• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PARTAI XYZ KOTA BOGOR

DESI HABIBA UTAMI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

       

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Desi Habiba Utami NIM H24114025

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1 

(3)

ABSTRAK

DESI HABIBA UTAMI. Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.

Berdasarkan pemilihan umum legislatif yang dimulai sejak tahun 1999 hingga tahun 2004 setiap partai tentu mengalami fluktuasi atas perolehan suara ataupun kursi, seperti halnya yang dialami oleh Partai XYZ. Keadaan ini menjadi motivasi bagi Partai XYZ untuk berusaha memperbaiki manajemen pengelolaan partainya, tentu saja faktor utama yang dianggap sangat berpengaruh bagi XYZ adalah peran besar Sumber Daya manusia yang terikat di dalamnya, untuk mewujudkan visi dan misi dari partainya agar terus mampu bersaing dengan paratai-partai lain tentu saja dibutuhkan manajemen pengelolaan Sumber Daya Manusia yang berkulitas dengan menerapkan pelaksanaan proses rekrutmen dan seleksi pada setiap pengurus atau anggota yang akan terlibat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh proses rekrutmen dan seleksi terhadap kompetensi. Pengolahan data dilakukan dengan metode Structural Equational Model Partial Least Square dengan software SmartPLS. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengaruh rekrutmen dan seleksi memiliki signifikansi nyata, atau berpengaruh nyata terhadap kompetensi pengurus . hal ini dapat dilihat dengan beta sebesar 6.147 dari konstruk rekrutmen terhadap konstruk kompetensi dan beta sebesar 6.878 dari konstruk seleksi terhadap kompetensi, dimana kedua nilai betanya lebih besar dari 1.96

Kata kunci:Partai, Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi, SmartPLS

ABSTRACT

DESI HABIBA UTAMI. Influence of Recruitment and Selection Process on Governing Council Competencies of XYZ Party in Bogor.Supervised byLINDAWATIKARTIKA.

(4)

PENGARUH PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI

TERHADAP KOMPETENSI PENGURUS DPD PARTAI XYZ

KOTA BOGOR

DESI HABIBAUTAMI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor

Nama : Desi Habiba Utami

NIM : H24114025

Disetujui oleh

Lindawati Kartika,SE M.Si Pembimbing 1

   

 

Diketahui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dipilih dalam penelitian yang diselesaikan sejak bulanApril 2013 sampai September 2013 ini ialah Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika.SE.M.Si selaku dosen pembimbing dan bapakKetua DPD Partai XYZ Kota Bogor serta segenap pengurus DPD Partai XYZ. Di samping itu, Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya serta sahabat-sahabat seperjuangan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013 Desi Habiba Utami   

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iii DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup 5 TINJAUAN PUSTAKA 6

Rekrutmen 6 Metode Rekrutmen 6

Seleksi 7 Proses dan Tahap Seleksi 7

Kompetensi 8 Penelitian Terdahulu 9

METODE PENELITIAN 10 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 Lokasi dan Waktu penelitian 12 Jenis dan Sumber Data 12 Tekhnik Pengambilan Sampel 13

Perumusan Hipotesis 14 Pengolahan dan Analisis Data 14

Uji Validitas 14 Uji Reliabilitas 15 Metode Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode

Partial Least Square(PLS) 16 HASIL DAN PEMBAHASAN 16

Gambaran Umum Partai 16 Karakteristik Responden 17 Persepsi Pengurus Terhadap Proses Rekrutmen 19

Persepsi Pengurus Terhadap Proses Seleksi 19 Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi 21 Analisis Pengaruh Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi

(8)

DAFTAR TABEL

1. Hasil Pemilu Legislatif Kota Bogor 2004 dan 2009 1

2. Tingkat Pendidikan Terakhir Pengurus 4

3. Skala Likert 12 4. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner 13

5. Data Jumlah Anggota Pengurus Harian DPD XYZ Kota Bogor 13

6. Penentuan Proporsi Jumlah Sampel Penelitian 14 7. Persepsi Pengurus Terhadap Proses Rekrutmen 19 8. Persepsi Pengurus Terhadap Proses Seleksi 20 9. Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi 21 10. Persepsi Pengurus Terhadap pengetahuan 21 11. Persepsi Pengurus Terhadap Keterampilan 22 12. Persepsi Pengurus Terhadap Motivasi 22 13. Persepsi Pengurus Terhadap Karakteristik Pribadi 23

14. Persepsi Pengurus Terhadap Konsep diri 24

15. Kriteria model Smart PLS 24 16. Hasil pengujian persepsi 27

DAFTAR GAMBAR

1. Alur Rekrutmen dan Seleksi 3 2. Sumber dan Metode Rekrutmen (Rivai, 2006) 7

3. Tahap – tahap Seleksi (Rivai, 2006) 8 4. Kerangka Pemikiran Penelitian 11 5. Model Output Smart PLS 25 6. Model Output Bootstrapping 26

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 30 Lampiran 2 Karakteristik Responden 35 Lampiran 3 Gambar model 1 hasil tahap ke lima output PLS 42

Lampiran 4 Implikasi Manajerial 43

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Di Indonesia partai politik menjadi alat untuk menjembatani para elit politik untuk mencapai kekuasaan politik dalam negara. Biasanya partai politik ini adalah organisasi yang mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik dan menyumbang political development sebagai supra struktur politik. Tatanan sistem dalam partai politik tentu saja tidak lepas dari peran besar Sumber Daya Manusia yang terikat di dalamnya, untuk tetap bertahan dan mampu bersaing dengan paratai-partai lain tentu saja dibutuhkan manajemen pengelolaan Sumber Daya manusia yang berkulitas.

Sama halnya dengan Partai XYZ yang merupakan salah satu partai politik terbesar yang ada di Indonesia,untuk menjadi salah satu partai politik yang setiap tiga periode hingga saat ini masih mampu bersaing dan menjaga eksistensi dalam kancah politik, tentu saja faktor utama yang dianggap sangat berpengaruh bagi XYZ adalah peran besar Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan visi dan misi dari partainya.

Pada pemilu periode 2004 hingga 2009 partai XYZ mengalami penurunan cendrung cukup besar dan memperoleh sedikit suara dibandingkan dengan partai-partai besar lainnya, khususnya pada pemilu legislatif yang ada di kota Bogor. Hasil pemilu legislatif kota Bogor tahun 2004 dan tahun 2009 terdapat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Hasil Pemilu Legislatif Kota Bogor 2004 dan 2009

No Partai Politik 2004 2009

1 Partai Demokrat 5 Kursi 15 Kursi

2 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 8 Kursi 6 Kursi

3 Partai Golongan Karya 11 Kursi 6 Kursi

4 Partai Keadilan Sejahtera 10 kursi 7 Kursi

5 Partai XYZ 5 Kursi 2 Kursi

6 Partai Persatuan Perjuangan 5 Kursi 3 Kursi

7 Partai Gerakan Indonesia Raya - 2 Kursi

8 Partai Demokrasi Sejahtera 1 Kursi -

9 Partai Bulan Bintang - 1 Kursi

10 Partai Hati Nurani Rakyat - 3 Kursi

Jumlah 45 Kursi 45 Kursi

Sumber : KPU Kota Bogor (2013)

(10)

terbesar didominasi oleh parta Demokrat dengan perolehan sebanyak 15 kursi legislatif, untuk perolehan kursi yang paling sedikit yaitu sebanyak dua kursi yang diperoleh XYZ. Hal ini mengindikasikan bahwa dari kelima partai besar dalam pemilu legislatif, XYZ adalah partai yang menduduki peringkat terkecil dari empat partai lain dan merupakan partai dengan perolehan suara paling sedikit di daerah kota Bogor.

Keadaan ini menjadi salah satu faktor motivasi bagi Partai XYZ untuk terus berusaha memperbaiki manajemen pengelolaan Sumber Daya Manusianya. Dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas maka Partai XYZ menerapkan pelaksanaan proses rekrutmen dan seleksi pada setiap pengurus yang akan terlibat.

