleh software Arduino. Sehingga memudahkan untuk membuat desain tampilan sesuai yang dibutuhkan dan memudahkan untuk mengoneksikan antara LCD touchscreen nextion dengan Arduino Uno. Gambar 3.9 menunjukkan Nextion Editor.

Gambar 3.9 Tampilan Nextion Editor 3.5.2 Perancangan Tampilan LCD Nextion Touchscreen

Tampilan LCD Touchscreen ditunjukkan pada gambar 3.10. Tampilan LCD touchscreen menampilkan hasil pembacaan sensor jarak, sensor suhu, dan pengaturan timer. Tampilan awal sistem pada LCD Nextion seperti pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Tampilan Awal Sistem

Selain itu terdapat tampilan yang berguna untuk menampilkan jarak yang dibaca oleh sensor jarak HC-SR04 seperti pada gambar 3.11. Pada tampilan ini juga terdapat tombol next untuk mengatur sistem ke proses selanjutnya.

Gambar 3.11 Tampilan Sensor Jarak

Untuk mengatur lama proses terapi terdapat tombol yang berguna untuk mengatur berapa lama waktu terapi dalam menit. Kemudian untuk memulai proses terapi digunakan tombol start. Tampilan sistem seperti pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Tampilan Timer

Tampilan terakhir menampilkan countdown waktu proses terapi. Selain itu juga terdapat tampilan hasil pembacaan suhu tubuh pasien yang dibaca oleh sensor MLX 90614 dan pembacaan jarak oleh sensor HC-SR04. Jika jarak pasien tidak sesuai dengan yang diinginkan yaitu 35 – 45 cm, maka buzzer akan berbunyi. Untuk kembali ke proses awal digunakan tombol back. Tampilan sistem seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Tampilan Countdown dan Sensor Suhu

3.5.3 Perancangan Sistem Cara Kerja Alat

Berdasarkan gambar dibawah ini menjelaskan sistem atau cara kerja dari Rancang Bangun Terapi Infrared dengan Sistem Pemantau Jarak dan Kontrol Intensitas Cahaya berbasis Mikrokontroler ATMega 328.

MULAI

BACA SENSOR

TAMPILKAN KE LCD

TOMBOL NEXT DITEKAN

N

TOMBOL NEXT

Y INISIALISASI

A

ATUR WAKTU

TOMBOL +

Y

TAMPILKAN KE LCD DITEKAN

N

TOMBOL -

Y

N DITEKAN

TOMBOL START B

B

BACA SENSOR SUHU

LAMPU NYALA

Y

TOMBOL START DITEKA

N

BACA SENSOR JARAK

N

A

C

D TIMER COUNTDOWN

AKTIF

C

Y Jarak <

35cm

N D

Y Jarak >

45cm

N

BUZZER MATI TIMER S = 0

LAMPU MATI

BUZZER NYALA BUZZER NYALA

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Perencanaan Mekanik

Perancangan mekanik pada alat ini telah selesai dan sesuai dengan harapan pada setiap bloknya. Pada blok tampilan dan pengaturan intensitas cahaya bekerja dengan baik. Dan hasilnya seperti gambar 4.1

Gambar 4.1 Blok Tampilan dan Pengaturan Intensitas Cahaya

Hasil dari blok tampilan dan pengaturan intensitas cahaya sesuai dengan apa yang diharapkan. LCD dapat menampilkan jarak, suhu tubuh pasien serta timer.

Sedangkan potensio dapat bekerja untuk mengatur intensitas cahaya seperti terang dan redup cahaya infrared.

Keterangan :

1. LCD Nextion Touchscreen 2. Potensiometer

2

Dan hasil blok lampu infrared, sensor suhu dan sensor jarak sesuai dengan apa yang diharapkan. Lampu Infrared dapat menyala setelah timer berjalan, sehingga dapat digunakan untuk terapi. Sensor jarak dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menampilkan jarak antara cahaya infrared dengan objek, serta sensor suhu dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menampilkan suhu tubuh pasien pada saat diterapi seperti pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Blok Infrared, Sensor Suhu dan Sensor Jarak Keterangan :

1. Lampu Infrared 2. Sensor HC – SR04 3. Sensor MLX90614

Sedangkan pada blok blok buzzer juga sesuai dengan apa yang diharapankan.

