• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Cangkang Kapsul Alginat

mengandung TiO2 dan PEG 2% yang berisi 80

mg Aspirin dan 32 mg Laktosa

4. Cangkang kapsul alginat 300-400 cp dengan

konsentrasi natrium alginat 4,5 % yang

mengandung TiO2 dan PEG 3% yang berisi 80

mg Aspirin dan 32 mg Laktosa

Prosedur sama seperti prosedur pada Uji Disolusi Medium pH Berganti

(pada 2.5.1.2.4), akan tetapi pengambilan cuplikan dilakukan pada menit ke-120

yaitu dipipet 5 ml dan pada menit ke-210 yaitu dipipet sebanyak 5 ml. Menurut

USP XXX, persyaratan untuk sediaan kapsul Aspirin delayed-release

Pada medium cairan lambung buatan

Level Jumlah yang diuji Kriteria penerimaan

A1 6 Tidak ada satu unit pun yang terlepas lebih dari

10%

A2 6 Rata-rata dari 12 unit (A1 + A2) tidak lebih dari

10%,dan tidak 1 unit pun yang lebih besar dari 25%.

A3 12 Rata-rata dari 24 unit (A1 + A2 + A3) tidak lebih dari 10 %, dan tidak ada satu unit pun yang lebih besar dari 25%.

Pada medium cairan usus buatan

Level Jumlah yang diuji Kriteria penerimaan

B1 6 Setiap unit tidak kurang dari 80%

B2 6 Rata-rata dari 12 unit (B1 + B2) lebih dari atau

sama dengan 75%,dan tidak 1 unit pun yang lebih kecil dari 60%.

B3 12 Rata-rata dari 24 unit (B1 + B2 + B3) lebih dari

atau sama dengan 75%,tidak lebih dari 2 unit yang lebih kecil dari 60%,dan tidak ada satu unit pun yang lebih rendah dari 50%.

3.7 Uji Profil Pelepasan Tablet Salut Enterik Ascardia

3.7.1 Uji Pelepasan

Medium : Cairan lambung buatan pH 1,2

Cairan usus buatan pH 6,8

Kecepatan pengadukan : 100 rpm

Volume medium : 900 ml

Suhu medium : 37 + 0,5o

Metode : keranjang

C

3.7.2. Prosedur

Sama seperti prosedur pada Uji Disolusi Medium pH Berganti (pada

2.5.1.2.4).

3.8 Uji Pengaruh pH Lambung Terhadap Waktu Hancur Cangkang Kapsul Alginat

3.8.1 Uji Waktu Hancur

Bola besi berdiameter 2,94 mm sebanyak 40 buah (berat 1 bola = 40 mg)

dimasukkan ke dalam kapsul sehingga kapsul dapat tenggelam dalam medium.

Cangkang kapsul dimasukkan dalam tiap tabung dari keranjang yang dapat dinaik-

turunkan kemudian dijalankan alat dalam medium lambung buatan pH 1,2; pH 3,0;

pH 4,0; pH 5,0; pH 7,0, dan pada medium akuades bersuhu 37 ± 2oC selama 2 jam.

Kemudian dilanjutkan dalam medium dapar fosfat pH 6,8 dan pH 7,0 bersuhu 37 ±

2o

a) Dalam medium lambung tidak ada kapsul yang pecah. Bila 1 atau 2 kapsul

pecah, diulangi pemeriksaan menggunakan 12 kapsul tambahan.

Persyaratan terpenuhi apabila tidak kurang dari 16 dari 18 kapsul yang

diuji tidak pecah.

C selama 1 jam. Uji ini dilakukan terhadap 6 kapsul. Kapsul memenuhi

persyaratan apabila:

b) Dalam medium dapar fosfat pH 6,8, semua kapsul pecah semua.

Kapsul dikatakan pecah dan dicatat waktunya apabila bola besi keluar dari

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat

4.1.1 Viskositas Larutan Natrium Alginat

Viskositas larutan natrium alginat diukur dengan menggunakan

viskometer Brookfield. Dari hasil pengukuran viskositas larutan alginat 80-120 cP

yang mengandung titanium dioksida diperoleh viskositas sebesar 14250 cP dan

viskositas larutan natrium alginat 80-120 cP yang tidak mengandung Titan

dioksida diperoleh viskositas sebesar 10750 cP. Larutan alginat tersebut

mempunyai sifat alir dan kekentalan yang sesuai untuk dapat dicetak menjadi

cangkang kapsul.