Proses rekrutmen dan seleksi pada setiap wilayah kerja XYZ yang terbagi atas Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) pada umumnya memiliki sistem dan struktur yang sama. Sebagai contoh yaitu wilayah kerja daerah atau DPD XYZ Kota Bogor. Setelah terpilihnya seorang ketua DPD, berdasarkan hasil Musyawarah daerah bahwasanya seorang pimpinan memiliki wewenang dalam membentuk jajaran kerja dalam jangka waktu 100 hari. Setiap calon pengurus yang nantinya akan bergabung dalam jajaran kerja, baik yang terdiri dari wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara maupun anggota biro harus sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga DPD Partai XYZ. Adapun syarat pengurus harian DPD Partai XYZ yang ditetapkan yaitu:

1. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 20 tahun atau lebih 2. Bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa

3. Sehat jasmani dan rohani

4. Cakap membaca, berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia

5. Memiliki integritas terhadap partai, tidak pernah melanggar dan menentang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan peraturan organisasi yang dibuktikan dengan surat tertulis

6. Bagi calon yang menjadi pengurus harian DPD berpendidikan serendah-rendahnya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau bentuk lain yang sederajat

7. Tidak pernah dijatuhi hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih

(11)

Sumber rekrutmen pengurus DPD XYZ

Rekrutmen Internal Rekrutmen Eksternal

Promosi dan Pemindahan

Gambar 1 menjelaskan bahwa proses rekrutmen pengurus DPD XYZ Kota Bogor diperoleh dari sumber internal dan ekternal. Dimana sumber internal didapat dari pengurus DPD lama, pengurus DPC, Rayon, Ranting dan Sayap Partai.Sedangkan untuk sumber pengurus ekternal didapat dari proses rekomendasi seperti tokoh agama dan ormas yang termsuk dalam organisasi profesional.Setelah merekrut melalui jalur internal dan eksternal, calon pengurus akan melalui tahapan seleksi, proses seleksi yang diterapkan oleh DPD XYZ dilakukan dengan dua tahapan. Dimana tahap seleksi pertama dilakukan langsung oleh pimpinan DPD menyeleksi setiap calon dengan wawancara untuk ditempatkan pada posisi sebagai wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara, serta anggota biro. Kemudian hasil seleksi posisi yang dilakukan pimpinan DPD diserahkan dalam bentuk surat pengajuan kepada DPW untuk diseleksi lebih lanjut. Seleksi lanjutan dari pihak DPW adalah tahapan penyeleksian kompetensi dari setiap calon pengurus yang dilihat

Screening Process II Rekomendasi Tokoh Agama

Organisasi Profesional Ormas

Pengajuan Surat Rekomendasi dan pengisian formulir

Pimpinan DPD

Screening Process I

Pimpinan DPW Pengurus DPD Lama

Pengurus DPC Pengurus Rayon Pengurus Ranting Pengurus Sayap Partai

Selesai

(12)

dan dinilai dari pengalaman dan pengetahuannya.Karena kedua faktor tersebut merupakan aset utama yang harus dimiliki sebagai calon pengurus.

Penyeleksian berdasarkan pengalaman dapat dinilai daripengalaman organisasi maupun pengalaman kerja yang pernah diikuti seorang calon pengurus. Sedangkan pengetahuan dinilai dari background tingkat pendidikan dari masing-masing calon pengurus. Adapun tingkat pendidikan terakhir dari 60 pengurus DPD saat ini terdiri atas beberapa klasifikasi yang dapat dijelaskan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Tingkat Pendidikan Terakhir Pengurus

Jabatan Pendidikan Terakhir

SMA STM D3 S1 S2 Total dan Keangotaan

2 1 3

Anggota Biro Pemberdayaan

Perempuan 2 2

Anggota Biro Pendidikan, Kesehatan dan

Penanggulangan Bencana

1 1

AnggotaBPP Pemilu (Dapil

Kota Bogor) 2 1 2 5

Total 16 1 22 20 1 60

Sumber : DPD XYZ Kota Bogor (2013)

Pada Tabel 2, pendidikan terakhir pengurus DPD berasal dari jenjang SMA, STM, D3, S1 dan S2. Namun mayoritas pendidikan yang paling mendominasi saat ini adalah pengurus yang memiliki pendidikan D3 dengan jumlah sebanyak 22 orang. hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan dalam tahap penyeleksian.

Selanjutnya jika hasil seleksi akhir mengenai pengalaman dan pengetahuan telah dilakukan maka hasil akhirnya akan disampaikan lagi oleh DPW kepada pimpinan DPD dalam bentuk surat keputusan. Rekrutmen dan proses seleksi yang dilakukan secara selektif tersebut memiliki peran penting bagi Partai XYZ. Hal ini dimaksudkan agar terciptanya SDM yang memiliki kompetensi tinggi yang diharapkan mampu menjalankan perannya dalam mewujudkan program-program partai yang telah disusun sesuai dengan ideologi baik dalam sistem politik ataupun pemerintahan.

Rumusan Masalah

(13)

pengelolaan partainya. Faktor utama yang dianggap sangat berpengaruh bagi XYZ adalah peran besar Sumber Daya Manusia yang terikat di dalamnya, Salah satu upaya untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang tinggi adalah dengan melakukan proses Rekrutmen dan Seleksi terhadap calon pengurus atau anggota. Semakin efektif pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, maka akan semakin besar kesempatan dalam mendapatkan pengurus atau anggota yang sesuai dengan kualifikasi partai politik. dan semakin berkualitasnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh suatu partai maka akan berpengaruh terhadap keberlangsungan siklus hidup partai dalam dunia politik saat ini.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi pengurus terhadap proses rekrutmen di DPD XYZ Kota Bogor?

2. Bagaimana persepsi pengurus terhadap proses seleksi di DPD XYZ Kota Bogor?

3. Bagaimana persepsi pengurus terhadap kompetensi DPD XYZ Kota Bogor? 4. Bagaimana pengaruh proses rekrutmen dan seleksi terhadap kompetensi

pengurus DPD XYZ Kota Bogor?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah :

1. Menganalisis persepsi pengurus terhadap proses rekrutmen di DPD XYZ Kota Bogor.

2. Menganalisis persepsi pengurus terhadap proses seleksi di DPD XYZ Kota Bogor.

3. Menganalisis persepsi pengurus terhadap kompetensi DPD XYZ Kota Bogor. 4. Menganalisis pengaruh proses rekrutmen dan seleksi terhadap kompetensi

pengurus DPD XYZ Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Menjadi sarana dan hasil nyata aplikasi dan praktisi ilmu yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan yang diimplementasikan dalam suatu bentuk skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian kesarjanaan di Fakultas Ekonomi Manajeman Institut Pertanian Bogor.

2. Memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan dalam optimasilasi manajemen sumber daya manusia khususnya dalam pengembangan proses rekrutmen dan seleksi bagi para anggota suatu partai politik.

3. Menjadi bahan perbandingan dalam pengembangan dan tambahan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis.

Ruang Lingkup

(14)

proses rekrutmen dan seleksi pengurus partai yang telah dan sedang diterapkan oleh organisasi atau perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

 

Rekrutmen

Menurut Rivai (2006), Rekrutmen merupakan proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu unutkbekerja dalam suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran mereka diserahkan atau dikumpulkan. Hasilnya adalah merupakan sekumpulan pelamar calon karywan baru untuk diseleksi dan dipilih. Selain itu rekrutmen juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan.

Rekrutmen dapat diartikan sebagai proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Proses rekrutmen dimulai pada waktu diambil langkah mencari pelamar dan berakhir ketika pelamar mengajukan lamarannya. Artinya, secara konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu seleksi, yang bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika proses rekrutmen ditempuh dengan tepat dan baik, hasilnya ialah adanya sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang paling memenuhi semua persyaratanlah yang diterima sebagai pekerja dalam organisasi yang memerlukannya. (Siagian, 2006).

Metode Rekrutmen

(15)

Seleksi

Proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Proses seleksi terdiri dari berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana yang akan ditolak. Proses seleksi dimulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses dimulai dan proses diakhiri merupakan usaha pengkaitan antara kepentingan calon pegawai dan kepentingan organisasi. (Siagian, 2006).

