• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cadangan Karbon Tanah Gambut

Penetapan cadangan karbon bahan gambut merupakan fungsi dari luas area, ketebalan dan tingkat kematangan gambut, sedangkan tingkat kematangan gambut mempengaruhi nilai bobot isi dan kadar C organiknya. Cadangan karbon bahan gambut di Lubuk Gaung untuk lapisan saprik 2.050 ton/ha, hemik 341 ton/ha, dan fibrik 266 ton/ha (Tabel 6). Nilai ini berbeda dengan yang diungkapkan Notohadiprawiro (dalam Yulianti 2009), bahwa setiap 1 m lapisan gambut diperkirakan mampu menyimpan karbon 700 ton/ha. Dari hasil penelitian ini, cadangan karbon saprik lebih tinggi daripada hemik dan fibrik. Hal ini selain karena faktor ketebalan, saprik memiliki tingkat kematangan lanjut sehingga memiliki bobot isi yang lebih tinggi.

19 Tabel 6 Data cadangan karbon pada lokasi penelitian

Bahan Gambut A (Luas) m2 D (Ketebalan) (m) Bobot Isi (ton/m3) C Organik (%) Cadangan Karbon (ton/ha) Saprik 3000 1,46 0,26 53,95 2.050 Hemik 3000 0,28 0,22 55,45 341 Fibrik 3000 0,34 0,14 55,85 266

Pada data diatas terlihat bahwa tanah gambut memiliki cadangan karbon yang sangat besar, berbeda dengan tanah mineral yang hanya memendam sekitar 20-80 ton/ha (Agus 2007). Tingginya potensi karbon tersebut menunjukkan bahwa lahan gambut memiliki fungsi penting sebagai tempat pemendaman karbon, sehingga lahan gambut menjadi ekosistem yang sangat efektif dalam memendam karbon. Jika terjadi salah kelola pada lahan gambut seperti kebakaran lahan atau drainase yang berlebihan maka laju emisi karbon lahan gambut bisa lebih besar daripada laju pemendaman karbon sehingga lahan gambut justru berperan dalam meningkatkan pemanasan global. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa lahan gambut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global.

20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Bahan gambut saprik di Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai memiliki rataan bobot isi sekitar 0,26 g/cm3, dan kadar air 277%. Saprik memiliki warna yang lebih gelap daripada hemik dan fibrik. Lahan gambut di Lubuk Gaung memiliki kemasaman yang tinggi dengan pH < 4, dan rataan C organik untuk saprik 53,95%; hemik 55,45%; serta fibrik 55,85%. Sedangkan rataan kadar abu saprik 6,98%; hemik 4,47%; dan fibrik 3,71%. Nilai pH bahan gambut akan semakin tinggi sebanding dengan tingkat kematangannya. Sedangkan pada C organik dan kadar abu, semakin tinggi tingkat kematangan gambut maka C organik akan semakin rendah tetapi kadar abu justru semakin meningkat.

Cadangan karbon merupakan fungsi dari kedalaman, luas area dan tingkat kematangan gambut. Cadangan karbon bahan gambut di Lubuk Gaung untuk lapisan saprik 2.050 ton/ha (ketebalan 146 cm), hemik 341 ton/ha (ketebalan 28 cm), dan fibrik 266 ton/ha (ketebalan 34 cm). Tingginya cadangan karbon ini menunjukkan bahwa gambut memiliki fungsi penting sebagai tempat pemendaman karbon.

5.2Saran

Saran untuk penelitian ini antara lain:

1. Perlu adanya penetapan cadangan karbon secara berkala sehingga cadangan karbon tanah gambut dapat terus diamati.

2. Perlu adanya penetapan cadangan karbon pada kawasan hutan di sekitar lokasi penelitian, sehingga bisa dijadikan sebagai perbandingan cadangan karbon antara hutan gambut dengan lahan gambut yang telah dikonversi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

21

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah TS. 1997. Tanah Gambut: Genesis, Klasifikasi, Karakteristik, Penggunaan, Kendala, dan Penyebarannya di Indonesia. Bogor: Jurusan Tanah, Institut Pertanian Bogor.

Agus F. 2007. Cadangan, Emisi, dan Konservasi Karbon di Lahan Gambut. Bogor: Balai Penelitian Tanah. Http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diunduh pada 3 Desember 2009.

Agus F, Subiksa IGM. 2008. Lahan Gambut: Potensi Untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diunduh pada 3 Desember 2009. Andriesse JP. 2003. Ekologi dan Pengelolaaan Tanah Gambut Tropika. Cahyo Wibowo

dan Istomo [penerjemah]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. [Anonim]. 2009a. Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit. Http://www.iopri.org.

Diunduh pada 3 Desember 2009.

(__________). 2009b. Luas Perkebunan Sawit Nasional 2009 Capai 7,12 Juta Ha. Http://www.kapanlagi.com. Diunduh pada 5 Desember 2009.

[BPS] Badan Pusat Statistik Dumai. 2004. Dumai Dalam Angka 2004. Dumai: Badan Pusat Statistik Dumai.

(__________). 2007. Dumai Dalam Angka 2007. Dumai: Badan Pusat Statistik Dumai. Barchia MF. 2006. Gambut Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Yogyakarta: UGM

Press.