Pada kedua viskositas tersebut, larutan alginat mempunyai sifat alir dan

kekentalan yang sesuai untuk dapat dicetak menjadi cangkang kapsul. Viskositas

dihitung berdasarkan skala yang diperoleh dari alat dan dikalikan dengan faktor

koreksi yang telah ditentukan sehingga diperoleh viskositas dalam sentipois yang

dapat dilihat pada Lampiran 1 pada halaman 88.

4.1.2 Spesifikasi cangkang kapsul alginat

Pengukuran panjang, diameter, berat dan warna cangkang kapsul dilakukan

untuk badan cangkang kapsul, tutup cangkang kapsul dan cangkang kapsul

keseluruhan. Pengukuran ketebalan dilakukan terhadap badan dan tutup cangkang

kapsul. Sedangkan pengukuran volume hanya dilakukan terhadap badan cangkang

kapsul, karena umumnya bahan obat hanya diisikan ke dalam badan cangkang

volume cangkang kapsul diisi sampai meniskus atas, air menyentuh ujung kapsul

untuk mencegah kelebihan pembacaan volume cangkang kapsul.

Cangkang kapsul yang dibuat merupakan cangkang kapsul dengan ukuran 0.

Hal ini bisa dilihat dari spesifikasi cangkang kapsul alginat pada Tabel 4.1 sampai

Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.1 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 80-120 cp dengan Konsentrasi Na alginat 4,5% yang menggunakan TiO2

Tabel 4.2 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 80-120 cp dengan konsentrasi Na alginat 4,5% tanpa menggunakan TiO2

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan

1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80

2 Diameter (mm) 6,70 6,40 -

3 Tebal (mm) 0,086 0,085 0,086

4 Berat (mg) 24,50 26,90 53,40

5 Warna Transparan Transparan Transparan

6 Volume (ml) - 0,40 -

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan

1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80

2 Diameter (mm) 6,70 6,40 -

3 Tebal (mm) 0,095 0,095 0,095

4 Berat (mg) 25,50 28,80 56,30

5 Warna Putih Putih Putih

Tabel 4.3 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 80-120 cp dengan konsentrasi Na alginat 4,5% menggunakan TiO2 dengan penambahan PEG 2%

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan

1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80

2 Diameter (mm) 6,70 6,40 -

3 Tebal (mm) 0,09 0,09 0,09

4 Berat (mg) 25,10 26,90 54,80

5 Warna Transparan Transparan Transparan

6 Volume (ml) - 0,40 -

Tabel 4.4 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 300-400cp dengan Konsentrasi Na alginat 4% yang menggunakan TiO2

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan 1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80 2 Diameter (mm) 6,70 6,40 - 3 Tebal (mm) 0,095 0,096 0,096 4 Berat (mg) 25,40 28,70 56,10

5 Warna Putih Putih Putih

Tabel 4.5 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 300-400cp dengan Konsentrasi Na alginat 4,5% yang menggunakan TiO2

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan 1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80 2 Diameter (mm) 6,70 6,40 - 3 Tebal (mm) 0,136 0,136 0,136 4 Berat (mg) 26,80 30,10 58,90

5 Warna Putih Putih Putih

6 Volume (ml) - 0,40 -

Tabel 4.6 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 300-400cp dengan Konsentrasi Na alginat 4,5% yang menggunakan TiO2 dan PEG 2%

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan 1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80 2 Diameter (mm) 6,70 6,40 - 3 Tebal (mm) 0,126 0,127 0,127 4 Berat (mg) 25,60 28,80 56,40

5 Warna Putih Putih Putih

Tabel 4.7 Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 300-400cp dengan KonsentrasiNa alginat 4,5% yang menggunakan PEG 3% dan TiO2

No Spesifikasi Tutup cangkang Badan cangkang Cangkang kapsul keseluruhan 1 Panjang (mm) 9,40 16,30 19,80 2 Diameter (mm) 6,70 6,40 - 3 Tebal (mm) 0,105 0,107 0,107 4 Berat (mg) 24,60 27,60 54,20

5 Warna Putih Putih Putih

6 Volume (ml) - 0,40 -

Tabel 4.8 Spesifikasi cangkang kapsul ukuran No.1 menurut Pfizer Inc.Capsugel Division

