• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG HUKUM

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2008 (Halaman 31-46)

1 Berdasarkan LHPL yang didasarkan pada keterangan Saksi-saksi, Keterangan Ahli, surat dan atau dokumen serta keterangan pelaku usaha yang dalam hal ini keterangan para Terlapor, bahwa dalam proses pelaksanaan Tender dalam Perkara a quo terdapat dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999; --- 2 Menimbang bahwa berdasarkan LHPL yang didasarkan pada keterangan Saksi, keterangan Ahli, surat dan atau dokumen, dan keterangan pelaku usaha yang dalam hal ini keterangan para Terlapor, Majelis Komisi menilai dan menyimpulkan ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor sebagai berikut: ---

2.1 Tentang Identitas para Terlapor --- 2.1.1 Bahwa Terlapor I adalah Panitia Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa, Paket Peningkatan Jalan Sejorong Tetar Lunyuk Tahun Anggaran 2008 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa No. 551/KPTS/PJJ-SBW/2007 tanggal 16 Nopember 2007 yang terdiri dari para Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa; (vide

C13) --- 2.1.2 Bahwa Terlapor II adalah dua badan usaha yang berbentuk badan hukum yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk. yang didirikan berdasarkan Akte Pendirian Nomor 1, tanggal 1 Juni 1974, dibuat oleh Kartini Mulyadi, SH., Notaris di Jakarta yang Perubahan Anggaran Dasarnya terakhir diubah dengan Akte Nomor 08, tanggal 29 Juni 2007, dibuat oleh Suzy Anggraini Muharam, SH., Notaris di Jakarta, yang kegiatan usahanya antara lain bergerak dalam bidang pemborongan dan pelaksanaan bangunan, dan PT Metro Lestari Utama yang didirikan berdasarkan Akte Pendirian No. 25 tanggal 30 September 1991, dibuat oleh Abdullah S,H., Notaris di Mataram yang Perubahan Anggaran Dasarnya terakhir diubah dengan Akte Nomor 21 tanggal 06 Maret 2008, dibuat oleh Fikri Said S,H., Notaris di Mataram yang kegiatan usahanya antara lain bergerak dalam bidang pemborongan pembangunan jalan. Berdasarkan Surat Perjanjian tanggal 4 Desember 2007, kedua Badan Hukum tersebut telah melakukan Kemitraan Kerja Sama Operasi (KSO) yang secara bersama-sama mengikuti Tender dalam Perkara a quo; (vide C2) --- 2.1.3 Bahwa Terlapor III adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum, yang didirikan berdasarkan Akte Pendirian Nomor 33, tanggal 12 Desember 1992, dibuat oleh Abdurrahim, SH, Notaris di Mataram yang Perubahan Anggaran Dasarnya terakhir diubah dengan Akte Nomor 33, tanggal 19 Maret 2003, dibuat oleh Petra Mariawati Ambrosius Imam Setiadji, SH, Notaris di Mataram, yang kegiatan usahanya antara lain bergerak dalam bidang kontraktor/pemborong jalan dan jembatan; (vide

C3) --- 2.1.4 Bahwa Terlapor IV adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum, yang didirikan berdasarkan Akte Pendirian Nomor 46 tanggal 21 Oktober 2003 dibuat oleh Petra Mariawati Ambrosius Imam Setiadji, SH, Notaris di Mataram, yang Perubahan Anggaran Dasarnya terakhir

diubah dengan Akte Nomor 16, tanggal 6 Juli 2005, dibuat oleh Petra Mariawati Ambrosius Imam Setiadji, SH, Notaris di Mataram, yang kegiatan usahanya antara lain melaksanakan pembangunan jalan; (vide

C4) --- 2.2 Objek Tender --- 2.2.1 Bahwa Objek Tender dalam perkara a quo adalah Paket Pembangunan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 KM Tahun Anggaran 2008; (vide C10, C11) --- 2.2.2 Bahwa Tender ini menggunakan Sistem Pelelangan Umum dengan Pasca Kualifikasi, metode penyampaian dokumen adalah 1 (satu) sampul, dan metode penilaian adalah sistem gugur; (vide C10, C11) --- 2.3 Fakta-fakta --- 2.3.1 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta, Terlapor I telah melakukan Evaluasi Kualifikasi sebagai berikut: (vide C13) ---