Menurut Rivai (2006) Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Prose seleksi adalah sekumpulan langkah untuk memilih karyawan yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

Proses dan Tahap Seleksi

Menurut Siagian(2006), bahwa setiap perekrut tenaga kerja yang mempunyai rasa tanggung jawab secara profesional dapat dipastikan ingin dan berusaha agar melalui proses seleksi yang dilakukannya diperoleh tenaga kerja yang paling memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang tersedia. Agar sasaran seperti itu tercapai, proses seleksi menggabungkan dua hal, yaitu yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan dilakukan apabila lamaran seseorang diterima dan faktor-faktor lain yang meskipun tidak langsung berkaitan dengan pekerjaannya

Gambar 2. Sumber dan Metode Rekrutmen (Rivai, 2006)

Sumber Rekrutmen

Metode Rekrutmen

Rekrutmen Internal

Rekrutmen eksternal

Luar Negeri Dalam negeri

Iklan dll Organisasi Profesional

Agen Tenaga Kerja Rekomendasi Karyawan

Lembaga Pendidikan Pelamar

Promosi & Pemindahan Keluarga Pekerja Perbantuan Pekerja

Rencana Seleksi

(16)

kelak, akan tetapi memberikan gambaran yang lebih akurat tentang diri pelamar yang bersangkutan.

Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak sebagai karyawan baru. Ada dua konsep yang harus diperhitungkan untuk peralatan seleksi, yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas (dapat dipercaya) berhubungan dengan konsistensi pengukuran yang digunakan sepanjang waktu, dan juga pertimbangan ukuran berapa banyak kesalahan yang terlihat dalam pengukuran yang terjadi sekarang. Sedangkan yang dimaksud dengan validitas adalah skor yang diberikan pada waktu tes atau wawancara sesuai dengan kinerja pekerjaan yang nyata. (Rivai, 2006).Tahap – tahap seleksi dapat dilihat pada Gambar 3.

Kompetensi

R. Palan (2007) yang dikutip dalam Mangkuprawira (2008) menyatakan kompentesi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superiorperformer), dengan demikian kompetensi terdiri dari beberapa jenis karakteristik yang berbeda yang mendorong perilaku.

Spencer (1993) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang biasanya terkait dengan kinerja efektif menurut kriteria tertentu dan/atau kinerja superior dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Karakteristik dasar tersebut mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, berlaku dalam berbagai situasi dan bertahan dalam batas waktu yang lama.

Kompetensi memiliki lima macam karakteristik, yaitu

Tahap 14 Tes kemampuan/tes potensi akademik Wawancara seleksi Peninjauan pekerja yang realistis Evaluasi medis kesehatan Wawancara dengan superior

Tes psikologi

Tes kemampuan Format (Borang) lamaran Surat rekomendasi

(17)

1. Motif

Sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan terjadinya tindakan. Motif dapat mendorong, mengarahkan, dan memilah tingkah laku orang tersebut ke arah atau tujuan tertentu dan bukan tujuan atau tindakan yang lian.

2. Sifat

Karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3. Konsep Diri dan Sikap

Konsep diri adalah Pemahaman seseorang akan dirinya sendiri, sedangkan sikap adalah penilaian positif atau negatif seseorang pada stimulus atau obyek tertentu.

4. Pengetahuan

Informasi yang dimiliki seseorang mengenai bidang tertentu. 5. Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas fisik atau tugas mental tertentu.

Penelitian Terdahulu

Fajar Susilo (2012) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh rekrutmen dan seleksi terhadap produktifitas karyawan marketing PT. AIA financial cabang Bogor. Hasil penelitian menyimpulkan (1) Proses rekrutmen yang ada pada PT. AIA Financial Bogor masih dirasa belum dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktifitas karyawan, hal ini dapat dilihat dari rataan persepsi karyawan terhadap item-item kuesioner rekrutmen dan adanya poin kebijakan yang dianggap karyawan belum sesuai yaitu adanya pembatasan karyawan harus lajang karena proporsi karyawan yang produktif didominasi oleh karyawan yang berstatus kawin dan seluruh karyawan produktif direkrut dari sumber internal. (2) Proses seleksi karyawan marketing pada PT. AIA Financial Bogor dilakukan secara periodik tergantung berapa banyak calon karyawan yang ada pada saat itu sesuai dengan kebijakan dan kualifikasi tahap seleksi dengan standar baku yang ada. Ruang lingkup seleksi berawal dari hasil uji proses rekrutmen dan dimulai dengan tahap ujian seleksi baik kognitif, kecakapan atau ujian lisensi AAJI hingga tahap kontrak kerja. (3) Pengaruh rekrutmen dan seleksi tidak memiliki nilai positif dan signifikan terhadap produktifitas karyawan marketing pada PT. AIA Financial Bogor baik secara parsial atau bersama-sama.

(18)

sehari-hari. Faktor yang memiliki nilai terbesar yaitu penampilan fisik, sedangkan nilai terkecil diperoleh pendidikan formal. (2) Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa proses rekrutmen dan seleksi memiliki hubungan yang nyata positif dan kuat dengan kinerja pengajar. Hal ini berarti pelaksanaan proses rekrutmen dan seleksi memiliki hubungan dengan kinerja pengajar atau semakin baik proses rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan, maka cenderung akan semakin meningkatkan kualitas kinerja pengajar freelance yang dimiliki Bintang Pelajar. Nilai terbesar diperoleh uraian pekerjaan dan nilai terkecil diperoleh pendidikan formal.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Partai XYZ merupakan sebuah partai politik yang ada di Indonesia yang memiliki empat susunan wilayah kerja, yang pertama yaitu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang mengawasi wilayah kerja untuk kota, kemudian Dewan Pemimpinan Wilayah (DPW) yang lingkup kerjanya meliputi suatu wilayah atau provinsi, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang lingkup kerjanya hanya terpusat dalam suatu daerah, dan yang terakhir yaitu Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang lingkup kerjanya hanya dalam suatu kecamatan. Pada penilitian ini penulis hanya meneliti pengaruh proses rekrutmen dan seleksi terhadap kompetensi pengurus partai yang berada pada wilayah kerja suatu daerah atau yang disebut dengan dewan pimpinan daerah (DPD).

Dewan Pimpinan Daerah Partai XYZ kota bogor merupakan perwakilan daerah yang mendukung penuh atas terwujudnya visi dan misi dari Partai XYZ yakni mewujudkan XYZ sebagai partai politik terdepan dalam menciptakan masyarakat madani yang adil dan makmur, pemerintah yang baik dan bersih, di dalam Negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat, serta di ridhoi Allah SWT. yang di jalankan dalam struktur ogranisasi dan diimplementasikan oleh para pengurus harian, untuk mewujudkan hal itu maka dibutuhkan manajemen sumber daya Manusia (MSDM) yang potensial dan berkualitas.

Sumber Daya Manusia merupakan asset organisasi yang harus dipelihara dan dikembangkan keberadaannya. Kedudukan SDM dalam suatu lembaga Organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta tidak lagi hanya sekedar pelengkap dalam kegiatan pencapain tujuan organisasi, tetapi menjadi faktor penentu dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sistem dan manajemen organisasi dalam pencapaian visi dan misi suatu organisasi sehingga mampu berkembang dan terus bertahan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.

Salah satu cara untuk mendapatkan SDM yang berkualitas yaitu dengan melakukan proses rekrutmen dan seleksi terhadap Sumber Daya Manusia yang tepat, karena rekrutmen dan seleksi termasuk fungsi-fungsi MSDM yang mempunyai peranan strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

(19)

sistem rekrutmen dan seleksi yang baik dalam partainya diharapkan akan diperoleh Sumber Daya Manusia elit yang berkualitas, berdedikasi, dan memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga mampu melaksanakan peranan dan kelangsungan hidup sistem partai politik.

Kerangka pemikiran penelitian, dijelaskan dalam Gambar 4 berikut.