Ukuran kapsul

Tutup Kapsul Badan Kapsul Panjang Cangkang

Kapsul Keseluruhan (mm) Panjang (mm) Diameter (mm) Panjang (mm) Diameter (mm) 0 9,78 6,91 16,61 6,63 19,40 Toleransi ± 0,46 ± 0,46 ± 0,46 ± 0,46 ± 0,30

Berdasarkan tabel dapat diketahui ketebalan cangkang kapsul alginat

dengan viskositas yang lebih tinggi (300-400 cp) dan yang menggunakan TiO2

menghasilkan cangkang kapsul yang lebih tebal dibandingkan dengan cangkang

kapsul alginate dengan viskositas yang lebih rendah (80-120 cp) dan yang tanpa

menggunakan TiO2

4.2 Pengujian Stabilitas Fisik Aspirin dalam Kapsul Alginat .

4.2.1 Pengamatan Warna

4.2.1.1 Pengamatan Warna Terhadap Cangkang Kapsul Alginat

Warna cangkang kapsul alginat yang mengandung TiO2 yang disimpan

RH 70% selama 3 bulan terlihat tidak mengalami perubahan warna dimana warna

cangkang kapsul sama seperti kondisi sebelum penyimpanan dan penyimpanan

suhu 40°C, RH 75% selama 3 bulan terlihat mulai mengalami perubahan warna

dimana warna cangkang kapsul dari warna putih menjadi sedikit kecoklatan.

Dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

(1) (2) (3)

Gambar 4.1 Warna cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO2 Keterangan :

dan disimpan dalam bahan pengemas berupa aluminium foil

1) Cangkang kapsul alginat sebelum penyimpanan

2) Cangkang kapsul alginat setelah penyimpanan suhu 30°C, RH 70% selama 3 bulan

3) Cangkang kapsul alginat setelah penyimpanan suhu 40°C, RH 75% selama 3 bulan

Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa cangkang kapsul alginat sebelum

penyimpanan berwarna putih. Pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70% dan pada

suhu 40°C, RH 75% selama 3 bulan dan disimpan dengan bahan pengemas

berupa aluminium foil warna cangkang kapsul mulai kecoklatan.

Gea (2011), dalam penelitiannya melaporkan bahwa penyimpanan kapsul

alginat yang mengandung TiO2 pada suhu kamar selama 3 bulan tidak

mempengaruhi sifat-sifat fisik kapsul, sedangkan pada penyimpanan selama 3

bulan pada suhu 40 ± 2°C, RH 75 ± 5% warna putih kapsul sebelumnya berubah

Dalam penelitian ini, pada formula cangkang kapsul ditambahkan Natrium

metabisulfit sebagai antioksidan. Natrium metabisulfit dapat digunakan sebagai

antioksidan, pengawet anti mikroba, dan sebagai bahan anti pengcoklatan pada

cangkang kapsul (Rowe, et al., 2009). Sehingga, dengan adanya natrium

metabisulfit maka warna cangkang kapsul menjadi lebih stabil selama

penyimpanan.

Tabel 4.9 Sifat fisik cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO2

No

dan strip (aluminium foil) sebagai bahan pengemas

Perlakuan

Warna cangkang kapsul yang

menggunakan TiO2

1. Sebelum penyimpanan Putih

2. Penyimpanan pada suhu 30°C,

RH 70% selama 3 bulan Putih

3. Penyimpanan pada suhu 40°C,

RH 75% selama 3 bulan Mulai kecoklatan

4.2.1.2 Pengamatan Warna Bahan Obat Dalam Cangkang Kapsul

Alginat

Warna bahan obat dalam cangkang kapsul alginat selama penyimpanan terlihat tidak mengalami perubahan warna pada penyimpanan suhu 30°C dan suhu 40°C selama 3 bulan. Pengamatan dilakukan secara visual.

(1) (2) (3)

Gambar 4.2 Warna bahan obat dalam cangkang kapsul alginat yang

menggunakan TiO2 dan disimpan dalam bahan pengemas berupa aluminium foil

Keterangan :

1) Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan

2) Aspirin dalam kapsul alginat pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70% selama 3 bulan

3) Aspirin dalam kapsul alginat pada penyimpanan suhu 40°C, RH 750% selama 3 bulan

Pada penyimpanan kapsul alginat menggunakan TiO2

Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat kita ketahui bahwa warna

bahan obat Aspirin dalam kapsul alginat yang menggunakan pengemas alumium

foil tidak berubah selama penyimpanan.

dan disimpan dalam

bahan pengemas berupa aluminium foil dapat dilihat bahwa warna bahan obat

Aspirin tidah berubah warna pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70% selama 3

bulan, dan pada suhu 40°C, RH 75% pada penyimpanan selama 3 bulan juga

tidak terjadi perubahan warna. Menurut Ditjen POM (1995), pemerian Aspirin

adalah hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk

hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di dalam

udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.