Nama

Perusahaan Nilai Penawaran Hasil Alasan

PT Nugroho

Lestari

Rp.20.736.090.000 Gugur - Tujuan Surat Dukungan tidak sesuai dokumen lelang (Addenda) - Nilai Dukungan Keuangan dari

Bank kurang dari 10% dari Pagu Dana

Terlapor II Rp.24.717.005.000 Tidak Gugur

Terlapor IV Rp.24.950.759.000 Gugur Bukti kontrak tidak ada

Terlapor III Rp.24.953.888.000 Gugur Kemampuan Dasar (KD) tidak

memenuhi

2.3.2 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta Ketua Terlapor I menyampaikan Laporan Hasil Pelelangan kepada Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa; (vide C13) --- 2.3.3 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta Terlapor I menyampaikan usulan Penetapan Calon Pemenang kepada Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa yaitu Terlapor II; (vide C13) --- 2.3.4 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa menyampaikan persetujuan usulan pemenang dan menetapkan Terlapor II sebagai pemenang; (vide

C13) --- 2.3.5 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menemukan fakta Terlapor I mengumumkan pemenang tender untuk paket Tender dalam perkara a quo adalah Terlapor II; (vide C13) --- 2.3.6 Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Komisi menilai:

2.3.6.1 pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa di Propinsi Nusa Tenggara Barat, Paket Peningkatan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 KM Tahun Anggaran 2008 merupakan suatu proses tender; --- 2.3.6.2 tindakan Terlapor I menggugurkan PT. Nugroho Lestari dengan alasan surat keterangan dukungan keuangan tidak memenuhi syarat sebagaimana butir 2.3.1 tersebut di atas adalah tidak tepat karena tujuan dalam Surat Keterangan Dukungan Keuangan tertanggal 13 Desember 2007 telah benar untuk kepentingan Tender dalam Perkara a quo, serta nilai dukungan yang diberikan melebihi 10% dari nilai pagu proyek pengadaan dimaksud; --- 2.3.7 dengan demikian Majelis Komisi berpendapat tindakan Terlapor I mengusulkan Terlapor II sebagai calon pemenang tender sebagaimana butir 2.3.3 tersebut di atas tidak tepat; --- 2.4 Tentang Evaluasi Ulang dan Pengumuman Pemenang Ulang --- 2.4.1 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menemukan fakta Terlapor I telah melakukan klarifikasi terhadap Surat Dukungan Keuangan, AMP dan Sertifikasi Tenaga Ahli dan menerbitkan Lembar Pertanyaan; (vide 14, C15) --- 2.4.2 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menemukan fakta Bank Jatim Cabang Malang telah menyatakan bahwa nilai dukungan keuangan adalah 15% dari pagu (nilai proyek), dan terdapat kekeliruan/salah ketik dimana tertulis pagu Rp5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah) seharusnya nilai dukungan Rp5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah); (vide C1, C14, C15) --- 2.4.3 Bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa menemukan fakta yang terdapat dalam Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi bahwa Surat Keterangan Dukungan Keuangan tertanggal 13 Desember 2007 yang diterbitkan oleh PT Bank Jatim Cabang Malang tidak memenuhi syarat, dengan alasan: (vide C14) --- 2.4.3.1 Bank Jatim Cabang Malang telah mengakui kekeliruan/salah terhadap Surat Keterangan Dukungan Keuangan tersebut; --- 2.4.3.2 Nilai pagu yang tertera dalam surat Keterangan dukungan Keuangan dari PT Bank Jatim Cabang Malang untuk PT

Nugroho Lestari nilai pagu sebesar Rp5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah) tidak sesuai dengan Nilai Pagu Paket yang dilelangkan sebesar Rp25.000.000.000,00 (Dua Puluh Lima Milyar Rupiah); --- 2.4.4 Bahwa Tim Pemeriksa menemukan fakta pada tanggal 19 Februari 2008 Terlapor I menerbitkan Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi, dan pada tanggal 20 Februari 2008 yaitu satu hari setelah Panitia Tender menerbitkan Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi meminta Satker SKPD membuat pernyataan yang berkaitan dengan AMP, dan meminta Sekretaris DPD HPJI Propinsi Jawa Timur membuat pernyataan berkaitan dengan Sertifikasi Tenaga Ahli; (vide