Buzzer dapat berbunyi pada saat timer selesai berhitung mundur yang menandakan bahwa terapi telah selesai dilakukan. Seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Blok Buzzer

1

2 3

4.2 Implementasi Perencanaan Elektrik

Perancangan elektronik yang telah direncanakan pada bab 3, telah selesai dikerjakan. Rangkaian elektronik didesain dan di tata sedemikian rupa agar terlihat rapi karena banyak menggunakan jumper. Keseluruhan rangkaian elektronik yang digunakan terdiri dari modul dimmer, rangkaian power dan ground, sensor suhu, sensor jarak, arduino uno, modul relay 1 channel, buzzer, dan potensio. Gambar 4.4 adalah implementasi rangkaian elektronik yang telah digunakan.

Gambar 4.4 Rangkaian dalam Box 4.3 Troubleshooting

Pada saat perencanaan desain sampai dengan pembuatan alat banyak permasalahan yang telah dialami, seperti berikut ini :

1. Kesalahan pada program timer.

a. Permasalahan :

Pada saat alat dinyalakan, page 3 di LCD yaitu hasil timer tidak bisa countdown dan terjadi bouncing.

b. Analisis :

Setelah dianalisis, timer tidak bisa countdown dan bouncing karena kesalahan pada program sehingga memperbaiki program dengan cara

menambah program dengan flag. Setelah memperbaiki program akhirnya timer dapat countdown dan tidak bouncing.

c. Solusi :

Memperbaiki program.

2. Dimmer tidak bisa menyala dan lampu berkedip.

a. Permasalahan :

Pada saat pertama kali mencoba menyalakan lampu menggunakan modul dimmer, masalah yang pertama yaitu indikator led pada dimmer tidak menyala sehingga secara otomatis lampu infrared pun tidak menyala.

Masalah yang kedua yaitu saat dimmer sudah menyala tetapi lampu infared bekerja secara tidak teratur seperti berkedip.

b. Analisis :

Setelah dianalisis, untuk masalah yang pertama yaitu ada bagian kabel yang longgar lalu untuk masalah yang kedua yaitu terdapat program yang masih kurang dan pengaturan mapping pada potensio yang kurang tepat.

c. Solusi :

Merekatkan kabel yang longgar dan perbaikan pada program serta pengaturan mapping pada potensio.

3. Sensor suhu tidak berfungsi.

a. Masalah :

Pada saat alat dinyalakan, sensor suhu tidak dapat terbaca atau tidak berfungsi untuk menampilakn suhu pada kulit pasien.

b. Analisis :

Setalah dianalisis, ternyata konektor pada sensor kurang rekat sehingga menyebabkan sensor tidak dapat membaca suhu dan tidak terhubung ke arduino uno.

c. Solusi :

Memperbaiki konektor sensor suhu yang kurang rekat menggunakan solder.

4. Sensor jarak tidak berfungsi.

a. Masalah :

Pada saat alat disambungkan ke sumber AC,sensor jarak tidak dapat mebaca jarak dengan baik,dan hasilnya jauh dari parameter yang seharusnya.

b. Analisis :

Setelah dianalisis, ternyata rumus yang digunakan pada program arduino kurang tepat, sehingga meyebabkan pembacaan yang tidak akurat.

c. Solusi :

Memperbaiki rumus sensor jarak pada program arduino.

5. Relay tidak berfungsi.

a. Masalah :

Relay tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau tidak mau menyala.

b. Analisis :

Setelah dianalisis, ternyata tombol pada lcd nextion tidak dapat berfungsi karena peletakan pemindahan halaman yang kurang tepat.

c. Solusi :

Memperbaiki program pemindahan halaman pada lcd nextion yang awalnya ada pada touch press event ke touch release event.

4.4 Pengujian Komponen

Sebelum membuat rangkaian, dilakukan pengujian komponen terlebih dahulu untuk memastikan komponen yang dibeli berfungsi dengan baik.