4.2.1.3 Uji Kerapuhan

Untuk uji kerapuhan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu cangkang kapsul

kosong dan cangkang kapsul yang berisi bahan obat dimana masing-masing

kelompok terdiri dari 6 cangkang kapsul. Cangkang kapsul tersebut disimpan

pada suhu 30°C, RH 70% dan suhu 40°C, RH 75% selama 3 bulan.

4.2.1.3.1 Cangkang Kapsul Kosong

Untuk uji kerapuhan ini, pada cangkang kapsul kosong dijatuhkan beban 50

g dari ketinggian 10 cm dimana beban 50 g ini diibaratkan sebagai tekanan yang

dijatuhkan beban, cangkang kapsul retak atau pecah (Nagata, 2002). Kapsul akan

rapuh jika kadar uap air yang dikandungnya sedikit. Sebaliknya jika kadar uap

airnya terlalu banyak, kapsul cenderung akan melunak.

Dari 6 cangkang kapsul kosong yang diuji, tidak terdapat kapsul yang rapuh,

terlihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

(a) (b)

Gambar 4.3 Uji Kerapuhan cangkang kapsul kosong penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70%

Keterangan:

(a) Sebelum uji kerapuhan (b) Sesudah uji kerapuhan

Demikian juga hasil uji kerapuhan untuk masing-masing 6 cangkang kapsul

kosong penyimpanan pada suhu 40°C, RH 75% setelah 3 bulan tidak menunjukan

kerapuhan, dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini:

(a) (b)

Gambar 4.4 Uji Kerapuhan cangkang kapsul kosong penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75%

Keterangan:

(a) Sebelum uji kerapuhan (b) Sesudah uji kerapuhan

4.2.1.2.2.2 Cangkang Kapsul Berisi (Uji Ketahanan Terhadap Tekanan) Pada uji ini, cangkang kapsul yang telah diisi dengan Aspirin, dan laktosa

ditekan dengan beban 2 kg. Beban 2 kg diibaratkan sebagai tekanan yang

mungkin terjadi selama proses pengisian sampai dengan pengemasan kapsul.

Dalam sekali produksi, dapat dihasilkan beribu-ribu kapsul dimana kapsul yang

telah diisi dapat tertekan oleh kapsul lainnya sebelum pengemasan. Akibatnya jika

kapsul rapuh, maka isi kapsul dapat keluar (Nagata, 2002).

Dari 6 cangkang kapsul yang diuji, tidak terdapat cangkang kapsul yang menunjukkan kerapuhan, terlihat pada Gambar 4.5 berikut:

(a) (b)

Gambar 4.5 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi penyimpanan 3 bulan suhu 30°C, RH 70%

Keterangan:

(a) Sebelum uji kerapuhan (b) Sesudah uji kerapuhan

Dari hasil uji kerapuhan diketahui bahwa cangkang kapsul tidak

Demikian juga hasil uji kerapuhan untuk masing-masing 6 cangkang kapsul

berisi penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% setelah 3 bulan tidak

menunjukan kerapuhan, terlihat pada Gambar 4.6 berikut:

(a) (b)

Gambar 4.6 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 %

Keterangan:

(a) Sebelum uji kerapuhan (b) Sesudah uji kerapuhan

4.2.1.4 Uji Waktu Hancur (Disintegrasi)

Cangkang kapsul mula-mula diisi dengan bola besi (Gambar 4.7a dan 4.7b)

di mana bola besi ini berfungsi sebagai bahan pengisi yang tetap berada dalam

cangkang kapsul dan tidak mengembang, larut atau berubah keadaannya dalam

kondisi apapun, sehingga tidak ada pengaruh bahan pengisi terhadap waktu

hancur cangkang kapsul (Chiwede, dkk., 2000).

