• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

Dalam dokumen Dokumen RPJMD 2011 2015 (Halaman 85-89)

GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA DUMA

KONDISI CAPAIAN SPM

5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

Sumber : Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2008-2011, Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai 2012

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kasus komplikasi kebidanan yang terjadi di Kota Dumai pada tahun 2008 hingga 2012 telah tertangani seluruhnya (100%). Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Peraturan Menteri Kesehatan No 741/Menkes/Per/VII/2008, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Dumai sudah melebih dari target nasional (80%).

5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

Kesehatan balita tidak hanya dipengaruhi oleh kesehatan ibu namun dipengaruhi pula oleh faktor yang lain, diantaranya adalah proses kelahiran/persalinan. Data penolong kelahiran merupakan salah satu indikator kesehatan terutama yang berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak maupun pelayanan kesehatan secara umum. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan dianggap lebih baik daripada yang ditolong dukun atau lainnya karena dapat menggambarkan tingkat kemajuan pelayanan kesehatan, terutama pada saat kelahiran.

Proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih atau cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan adalah perbandingan antara persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya dengan jumlah persalinan seluruhnya, dinyatakan dalam persentase. Mengukur kematian ibu secara akurat adalah sulit, kecuali tersedia data registrasi yang sempurna tentang kematian dan penyebab kematian. Oleh karena itu sebagai proksi indikator digunakan proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih. Dari data cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, selama

tahun 2006 sampai 2009 terjadi peningkatan, namun pada tahun 2010 kembali menurun menjadi 94,6%. Berikut ini perkembangan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Dumai.

Tabel 2.3.1.18

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Dumai Tahun 2006-2010

Indikator Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

83,7 96,0 98,0 110,5 94,6 Sumber : Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2008-2011

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Dumai mengalami kecenderungan naik dari tahun 2006 sampai 2009. Pada tahun 2006 angka cakupan tersebut sebesar 83,7%, dan pada tahun 2009 naik menjadi 110,5%. Tahun 2010 cakupan pertolongan persalinan tersebut menurun menjadi 94,6%.

Gambar 2.3.1.15

Grafik Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kota Dumai Tahun 2006-2010

Sumber : Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2008-2011; olah data 2013

Jika dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam Permenkes No 741/Menkes/VII/2008, yang menargetkan cakupan sebesar 90%, maka cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Dumai pada tahun 2007 sampai 2010 telah melebihi target nasional. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

banyaknya penduduk yang memilih tenaga kesehatan sebagai penolong kelahiran utama karena semakin meningkatnya kemampuan penduduk untuk mengakses fasilitas kesehatan. 6. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Universal Child Immunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT.Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT.

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Dumai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 belum seluruhnya mencapai 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Dumai telah mendapatkan pelayanan imunisasi baik melalui Posyandu, Puskemas maupun Rumah Sakit. Berikut ini tabel cakupan desa/kelurahan UCI di Kota Dumai. Pada tahun 2007 sampai dengan 2009, cakupan kelurahan UCI telah mencapai 100%, namun pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan. Berikut ini perkembangan cakupan kelurahan UCI di Kota Dumai.

Tabel 2.3.1.19

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kota Dumai Tahun 2007-2012

Indikator Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization

(UCI) 71,88 100 100 100 87,5 78,79

Sumber : Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2008-2011, Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai 2012

Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. Imunisasi memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan Human Development Index terkait dengan angka umur harapan hidup karena dapat menghindari kematian yang tidak diinginkan. Keberhasilan upaya imunisasi akan dapat meningkatkan kualitas anak bangsa sebagai penerus perjuangan dimasa mendatang.

Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan kematian.GAIN UCI akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2010-2014, dengan sasaran seluruh bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.

Imunisasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin) sebanyak 1 (satu) kali dilakukan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi BCG diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.Imunisasi hepatitis-B sebanyak 1 (satu) kali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan dan dapat menyebabkan pengerutan hati (sirosis) dan kanker hati. Imunisasi Hepatitis B ini diberikan segera setelah lahir di sarana pelayanan kesehatan.Imunisasi DPT-HB sebanyak 3 (tiga) kali untuk memberi kekebalan pada penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan pada usia bayi 2 (dua) bulan. Kemudian imunisasi berikutnya selisihnya 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis

HB.Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan dari penyakit polio dan diberikan sebanyak 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak, diberikan pada bayi umur 9 bulan.

Dalam dokumen Dokumen RPJMD 2011 2015 (Halaman 85-89)

Dokumen terkait