4.4.1 Pengujian Liquid Crystal Display Nextion

Pengujian Liquid Crystal Display (LCD) Nextion dengan cara menghubungkan LCD dan dihubungkan pada pin di Arduino. Setelah selesai menghubungkan, dibuat kode progam untuk di upload ke Arduino. Pada gambar 4.4. menunjukkan bahwa LCD Nextion sudah dapat menampilkan karakter. Hal ini menunjukkan bahwa LCD Nextion dapat berfungsi dengan baik. Pengujian dilanjutkan dengan

membuat kode untuk menampilkan hasil pembacaan sensor jarak HC SR-4, sehingga LCD Nextion dapat menampilkan hasil pembacaan sensor jarak antara pasien dan sinar infrared seperti pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil pengujian karakter LCD Nextion

Gambar 4.6 Hasil pembacaan jarak

Berdasarkan beberapa pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh komponen yang digunakan dalam keadaan baik dan dapat dirangkai sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya.

4.4.2 Pengujian Sensor Jarak

Pada alat ini, sensor HC SR-04 berfungsi sebagai sensor jarak yang digunakan untuk mengukur jarak antara pasien dengan sinar inframerah. Pengujian Sensor Ultrasonik HC – SR04 adalah dengan cara menggunakan program untuk sensor HC – SR04 pada mikrokontroler serta menghubungkan kaki – kaki komponen yang digunakan dan sebagai berikut :

1. Hubungkan kaki VCC pada sensor ultrasonik ke VCC pada mikrokontroler.

2. Hubungkan kaki TRIG pada sensor ultrasonik ke kaki D9 pada mikrokontroler sebagai input. bagi mikrokontroler berupa data analog yang akan diproses menjadi nilai jarak mikrokontroler. Dilakukan perbandingan dalam pengukuran sensor ultrasonik dengan pengukur jarak yaitu meteran. Pengukuran menggunakan sensor HC SR - 04 bisa dikatakan hampir sama dengan hasil pembacaan jarak menggunakan meteran. Walaupun hasil pembacaan jarak sensor HC SR-04 dengan meteran berbeda sekitar 1 - 2 cm. Berikut hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Hasil Pembacaan Jarak

Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Sensor Jarak dan Meteran

No Sensor Meteran

1 5 cm 6 cm

2 20 cm 21 cm

3 35 cm 36 cm

4 40 cm 41 cm

5 50 cm 52 cm

Grafik 4.1 Hasil Pembacaan Jarak HC – SR04 dan Meteran 4.4.3 Pengujian Dimmer

Dimmer digunakan untuk mengatur besaran tegangan yang menyebabkan perbedaan tingkat cahaya lampu yang menyala, disini untuk mengatur cahaya mulai dari yang redup hingga ke terang dengan menggunakan potensiometer. Pada alat terapi ini, modul ini digunakan sebagai pengatur intensitas cahaya atau terang dan redup cahaya infrared pada saat dilakukan terapi. Pengujian modul dimmer adalah dengan cara menggunakan program rbd.dimmer pada mikrokontroler, menggunakan multimeter digital untuk mengukur tegangan lampu pada saat terang dan redup serta menghubungkan kaki – kaki komponen yang digunakan sebagai berikut:

1. Hubungkan kaki VCC pada modul dimmer ke VCC pada mikrokontroler.

2. Hubungkan kaki GND pada modul dimmer ke GND pada mikrokontroler.

3. Hubungkan kaki Z-C pada modul dimmer ke kaki D2 pada mikrokontroler.

4. Hubungkan kaki serial pin pada modul dimmer ke D12 pada mikrokontroler.

60

Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan

1 2 3 4 5

Dengan memutar potensio sesuai dengan nilai pembacaan potensio yang dihasilkan, lampu akan menghasilkan tegangan yang berbeda – beda, sehingga lampu akan terang dan redup sesuai dengan nilai yang telah diatur oleh potensio tersebut. Untuk cara pengukuran tegangan pada lampu seperti pada gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.8 Cara Pengukuran Tegangan menggunakan Multimeter

Gambar 4.9 Hasil Pengujian Dimmer

Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Tegangan

Dengan melakukan pengujian tersebut didapatkan nilai tegangan yang dapat berubah – ubah yaitu 60 V – 230 V. Dengan adanya perubahan tegangan intensitas lampu akan berubah sesuai tegangan yang ada.

4.5 Pengujian Sistem

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan apakah semua rangkaian sudah berjalan sesuai alur program yang telah dibuat. Proses pengujian system dilakukan untuk menguji semua rangkaian elektronik dan mekanik yang ada dalam box sudah bekerja dengan baik atau belum.