Selama 2 jam dalam medium HCl 0,1 N, cangkang kaspul kalsium alginat

tidak pecah dalam medium tersebut (Gambar 4.7c). Hal ini berarti kaspul kalsium

alginat tidak pecah pada pH lambung, tetapi disini terjadi pengembangan diameter

cangkang kapsul dengan persen pengembangan rata-rata untuk cangkang kapsul

mula-mula adalah 16,42% (dengan cakram) dan 5,97% (tanpa cakram). Untuk

10,66% (dengan cakram) dan 3,49% (tanpa cakram). Untuk cangkang kapsul

setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% adalah 9,03% (dengan

cakram) dan 1,99% (tanpa cakram).

Selain terjadi pengembangan diameter, cangkang kapsul juga menjadi

sedikit lebih lunak. Hal ini karena sebagian Ca pada cangkang kapsul lepas ke

dalam medium HCl 0,1 N (Bangun, dkk., 2005).

Setelah dalam HCl 0,1 N selama 2 jam, disintegrasi cangkang kapsul

dilanjutkan dalam medium dapar fosfat pH 6,8. Cangkang kapsul kalsium alginat

pecah dalam medium ini, dengan terlebih dahulu terjadi pengembangan diameter

cangkang kapsul sebelum akhirnya cangkang kapsul pecah (Gambar 4.7d). Waktu

hancur rata-rata kapsul alginat mula-mula dengan dan tanpa cakram berturut-turut

adalah 10,88 menit dan 17,55 menit. Waktu hancur rata-rata kapsul alginat setelah

penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% dengan dan tanpa cakram

berturut-turut adalah 14,15 menit dan 19,05 menit. Waktu hancur rata-rata kapsul

alginat setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% dengan dan tanpa

cakram berturut-turut adalah 14,85 menit dan 19,95 menit.

(c) (d)

Gambar 4.7 Pengamatan Cangkang Kapsul pada Uji Waktu Hancur

Keterangan : (a) Bola besi (Ø 2,94 mm) dan cangkang kapsul kosong (b) Cangkang kapsul mula-mula (berisi bola besi)

(c) Cangkang kapsul setelah 2 jam dalam HCl 0,1 N (cangkang kapsul mengembang dan sedikit melunak)

Tabel 4.10 Waktu Hancur Cangkang Kapsul Alginat dan Tablet Salut Enterik Ascardia

No Jenis Pengembangan Kapsul

Setelah 2 Jam di Medium Lambung pH 1,2 (%) Waktu Hancur di Medium Dapar pH 6,8 (menit) Tanpa Cakram Dengan Cakram Tanpa Cakram Dengan Cakram 1 Cangkang Kapsul Alginat Mula-Mula 5,97 13,42 13,55 10,88 2 Cangkang Kapsul Alginat Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada Suhu 300 3,45 C, RH 70% 10,45 19,05 14,15 3 Cangkang Kapsul Alginat Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada Suhu 400 1,99 C, RH 75% 8,51 19,95 14,85

4 Tablet Salut Enterik Ascardia

- - 5,79 5,58

4.2.1.5 Uji Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat

4.2.1.5.1 Uji Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat yang Menggunakan TiO2

Uji pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah

penyimpanan suhu 30°C, RH 70% dan suhu 40°C, RH 75% selama 3 bulan

dilakukan dengan medium lambung buatan (pH 1,2) selama 2 jam (120 menit)

dan kemudian dilanjutkan dengan medium usus buatan pH 6,8 selama 1,5 jam (90

menit).

4.2.1.5.1.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat Sebelum Penyimpanan dan Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada 30°C, RH 70%

Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti

sebelum dan setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% terlihat

sedikit perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70%

Pada Gambar 4.8 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum

penyimpanan pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01% dan pada menit ke-

135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul

alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% pada menit

ke-120 terdisolusi sebanyak 0% dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai

pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat sebelum

penyimpanan mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12% dan kapsul alginat

setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% mengalami

pelepasan Aspirin sebanyak 101,66%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah penyimpanan pada suhu

-20 0 20 40 60 80 100 120 0 30 60 90 120 150 180 210 K u mu la ti f ( %) Waktu (menit) Mula-mula Setelah 3 Bulan pH 1,2 pH 6,8

30°C, RH 70% dapat memenuhi persyaratan USP XXX (2007) sebagai sediaan

delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80% (Q) dalam waktu 90 menit.