Profesional, iklan, dll

(20)

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor DPD XYZ yang terletak di Kota Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak partai atau organisasi untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian, serta bahwa organisasi yang bersangkutan merupakan organisasi yang bergerak dibidang politik yang orientasinya terpusat pada Sumber Daya Manusia sebagai aktor utama yang merencanakan, menjalankan, serta mengendalikan sistem dan manajemen organisasi dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaannya.

Jenis dan Sumber Data

Data merupakan salah satu komponen riset. Data yang akan digunakan dalam riset harus data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Penelitian ilmiah memiliki beberapa teknik pengumpulan data beserta masing-masing perangkat pengumpulan data (Umar, 2005).

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yang pertama yaitu melalui tekhnik wawancara terhadap Ketua dan pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor. Selain itu tekhnik yang juga digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan Teknik angket (kuesioner), Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden yaitu kepada Ketua DPD dan 37 pengurus harian. dengan harapan mereka akan memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner berupa lembar pertanyaan yang berisi pilihan jawaban yang sudah ditentukan berdasarkan skala likert sebagaimana terlihat pada Tabel 3

Tabel 3. Skala Likert

Skor Keterangan

4 Sangat Setuju/Selalu

3 Setuju/Sering 2 Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah

1 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah

Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidak setujuan responden terhadap pernyataan suatu objek. Skala likert biasa digunakan untuk megukur sikap karyawan, persepsi, atau mengukur perasaan karyawan. Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden, guna dijadikan skor persepsi terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan skor skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rentang Skala S M S M

B S ……… (1)

(21)

Tabel 4. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner Rentang Skala Jawaban Pertanyaan

1,00 – 1,75 Sangat Tidak Setuju/Sangat Buruk/Sangat Rendah 1,76 – 2,50 Tidak Setuju/Buruk/Rendah

2,51 – 3,25 Setuju/Baik/Tinggi

3,26 – 4,00 Sangat Setuju/Sangat Baik/Sangat Tinggi Tekhnik Pengambilan Sampel

Menurut Simamora (2004), populasi adalah sekumpulan satuan analisis yang didalamnya terkandung informasi yang ingin diketahui. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dilibatkan dalam penelitian, melalui sampel diharapkan peneliti mengetahui informasi tentang populasi. Populasi yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 60 anggota pengurus harian DPD Partai XYZ Kota Bogor. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Quota sampling, yaitu tekhnik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah quota yang diinginkan.

Tabel 5. Data Jumlah Anggota Pengurus Harian DPD XYZ Kota Bogor

No. Biro- Biro Total

1 Ketua 1

2 Wakil Ketua 16

3 Sekretaris 1

4 Wakil Sekretaris 16

5 Bendahara 1

6 Wakil Bendahara 14

7 Anggota Biro Pengembangan organisasi dan Keangotaan 3

8 Anggota Biro Pemberdayaan Perempuan 2

9 Anggota Biro Pendidikan, Kesehatan dan Penanggulangan Bencana 1

10 AnggotaBPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-1 1

11 AnggotaBPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-2 1

12 AnggotaBPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-3 1

13 AnggotaBPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-4 1

14 AnggotaBPP Pemilu (Dapil Kota Bogor-5 1

Jumlah 60 Sumber : DPD XYZ Kota Bogor

Jumlah sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan perhitungan rumus slovin , dari perhitungan tersebut maka diperoleh sampel sebesar 38 anggota pengurus harian DPD XYZ Bogor. Perhitungan rumus slovin yaitu :

Ne … … … .

Keterangan:

n = Ukuran sampel N= Ukuran populasi

(22)

Menghasilkan, n =

, = 38 Responden

Tabel 6. Penentuan Proporsi Jumlah Sampel Penelitian

No Jabatan Populasi Nilai Sampel

1 Ketua dan Wakil Ketua 17 17/60 11

2 Sekretaris dan Wakil Sekretaris 17 17/60 11

3 Bendaharadan Wakil Bendahara 15 15/60 10

4 Total Anggota Biro 11 11/60 6

Jumlah 60 38

Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar; postulat.

Perumusan hipotesis penelitian ini adalah : Pengaruh Rekrutmen terhadap Kompetensi Hipotesis

H0,1 : Rekrutmen tidak berpengaruh terhadap Kompetensi pengurus DPD XYZ Kota Bogor

H1,1 : Rekrutmen berpengaruh terhadap Kompetensi pengurus DPD XYZ Kota Bogor.

Pengaruh Seleksi terhadap Kompetensi Hipotesis

H0,2 : Seleksi tidak berpengaruh terhadap Kompetensi pengurus DPD XYZ Kota Bogor

H1,2 : Seleksi berpengaruh terhadap Kompetensi pengurus DPD XYZ Kota Bogor

Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan kerja pengolahan data dari kuesioner untuk menganalisis rekrutmen dan proses seleksi terhadap kompetensi individu DPD Partai XYZ adalah:

1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan menggunakan skala likert.

2. Memindahkan data dari lembar kuesioner ke lembar tabulasi dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan menggunakan program SPSS for windows.

3. Jawaban yang telah diberi bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden untuk dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang diteliti. Adapun skor diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dengan persentase jawaban responden

Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data yang dihasilkan, yaitu melakukan pengujian terhadap data tersebut dengan uji Validitas, uji Reliabilitas, metode deskriftif dan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Square (PLS).

Uji Validitas

(23)

seleksi dankompetensi yang diberikan pada 30 orang responden, perhitungan yang dilakukan menggunakan alpha sebesar 10%. Hasil pengujian dari penggunaan alpha 10% dengan jumlah responden 30 dinyatakan valid apabila nilai r-hitung > r-tabel yaitu lebih besar dari 0,3061. Nilai r-hitung > r-tabel. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0, dimana hasil dari pengolahan 56 pernyataan tersebut diperoleh sebanyak 39 pernyataan valid dan 17 pernyataan yang tidak valid. Untuk pernyataan yang tidak valid tidak digunakan kembali dalam pengolahan data selanjutnya

∑ ∑ ∑

²²²² … … … . . … … … .

Keterangan :

n = jumlah responden X = skor masing-masing Y = skor total

Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliable jika nilai hitung alfa (α) lebih besar (>) dari nilai r tabel. koefisien alpha (α)dengan asumsi bila nilai a-cronbach hitung lebih besar dari 0.60 (a-Cronbach theory) maka kuesioner dapat dikatakan reliable, Uji reliabilitas dilakukan pada 30 pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh Cronbach’s Alpha hitung sebesar 0,901 pada variabel rekrutmen, seleksi dan kompetensi. Penilaian koefisien Alpha Cronbach berdasarkan aturan berikut :

r Alpha> 0,9 = sempurna, r Alpha > 0,8 = baik, r Alpha > 0,7 = dapat diterima, r Alpha > 0,6 = dipertanyakan, r Alpha > 0,5 = buruk, r Alpha < 0,5 = tidak dapat diterima.

Rumus ini ditulis sebagai berikut :

²

² … … … .

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan Σσ²b = Jumlah varians butir σi² = Varians total

Rumus va ianr yang digunakan:

²

²²

(24)

Keterangan :

n = Jumlah responden

Xi = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir pertanyaan)

Metode Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Square(PLS)

Menurut Sugiarto (2006) model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) yaitu suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). Menurut Ghozali (2008), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kualitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflesive indicator).

Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative indicator). Pada metode Path Modeling Partial least square terdapat dua evaluasi model, yaitu model pengukuran/outer model dan model structural/inner model

1. Model pengukuran atau Outer Model

Outer Model atau Model Pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Perancangan Model Pengukuran menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif, berdasarkan definisi operasional variabel. Pada model reflektif, dilakukan tiga pengujian untuk menentukkan validitas dan reliabilitas, yaitu convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Untuk ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0.70, namun peneliti menggunakan skala 0.50 hingga 0.60. Discriminant validity dikatakan mempunyai model yang cukup, jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk-konstruk lainnya. Uji lainnya adalah menilai validitas dan reliabilitas dengan melihat Average Variance Extracted (AVE), dipersyaratkan model yang baik jika masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0.50. Sementara reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan cronbach alpha. Konstruk dikatakan reliable jika memiliki nilainya di atas 0.70 dengan tingkat kesalahan 5%.

