TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Penyakit Kecacingan
2.3.3. Cacing Tambang/Hookworm (Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale)
Cacing tambang adalah salah satu cacing yang paling umum dari manusia. infeksi ini disebabkan oleh parasit Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale. Infeksi cacing tambang sering terjadi di daerah di mana kotoran
manusia digunakan sebagai pupuk atau buang air besar ke tanah. Hookworm tersebar di seluruh dunia di daerah dengan suhu hangat, iklim lembab dan padat. (CDC, 2013).
Cacing tambang dewasa berbentuk silindris berwarna putih keabuan. Ukuran panjang cacing betina antara 9 sampai 13 mm, sedangkan cacing jantan berukuran antara 5 dan 11 mm. Ujung posterior tubuh cacing jantan terdapat bursa
kopulatriks yaitu suatu alat bantu kopulasi. Tubuh A. duodenale dewasa mirip
huruf C. Rongga mulutnya memiliki dua pasang gigi dan satu pasang tonjolan. Cacing betina mempunyai spina kaudal. Tubuh N. americanus dewasa lebih kecil dan lebih langsing dibanding badan A. duodenale. Tubuh bagian anterior cacing melengkung berlawanan dengan lengkungan bagian tubuh lainnya sehingga bentuk tubuh mirip hurus S. Di bagian rongga mulut terdapat 2 pasang alat pemotong (cutting plate). Dan badan cacing betina tidak terdapat spina kaudal (Soedarto, 2011).
Telur cacing tambang pada pemeriksaan tinja di bawah mikroskop sinar, dan bentuk telur berbagai spesies cacing tambang mirip satu dengan lainnya, sehingga sukar dibedakan. Telur cacing tambang berbentuk lonjong, tidak berwarna, berukuran sekitar 65 x 40 mikron. Telur cacing tambang yang berdinding tipis dan tembus sinar ini mengandung embrio yang mempunyai empat blastomer (Soedarto, 2011).
Gambar 2.4. Telur dan Larva Hookworm
Daur hidup cacing tambang hanya membutuhkan satu jenis hospes definitife yaitu manusia. sesudah keluar dari usus penderita, telur cacing tambang yang jatuh di tanah dalam waktu dua hari akan tumbuh menjadi larva rabditiform yang tidak infektif karena dapat hidup bebas di tanah. Dalam waktu seminggu akan berkembang menjadi larva filariform yang infektif. Kemudian larva filariform akan menginfeksi kulit manusia, menembus pembuluh darah dan limfe selanjutnya masuk ke dalam darah dan mengikuti aliran darah menuju ke jantung
kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Kemudian larva filariform menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli dan migrasi ke bronki, trakea, laring dan faring dan tertelan masuk ke dalam saluran esofagus. Migrasi ini berlangsung sekitar sepuluh hari. Dari esophagus larva masuk ke usus halus, dan tumbuh menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Dalam waktu satu bulan, cacing betina sudah mampu bertelur (Soedarto, 2011).
Cacing dewasa yang berada di dalam usus terus menerus mengisap darah penderita. Cacing dewasa N. americanus dapat menyebabkan hilangnya darah penderita sampai 0,1 cc per hari, sedangkan seekor cacing A. duodenale dapat menimbulkan kehilangan darah sampai 0,34 cc per hari. Pada waktu menembus kulit penderita larva cacing menimbulkan dermatitis dengan gatal – gatal yang hebat (ground itch). Sedangkan larva cacing tambang yang beredar di dalam darah akan menimbulkan bronchitis dan reaksi alergi yang ringan. Untuk menentukan diagnosis pasti infeksi cacing tambang harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis atas tinja untuk menemukan telur cacing (Soedarto, 2011).
2.4 Pasar
Pasar adalah area tempat jual beli barang/jasa dengan penjual lebih dari satu orang yang di dalamnya terjadi proses transaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) sehingga menetapkan harga dan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi masyarakat yang dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, dan arsitektur. Pasar ditinjau dari kegiatannya ada pasar tradisional dan pasar modern (Devi NMWR, 2013).
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya msyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (PP No.12, 2007).
Pasar modern merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dan ditandai dengan adanya transaksi jual beli secara tidak langsung. Pembeli melayani kebutuhannya sendiri dengan mengambil di rak – rak yang sudah ditata sebelumnya. Harga barang sudah tercantum pada tabel – tabel yang pada rak – tempat barang tersebut diletakkan dan merupakan harga pasti tidak dapat ditawar. (PERDA YOGYAKARTA, 2001; Devi NMWR, 2013).