C15) --- 2.4.5 Bahwa Tim Pemeriksa menemukan fakta Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan NTB menyampaikan Laporan Hasil Evaluasi Ulang kepada Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII; (vide C14) --- 2.4.6 Bahwa Tim Pemeriksa menemukan fakta Terlapor I telah menerbitkan Pengumuman Ulang Pemenang Lelang untuk Tender dalam Perkara a quo adalah Terlapor II dengan harga penawaran sebesar Rp24.717.005.000,00 (Dua Puluh Empat Milyar Tujuh Ratus Tujuh Belas Juta Lima Ribu Rupiah) termasuk PPN; (vide C14) --- 2.4.7 Bahwa terhadap fakta-fakta tersebut di atas Terlapor I menyampaikan pendapat atau pembelaan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: (vide A64) --- 2.4.7.1 Pada tahap evaluasi kualifikasi terhadap “penilaian keuangan”,

khususnya pada surat dukungan keuangan yang diberikan kepada PT Nugroho Lestari dari Bank Jatim Cabang Malang berupa surat No. 045/1140/BPD/CML/SKD/2007 tanggal 13 Desember 2007 tidak memenuhi persyaratan, karena: --- 2.4.7.4.1 “Salah Alamat”, dalam surat keterangan dukungan

keuangan ditujukan: “Kepada Panitia Pengadaan

Jasa Konstruksi SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Propinsi NTB T.A 2008, Jl. Gunung Kerinci No. 03, Mataram Telp: (0370) 631318”

seharusnya sesuai dengan dokumen lelang ditujukan kepada: ”Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan dan jembatan Sumbawa”; ---

Ketentuan yang mengatur alamat tujuan surat dukungan diatur dalam Addenda halaman 15,

bagian “lain-lain”; --- Bahwa kesalahan tersebut sangat substansial

mengingat “Obyek” yang menjadi tujuan sangat

berbeda. --- 2.4.7.4.2 “Pagu” yang diberikan Bank Jatim tidak memenuhi

persyaratan yang ditentukan dalam dokumen lelang,

dalam surat tersebut disebutkan bahwa “… sebagai pemenang pelelangan minimal 15 % dari nilai

pagu”. Selanjutnya dalam surat tersebut diterangkan

pula bahwa “Nilai Pagu: Rp5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah)”; --- Dalam isi surat dukungan yang diberikan oleh Bank Jatim Cabang Malang tersebut sangatlah jelas, bahwa bank hanya memberikan dukungan keuangan kepada PT Nugroho Lestari sebesar 15 % x Rp5.000.000.000,00 = Rp750.000.000,00 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah). Dukungan sebesar itu jelas tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh Keppres 80 tahun 2003 Bab II A.1.b.1.I. Oleh karena dukungan Bank Jatim Cabang Malang terhadap PT Nugroho Lestari hanya sebesar Rp750.000.000,00 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) maka PT Nugroho Lestari tidak lulus/gugur pada tahap kualifikasi; --- 2.4.7.4.3 Adapun dasar hukum yang dipergunakan oleh Terlapor I untuk menyatakan PT Nugroho Lestari gugur adalah Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004 pada: --- Bab II, B. d.14 yang menyatakan “memiliki surat

dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi sekurang-kurangnya 10% dari nilai paket

pekerjaan”; --- Dan Bab II, C.2).a) yang menyatakan “penyedia

jasa yang tidak menyerahkan dukungan bank sekurang-kurangnya 10% dari nilai paket yang akan

dilelangkan (perkiraan nilai pekerjaan dari pengumuman lelang), dinyatakan gugur dan

