• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partai

12 Calon pengurus DPD harus memiliki

moral/integritas yang baik 3,63 Sangat Setuju

Rata-rata Total 2,74 Setuju

Tabel 8 menjelaskan rataan skor terbesar yang diperoleh yaitu 3.63 %.Hal ini menyatakan bahwa pengurus DPD XYZ sangat setuju jika dalam tahap seleksi harus mempertimbangkan calon pengurus yang memiliki integritas/moral yang baik seperti tidak terlibat dalam kasus korupsi atau kasus pidana lainya. Artinya dengan mewajibkan syarat seorang pengurus harus memiliki intergritas dan moral yang baik diharapkan mampu menjalankan amanat dan menjaga nama baik partai dimata masyarakat.

Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi

Persepsi pengurus DPD XYZ Bogor terhadap kompetensi, dinilai berdasarkan faktor-faktor yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri. Masing-masing faktor diwakili oleh beberapa pernyataan yang menggambarkan kompetensi. Jumlah total rataan persentase dari setiap faktor dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini

Tabel 9 Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi

Faktor Kompetensi Rataan Skor Kesimpulan

Pengetahuan 2,83 Setuju

Keterampilan 2,90 Setuju

Motivasi 3,29 Sangat Setuju

Karakteristik Pribadi 2,48 Tidak Setuju

Konsep Diri 3,62 Sangat Setuju

Berdasarkan Tabel 9 dari lima faktor kompetensi diperoleh hasilbahwa jumlah rataan skor tertinggi yaitu sebesar 3.62 yang artinya mayoritas pengurus DPD XYZ sangat setuju jika hal yang berhubungan dengan konsep diri seperti kejujuran termasuk dalam bentuk bebas dari korupsi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap pengurus partai. Karena menurut pendapat mereka citra partai dimata masyarakat yang pertama dinilai dari konsistensi dalam menjalankan visi dan misi tanpa kasus korupsi. Skor rataan dari masing-masing pernyataan terkait lima faktor kompetensi akan ditunjukan lebih rinci pada penjelasan berikut.

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan Informasi yang dimiliki seseorang mengenai bidang tertentu, persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor pengetahuan dalam bentuk rataan persentase dijelaskan pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10 Persepsi Pengurus Terhadap pengetahuan

No Pernyataan Rataan

Skor Kesimpulan 1

Latar belakang pendidikan sangat mendukung pengerjaan tugas saya dalam partai

2,90 Setuju 2 Mempunyai pengetahuan dalam bidang

politik yang mumpuni. 2,70 Setuju

3 Memiliki kemampuan dibidang managerial

yang sangat baik 2,87 Setuju

4 Sangat menguasai pengetahuan dibidang

ilmu pemerintahan 2,70 Setuju

5

Mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam pengetahuan manajemen konflik

3,00 Setuju

Rata-rata Total 2,83 Setuju

Berdasarkan Tabel 10 dapat dijelaskan bahwa angka tertinggi dari rataan skor adalah 3.00 yang artinya setiap pengurus mayoritas menyatakan setuju jika kompetensi berdasarkan faktor pengetahuan, seorang pengurus harus memiliki kemampuan yang baik dalam pengetahuan manajemen konflik. Artinya jika

terjadi selisih paham dalam berpendapat atau bertindak, diharapkan setiap pengurus mampu mengatasi dan menyelesaikan dengan baik. 

Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas fisik atau tugas mental tertentu. persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor keterampilan dalam bentuk rataan persentase dijelaskan pada Tabel 11 berikut. Tabel 11 Persepsi Pengurus Terhadap Keterampilan

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1 Mampu mempengaruhi orang lain untuk ikut serta

dengan pemikiran saya 2,73 Setuju

2

Selalu berinisiatif untuk membangun dan mengembangkan kinerja partai dengan lebih baik

3,40 Sangat

Setuju

3

Mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang ada dalam kepengurusan partai dengan sangat baik

2,97 Setuju 4 Menguasai bahasa asing dengan sangat baik 2,40 Tidak Setuju 5 Memiliki kemampuan bernegosiasi yang sangat

baik. 3,00 Setuju

Rata-rata Total 2,90 Setuju

Berdasarkan Tabel 11 penilaian pengurus terhadap keterampilan diperoleh rataan terbesaryaitu 3.40%, dimana mayoritas pengurus menyatakan setuju jika kompetensi dapat tercermin dari inisiatif setiap pengurus dalam menjalankan tugas partai. Dalam arti lain inisiatif setiap pengurus dapat dilihat dari keterampilannya dalam menjalankan tugas partai baik ketika dalam mengemukakan pendapat atau gagasan pada saat rapat maupun menyelesaikan masalah dalam tugas lapang.

Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan terjadinya tindakan. Persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor motivasi dalam bentuk rataan persentase dapat dilihat pada tabel 12 berikut.

Tabel 12 Persepsi Pengurus Terhadap Motivasi

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan 1 Selalu berusaha bekerja dengan sangat

produktif dan efektif demi kemajuan partai 3,27 Setuju 2

Keluarga merupakan salah satu sumber motivasi terbesar untuk menjalankan tugas saya dalam partai

3,33 Sangat

Setuju

3

Pencapaian keberhasilan/prestasi partai menambah motivasi saya untuk terus meningkatkan kinerja dengan lebih baik

3,33 Sangat

Setuju 4 Rekan kerja merupakan sumber motivasi saya

untuk menjalankan tugas dengan baik dalam 3,30

Sangat Setuju

partai 5

Pimpinan adalah motivasi terbesar saya untuk melaksanakan tugas partai dengan sebaik-baiknya

3,23 Setuju

Rata-rata Total 3,29 Sangat

Setuju Pada Tabel 12 rataan skor kompetensi berdasarkan faktor motivasi yang paling besar yaitu 3.33% dimana pengurus DPD XYZ sangat setuju dengan pernyataan kuesioner terkait motivasi bahwa keluarga dan prestasi partai merupakan faktor penyemangat pengurus dalam menjalankan tugasnya dalam partai. Hal ini mengartikan bahwa tanpa adanya dukungan dan semangat dari keluarga maka seorang pengurus tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik di dalam partai, selain itu prestasi yang diraih partai juga merupakan salah satu penyemangat kerja, karena indikator dari hasil kinerja yang baik yaitu memberikan hasil yang maksimal bagi kemajuan partainya.

Karakteristik Pribadi

Karakteristik pribadi merupakan karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi. Persepsi pengurus dalam bentuk persentase mengenai kompetensi dilihat dari karakteristik pribadi, dapat dijelaskan pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13 Persepsi Pengurus Terhadap Karakteristik Pribadi

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan 1 Status perkawinan sangat berpengaruh terhadap

kinerja pengurus dalam partai 2,20 Tidak setuju

2 Pemberian posisi tertentu sebagai pengurus

DPD dapat meningkatkan kinerja 2,77 Setuju

Rata-rata Total 2,48 Tidak Setuju

Rataan skor pada kompetensi berdasarkan faktor karakteristik pribadi yang paling besar yaitu 2.77%dengan arti bahwa pengurus DPD XYZ setuju dengan pernyataan kuesioner terkait karakteristik pribadi yang menyatakan bahwa pemberian posisi tertentu sebagai pengurus DPD dapat meningkatkan kinerja. Artinya pemberian posisi tertentu kepada seorang pengurus akan sangat berpengaruh terhadap motivasi diri dari pengurus tersebut, dengan pemberian posisi, seorang pengurus akan merasa bahwa dia dianggap memiliki kompetensi dan kepercayaan yang lebih dari atasan, sehingga memacu rasa tanggungjawab terhadap amanah yang diberikan akan lebih besar.