2. Model Struktural atau Inner Model

Inner model menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan pada teori substantif. Model ini dapat di evaluasi dengan melihat nilai R-square, dinyatakan signifikan apabila nilai t-value lebih besar dari t-tabel untuk tingkat kesalahan 5% adalah 1.96.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Partai

(25)

Identitas XYZ adalah partai politik yang menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika berbangsa dan bernegara yang menghargai harkat dan martabat manusia serta kemajemukan dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kehidupan bangsa yang lebih baik untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, maju, mandiri dan bermartabat. Sifat XYZ adalah partai yang terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagaipemikiran, latar belakang etnis maupun agama, dan mandiri.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengurus DPD XYZ Kota Bogor. Total keseluruhan untuk populasi pengurus DPD XYZ sebanyak 60 pengurus yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara serta anggota biro. representatif sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini diambil sebanyak 38 pengurus. Pada penelitian ini karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, spesialisasi pendidikan, masa kepengurusan, jabatan, status pernikahan, pelatihan yang pernah diikuti dan pekerjaan lain disamping sebagai pengurus DPD XYZ.

Karakteristik Berdasarkan usia

Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner dapat diketahuibahwausia pengurus DPD XYZ Bogor lebih banyak yang berusia 30-39 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pengurus DPD XYZ mayoritas terdiri dari orang-orang yang bekerja pada usia matang dan produktif. Usia matang mengindikasikan bahwa semakin tua usia seorang pegawai atau pekerja maka tingkat komitmennya semakin tinggi terhadap organisasi, hal ini yang diharapkan partai XYZ terhadap setiap pengurus yang bergabung didalamnya demi mendukung keberlangsungan hidup partai.

Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian menjelaskan bahwa karakteristik jenis kelamin pengurus pria lebih mendominasi dibanding dengan pengurus yang berjenis kelamin wanita, Yaitu dengan proporsi 83% sebagai pengurus dengan jumlah sebanyak 25 orang.Hal ini dapat dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang menyatakan keterlibatan perempuan berada dalam partai sebanyak 30% saja, selain itu faktor ketertarikan dalam dunia politik lebih cenderung diminati oleh laki-laki, sehingga pada umumnya dalam partai pengurus yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan.

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

(26)

bagi pengurus DPD yang nantinya akan mencalonkan dirinya sebagai anggota Legislatif.

Karakteristik Berdasarkan Spesialis Pendidikan Terakhir

Berdasarakan spesialis pendidikan pengurus DPD XYZ Bogor jumlah terbanyak ada pada pengurus dengan sepsialis pendidikan SMA jurusan IPA dengan persentase sebesar 20.0 %. Sedangkan spesialis tebanyak kedua yaitu S1 dengan jurusan manajemen sebesar 13.3%. Artinya dalam menarik calon pengurs XYZ tidak terlalu melihat latar belakang pendidikan, karena bagi mereka hal yang diutamkan adalah kompetensi setiap individu dinilai dari seberapa besar kontribusi (pemikiran, materi dan energi) atau kerja keras mereka untuk mewujudkan tujuan partai.

Karakteristik Berdasarkan Masa Kepengurusan

Masa kepengurusan pengurus DPD Partai XYZ Bogor rata-rata didominasi oleh para pengurus yang bekerja selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun dengan persentase 70.0%. Artinya setiap pergantian periode kepemimpinan, DPD memang lebih banyak merekrut calon pengurus. Hal ini dianggap dengan menarik calon-calon pengurus akan dapat lebih memberikan kontribusi atau pengalaman dalam bidang politik yang baru, selain itu diharapkan dengan merekrut calon pengurus akan dapat membangun suasana kerja yang saling memberikan informasi-informasi baru untuk lebih memotivasi kinerja.

Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan

Pengurus DPD Partai XYZ Bogor jika dilihat dari status pernikahannya, lebih banyak yang berstatus sudah menikah, dari 30 pengurus DPD 28 diataranya sudah menikah sedangkan 2 lainnya berstatus belum menikah.

yaitu dengan jumlah persentase sebesar 93.3%. Hal ini mengartikan bahwa karakteristik jabatan terhadap status pernikahan sangat berpengaruh pada tingkat pola pikir dan tanggungjawab pengurus terhadap kinerjanya dalam partai akan lebih baik, pernyataan ini sejalan dengan teori Robbins (2003) menyatakan bahwa, Pernikahan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting.

Karakteristik Berdasarkan Pelatihan yang Pernah diikuti

Jenis pelatihan yang paling banyak diikuti oleh pengurus DPD Partai XYZKota Bogor adalah Latihan Kepemimpinan Amanat Dasar (LKAD), pelatihan ini adalah jenis pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh DPD Partai XYZ. hal ini mengartikan bahwa setiap pengurus di DPD diharuskan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan (LKAD) yang merupakan syarat wajib sebagai anggota DPD XYZ Bogor.

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Lain

(27)

merupakan jenis pekerjaan yang diutamakan karena diharapkan akan sangat mendukung dan mempermudah dalam meluangkan waktu pada saat berkontribusi sehingga lebih leluasa dalam menjalankan tugas partai jika harus dibandingkan dengan profesi dari pengurus lainnya

Persepsi Pengurus Terhadap Proses Rekrutmen

Hasil persepsi pengurus DPD XYZ terhadap kuesioner proses rekrutmen dapat dilihat dalam bentuk persentase yang disajikan pada Tabel 7 dibawah ini Tabel 7 Persepsi Pengurus Terhadap Proses Rekrutmen

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1

DPD XYZ Bogor sangat memprioritaskan calon pengurusnya yang berasal dari DPC, Ranting dan Rayon Kota Bogor

2,87 Setuju

2

Pengurus DPD XYZ Bogor dapat direkrut dari anggota DPD XYZ, Ranting dan Rayon yang ada di luar Bogor

2,13 Tidak Setuju

3

Pengurus DPD XYZ kebanyakan berasal dari mereka yang memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan

2,10 Tidak Setuju

4

Pengurus DPD XYZ berasal dari golongan yang memiliki jabatan tinggi dalam sebuah

instansi/organisasi

1,87 Tidak Setuju

5 Proses rekrutmen pengurus DPD XYZ biasanya

menggunakan bantuan media iklan tertentu 2,23 Tidak Setuju

6

DPD XYZ Bogor memprioritaskan calon

pengurusnya yang berasal dari tokoh masyarakat, (seperti tokoh agama, tokoh adat dan tokoh suku)

3,00 Setuju

7

Latar belakang pengurus DPD XYZ lebih banyak berasal dari orang-orang yang aktif berkecimpung dalam organisasi sosial

3,37 Sangat Setuju

Rata-rata total 2,51 Setuju

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan pernyataan persepsi mengenai rekrutmen perolehan jumlah terbesar yaitu 3.37% dimana pengurus DPD XYZ menyatakan sangat setuju bahwa latar belakang pengurus DPD XYZ mayoritas berasal dari orang-orang yang aktif berkecimpung dalam organisasi sosial. yang artinya hampir seluruh pengurus berpendapat bahwa proses dalam merekrut calon pengurus DPD XYZ Bogor latar belakang organisasi merupakan faktor yang perlu menjadi suatu pertimbangan. Hal ini diyakini akan lebih mempermudah calon pengurus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan organisasi, baik dalam mencapai tujuan maupun menyelesaikan masalah atau resiko yang akan dihadapi dengan bekal pengalaman organisasi yang mereka miliki sebelumnya. 

Persepsi Pengurus Terhadap Proses Seleksi

(28)

Tabel 8 Persepsi Pengurus Terhadap Proses Seleksi

No Pernyataan Rataan

Skor Kesimpulan

1 Pengurus DPD PAN harus memiliki

pendidikan minimal S1 1,87 Tidak Setuju

2

Syarat wajib calon pengurus harus memiliki latar belakang pendidikan dibidang politik

2,07 Tidak Setuju

3

Pengurus DPD wajib memiliki sertifikat pelatihan ilmu politik atau yang terkait dengan politik

2,50 Tidak Setuju

4

DPD PAN Bogor sangat

mempertimbangkan keterampilan yang dimiliki calon pengurus

3,00 Setuju

5

Calon pengurus DPD harus memiliki kemampuan akademik dibidang manajemen

2,70 Setuju

6 Seharusnya setiap pengurus DPD memiliki

keahlian dalam bidang keuangan. 2,50 Tidak Setuju

7

Setiap calon pengurus DPD harus melalui seleksi wawancara langsung dengan pimpinan DPD PAN

2,70 Setuju

8

Pada tahap seleksi sebaiknya calon pengurus DPD diberikan simulasi kasus pemecahan masalah dibidang politik

2,63 Setuju

9

Syarat wajib pengurus DPD PAN harus melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani.