selanjutnya tidak dinilai”; --- 2.4.8 Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, Majelis Komisi menemukan: --- 2.4.8.1 jawaban sanggahan banding dari Menteri Pekerjaan Umum dengan surat No: UM.01.11-Mn/51 tertanggal 5 Februari 2008 perihal Sanggahan Banding atas Pengumuman Pemenang Pelelangan Paket Peningkatan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 KM pada SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa TA. 2008 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: --- 2.4.8.4.1 kesalahan alamat tujuan surat dukungan tidak dapat dijadikan alasan untuk menggugurkan PT Nugroho Lestari; --- 2.4.8.4.2 surat dukungan PT Nugroho Lestari tidak dapat digugurkan karena besarnya nilai dukungan bank telah memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya 10% dari nilai paket pekerjaan yang dilelangkan; --- 2.4.9 dengan demikian Majelis Komisi menyimpulkan bahwa tindakan Terlapor I yang menggugurkan PT Nugroho Lestari bertentangan dengan surat jawaban sanggahan banding Menteri Pekerjaan Umum RI No UM.01.11-Mn/51 tertanggal 5 Februari 2008 perihal Sanggahan Banding atas Pengumuman Pemenang Pelelangan Paket Peningkatan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 KM pada SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa TA. 2008; --- 2.4.10 Atas analisa Tim Pemeriksa berkaitan dengan persyaratan Asphalt Mixing Plan (AMP) dan Sertifikat Tenaga Ahli (STA), Terlapor I menyampaikan pendapat dan atau pembelaan bahwa hal tersebut sudah tidak relevan lagi dan sebagai informasi ditambahkan hal-hal sebagai berikut: --- 2.4.10.1 Persyaratan tenaga ahli yang akan dipekerjakan harus telah memiliki STA merupakan persyaratan yang harus dipenuhi, yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal ini telah diketahui oleh seluruh peserta tender, oleh karenanya apabila ada peserta yang tenaga kerjanya tidak memiliki STA maka panitia tidak perlu untuk mempertimbangkannya lagi (gugur); ---

2.4.10.2 Terlapor I juga telah melakukan verifikasi atas STA terhadap seluruh peserta tender tidak terkecuali terhadap Terlapor II; --- 2.4.11 Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, Majelis Komisi menilai tindakan Terlapor I melakukan klarifikasi yang berkaitan dengan AMP dan STA merupakan tindakan yang mengada-ada karena kedua hal yang diklarifikasi tersebut tidak merupakan persyaratan yang menggugurkan dalam tender; --- 2.5 Persekongkolan Vertikal --- 2.5.1 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan dalam melakukan evaluasi kualifikasi Terlapor I kurang teliti membaca Surat Dukungan Keuangan Bank Jatim Cabang Malang tertanggal 13 Desember 2007, karena tujuan surat keterangan dukungan tersebut jelas untuk kepentingan Peningkatan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 KM, dan dukungan keuangan yang diberikan oleh Bank Jatim Cabang Malang kepada PT. Nugroho Lestari apabila ditunjuk sebagai pemenang pelelangan minimal 15% dari nilai Pagu; (vide A50) --- 2.5.2 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan dalam melakukan evaluasi ulang, Terlapor I tidak mempertimbangkan surat dari Bank

Jatim Cabang Malang tertanggal 14 Januari 2008, yang berbunyi: ”nilai dukungan keuangan yang kami berikan sebesar Rp5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah) sedangkan Dukungan Kredit Modal Kerja yang kami berikan minimal sebesar 15% dari nilai proyek kepada PT Nugroho Lestari apabila ditunjuk sebagai pemenang lelang”, yang mana

surat tersebut merupakan konfirmasi terhadap pengertian tentang 15% dari nilai Pagu; (vide A50) --- 2.5.3 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan Terlapor I menafsirkan kekeliruan/salah ketik yang terdapat dalam Surat Keterangan Dukungan

Keuangan 13 Desember 2007 adalah terhadap kata ”pagu” yang

seharusnya diketik/ditulis kata ”dukungan”. Kesalahan ketik tersebut terdapat pada kalimat “Pagu: Rp5.000.000.000,00” (Lima Milyar Rupiah) dan bukan pada kalimat minimal 15% dari nilai Pagu”, sehingga nilai dukungan keuangan PT Nugroho Lestari melebihi batas sekurang-kurangnya 10% dari nilai pagu yang ditetapkan dalam Addenda Lelang; (vide A50) --- 2.5.4 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan dalam setiap menerbitkan Surat Dukungan Bank Jatim Cabang Malang tidak pernah mempertimbangkan berapa nilai pagu proyek yang ditenderkan, akan

tetapi pihak Bank hanya mempertibangkan kebijakan besarnya pagu atau plafon Bank yang dapat diberikan kepada pemohon; (vide A50) --- 2.5.5 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan harga yang ditawarkan oleh Terlapor II jauh lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh PT Nugroho Lestari, dan walaupun PT Nugroho Lestari mengajukan penawaran lebih rendah dari Terlapor II, tetapi jika ditunjuk sebagai pemenang lelang, PT Nugroho Lestari masih mendapat keuntungan sebesar 10%; (vide A50) --- 2.5.6 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan: (vide A50) --- 2.5.6.1 AMP yang diusulkan oleh PT. Nugroho Lestari adalah milik sendiri dan bukan sewa; --- 2.5.6.2 dalam Hasil Evaluasi Kualifikasi tertanggal 29 Desember 2007 dan Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi tertanggal 19 Februari 2008, tidak terdapat alasan atau pertimbangan yang berkaitan dengan AMP; --- 2.5.6.3 Lembar Pertanyaan tertanggal 20 Februari 2008 yang ditandatangani oleh Lukman H Madjid dan Terlapor I, dibuat setelah Terlapor I menerbitkan Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi tanggal 19 Februari 2008; --- 2.5.6.4 dalam Lembar Pertanyaan tertanggal 20 Februari 2008 Lukman H Madjid menyatakan “kami tidak mengijinkan AMP