Konsep Diri

Konsep diri adalah Pemahaman seseorang akan dirinya sendiri, sedangkan sikap adalah penilaian positif atau negatif seseorang pada stimulus atau obyek tertentu. Persepsi pengurus dalam bentuk persentase mengenai kompetensi dilihat dari faktor konsep diri dijelaskan pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Persepsi Pengurus Terhadap Konsep diri

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan 1

Korupsi merupakan hal yang tidak pernah dibenarkan dalam prinsip hidup dalam bekerja

3,93 Sangat

Setuju

2 Sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran

dalam melakukan tugas partai 3,80 Sangat Setuju

3 PAN adalah partai yang bersih dari kasus

korupsi 3,13 Setuju

Rata-rata Total 3,62 Sangat Setuju

Pada Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa rataan skor terbesar pada kompetensi berdasarkan konsep diri adalah 3.93% yang artinya mayoritas pengurus DPD XYZ sangat setuju jika hal yang berhubungan dengan konsep diri seperti kejujuran termasuk dalam bentuk bebas dari korupsi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap pengurus partai. Karena menurut pendapat mereka citra partai dimata masyarakat yang pertama dinilai dari konsistensi dalam menjalankan visi dan misi tanpa kasus korupsi.

Analisis Pengaruh Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Melalui Smart PLS

Menurut (Yamin dan Kurniawan 2011) evaluasi outer model dibagi menjadi dua tahapan yaitu Convergen Validity ( Indikator validitas, Reabilitas konstrak, nilai AVE) dan Diskriminan validity (Cross loading dan Akar AVE). Dari hasil pengolahan dan penyederhanaan model yang dilakukan sebanyak enam kali, maka didapat dua buah model terbaik yaitu model tahap ke lima dan model tahap ke enam yang dapat dibandingkan berdasarkan kriteria yang hampir memenuhi syarat model PLS, hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 15 berikut Tabel 15 Kriteria model Smart PLS

   Kriteria Penjelasan Model hasil tahap 1 Model hasil tahap 2 Kesimpulan

Evaluasi M o de l Str uktur al R square untuk variabel laten endogen

Hasil R square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk

variabel laten endogen dalam model struktural mengindikasikan bahwa model "baik", "moderat",

dan "lemah"

0.401 0.42 model tahap 2

Estimasi koefisien jalur

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus

signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur

bootstrapping 3.261 dan 6.946 6.147 dan 6.878 model tahap 2 Evaluas i Mod e l P e ngukur an Refleksif Loading factor

Nilai loading faktor harus diatas 0.70

masih ada tiga manifest yang

dibawah loading faktor

masih ada satu manifest berada dbawah

loading factor

   Kriteria Penjelasan Model hasil tahap 1 Model hasil tahap 2 Kesimpulan Evaluasi M o de l P e ngukur an Re fle k sif Composi te Realibilit y Composite realibility mengukur internal consistency dan nilainya

harus diatas 0.60 nilai composite 0.66, 0.54 dan 0.66 nilai composit 0.65, 0.54 dan 0.64 model tahap 1 Average Variance Extracted

Nilai average variance extracted (AVE) harus

diatas 0.50

0.34, 0.37, dan 0.33

0.39, 0.37 dan

0.37 model tahap 2 Berdasarkan Tabel 15 dapat disimpulkan pada penelitian ini model yang dipilih yaitu model tahap ke dua, karena model tersebut hampir memenuhi setiap syarat dari model PLS yang dianggap baik dibandingkan dengan model tahap ke satu baik dari nilai evaluasi model struktural maupun evaluasi model pengukurannya. hasil model tahap ke dua dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Model Output Smart PLS

Gambar 5 menunjukkan bahwa konstruk Rekrutmen (R) diukur dengan 2 buah indikator yaitu R5 yang menyatakan bahwa rekrutmen menggunakan jalur hubungan kekeluargaan atau kekerabatan, sedangkan R8 yaitu jalur rekrutmen dengan menggunakan bantuan media iklan, Demikian juga konstruk Seleksi (S) diukur dengan 3 indikator yaitu S6 yang menyatakan bahwa calon pengurus harus memiliki kemampuan akademik dibidang manajemen, S8 setiap pengurus sebaiknya memiliki keahlian dalam bidang keuangan dan S11 pengurus sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani, yang terakhir yaitu konstruk Kompetensi (K) diukur dengan 3 indikator yaitu KP1 menyatakan bahwa latar belakang pendidikan sangat mendukung pengerjaan tugas dalam partai, KP2 yaitu pengurus sebaiknya memiliki pengetahuan dalam bidang politik yang mumpuni dan KP4 menyatakan bahwa pengurus sebaiknya menguasai pengetahuan dibidang ilmu pemerintahan. Arah panah antara indikator dengan konstruk menunjukkan bahwa penelitian menggunakan

