• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal, Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Tahun 2020 terdiri dari 5 (lima) Sasaran Program dan 9 (sembilan) Indikator Kinerja Program. Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Tahun 2020 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja secara kumulatif selama periode Januari – Desember 2020. Perbandingan antara target dengan realisasi indikator kinerja menunjukkan persentase capaian kinerja. Pada akhir tahun 2020, diharapkan seluruh target indikator kinerja dapat terpenuhi, dengan kata lain persentase capaian mencapai seratus persen.

Sasaran Program 1:

Meningkatnya Birokrasi Kementerian Perdagangan yang Akuntabel, Tranparan, dan Berintegritas

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (3) (4)

1 Indeks Reformasi Birokrasi Nilai 80 76,80* 96% 2 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Predikat A

(Skor 80 – 90)

BB*

(Skor 73,5) 91,88%

IK 1: Indeks Reformasi Birokrasi (RB)

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024, menegaskan akan pentingnya penerapan clean government dan good governance secara universal yang menjadi prinsip untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Terkait pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Perdagangan telah dilakukan evaluasi oleh Kementerian PAN dan RB. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai Indeks Reformasi Birokrasi terkait kemajuan pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yaitu mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, serta birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Selain itu evaluasi yang dilakukan juga bertujuan untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.

12

Pada tahun 2020, periode penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN dan RB dilaksanakan mulai bulan September 2020 sampai dengan bulan Februari 2021. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan mendapat nilai sementara dari Kementerian PAN dan RB sebesar 76,80 dengan kategori BB. Nilai tersebut telah mencapai 96% dari target yang ditetapkan di Perjanjian Kinerja Tahun 2020, yaitu 80.

Nilai sementara Indeks RB Kemendag Tahun 2020 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2018 dan 2019 Indeks RB Kemendag masing-masing adalah 74,48 dan 76,40. Perkembangan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif.

Gambar 3-1 Perkembangan Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2016 - 2020

Sumber: Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN dan RB

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh Kementerian PAN dan RB, diperoleh beberapa catatan sementara yang menjadi penyebab belum tercapainya target kinerja di tahun 2020, diantaranya adalah:

1. Peran agen perubahan untuk mempercepat reformasi pada organisasi perlu didukung oleh jajaran pimpinan agar program perubahan dapat diimplementasikan dan kedepan perlu ada monev berkala atas program yang dicanangkan agen perubahan untuk memastikan bahwa hasil dari programnya memang untuk kebaikan organisasinya.

2. Segera menetapkan Roadmap RB Kemendag lengkap dengan rencana aksi kegiatan RB yang juga teah diselaraskan dengan Renstra Kemendag. Kemudian perlu disusun pula rencana aksi kegiatan pada masing-masing unit teknis. Lebih lanjut, perlu juga ditetapkan Quickwins Kemendag 2020-2021 selain daripada Quickwins Mandatory/Nasional. 74,7 75,07 74,48 76,4 76,8 2016 2017 2018 2019 2020*

13

3. Terkait dengan penyederhanaan organisasi yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi, langkah lanjutan yang perlu segera dilakukan oleh Sekretariat Jenderal adalah memastikan bahwa bentuk struktur organisasi pada masing-masing unit teknis sesuai dengan kebutuhan organisasi di masa mendatang.

4. Selain itu, Setjen perlu melakukan inisiatif atas penyebarluasan informasi/edukasi massif kepada seluruh unit teknis tentang keperluan survey kelembagaan termasuk mekanisme/prosedur survey dan perubahan bentuk organisasi.

5. Perlu didorong adanya One Big Data Kementerian Perdagangan, agar seluruh output dari unit teknis dapat dengan mudah dimanfaatkan satu sama lain. 6. Perlu dilakukan pemetaan dan identifikasi serta analisa bahwa imbas

perpindahan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) telah mempertimbangkan bahwa nomenklatur JFT telah sesuai dengan tugas-fungsi/jabatan/beban kerja pegawai saat ini.

7. Perlu segera dilakukan upaya percepatan pembentukan manajemen talenta pada Kemendag.

8. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendag belum sepenuhnya dipetakan keterkaitannya dengan kebijakan yang lain, sehingga belum dapat dipastikan efektivitas dari kebijakan yang dikeluarkan.