4.5.1 Pengujian Sistem Terapi Infrared

Pengujian dilakukan dengan cara menempatkan objek berupa punggung pasien tanpa terhalang kain sesuai jarak yang diperlukan yaitu 30 - 45 cm dari lampu terapi inframerah. Pada saat alat dinyalakan, atur jarak antara pasien dengan lampu inframerah sekitar 30 – 45 cm, kemudian tekan tombol next untuk mengatur timer yang dibutuhkan selama proses terapi. Setelah mengatur timer, tekan tombol start maka lampu inframerah secara otomatis akan menyala, timer akan memulai hitung mundur, dan suhu yang terukur pada kulit pasien selama proses terapi akan tertampil pada layar LCD. Ketika posisi pasien tidak sesuai selama terapi yaitu 30 - 45 cm, maka buzzer akan berbunyi. Untuk mengatur intesitas cahaya terapi inframerah dapat menggunakan potensio yang terdapat disebelah LCD Nextion. Hal ini dilakukan

sesuai dengan kebutuhan pasien dan anjuran dokter atau terapis. Setelah timer selesai menghitung mundur, buzzer akan berbunyi dan lampu inframerah secara otomatis akan mati yang menandakan bahwa proses terapi telah selesai dilakukan.

4.5.2 Hasil

Pengujian semua sistem berhasil dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul dimmer dan LCD Nextion dapat bekerja dengan baik. Tetapi pada sensor jarak HC – SR04, pembacaan jarak tidak stabil ketika alat disambungkan ke sumber AC. Jarak akan stabil ketika alat tidak disambungkan ke sumber AC.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Telah dibuat “Rancang Bangun Terapi Infrared dengan Sistem Pemantau Jarak dan Kontrol Intensitas Cahaya Berbasis Mikrokontroler ATMega328”. Hasil dari pembuatan alat ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Rancang bangun Terapi Infrared dengan Sistem Pemantau Jarak dan Kontrol Intensitas Cahaya Berbasis Mikrokontroler ATMega328 telah berhasil dibuat.

2. Sistem pengaturan intensitas cahaya atau terang dan redupnya cahaya dapat bekerja dengan baik serta pembacaan jarak sudah bisa tetapi kurang stabil ketika alat disambungkan ke sumber AC.

3. LCD Nextion Touchscreen dapat berjalan dengan baik untuk menampilkan jarak objek dengan lampu infrared, suhu tubuh pasien pada saat diterapi, serta timer yang di atur pada saat diterapi. Serta sistem keamaan yang menggunakan buzzer pun dapat bekerja dengan baik pada saat timer selesai menghitung mundur yang menandakan bahwa terapi telah selesai dilakukan.

5.2 Saran

Harapan dari pembuatan “Rancang Bangun Terapi Infrared dengan Sistem Pemantau Jarak dan Kontrol Intensitas Cahaya Berbasis Mikrokontroler ATMega328” ini adalah supaya dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan untuk terapi. Alat ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu diperbaiki untuk lebih menyempurnakannya. Terutama perbaikan pada sistem pembacaan jarak agar pembacaan jarak tetap stabil ketika disambungkan ke sumber AC.

DAFTAR PUSTAKA

[1] URL https://drbrowns.id/manfaat-fisioterapi-infrared-pada-ibu-hamil-dan- efek- sampingnya/

Diakes 19 Juni 2021

[2] Widowati Risna. 2017. “Efektivitas terapi akupuntur dan inframerah dalam menurunkn nyeri muskuloskeletal pada lanjut usia”. 15, 16, 17.

[3] Prodyanatasari Arshy. 2015. “Optimalisasi energy gelombang elektromagnetik melalui terapi infrared pada penderita penyakit paru obstruktif kronik”. Hal 61P. W. Yudha, et.al., “Efektifitas jarak inframerah terhadap ambang nyeri”.

Workshop Fisioterapi. Juli 2013.

[4] P. W. Yudha, et.al., “Efektifitas jarak inframerah terhadap ambang nyeri”.

Workshop Fisioterapi. Juli 2013.P.

[5] Sudarsana Wayan I. 2014. “Perbedaan take graft pada pasien luka bakar dengan metode vacuum assisted closure modifikasi dan metode konvensional di ruang burn unit RSUP Sanglah Denpasar”. Hal 6

[6] Fitri, et.al., “Sensor ultrasonik HCSR04 berbasis arduino due untuk sistem monitoring ketinggian. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, vol 15, no 2, pp. 36-39, 2019.