2,87 Setuju

10

Syarat wajib pengurus DPD PAN harus melakukan pemeriksaan kesehatan rohani (kejiwaan atau mental)

3,07 Setuju

11

Drug tes wajib dilakukan oleh setiap calon pengurus DPD PAN untuk memastikan mereka bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang

3,43 Sangat Setuju

12 Calon pengurus DPD harus memiliki

moral/integritas yang baik 3,63 Sangat Setuju

Rata-rata Total 2,74 Setuju

(29)

Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi

Persepsi pengurus DPD XYZ Bogor terhadap kompetensi, dinilai berdasarkan faktor-faktor yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri. Masing-masing faktor diwakili oleh beberapa pernyataan yang menggambarkan kompetensi. Jumlah total rataan persentase dari setiap faktor dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini

Tabel 9 Persepsi Pengurus Terhadap Kompetensi

Faktor Kompetensi Rataan Skor Kesimpulan

Pengetahuan 2,83 Setuju

Keterampilan 2,90 Setuju

Motivasi 3,29 Sangat Setuju

Karakteristik Pribadi 2,48 Tidak Setuju

Konsep Diri 3,62 Sangat Setuju

Berdasarkan Tabel 9 dari lima faktor kompetensi diperoleh hasilbahwa jumlah rataan skor tertinggi yaitu sebesar 3.62 yang artinya mayoritas pengurus DPD XYZ sangat setuju jika hal yang berhubungan dengan konsep diri seperti kejujuran termasuk dalam bentuk bebas dari korupsi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap pengurus partai. Karena menurut pendapat mereka citra partai dimata masyarakat yang pertama dinilai dari konsistensi dalam menjalankan visi dan misi tanpa kasus korupsi. Skor rataan dari masing-masing pernyataan terkait lima faktor kompetensi akan ditunjukan lebih rinci pada penjelasan berikut.

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan Informasi yang dimiliki seseorang mengenai bidang tertentu, persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor pengetahuan dalam bentuk rataan persentase dijelaskan pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10 Persepsi Pengurus Terhadap pengetahuan

No Pernyataan Rataan

Skor Kesimpulan 1

Latar belakang pendidikan sangat mendukung pengerjaan tugas saya dalam partai

2,90 Setuju

2 Mempunyai pengetahuan dalam bidang

politik yang mumpuni. 2,70 Setuju

3 Memiliki kemampuan dibidang managerial

yang sangat baik 2,87 Setuju

4 Sangat menguasai pengetahuan dibidang

ilmu pemerintahan 2,70 Setuju

5

Mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam pengetahuan manajemen konflik

3,00 Setuju

Rata-rata Total 2,83 Setuju

(30)

terjadi selisih paham dalam berpendapat atau bertindak, diharapkan setiap pengurus mampu mengatasi dan menyelesaikan dengan baik. 

Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas fisik atau tugas mental tertentu. persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor keterampilan dalam bentuk rataan persentase dijelaskan pada Tabel 11 berikut. Tabel 11 Persepsi Pengurus Terhadap Keterampilan

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1 Mampu mempengaruhi orang lain untuk ikut serta

dengan pemikiran saya 2,73 Setuju

2

Selalu berinisiatif untuk membangun dan mengembangkan kinerja partai dengan lebih baik

3,40 Sangat

Setuju

3

Mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang ada dalam kepengurusan partai dengan sangat baik

2,97 Setuju

4 Menguasai bahasa asing dengan sangat baik 2,40 Tidak Setuju

5 Memiliki kemampuan bernegosiasi yang sangat

baik. 3,00 Setuju

Rata-rata Total 2,90 Setuju

Berdasarkan Tabel 11 penilaian pengurus terhadap keterampilan diperoleh rataan terbesaryaitu 3.40%, dimana mayoritas pengurus menyatakan setuju jika kompetensi dapat tercermin dari inisiatif setiap pengurus dalam menjalankan tugas partai. Dalam arti lain inisiatif setiap pengurus dapat dilihat dari keterampilannya dalam menjalankan tugas partai baik ketika dalam mengemukakan pendapat atau gagasan pada saat rapat maupun menyelesaikan masalah dalam tugas lapang.

Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan terjadinya tindakan. Persepsi pengurus terhadap komptensi dilihat dari faktor motivasi dalam bentuk rataan persentase dapat dilihat pada tabel 12 berikut.

Tabel 12 Persepsi Pengurus Terhadap Motivasi

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1 Selalu berusaha bekerja dengan sangat

produktif dan efektif demi kemajuan partai 3,27 Setuju

2

Keluarga merupakan salah satu sumber motivasi terbesar untuk menjalankan tugas saya dalam partai

3,33 Sangat

Setuju

3

Pencapaian keberhasilan/prestasi partai menambah motivasi saya untuk terus meningkatkan kinerja dengan lebih baik

3,33 Sangat

Setuju

4 Rekan kerja merupakan sumber motivasi saya

untuk menjalankan tugas dengan baik dalam 3,30

(31)

partai

5

Pimpinan adalah motivasi terbesar saya untuk melaksanakan tugas partai dengan sebaik-baiknya

3,23 Setuju

Rata-rata Total 3,29 Sangat

Setuju Pada Tabel 12 rataan skor kompetensi berdasarkan faktor motivasi yang paling besar yaitu 3.33% dimana pengurus DPD XYZ sangat setuju dengan pernyataan kuesioner terkait motivasi bahwa keluarga dan prestasi partai merupakan faktor penyemangat pengurus dalam menjalankan tugasnya dalam partai. Hal ini mengartikan bahwa tanpa adanya dukungan dan semangat dari keluarga maka seorang pengurus tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik di dalam partai, selain itu prestasi yang diraih partai juga merupakan salah satu penyemangat kerja, karena indikator dari hasil kinerja yang baik yaitu memberikan hasil yang maksimal bagi kemajuan partainya.

Karakteristik Pribadi

Karakteristik pribadi merupakan karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi. Persepsi pengurus dalam bentuk persentase mengenai kompetensi dilihat dari karakteristik pribadi, dapat dijelaskan pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13 Persepsi Pengurus Terhadap Karakteristik Pribadi

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1 Status perkawinan sangat berpengaruh terhadap

kinerja pengurus dalam partai 2,20 Tidak setuju

2 Pemberian posisi tertentu sebagai pengurus

DPD dapat meningkatkan kinerja 2,77 Setuju

Rata-rata Total 2,48 Tidak Setuju

Rataan skor pada kompetensi berdasarkan faktor karakteristik pribadi yang paling besar yaitu 2.77%dengan arti bahwa pengurus DPD XYZ setuju dengan pernyataan kuesioner terkait karakteristik pribadi yang menyatakan bahwa pemberian posisi tertentu sebagai pengurus DPD dapat meningkatkan kinerja. Artinya pemberian posisi tertentu kepada seorang pengurus akan sangat berpengaruh terhadap motivasi diri dari pengurus tersebut, dengan pemberian posisi, seorang pengurus akan merasa bahwa dia dianggap memiliki kompetensi dan kepercayaan yang lebih dari atasan, sehingga memacu rasa tanggungjawab terhadap amanah yang diberikan akan lebih besar.