9. Mendorong peran Inspektorat Jenderal (Itjen) untuk lebih mengedepankan fungsi pengawasan, khususnya sebagai katalisator pada penerapan kinerja dan pengimplementasian zona integritas di unit kerja.

10. Penyusunan atas peta risiko pada Kemendag perlu dipertajam lagi dan diarahkan untuk mengawal pencapaian tujuan/sasaran organisasi Kemendag.

11. Pengendalian dan pengawasan internal perlu didorong lagi melalui keterlibatan pimpinan dari tiap Unit Eselon I.

12. Budaya anti gratifikasi perlu ditanamkan dengan massif pada seluruh Unit Eselon I Kemendag.

13. Perlu mendorong pembangunan Zona Integritas pada unit-unit layanan Kemendag utamanya yang memliki risiko tinggi.

14. Penggunaan teknologi informasi pada pelayanan publik belum sepenuhnya terintegrasi antara aplikasi satu dengan yang lain.

15. Menetapkan standar/aturan tyentang kompensasip-ada seluruh jenis layanan Kemendag sekaligus menginformaikan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan.

Menindaklanjuti hasil temuan sementara tersebut, Sekretariat Jenderal telah berupaya untuk meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi sehingga nilai akhir yang diperoleh akan dapat memenuhi target kinerja. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah menetapkan Quick Wins pada 8 area perubahan, yaitu: Area

14

Manajemen Perubahan (Bidang Pola Pikir dan Budaya Kerja), Area Penataan Peraturan Perundang- Undangan, Area Penataan dan Penguatan Organisasi, Area Penataan Ketatalaksanaan, Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur, Area Penguatan Area Penguatan Pengawasan, Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dan Program Quick Wins).

Gambar 3-2 Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi

Selain itu, upaya peningkatan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Perdagangan didukung dengan proses monitoring dan evaluasi (monev) secara internal dan eksternal. Monev secara internal dilakukan melalui pemantauan terhadap rencana kerja (working plan) yang ditindaklanjuti melalui kegiatan-kegiatan perbaikan reformasi birokrasi di setiap area perubahan dan program quick wins serta Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang didasarkan pada PermenPANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Monev yang dilakukan secara eksternal diawasi oleh KemenPANRB sebagai evaluator eksternal. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dimaksud, digunakan sebagai instrumen untuk mengukur tingkat kemajuan pelaksanaan RB instansi. Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) yang terdiri dari dua (2) komponen yaitu pengungkit dan hasil. Dalam hal ini Sekretariat Jenderal melaksanakan fungsinya sebagai penghubung antara Kementerian PAN dan RB sebagai evaluator dengan seluruh unit di Kementerian Perdagangan.

Rangkaian kegiatan pendukung yang dilakukan dalam mencapai target kinerja Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2020 oleh Sekretariat Jenderal, antara lain:

15

1. Pembentukan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan, yang terbagi dalam 8 (delapan) Kelompok Kerja (Pokja) sesuai dengan 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi.

2. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2020.

3. Koordinasi pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).

4. Diadakannya serangkaian rapat koordinasi dengan Pokja dan unit di lingkungan Kementerian Perdagangan, dengan tujuan untuk memastikan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan berjalan sesuai dengan rencana kerja reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan, serta diharapkan unit dapat menyiapkan bahan evaluasi verifikasi lapangan dan disertai dengan bukti dukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di masing-masing unit Eselon I Kementerian Perdagangan.

5. Koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB terkait persiapan pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.

16

Berikut capaian pelaksanaan Reformasi di lingkungan Kementerian Perdagangan Tahun 2020 yang menjadi dasar pelaporan evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi:

1. Pokja Manajemen Perubahan

a. Matrik Database Inovasi Kementerian Perdagangan b. Quick Wins Kementerian Perdagangan

c. Internalisasi Nilai Budaya Kerja ke unit-unit maupun keperwakilan perdagangan

d. Pembentukan Agen Perubahan dan inovasi-inovasi yang dihasilkan 2. Pokja Deregulasi Kebijakan

a. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

b. Aplikasi jdih Kemendag di App Store/mobile application yang dapat diunduh di App Store

c. Aplikasi “SARAH” (Sistem Administrasi Hukum)

• Merupakan dukungan terhadap pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan untuk melaksanakan layanan adminstrasi pemerintahan berbasis elektronik.