[7] URL https://robotdyn.com/ac-light-dimmer-module-1-channel-3-3v-5v-logic- ac-50- 60hz-220v-110v.html

Diakses 20 Juni 2021

[8] I. Gunandi, et.al., “Pemrograman mesin bor otomatis berbasis ATMega328 terintegrasi LCD touchscreen nextion 3,2 inchi”. Berkala Fisika, vol 22, no 4, pp. 144-152. Oktober 2019

[9] URL https://nextion.tech/faq-items/using-nextion-microsd/

Diakses 25 Juni 2021

[10] URL https://scottddanielson.blogspot.com/2019/07/efek-samping-fisioterapi- infra-merah.html

Diakses 15 Juli 2021

[11] Widowati Risna. 2017. “Efektivitas terapi akupuntur dan inframerah dalam menurunkan nyeri muskuloskeletal pada lanjut usia”. 15, 16, 17.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Spesifikasi Teknis

Lampiran 2. Pin Mapping Pin

Arduino Koneksi (Input/Output/Pin) Keterang an

D0 LCD Nextion RX TX pada LCD Nextion

D1 LCD Nextion TX RX pada LCD Nextion

D2 Dimmer ZC Arduino Shield (zerocross)

D3

D9 HC-SR04 Trigger Arduino Shield (trig)

D10 HC-SR04 Echo Arduino Shield (echo)

D11

D12 Dimmer Pin output Dimmer Arduino Shield (outputPin) D13 Modul Relay Pin IN modul relay Arduino Shield (relay) A0 Potensiometer Pin out potensiometer Arduino Shield (potPin) A1

Potensiometer Pin VCC

3.3V MLX 90614 Pin VCC

GND LCD Nextion Pin GND Modul Relay Pin GND

Dimmer Pin GND

HC-SR04 Pin GND

Potensiometer Pin GND MLX 90614 Pin GND

Buzzer Pin GND

Lampiran 3. Program Arduino Uno

#define outputPin 12

#define zerocross 2

#define potPin A0

#define relay 13 float suhu;

Adafruit_MLX90614 mlx = Adafruit_MLX90614();

int trig= 9 ;// membuat varibel trig yang di set ke-pin 5

int echo= 10;// membuat variabel echo yang di set ke- pin 4

long durasi,distance;// membuat variabel durasi dan jarakvoid

NexButton b3 = NexButton (2,3,"b3");

NexButton b4 = NexButton (2,4,"b4");

NexButton b2 = NexButton (2,5,"b2");

NexText jarak = NexText (1,3,"jarak");

NexText m = NexText (2,2,"m");

NexTouch *nex_listen_list[] = {

&b3,

&b4,

&b2,

NULL

String command6 = "m.txt=\""+String(time_m)+"\"";

Serial.print(command6);

String command2 = "m.txt=\""+String(time_m)+"\"";

Serial.print(command2);

Serial.begin(9600); // digunakan untuk komunikasi Serial dengan komputer

nexInit();

mlx.begin();

dimmer.begin(NORMAL_MODE, ON);

b2.attachPop(b2PopCallback,&b2);

b3.attachPop(b3PopCallback,&b3);

b4.attachPop(b4PopCallback,&b4);

pinMode(trig, OUTPUT);// set pin trig menjadi OUTPUT pinMode(echo, INPUT);// set pin echo menjadi INPUT pinMode(buzzer,OUTPUT);

if(time_s<0){time_s=59; time_m = time_m-1;}

if(time_m<0){time_m=59; time_h = time_h-1;}

}

void tdownComplete(){}

//tdown.stop();

void loop() {

// program dibawah ini agar trigger memancarakan suara ultrasonic

durasi= pulseIn(echo, HIGH);// menerima suara ultrasonic

distance= durasi * 0.034 * 2;// mengubah durasi menjadi jarak (cm)

String command7 = "jrk.txt=\""+String(distance)+"\"";

Serial.print(command7);

Serial.write(0xff);

Serial.write(0xff);

Serial.write(0xff);

suhu = mlx.readObjectTempC()+5;

String command4 = "sh.txt=\""+String(suhu)+"\"";

String command4 = "sh.txt=\""+String(suhu)+"\"";

Dokumen terkait