Konsep Diri

(32)

Tabel 14 Persepsi Pengurus Terhadap Konsep diri

No Pernyataan Rataan

skor Kesimpulan

1

Korupsi merupakan hal yang tidak pernah dibenarkan dalam prinsip hidup dalam bekerja

3,93 Sangat

Setuju

2 Sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran

dalam melakukan tugas partai 3,80 Sangat Setuju

3 PAN adalah partai yang bersih dari kasus

korupsi 3,13 Setuju

Rata-rata Total 3,62 Sangat Setuju

Pada Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa rataan skor terbesar pada kompetensi berdasarkan konsep diri adalah 3.93% yang artinya mayoritas pengurus DPD XYZ sangat setuju jika hal yang berhubungan dengan konsep diri seperti kejujuran termasuk dalam bentuk bebas dari korupsi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap pengurus partai. Karena menurut pendapat mereka citra partai dimata masyarakat yang pertama dinilai dari konsistensi dalam menjalankan visi dan misi tanpa kasus korupsi.

Analisis Pengaruh Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi Melalui Smart PLS

Menurut (Yamin dan Kurniawan 2011) evaluasi outer model dibagi menjadi dua tahapan yaitu Convergen Validity ( Indikator validitas, Reabilitas konstrak, nilai AVE) dan Diskriminan validity (Cross loading dan Akar AVE). Dari hasil pengolahan dan penyederhanaan model yang dilakukan sebanyak enam kali, maka didapat dua buah model terbaik yaitu model tahap ke lima dan model tahap ke enam yang dapat dibandingkan berdasarkan kriteria yang hampir memenuhi syarat model PLS, hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 15 berikut Tabel 15 Kriteria model Smart PLS

   Kriteria Penjelasan Model hasil tahap 1

Model hasil

tahap 2 Kesimpulan

Evaluasi M

Hasil R square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk

variabel laten endogen dalam model struktural mengindikasikan bahwa model "baik", "moderat",

dan "lemah"

0.401 0.42 model tahap 2

Estimasi koefisien jalur

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus

signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur

bootstrapping

Nilai loading faktor harus diatas 0.70

masih ada tiga manifest yang

dibawah loading faktor

masih ada satu manifest berada dbawah

loading factor

(33)

   Kriteria Penjelasan Model hasil tahap 1

Model hasil

tahap 2 Kesimpulan

Evaluasi M consistency dan nilainya

harus diatas 0.60

nilai

Nilai average variance extracted (AVE) harus

diatas 0.50

0.34, 0.37, dan 0.33

0.39, 0.37 dan

0.37 model tahap 2 Berdasarkan Tabel 15 dapat disimpulkan pada penelitian ini model yang dipilih yaitu model tahap ke dua, karena model tersebut hampir memenuhi setiap syarat dari model PLS yang dianggap baik dibandingkan dengan model tahap ke satu baik dari nilai evaluasi model struktural maupun evaluasi model pengukurannya. hasil model tahap ke dua dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Model Output Smart PLS

(34)

indikator reflektif yang relatif sesuai untuk mengukur persepsi.Kesimpulan dari gambar di atas adalah Convergent validity dari measurement model dengan indicator reflektif dapat dilihat dari korelasi antara score item/indicator dengan score konstruknya. Indikator individu sebenarnya dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0.70. Namun demikian pada riset tahap pengembangan skala, loading 0.50 sampai 0.60 masih dapat diterima. Berdasarkan pada outer loading diatas semua indikator memiliki nilai korelasi diatas 0.50 dan dinyatakan signifikan.Selain itu dapat dijelaskan dari Gambar di atas model pengaruh antara Rekrutmen dan Seleksi terhadap Kompetensi memberikan nilai R-square sebesar 0.420, yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Kompetensi yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk Rekrutmen dan Seleksi sebesar 42.0% sedangkan 58.0% dijelaskan oleh variable lain diluar model yang diteliti. 

Hasil dari uji Bootsrapping pada model akhir terdapat 3 konstruk yaitu rekrutmen, seleksi dan kompetensi, masing-masing konstruk memiliki indikator. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6 Berikut.

 

Gambar 6. Model Output Bootstrapping 

(35)

signifikansi nyata, atau berpengaruh nyata terhadap kompetensi pengurus. Hal ini dapat dilihat dengan beta sebesar 6.147 dari konstruk rekrutmen terhadap konstruk kompetensi dan betasebesar 6.878 dari konstruk seleksi terhadap kompetensi, dimana kedua nilai betanya lebih besar dari 1.96. Sedangkan gambar hasil model tahap ke lima dapat dilihat pada Lampiran 3.

Implikasi Manajerial

Hasil analisis, menunjukkan bahwa proses rekrutmen dan seleksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi. Baik secara deskriptif maupun secara pengujian menggunakan partial least square. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah tindakan nyata untuk meningkatkan hal tersebut di DPD Partai XYZ. Hasil pengujian yang dapat digunakan sebagai input dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Hasil pengujian persepsi

Hasil Analisis

Rekrutmen Seleksi Kompetensi

Deskriptif Latar Belakang Organisasi Pengurus

Moral /Intgritas Konsep Diri PLS Hubungan

Berdasarkan hasil pengujian persepsi yang terdapat pada Tabel 16, rekrutmen yang berpengaruh positif dan signifikan ialah rekrutmen yang dilakukan melalui dasar hubungan kekeluargaan atau kekerabatan dan memprioritaskan orang-orang yang memiliki latar belakang pengalaman organisasi, untuk indikator dari seleksi yang paling signifikan yaitu proses seleksi dengan melihat pertimbangan bahwasanya pengurus harus memiliki moral dan integritas yang baik serta memprioritaskan pengurus yang memiliki kemampuan dibidang manajemen. Sedangkan indikator yang paling berpengaruh dalam terbentuknya kompetensi yaitu konsep diri dan pengetahuan. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi dari input tersebut dapat dilihat pada implikasi manajerial Lampiran 4.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Persepsi mayoritas pengurus terhadap proses rekrutmen menyatakan sangat setuju bahwa latar belakang pengurus DPD XYZ berasal dari orang-orang yang aktif berkecimpung dalam organisasi sosial. yang artinya hampir seluruh pengurus berpendapat bahwa proses dalam merekrut calon pengurus DPD XYZ Bogor latar belakang organisasi merupakan faktor yang perlu menjadi suatu pertimbangan.

(36)

3. Persepsi pengurus terhadap kompetensi yang terdiri dari faktor pengetahuan, keterampilan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri, mayoritas pengurus menganggap bahwa faktor konsep diri merupakan indikator kompetensi yang paling baik.

4. Proses rekrutmen dan seleksi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi. Baik secara uji pengukuran dan struktural. Rekrutmen melalui dasar hubungan kekeluargaan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kompetensi pengurus di DPD Paratai XYZ, sedangkan proses seleksi yang memiliki pengaruh besar atau positif terhadap kompetensi yaitu dengan mempertimbangkan kemampuan akademik pengurus dibidangmanajemen.

Saran

1. Berdasarkan penelitian pengaruh proses rekrutmen dan seleksi terhadap pengurus DPD partai XYZ , sebaiknya hal yang perlu dilakukan adalah melakukan proses perekrutan calon pengurus melalui saluran kekerabatan, namun partai harus tetap mempertimbangkan kriteria latar belakang calon pengurus yang memiliki kemampuan yang mumpuni, agar proses perekrutan dapat diterapkan secara lebih terbuka/tidak ada rasa diskriminatif. Selain itu proses rekrutmen sebaik juga memprioritaskan calon latar belakang organisasi dari calon pengurus. Hal ini diyakini dengan mempertimbangkan latarbelakang organisasi dari calon pengurus akan lebih mempermudah mereka untuk bersikap/menyesuaikan diri dengan lingkungan organisasi baik dalam mencapai tujuan maupun menyelesaikan masalah atau resiko yang akan dihadapi dengan bekal pengalaman organisasi yang mereka punya sebelumnya.

2. Proses seleksi yang mempertimbangkan moral dan integritas serta kemampuan akademik manajemen dapat diterapkan dengan metode seleksi Psikotes dan FGD (Focus Group Discussion). Hal ini dinilai sangat efektif dalam menjaring calon pengurus yang berkualitas dari segi konsep diri dan pengetahuan.