Pasar dapat di kategorikan dalam beberapa hal. Yaitu jika ditinjau dari segi waktunya (Saraswati dan Widaningsih, 2008) ;
a. Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap hari dan sebagian barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan sehari – hari. b. Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung seminggu sekali. c. Pasar bulanan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung sebulan sekali. d. Pasar tahunan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setahun sekali.
Pasar yang jika ditinjau dari segi fisiknya (Saraswati dan Widaningsih, 2008) ; a. Pasar konkret (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung. Barang yang diperjualbelikan juga tersedia di pasar.
b. Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli hanya melalui telepon, internet, dan lain – lain berdasarkan contoh barang.
Pasar yang jika ditinjau dari barang yang diperjualbelikan (Saraswati dan Widaningsih, 2008) :
a. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang – barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Pasar sumber daya produksi adalah pasar yang memperjualbelikan faktor – faktor produksi, seperti tenaga kerja, tenaga ahli, mesin – mesin, dan tanah. Pasar yang jika ditinjau dari luas kegiatannya (Saraswati dan Widaningsih, 2008) ;
a. Pasar setempat adalah pasar yang penjual dan pembelinya hanya penduduk setempat.
b. Pasar daerah atau pasar lokal adalah pasar disetiap daerah yang memperjualbelikan barang – barang yang diperlukan penduduk daerah tersebut.
c. Pasar nasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barang yang mencakup satu negara.
d. Pasar internasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barang – barang keperluan masyarakat internasional.
Pengertian pasar menurut fisik bangunannya (Mayasari, 2011) :
1. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi/WC dan aliran listrik.
2. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi/WC dan aliran listrik.
3. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan memiliki fasilitas yang belum memadai.
4. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.
5. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa bangunan.
Pasar menurut jenis kegiatannya (Devi NMWR, 2013) :
1. Pasar Eceran yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang secara eceran.
2. Pasar Grosir yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran dalam jumlah besar.
3. Pasar Induk yaitu pasar yang lebih besar dari pasar grosir, merupakan pusat pengumpulan dan penyimpanan bahan – bahan pangan untuk disalurkan ke grosir – grosir dan pusat pembelian.
Menurut lokasi dan kemampuan pelayanannya, pasar digolongkan menjadi lima jenis (Devi NMWR, 2013) :
Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis dan luas, bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota bahkan sampai keluar kota, serta barang yang diperjual belikan lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
2. Pasar Kota
Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis dan luas, bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan lengkap. Melayani 200.000 – 220.00 penduduk. Yang termasuk pasar ini adalah pasar induk dan pasar grosir.
3. Pasar Wilayah (Distrik)
Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang cukup strategis dan luas, bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan cukup lengkap. Melayani 10.000 – 15.000 penduduk. Yang termasuk pasar ini adalah pasar eceran.
4. Pasar Lingkungan
Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis, bangunan permanen/semi permanen, dan mempunyai pelayanan meliputi permukiman saja, serta barang yang dieprjual belikan kurang lengkap. Melayani 10.000 – 15.000 penduduk saja.yang termasuk pasar ini adalah pasar eceran.
5. Pasar Khusus
Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis, bangunan permanen/semi permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi wilayah kota, serta barang yang diperjual belikan terdiri dari satu macam barang khusus seperti pasar bunga, pasar burung, atau pasar hewan.
Menurut Karuppiah (2010) dalam Lilananda (2009) beberapa pasar tradisional di Kota Medan :
a) Pusat Pasar merupakan salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur – mayur.
b) Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas. c) Pasar Beruang yang terletak di Jalan Beruang.
d) Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar tradisional yang cukup tua dan menjadi trade mark Kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis.
e) Pasar Ramai yang terletak di Jalan Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
f) Pasar Simpang Melati merupakan pasar yang terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jalan Pancing.
Beberapa pasar modern di Kota medan menurut Karuppiah (2010) dalam Lilananda (2009) : a) Brastagi plaza b) Hypermarket c) Swalayan d) Carrefour e) Supermarket
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Medan (2013) dicatatkan 24
BAB 1 PENDAHULUAN