• Sarana untuk menyampaikan rancangan peraturan perundang-undangan dalam rangka pembentukan peraturan perundang-perundang-undangan. • Mengurangi rancangan peraturan perundang-undangan dalam bentuk

hardcopy.

• Mengurangi kontak fisik dalam kondisi pandemi covid-19 d. Deregulasi Kebijakan Perizinan

e. Untuk pelaksanaan simplifikasi regulasi, dalam laman jdih.kemendag.go.id sudah dapat dilihat secara langsung grafik pelaksanaan simplifikasi peraturan perundang-undangan di Kementerian Perdagangan.

3. Pokja Penataan dan Penguatan Organisasi

a. Peta jabatan dengan organisasi yang sederhana dan sudah dihitung JF bidang perdagangan untuk mendukung pencapaian target-target organisasi b. Penyederhanaan organisasi sudah dilakukan dan dijadikan sebagai Quick

Wins Mandatory

c. Telah disusun desain organisasi yang sesuai dengan rencana strategis d. Telah dilakukan penyederhanaan tingkat struktur organisasi.

Penyederhanaan birokrasi menjadi 2 level sesuai arahan Presiden baik dalam STO organik maupun UPT

e. Telah dilakukan pengalihan jabatan structural ke jabatan fungsional sesuai kriteria unit organisasi yang berpotensi dialihkan

f. Melakukanpengalihanjabatan Administrasi ke JF secara bertahap

g. Membuat mekanisme hubungan dan koordinasi antara JPT dan JFT pada STO yang baru

17

h. Telah ditetapkan peta jabatan dan beban kerja sesuai dengan struktur organisasi baru yang lebih lincah dan fleksibel

i. Membuat 5 JF baru dibidang perdagangan agar amanat Presiden dapat dilaksanakan dengan baik di Kemendag sesuai Visi dan Misi Pemerintah j. Telah dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai ketepatan fungsi dan

ketepatan ukuran organisasi

• Melakukan evaluasi terhadap tugas dan fungsi agar selaras dengan visi dan misi organisasi setiap unit Eselon I yang ada

• Melakukan Evaluasi terhadap UPT yang ada di Kementerian Pedagangan

4. Pokja Penataan Tatalaksana

a. Telah ditetapkan proses Bisnis Kementerian Perdagangan sesuai dengan Rencana Strategis dan tugas dan fungsi unit kerja

b. Telah dilakukan evaluasi SOP makro sesuai dengan kebijakan dan tugas dan fungsi unit

c. Indeks SPBE Kementerian Perdagangan 3,25 dengan kategori Baik d. Implementasi E-Government/SPBE

• Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 577 tahun 2020 tentang Pembentukan Komite Pengarah TIK Kemendag tahun 2020

• Keputusan Sekjen Kemendag Nomor 277 tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Evaluator Internal SPBE di Lingkungan Kemendagtahun 2020

• Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-Dag/Per/7/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi Dan Komunikasi di Lingkungan Kementerian Perdagangan

• Master Plan TIK Kemendag tahun 2020-2024, yang selaras dengan pedoman SPBE.

• Pedoman Teknis Standar Spesifikasi Perangkat Keras TIK 2020 e. Implementasi SPBE dalam layanan internal, seperti:

• Aplikasi TNDE yang dibuat secara mobile agar mudah diakses dimana pun berada. Bedanya dengan TNDE berbasis Webisite. TNDE mobile hanya untuk membaca disposisi surat serta melaporkan progress dari disposisi surat tersebut.

• Aplikasi SARAH

• Intranet Kementerian Perdagangan yang merupakan aplikasi layanan internal yang dapat diakses pegawai meliputi Pelayanan Data, TIK, Kepegawaian dan Keuangan, dll

• SIASN Mobile, Presensi Kehadiran Secara Online dan Real-Time dengan Teknologi Geo Tag Location

• Aplikasi “E-Office” (Tata Naskah Dinas Elektronik), mendukung penggunaan Tanda TanganElektronik

18

• Kudagang, untuk media pendidikan dan pelatihan daring dan uji kompetensi teknis JF (sistem CAT)

• E-SIMPPEL, Pelaporan kinerja Perwakilan Perdagangan di LN. f. Keterbukaan Informasi Publik

• Saluran Pelayanan InfomasiPublik Kementerian Perdagangan by mobile sistem, bisa melalui:

• Telepon dan Whatsapp • Email

• Media Sosial

• Meja Informasi PPID Kemendag

• Aplikasi SP4N LAPOR! Website: https://www.lapor.go.id/ • Portal PPID Kemendag melalui http://ppid.kemendag.go.id

• Content Management System (CMS), melalui Menu “KONTAK KAMI” pada https://kemendag.go.id

• Aplikasi PPID Kemendag Mobile

• Inovasi PPID Kemendag: PPID Kemendag Mobile

Aplikasi PPID mobile berbasis aplikasi android memuat layanan informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, informasi yang wajib diumumkan secara serta merta, dan informasi yang wajib tersedia setiap saat. Selain itu aplikas iini memungkinkan masyarakat melakukan permohonan informasi dan mengakses berita seputar PPID Kementerian Perdagangan.

• Mekanisme keterbukaan informasi publik, Setiap pelayanan informasi yang masuk ke Kementerian Perdagangan akan dilayani secara langsung maupun dengan mekanisme PPID

• Pada Tahun 2020 Kementerian Perdagangan menerima peringkat kedua dalam Anugerah Keterbukaan Informasi dengankategori Badan Publik “Menuju Informatif” di Istana Wakil Presiden RI,

• Pada tahun 2020, Komisi Informasi Pusat melakukan Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik.

5. Pokja Penataan Sistem Sumber Daya Aparatur a. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi

• Telah dilakukan asesmen pegawai untuk seleksi calon JPT, Perwadag dan pemetaan yang dilakukansecara bertahap mulai dari administrator • Telah dilakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai

dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi

• Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkala

• Telah dilakukan uji kompetensi bagi calon JF bidang perdagangan guna pemetaan kompetensi teknis atau manajerial

19

• Telah dilakukan ases menuntuk proses penataan SDM: - Asesmen bagi pegawai mutasi ke kelas yang lebih tinggi

- Asesmen bagi pegawai dari K/L lain yang pindah ke kementerian Perdagangan

• Telah disiapkan kebijakan internal untuk pelaksanaan manajemen talenta berupa SE Nomor 16.1 Tahun 2020 tetang pelaksanaan manajemen talenta PNS di lingkungan Kementerian Perdagangan b. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi

• Telah disusun peta jabatan berdasarakan Permendag Ortaker yang telah disederhanakan

• Telah disusunnya kebutuhan pegawai berdasarkan peta jabatan struktur organisasi yang simple dengan JF bidang Perdagangan

• Telah dilakukan Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama organisasi

• Telah dilakukan Perhitungan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi

c. Proses Penerimaan Pegawai Transparan, Objektif, Akuntabel, Dan Bebas KKN

• Pengumuman Penerimaan, persyaratan, dan hasil seleksi diinformasikan kepada masyarakat secara luas

d. Indeks Profesionalisme ASN

• Indeks Profesionalisme ASN Kementerian Perdagangan untuk tahun 2020 telah diperbaharui data pegawainya dan dilakukan rekon data SIPEG dengan data SAPK BKN

• Penetapan Kinerja Individu tertelusur sesuai dengan target organisasi • Telah disusun SKP Tahunan, Bulanan, dan Harian dalam sistem online

SKP

• Telah dilakukan monitoring dan evaluasi

• Telah dilakukan pengukuran kinerja individu secara berkala

e. Pemanfaatan Laporan Kinerja Harian selama Work From Home (WFH) • Laporan hasil kinerja harian akan mempengaruhi nilai capaian bulanan

pegawai

f. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai • PemberianPenghargaan Satya Lencana

• Penegakan PP 53/2010 g. Sistem Informasi Kepegawaian

• Pemutakhiran E-SIASN

• Absensi online bagi pegawai WFH • Aplikasi Beasiswa

20

6. Pokja Penataan Akuntabilitas

a. Pemetaan Tujuan dan Sasaran Strategis b. Review Indikator Kinerja Unit Kerja

• Pada bulan September 2020, Tim Inspektorat Jenderal melakukan pendampingan dan reviu atas Perjanjian Kinerja Unit Kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan.

• Hasil reviu tersebut adalah rekomendasi perubahan/revisi Indikator Kinerja yang digunakan pada Perkin di lingkungan Kemendag, sehingga menjadi lebih relevan dan cukup untuk merepresentasikan keberhasilan unit kerja di lingkungan Kemendag.