Pada pengujian ini cangkang kapsul alginat tidak pecah di dalam lambung,

disebabkan karena terjadinya pelepasan kalsium sehingga terbentuknya gel pada

kapsul alginat yang akan membentuk asam alginat yang bersifat hidrofobik.

Keadaan kapsul alginat yang tidak pecah dalam medium lambung (pH1,2)

memberikan keuntungan tercegahnya iritasi lambung (Bangun, dkk., 2005).

AUC sebelum penyimpanan = 6519,39 mcg ml-1. menit dan AUC setelah

penyimpanan = 6567,09 mcg ml-1

4.2.1.5.1.2 Laju Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat Sebelum

Penyimpanan dan Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada 40°C, RH 75%

. menit. Uji statistik profil pelepasan Aspirin

dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3

bulan pada suhu 30°C, RH 70% menggunakan metode Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah

penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% .

Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti

sebelum dan setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% terlihat ada

Gambar 4.9 Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C ,RH 75%

Pada Gambar 4.9 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum

penyimpanan pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01% dan pada menit ke-

135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul

alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% pada menit

ke-120 terdisolusi sebanyak 0% dan pada menit ke-140 cangkang kapsul mulai

pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat sebelum

penyimpanan mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12% dan kapsul alginat

setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% mengalami

pelepasan Aspirin sebanyak 101,07%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah penyimpanan pada suhu

40°C, RH 75% dapat memenuhi persyaratan USP XXX (2007) sebagai sediaan

delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80% (Q) dalam waktu 90 menit.

AUC sebelum penyimpanan = 6519,39 mcg ml-1. menit dan AUC setelah

penyimpanan = 5861,73 mcg ml-1. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil

-20 0 20 40 60 80 100 120 0 30 60 90 120 150 180 210 K u mu la ti f ( %) Waktu (menit) Mula-Mula Setelah 3 Bulan pH 6,8 pH 1,2

pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah

penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% menggunakan metode

Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan

dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% .

4.2.1.5.1.3 Laju Pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada suhu 30°C, RH 70% dan suhu 40°C, RH 75% setelah penyimpanan selama 3 bulan

Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti pada suhu 30°C, RH 70% dan suhu 40°C, RH 75% setelah penyimpanan selama 3 bulan terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat disimpan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% dan pada suhu 40°C,RH 75%

Pada Gambar 4.10 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah

penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% pada menit ke-120 terdisolusi

sebanyak 0% dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan

pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada

-20 0 20 40 60 80 100 120 0 30 60 90 120 150 180 210 K u mu la ti f ( %) Waktu (menit)

Setelah Penyimpanan 3 Bulan Pada 30C, RH 70%

Setelah Penyimpanan 3 Bulan Pada 40C, RH 75%

suhu 40°C, RH 75% pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0% dan pada menit

ke-140 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210

kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70%

mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,66% dan kapsul alginat setelah

penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% mengalami pelepasan

Aspirin sebanyak 101,07%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspirin

dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH

70% dan setelah penyimpanan pada suhu 40°C, RH 75% dapat memenuhi

persyaratan USP XXX (2007) sebagai sediaan delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80% (Q) dalam waktu

90 menit.

AUC setelah penyimpanan suhu 300 C ,RH 70 % = 6567,09 mcg ml-1.

menit. dan AUC setelah penyimpanan suhu 400 C ,RH 75% = 5861,73 mcg ml-1

4.2.1.5.2 Pengaruh Penggunaan Titanium Dioksida (TiO

.

menit. Setelah dilakukan uji statistik profil pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat

setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70% dan setelah penyimpanan

selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75% menggunakan metode Independent t- Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan 3 bulan pada

suhu 30°C, RH 70% dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C,

RH 75%.

2 Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat

) pada

4.2.1.5.2.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO2 dan yang tanpa menggunakan TiO2

Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti

dalam cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO2 dan yang tanpa

menggunakan TiO2 terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Pengaruh bahan pemburam TiO2 terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat yang menggunakan TiO2 dan yang tanpa menggunakan TiO2

Pada Gambar 4.11 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat tanpa

TiO2 pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 3,45% dan pada menit ke-130

cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat

dengan menggunakan TiO2 pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0% dan pada

menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-

210 kapsul alginat tanpa menggunakan TiO2 mengalami pelepasan Aspirin

sebanyak 100,72% dan kapsul alginat yang menggunakan TiO2 mengalami

Dokumen terkait