3. Menerapkan sistem pelatihan yang bertujuan untuk menambah kompetensi dari pengurus, proses ini dapat dilakukan dengan caramengadakan seminar politik dan pemerintahan, mengadakan pelatihan sosial masyarakat, pelatihan kepemimpinan, motivasi dan peningkatan moralitas.

DAFTAR PUSTAKA

 

Ghozali.Imam. 2008. Strutural Equation Modeling Metode Alternatif denganPartial Least Square. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

[KPU] Komisi Pemilihan Umum. 2013. Hasil Pemilu Legislatif 2004 dan 2009. Bogor:KPU

(37)

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siagian, S. P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi .Yogyakarta: YKPN

Sugiarto. 2006. Lisrel. Yogyakarta : Graha Ilmu

Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

(38)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Responden yang terhormat, Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya ucapkan terima kasih atas partisipasi Bapak / Ibu dalam membantu mengisi kuesioner ini dengan baik dan benar. Kuesioner ini merupakan bagian penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul

“Pengaruh Proses Rekrutmen dan SeleksiTerhadap Kompetensi Pengurus DPD Partai XYZ Kota Bogor”

Oleh

Nama / NRP : Desi Habiba Utami / H24114025 Jurusan : Manajemen

Universitas : Institut Pertanian Bogor Hp/Tlp : 085693139023

Informasi yang diterima kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.

1. Identitas Responden No. Responden:

Usia :……… tahun

Jenis Kelamin Pria (…..) Wanita (…..)

Pendidikan Terakhir :………...

Jurusan / Spesialisasi Pendidikan

:………...

Masa Pengurus DPD XYZ :……… tahun

Jabatan :………... Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah

Pelatihan yang pernah diikuti/sertifikat yang pernah didapat

1. Tahun...

2. Tahun...

3. Tahun...

4. Tahun...

5. Tahun...

(39)

Lanjutan

2. Petunjuk:

Berilah tanda (√ ) pada kolom yang sesuai dengan keyakinan Bapak/Ibu berdasarkan keterangan pilihan sebagai berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju

No Pernyataan Tentang Variabel “Rekrutmen”

Alternative Jawaban STS TS S SS

1 Metode rekrutmen di DPD XYZ menggunakan jalur rekomendasi dari DPC, Rayon dan Ranting

2

DPD XYZ Bogor sangat memprioritaskan calon pengurusnya yang berasal dari DPC, Ranting dan Rayon Kota Bogor

3

Calon pengurus DPD XYZ Bogor dapat direkrut dari anggota DPD XYZ, Ranting dan Rayon yang ada di luar Bogor

4 DPD XYZ lebih memprioritaskan calon pengurus yang mempunyai banyak hubungan kerja (Link)

5 DPD XYZkebanyakan berasal dari mereka yang memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan

6 Pengurus DPD XYZ adalah mereka yang memiliki kelebihan financial

7 Pengurus DPD XYZ berasal dari golongan yang memiliki jabatan tinggi dalam sebuah instansi/organisasi

8 Proses rekrutmen pengurus DPD XYZ biasanya menggunakan bantuan media iklan tertentu

9 Seharusnya DPD XYZ bekerjasama dengan suatu lembaga tertentu untuk mengisi kekosongan pengurus

10

DPD XYZ Bogor memprioritaskan calon pengurusnya yang berasal dari tokoh masyarakat, (seperti tokoh agama, tokoh adat dan tokoh suku)

11

Calon pelamar pengurus DPD XYZ diwajibkan selalu datang langsung ke kantor DPD untuk melakukan registrasi pencalonan dirinya

12

Latar belakang pengurus DPD XYZ lebih banyak berasal dari orang-orang yang aktif berkecimpung dalam organisasi sosial

No Pernyataan Tentang Variabel “Seleksi”

Alternative Jawaban STS TS S SS 1 Pengurus DPD XYZ harus memiliki pendidikan minimal S1

2 Syarat wajib calon pengurus harus memiliki latar belakang pendidikan dibidang politik

3 Pengurus DPD wajib memiliki sertifikat pelatihan ilmu politik atau yang terkait dengan politik

4 DPD XYZ Bogor sangat mempertimbangkan keterampilan yang dimiliki calon pengurus

5 Penghasilan per individu adalah hal yang sangat dipertimbangkan dalam menyeleksi calon pengurus DPD 6 Calon pengurus DPD harus memiliki kemampuan akademik

(40)

Lanjutan

No Pernyataan Tentang Variabel “Seleksi”

Alternative Jawaban STS TS S SS

7 Syarat wajib calon pengurus DPD harus memiliki kemampuan akademik dibidang komunikasi politik 8 Seharusnya setiap pengurus DPD memiliki keahlian dalam

bidang keuangan.

9 Setiap calon pengurus DPD harus melalui seleksi wawancara langsung dengan pimpinan DPD XYZ

10 Pada tahap seleksi sebaiknya calon pengurus DPD diberikan simulasi kasus pemecahan masalah dibidang politik

11 Syarat wajib pengurus DPD XYZ harus melakukan pemeriksaan kesehatan jasmani.

12 Syarat wajib pengurus DPD XYZ harus melakukan pemeriksaan kesehatan rohani (kejiwaan atau mental)

13

Drug tes wajib dilakukan oleh setiap calon pengurus DPD XYZ untuk memastikan mereka bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang

14 Calon pengurus DPD harus memiliki moral/integritas yang baik

No Pernyataan Tentang “Kompetensi” STS TS S SS Pengetahuan

1 Latar belakang pendidikan sangat mendukung pengerjaan tugas dalam partai

2 Mempunyai pengetahuan dalam bidang politik yang mumpuni.

3 Memiliki kemampuan dibidang managerial yang sangat baik 4 Menguasai pengetahuan dibidang ilmu pemerintahan 5 Mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam

pengetahuan manajemen konflik Keterampilan

6 Mampu mempengaruhi sesama team pengurus untuk mengambil keputusan terbaik dalam rapat.

7 Ahli berkomunikasi dengan sangat baik dan selalu didengar oleh seluruh pihak

8 Mampu mempengaruhi orang lain untuk ikut serta dengan pemikiran saya

9 Selalu berinisiatif untuk membangun dan mengembangkan kinerja partai dengan lebih baik

10 Sangat mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang ada dalam kepengurusan partai dengan sangat baik

11 Menguasai bahasa asing dengan sangat baik

12 Memiliki kemampuan bernegosiasi yang sangat baik. Motivasi

13 Selalu menyelesaikan tugas dengan disiplin agar menjadi teladan yang baik

14 Selalu berusaha bekerja dengan sangat produktif dan efektif demi kemajuan partai

15 Keluarga merupakan salah satu sumber motivasi terbesar untuk menjalankan tugas dalam partai

16 Pencapaian keberhasilan/prestasi partai menambah motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dengan lebih baik

Gambar

Gambar 1. Alur Rekrutmen dan Seleksi
Tabel 2 Tingkat Pendidikan Terakhir Pengurus
Gambar 2. Sumber dan Metode Rekrutmen (Rivai, 2006)
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Modul Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) lebih bersifat sebagai acuan dalam pengenalan lebih mendalam dan tidak merupakan sesuatu yang bersifat mutlak atau baku artinya

Dalam menganalisis kestabilan suatu PBH, ada beberapa metode yang dapat digunakan, pada penelitian ini metode analisis kestabilan yang digunakan yaitu melalui

Peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang proses belajar mengajar Al- Qur’an Hadits, melalui kegiatan ekstrakurikuler Pesantren Sabtu Ahad tersebut dapat dijadikan

Untuk bakau yang berkriteria belta hanya didapatkan dua jenis yaitu Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorhiza yang masing-masing mempu- nyai nilai penting 237,82% dan

Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan seseorang (Herlambang, 2014). Kepuasan pelanggan menjadi modal utama

Tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik sektor komersil (Gt).. Dengan mengasumsi bahwa rasio antara pelanggan dengan pelanggan rumah tangga relatif sama. Perhitungan

Khusus dalam penjabaran indikator kinerja kunci untuk sumber daya manusia, maka hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaannya adalah dosen dan karyawan, mahasiswa,

Dede Lestari : Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Karyawan Di P.T Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP III Cirebon Untuk mencapai tujuan perusahaan