• Perbaikan indikator kinerja hasil reviu diadopsi dalam penyusunan Renstra Unit Kerja Eselon I Tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2021.

• Progress dan bukti dukung perbaikan indikator kinerja yang telah dilakukan (matriks semula-menjadi) dapat dilihat pada tautan dokumen SAKIP masing-masing Eselon I yang ada di Slide sebelumnya (sebagai contoh Matriks Perbaikan Indikator Kinerja Setjen).

c. Mekanisme Monitoring Dan Evaluasi Kinerja

Aplikasi e-Monitoring Online Kementerian Perdagangan dirancang untuk mengakomodir kebutuhan pengumpulan data dan pemantauan kinerja sasaran strategis, program, kegiatan dan output, serta mensinkronisasi data tersebut dengan capaian kinerja anggaran. (http://emon.kemendag.go.id/)

• Dashboard RealisasiAnggaran

• Dashboard Evaluasi Kinerja Anggaran • Sinkronisasi Data IKU & RKA-K/L

• Entri Data Capaian Kinerja Eselon II Per Triwulan • Monitoring Capaian IKU Eselon II Per Triwulan 7. Pokja Penguatan Pengawasan

a. Penetapan Peta Resiko dalam SPIP

b. Implementasi bentuk pengawasan d Kementerian Perdagangan c. Penanganan Benturan Kepentingan di Kementerian Perdagangan d. Pengusulan 4 unit dalam Zona Integritas, yaitu:

• BBPPEI

• Direktorat Metrologi • Pusdiklat Perdagangan

• Dit. Standardisasi dan Perlindungan Mutu e. SOP Makro Pengaduan Masyarakat

f. Sistem Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) LAPOR! adalah sistem yang terintegrasi dalam pengelolaan pengaduan secara berjenjang pada setiap penyelenggara dalam kerangka system informasi pelayanan publik. Sistem ini dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta diawasi oleh Kantor Staf

21

Presiden dan Ombudsman Republik Indonesia, dan dapat diakses melalui tautan: https://www.lapor.go.id

8. Pokja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

a. Perbaikan sarana pelayanan seperti ruang tunggu, system antrian, ruang konsultasi, dan sarana pengaduan.

b. Pelayanan publik di Ditjen Perdagangan Luar Negeri telah beralih ke e-goverment (website ditjendaglu, e-ska, inatrade, system manajemen blanko on-line)

c. Pelayanan perizinan sudah terintegrasi dengan OSS d. Pelayanan publik dalam menghadapi masa pandemic

• UPTP I – perdagangan luar negeri melayani konsultasi daring terkait pelayanan perizinan melalui media whatsapp atau website inatrade • Kegiatan/ program penyebaran informasi (forum group discussion, public

hearing, oral hearing, sosialisasi, seminar, dll) dilakukan melalui media elektronik seperti youtube live, zoom, dll;

• Koordinasi internal/eksternal selama dalam masa pandemic dilakukan melalui media elektronik (via zoom) atau mix antarafisik dan media elektronik

• Penugasan personel disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan mengutamakan protokol kesehatan.

IK 2: Nilai Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun 2015 tentang pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Tujuan dari pelaksanaan evaluasi SAKIP untuk menilai tingkat akuntabilitas kinerja atau pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan pemerintah yang berorientasi kepada hasil (result oriented goverment) serta memberikan saran perbaikan.

Terdapat 4 komponen penilaian dalam evaluasi SAKIP dengan bobot yag berbeda, yaitu:

1. Perencanaan Kinerja (Bobot 30%); 2. Pengukuran Kinerja (Bobot 25%); 3. Pelaporan Kinerja (Bobot 15%); 4. Evaluasi Internal (Bobot 10%); 5. Capaian Kinerja (Bobot 20%).