dimobilisasi ke paket lain” dan pernyataan tersebut tidak atas sepengetahuan atau tidak diketahui oleh pemilik AMP; --- 2.5.7 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan dalam Hasil Evaluasi Kualifikasi tertanggal 29 Desember 2007 dan Berita Acara Evaluasi Ulang Dokumen Kualifikasi tertanggal 19 Februari 2008 tidak terdapat alasan atau pertimbangan yang berkaitan dengan STA terhadap peserta tender yang tidak melampirkan STA personil yang diusulkan dalam Dokumen Penawaran, dan setelah Terlapor II ditetapkan sebagai pemenang tender, Terlapor I tidak meminta Terlapor II untuk melakukan verifikasi agar memperlihatkan STA asli dari personil yang diusulkan Terlapor II kepada Terlapor I; (vide A50) --- 2.5.8 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan penilaian KD untuk bidang yang sama harus mendapat nilai 100%, sedangkan KD untuk Terlapor III sebesar Rp27.728.750.500,00 (Dua puluh tujuh milyar tujuh ratus dua puluh delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu lima ratus rupiah) untuk pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi adalah termasuk Sub Bidang yang sama seharusnya mendapatkan nilai 50%; (vide A50) ---

2.5.9 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan Daftar Harga Peralatan yang ditunjukkan Terlapor I dengan yang ditunjukan dan disampaikan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. kepada Tim Pemeriksa berbeda karena Daftar Harga Dasar Satuan Alat yang sebenarnya tidak dilampirkan dalam Dokumen Penawaran Terlapor II, terbukti dari Daftar Harga Dasar Satuan Alat tersebut tidak dibubuhi stempel Terlapor II sebagaimana terdapat dalam dokumen-dokumen lampiran lainnya; (vide

A50) --- 2.5.10 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan Terlapor I: (vide A50) 2.5.10.1 langsung maupun tidak langsung tidak mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat dan tidak berusaha menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait; --- 2.5.10.2 telah memberi keuntungan kepada pihak tertentu; --- 2.5.10.3 dalam melaksanakan tugasnya kurang professional atau kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya; --- 2.5.11 Bahwa berdasarkan fakta-fakta dalam LHPL tersebut Terlapor I menyampaikan pendapat atau pembelaan yang pada pokoknya sebagaimana tersebut pada butir 9.1 Tentang Duduk Perkara; --- 2.5.12 Bahwa Majelis Komisi menolak pendapat atau pembelaan Terlapor I sebagaimana butir 9.1 Tentang Duduk Perkara di atas mengingat Terlapor I tidak mempertimbangkan surat Bank Jatim No. 046/108/CML/Pms-KKP tanggal 14 Januari 2008 perihal Konfirmasi Surat Dukungan No. 045/1140/BPD/CML/SKD/2007 tanggal 13 Desember 2007 dan Surat jawaban sanggahan banding Menteri Pekerjaan Umum RI No UM.01.11-Mn/51 tertanggal 5 Februari 2008 perihal Sanggahan Banding atas Pengumuman Pemenang Pelelangan Paket Peningkatan Jalan Sejorong-Tetar-Lunyuk sepanjang 17,00 km pada SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Sumbawa TA. 2008; --- 2.5.13 Bahwa dengan demikian Majelis Komisi berpendapat tindakan Terlapor I dalam melakukan klarifikasi terhadap Bank Jatim terkait dengan surat dukungan PT. Nugroho Lestari merupakan tindakan untuk memfasilitasi Terlapor II menjadi pemenang; --- 2.6 Tentang Persekongkolan Horizontal --- 2.6.1 Berkaitan dengan Kesamaan Dokumen Penawaran --- 2.6.1.1 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan terjadinya kesamaan kesalahan penulisan dalam uraian Analisa Harga