Batubara SF. 2009. Pendugaan Cadangan Karbon dan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Tanah Gambut di Hutan dan Semak Belukar Yang Telah Didrainase [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Chotimah HERNC. 2009. Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pertanian. Http://formala.multiply.com. Diunduh pada 14 Januari 2009.

Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Http://www.depperin.go.id. Diunduh pada 3 Desember 2009.

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Dumai. 2009. Data Statistik Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Dumai 2008. Dumai: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Dumai.

Dumai. 2008. Peta Kota Dumai [Peta Umum]. Dumai: Pemerintah Kota Dumai. Http://www.dumaikota.go.id. Diunduh pada 4 Oktober 2008. 1 lembar.

Greenpeace. 2007. Lahan Gambut dan Perubahan Iklim. Http://dte.gn.apc.org. Diunduh pada 14 Januari 2009.

22 (__________). 2009. How The Palm Oil Industry Is Cooking The Climate.

Http://www.greenpeace.org. Diunduh pada 28 Desember 2009.

Handayani D. 2005. Karakteristik Gambut Tropika: Tingkat Dekomposisi Gambut, Distribusi Ukuran Partikel, dan Kandungan Karbon [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hooijer A, Silvius M, Wosten M, Page S. 2006. PEAT-CO2, Assessment of CO2 Emission From Drained Peatlands in SE Asia. Wetland International and Delft Hydraulics Report. Http://www.wetlands.org. Diunduh pada 13 November 2009.

Mujib AS. 2009. Pengelolaan Kesuburan Tanah Pada Lahan Gambut. Http://www.scienceletter07.blogspot.com. Diunduh pada 14 Januari 2009.

Noor M. 2001. Pertanian Lahan Gambut Potensi dan Kendala. Yogyakarta: Kanisius. Nursanti I, Rohim AM. 2009. Pengelolaan Kesuburan Tanah Pada Lahan Gambut .

Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com. Diunduh pada 14 Januari 2010.

Prasetyani M, Miranti E. 2004. Potensi dan Prospek Bisnis Kelapa Sawit Indonesia. Http://www.litbang.deptan.go.id. Diunduh pada 28 Desember 2009.

Provinsi Riau. 2002. Peta Lahan Gambut Provinsi Riau Tahun 2002 [Peta Tematik]. Jakarta: Wetland International-Indonesia Program. Http://www.jikalahari.org. Diunduh pada 13 Desember 2008. 1 lembar.

(__________). 2007. Peta Luas, Sebaran Lahan Gambut, dan Kandungan Karbon Provinsi Riau Tahun 2002 [Peta Tematik]. Jakarta: Wetland International - Indonesia Program. Http://www.jikalahari.org. Diunduh pada 13 Desember 2008. 1 lembar. Riau Mandiri. 2009. Pertumbuhan Investasi Dumai Capai Rp 4 T Pertahun.

Http://riaumandiri.net. Diunduh pada 23 Oktober 2009.

Sabiham S. 2007. Potensi dan Pemanfaatan Lahan Gambut Berkelanjutan Untuk Pertanian. Didalam: Pertanian Lahan Rawa. Prosiding Seminar Nasional: Kuala Kapuas, 3-4 Agustus 2007. Bogor: Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. 2007. hal 63-82. Seafast IPB. 2008. Kajian Pasar Industri Hilir Kelapa Sawit. Http://seafast.ipb.ac.id.

Diunduh pada 5 Desember 2009.

Setyamidjaja. 2006. Kelapa Sawit: Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan. Yogyakarta: Kanisius.

Soetrisno N. 2008. Peranan Industri Sawit Dalam Pengembangan Ekonomi Regional: Menuju Pertumbuhan Partisipatif Berkelanjutan. Http://ikah.depperin.go.id. Diunduh pada 3 Desember 2009.

Soil Survey Staff. 2006. Keys to Soil Taxonomy. Washington: United State of Agriculture Natural Resources Conservation Service. Edisi ke-10.

23 Tim Tanaman Perkebunan Besar. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis

Kelapa Sawit. Jakarta: Departemen Pertanian.

Wahyunto, Ritung S, Suparto, Subagjo H. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan. Bogor: Wetland International–Indonesia Program.

Wikipedia. 2009. Kelapa Sawit. Http://www.id.wikipedia.org. Diunduh pada 3 Desember 2009.

Yani A. 2003. Beberapa Pendekatan Pengukuran Karbon Tanah Gambut di Jambi [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Yayasan Lestari Alam. 2 0 0 8 . Definisi Tanah Gambut. Http://ilmugambut.blogspot. Diunduh pada 14 Januari 2010.

Yulianti N. 2009. Cadangan Karbon Lahan Gambut Dari Agroekosistem Kelapa Sawit PTPN IV Ajamu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

24

LAMPIRAN

25

Lampiran 1 Peta Daerah Dumai (Sumber: Http://www.dumaikota.go.id)

26

Lampiran 2Peta Luas, Sebaran Lahan Gambut, dan Kandungan Karbon di Provinsi Riau Tahun 2002

(sumber: Http://www.jikalahari.org)

Lampiran 3 Peta Sebaran Hutan Diatas Lahan Gambut Riau Tahun 2007

28 Lampiran 5 Foto Kegiatan di Lapangan

Pengeboran tanah gambut di lokasi 1 Pengeboran tanah gambut di lokasi 2 Tenaga bantu lapangan

29

30

Dokumen terkait