indikator reflektif yang relatif sesuai untuk mengukur persepsi.Kesimpulan dari gambar di atas adalah Convergent validity dari measurement model dengan indicator reflektif dapat dilihat dari korelasi antara score item/indicator dengan score konstruknya. Indikator individu sebenarnya dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0.70. Namun demikian pada riset tahap pengembangan skala, loading 0.50 sampai 0.60 masih dapat diterima. Berdasarkan pada outer loading diatas semua indikator memiliki nilai korelasi diatas 0.50 dan dinyatakan signifikan.Selain itu dapat dijelaskan dari Gambar di atas model pengaruh antara Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi memberikan nilai R-square sebesar 0.420, yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Kompetensi yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk Rekrutmen dan Seleksi sebesar 42.0% sedangkan 58.0% dijelaskan oleh variable lain diluar model yang diteliti

Hasil dari uji Bootsrapping pada model akhir terdapat 3 konstruk yaitu rekrutmen, seleksi dan kompetensi, masing-masing konstruk memiliki indikator. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6 Berikut.

 

Gambar 6. Model Output Bootstrapping 

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai indikator terbesar dari konstruk rekrutmen ada pada R5 dengan jumlah sebesar 8.274 yang artinya proses rekrutmen pada pengurus DPD Partai XYZ lebih banyak berasal atau direkrut dari orang-orang yang memiliki hubungan anggota keluarga atau kekerabatan. Konstruk seleksi juga dapat dilihat indikator paling besar yaitu 11.020 terdapat pada indikator S6 yang mengartikan bahwa sebaiknya pada tahap seleksi setiap calon pengurus harus mempertimbangkan keahlian akademik dibidang manajemen. Sedangkan untuk konstruk kompetensi nilai indikator terbesar ada pada KP4 yakni sebesar 12.939 yang artinya setiap pengurus DPD partai XYZ harus memiliki pengetahuan dibidang ilmu pemerintahan. Dari Gambar di atas juga dapat disimpulkan bahwa pengaruh rekrutmen dan seleksi memiliki

signifikansi nyata, atau berpengaruh nyata terhadap kompetensi pengurus. Hal ini dapat dilihat dengan beta sebesar 6.147 dari konstruk rekrutmen terhadap konstruk kompetensi dan betasebesar 6.878 dari konstruk seleksi terhadap kompetensi, dimana kedua nilai betanya lebih besar dari 1.96. Sedangkan gambar hasil model tahap ke lima dapat dilihat pada Lampiran 3.

Implikasi Manajerial

Hasil analisis, menunjukkan bahwa proses rekrutmen dan seleksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi. Baik secara deskriptif maupun secara pengujian menggunakan partial least square. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah tindakan nyata untuk meningkatkan hal tersebut di DPD Partai XYZ. Hasil pengujian yang dapat digunakan sebagai input dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Hasil pengujian persepsi

Hasil Analisis

Rekrutmen Seleksi Kompetensi

Deskriptif Latar Belakang Organisasi Pengurus

Moral /Intgritas Konsep Diri PLS Hubungan kekeluargaan atau Kekerabatan Kemampuan akademik dibidang manajemen Pengetahuan

Berdasarkan hasil pengujian persepsi yang terdapat pada Tabel 16, rekrutmen yang berpengaruh positif dan signifikan ialah rekrutmen yang dilakukan melalui dasar hubungan kekeluargaan atau kekerabatan dan memprioritaskan orang-orang yang memiliki latar belakang pengalaman organisasi, untuk indikator dari seleksi yang paling signifikan yaitu proses seleksi dengan melihat pertimbangan bahwasanya pengurus harus memiliki moral dan integritas yang baik serta memprioritaskan pengurus yang memiliki kemampuan dibidang manajemen. Sedangkan indikator yang paling berpengaruh dalam terbentuknya kompetensi yaitu konsep diri dan pengetahuan. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi dari input tersebut dapat dilihat pada implikasi manajerial Lampiran 4.

Dokumen terkait