Meski di masa pandemi COVID-19 yang membatasi kegiatan perkantoran, kegiatan evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan masih tetap dijalankan dengan metode virtual. Pada tahun 2020, periode pelaksanaan Evaluasi SAKIP oleh Tim Evaluator Kementerian PAN dan RB dilaksanakan selama 30 (tiga puluh) hari kerja mulai tanggal 12 Oktober 2020. Hingga saat laporan ini disusun nilai akhir evaluasi SAKIP

22

Kemendag belum ditetapkan oleh Kementerian PAN-RB, namun berdasarkan hasil sementara Kementerian Perdagangan diprediksi memperoleh nilai 73,50 atau predikat BB. Apabila dibandingan dengan tahun sebelumnya ini merupakan penurunan, meskipun hanya kurang dari 1 poin (menurun 0,84 nilai). Nilai 73,50 masih dikategorikan Predikat BB, sehingga jika dibandingkan dengan target Perjanjian Kinerja Setjen Tahun 2020, yaitu Predikat A dengan nilai minimal 80, maka persentase capaian kinerja Nilai Evaluasi SAKIP Kemendag adalah 91,88%. Nilai Hasil Evaluasi SAKIP tersebut juga masih bersifat sementara dikarenakan baru disampaikan oleh Tim Evaluator Kementerian PAN-RB secara lisan pada sela-sela pertemuan rapat koordinasi. Sehingga, Sekretariat Jenderal masih berkesempatan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan nilai akhir hasil Evalausi SAKIP Kementerian Perdagangan.

Meskipun nilai sementara Evaluasi SAKIP Kemendag Tahun 2020 mengalami sedikit penurunan, secara umum hasil Evaluasi SAKIP Kemendag dari tahun ke tahun cenderung stabil. Rincian perkembangan nilai SAKIP Kemendag selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3-1 Perkembangan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan Tahun 2016-2020

Sumber: Hasil Evaluasi SAKIP oleh Kementerian PAN-RB

Dalam rangka menjamin kualitas penyelenggaraan SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, pada tahun 2020 Sekretariat Jenderal telah melaksanakan rangkaian kegiatan pendukung, diantaranya adalah:

1. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 (pada tingkat Kementerian, Eselon I, dan Eselon II).

2. Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 pada tingkat Kementerian dan seluruh unit Eselon I.

73,38 73,04 74,04 74,34 73,5 2016 2017 2018 2019 2020*

23

3. Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 (pada tingkat Kementerian, Eselon I, dan Eselon II).

4. Penyusunan Laporan Triwulanan Tahun 2020 dan Pengukuran Pencapaian Kinerja pada tingkat Kementerian dan Eselon I.

5. Pemantauan Kinerja Secara Elektronik, baik melalui aplikasi E-Monitoring Online Kemendag maupun website SMART Kemenkeu.

6. Evaluasi SAKIP Internal yang dilakukan APIP Kementerian Perdagangan. 7. Pada TA 2020, Pemerintah melakukan pemotongan anggaran K/L dalam rangka

penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dengan adanya kebijakan tersebut, Sekretariat Jenderal mengkoordinasikan refocusing dan realokasi anggaran di Kementerian Perdagangan dengan meningkatkan efisiensi anggaran dan efektivitas program/kegiatan, sehingga target indikator kinerja tetap dapat terpenuhi.

Berdasarkan hasil evaluasi Tim Evaluator Kementerian PAN-RB masih ditemukan sejumlah catatan atas pelaksanaan SAKIP di Kementerian Perdagangan yang menyebabkan target kinerja tahun 2020 untuk sementara ini belum tercapai, diantaranya adalah:

1. Penggambaran kinerja dan indikator kinerja pada tingkat unit kerja yang ditetapkan belum sepenuhnya memenuhi kriteria terukur, relevan, dan cukup. 2. Perjanjian kinerja belum sepenuhnya menjanjikan kinerja atau kondisi terukur

yang seharusnya terjadi pada satu periode. Hal ini dikarenakan sebagian unit kerja belum menyajikan target kinerja pada periode tertentu.

3. Penjenjangan kinerja antar level jabatan belum sepenuhnya sesuai dengan levelnya, sehingga belum tampak hubungan kausalitas antar level jabatan untuk mencapai kinerja utama instansi.

4. Aplikasi monitoring dan evaluasi yang ada di Kemendag sudah berjalan, namun monev yang dilakukan lebih banyak terkait dengan realisasi penganggaran belum sepenuhnya memberikan informasi sejauh mana progress kinerja yang ada di unit teknis.

5. Evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal belum mampu mendorong adanya perbaikan penerapan kinerja di unit kerja.

6. Evaluasi progam yang dilakukan sebatas menilai capaian pelaksanaan dan penyerapan anggaran belum berprinsip pada efektivitas dan efisiensi dari program yang dimiliki.

Menindaklanjuti hasil temuan sementara Tim Evaluator Kementerian PAN-RB,

Dokumen terkait