yang terdapat dalam dokumen penawaran Terlapor II dan dokumen penawaran Terlapor III, dan kesamaan kesalahan penulisan tentang ”Keofisien” yang terdapat dalam dokumen penawaran Terlapor III dan Terlapor IV bukan merupakan kesalahan yang sengaja dilakukan oleh para peserta tender melainkan kesalahan pengetikan yang terdapat dalam Buku Panduan Analisa Harga Satuan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 1995 yang menjadi acuan bagi para peserta tender sebagai dasar perhitungan dalam menyampaikan penawaran untuk pekerjaan penanganan jalan; (vide A50) --- 2.6.1.2 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi berpendapat bahwa adanya kesamaan kesalahan pengetikan dalam Dokumen Penawaran Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV tidak dapat dijadikan sebagai bukti terjadinya persekongkolan horizontal; --- 2.6.2 Berkaitan dengan Kontrak --- 2.6.2.1 Bahwa dalam LHPL Tim Pemeriksa menyatakan Terlapor IV: (vide A50) --- 2.6.2.4.1 telah menerima dan membaca Dokumen Pasca Kualifikasi dan Addenda dan sangat mengetahui

bahwa ”bila kekurangan data administrasi/tidak lengkap akan dinyatakan gugur/tidak dilanjutkan Penilaian selanjutnya, dan Pengalaman Pekerjaan yang dinilai adalah yang disertai bukti penyelesaian pekerjaan baik oleh pengguna

jasa/pemberi pekerjaan”; --- 2.6.2.4.2 telah menerima dan membaca dokumen lelang atau Dokumen Pasca Kualifikasi dan Addenda sehingga sangat mengetahui bahwa dalam dokumen lelang

tersebut telah ditetapkan bahwa ”bila kekurangan

data administrasi/tidak lengkap akan dinyatakan gugur/tidak dilanjutkan Penilaian selanjutnya, dan Pengalaman Pekerjaan yang dinilai adalah yang disertai bukti penyelesaian pekerjaan baik oleh pengguna jasa/pemberi pekerjaan; --- 2.6.2.4.3 telah melampirkan Daftar Pengalaman Pekerjaan dalam Dokumen Penawaran tertanggal 18

Desember 2007, akan tetapi dokumen berupa Kontrak yang merupakan bukti adanya pekerjaan tersebut tidak dilampirkan; --- 2.6.2.2 Bahwa terhadap LHPL di atas, Terlapor IV menyampaikan pendapat atau pembelaan sebagaimana tersebut dalam Butir 9.4 Tentang Duduk Perkara tersebut di atas; --- 2.6.2.3 Bahwa Majelis Komisi menilai tindakan Terlapor IV yang tidak melampirkan bukti kontrak sebagaimana dipersyaratkan dalam dokumen pelelangan dan addenda bukan kelalaian tetapi merupakan kesengajaan; --- 2.6.2.4 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi berpendapat Terlapor IV terbukti melakukan persaingan semu (persekongkolan horizontal) dengan Terlapor II untuk mengatur Terlapor II sebagai pemenang tender;--- 3 Menimbang bahwa Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan: ---

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; --- 4 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis Komisi mempertimbangkan unsur-unsur Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut: --- 4.1 Unsur Pelaku Usaha --- 4.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi; --- 4.1.2 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara ini adalah Adhi–

Metro JO (PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Metro Lestariutama), PT Bahagia Bangunnusa dan PT Eka Praya Jaya; --- 4.1.3 Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha telah terpenuhi; --- 4.2 Unsur Bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender; --- 4.2.1 Bahwa yang dimaksud dengan bersekongkol berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun

dan dengan cara apapun dalam upaya memenangkan peserta tender tertentu; --- 4.2.1.1 Bahwa berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, persekongkolan dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu: --- a. persekongkolan horizontal adalah persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya;

b. persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan;

c. gabungan dari persekongkolan horizontal dan vertikal adalah persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa

4.2.1.2 Bahwa yang dimaksud dengan Pihak Lain berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah para pihak yang terlibat dalam proses tender yang melakukan persekongkolan tender baik pelaku usaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender tersebut; --- 4.2.1.3 Bahwa yang dimaksud dengan pihak lain dalam perkara ini

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2008 (Halaman 31-46)

Dokumen terkait