• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Kinerja Organisasi 1. Capaian Kinerja Tahun 2021

Dalam dokumen LAPORAN KINERJAINSTANSI PEMERINTAH (Halaman 22-36)

Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip Good Governance dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan public yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat, sehingga pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada public telah dicapai.

Dalam hal ini, Laporan Kinerja pemerintah merupakan bentuk realisasi kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pegukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviw atas laporan kinerja instansi pemerintah).

Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010, sebagai berikut :

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 15 No. Interval Nilai

Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1. 91 ≤ Sangat Tinggi

2. 76 ≤ 90 Tinggi

3. 66 ≤ 75 Sedang

4. 51 ≤ 65 Rendah

5. ≤ 50 Sangat Rendah

Pengukuran kinerja adalah proses sistematika dan berkesinambungan untuk penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi Dinas Pangan Aceh yang dituangkan pada Renstra Tahun 2017-2022. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara melakukan perbandingan rencana kinerja dengan realisasi kinerja.Pengukuran kinerja mencakup:

• Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (tingkat capaian rencana) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan;

• Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (tingkat pencapaian sasaran) dari masing-masing indikator kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data pengukuran kinerja kegiatan.

Kegiatan - kegiatan yang telah ditetapkan dan akan dilaksanakan pada tahun 2021, ditetapkan juga indikantor kinerja kegiatan dan target-target capaiannya. Indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantatatif dan kualitatif mengambarkan tingkat pencapaian mutu kegiatan yang telah ditetapkan, dengan katagori pengelompokan sebagai berikut :

1. Indikator inputs (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan, agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan outputs, misalnya memberdayakan manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 16

2. Indikator outputs (keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik/nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu program kegiatan berdasarkan masukan yang digunakan.

3. Indikator outcomes (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka pendek dan menengah, dimana sebagai ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

4. Indikator benefitis (manfaat) adalah kegunaan ssuatu keluaran (outputs) yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan demikian outputs dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat di akses oleh publik.

5. Indikator impacts (dampak) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai dari capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Dinas Pangan Aceh pada tahun 2021, sasaran strategis Dinas Pangan Aceh dalam upaya meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan dengan sasaran kegiatan utama yaitu: (1) Terberdayanya masyarakat di daerah rawan pangan; (2) Terwujudnya stabilitas harga pangan masyarakat melalui pemberdayaan LPM dan penyediaan cadangan pangan pemerintah; (3) Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat melalui diversifikasi berbasis pangan lokal; (4) Meningkatnya mutu pangan layak konsumsi; dan (5) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan aparatur pertanian, pelaku usaha pertanian dan stake holder terkait bidang pertanian. Masing-masing sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan menggunakan indikator kinerja.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 17

Keberhasilan Dinas Pangan Aceh dalam menjalankan Program Strategis diukur berdasarkan pencapaian outcome. Pengukuran tersebut dilakukan mengingat outcome merupakan hasil dari berfungsinya output yang telah dilaksanakan oleh masing-masing bidang antara lain Bidang Ketersediaan Pangan, Bidang Distribusi Pangan, Bidang Konsumsi, Bidang Keamanan Pangan, UPTD Balai Sertifikasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan serta Sekretariat Dinas Pangan. Pengukuran capaian kinerja Dinas Pangan Aceh tersebut dilaksanakan secara bulanan. triwulanan dan tahunan. sedangkan pengukuran realisasi keuangan dan fisik output kegiatan dipantau secara mingguan. bulanan dan triwulanan.

Pengukuran kinerja didasarkan pada indikator kinerja yang terstandarisasi agar mampu menghasilkan hasil evaluasi kinerja yang relevan dan reliabel sebagai bahan pertimbangan perencanaan selanjutnya. Hasil pengukuran menjadi dasar untuk menyimpulkan kemajuan kinerja. mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja tahun 2021 antara Kepala Dinas Pangan Aceh dan Gubernur Aceh dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 100 - Sangat Tinggi

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 100 - Sangat Tinggi

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 100 - Sangat Tinggi Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan

- Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,5 50,9 103 - Sangat Tinggi

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,8 40,7 95 - Sangat Tinggi

- Buah (kg/kapita/thn) 27,5 27,9 101 - Sangat Tinggi

Ket Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan

Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Dari Tabel 3.1 di atas terlihat bahwa pencapaian Kinerja Output sesuai dengan Sasaran Strategik yang direncanakan telah terealisasi seluruhnya dengan tingkat capaian rata-rata diatas 90 % (dengan variasi antara 90 – 100 %). Tingkat capaian ini

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 18

diselaraskan dengan Alokasi Dana serta Kondisi Lapangan yang merupakan persyaratan mutlak untuk keberhasilan pencapaian Sasaran Program dan Kegiatan Dinas Pangan Aceh Tahun 2021.

Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 100

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 100

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 100

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

Stablitas harga pangan di tingkat masyarakat merupakan hal yang penting untuk dijaga karena berpengaruh langsung kepada akses pangan masyarakat. Fluktuasi harga pangan yang terjadi secara luas juga berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pangan Aceh secara konsisten selalu mengupayakan terciptanya stabilitas harga.

Koefisien variasi harga strategis menggambarkan seberapa jauh fluktuasi harga yang terjadi untuk setiap komoditas yang dipantau. Kondisi yang diharapkan adalah angka Koefisien Variasi (CV) yang kecil karena semakin rendah angka koefisien variasi berarti harga komoditas strategis yang semakin stabil. Sesuai dengan target indikator kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021, target Koefisen Variasi (CV) Harga Pangan Strategis ditetapkan dibawah 5 – 25 persen., perkembangan harga pangan selama Januari s/d Desember 2021 di tingkat Pedagang Eceran disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut;

Tabel 3.2 Perkembangan harga pangan strategis selama Januari s/d Desember 2021 sebagai berikut.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 19

No. Komoditas CV

1 Beras 0.50%

2 Daging Ayam 5.71%

3 Daging Sapi 3.61%

4 Telur Ayam 6.47%

5 Bawang Merah 9.06%

6 Bawang Putih 3.86%

7 Cabai Merah 21.24%

8 Cabai Rawit 22.34%

9 Minyak Goreng 10.04%

10 Gula Pasir 1.27%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat fluktuatif harga pangan pokok/strategis beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit, minyak goreng kemasan sederhana, dan gula pasir di Provinsi Aceh Tahun 2021 dengan Koefisien Variasi (CV) berkisar antara 0,50% - 22,34%. Fluktuatif harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit dengan Koefisien Variasi (CV) sebesar 22,34%, diikuti dengan komoditas cabai merah keriting dengan Koefisien Variasi (CV) sebesar 21,24%.

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Beras, Jagung, Kedelai dan Gula Pasir.

No Komoditas CV

1 Beras 0,50%

2 Gula Pasir 1,27%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas, komoditas pangan strategis beras dan gula pair dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dengan Koefisien Variasi (CV) ≤ 5%.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 20

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Telur, Daging dan Minyak Makan

No Komoditas CV

1 Telur Ayam Ras 6,47%

2 Daging Sapi 3,61%

3 Daging Ayam 5,71%

4 Minyak Goreng 10,04%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa komoditas pangan strategis berupa telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dengan Koefisien Variasi (CV) ≤ 10%. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng terjadi fluktuasi harga yang tidak terlalu signifikan dengan kenaikan Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,04% dari yang ditargetkan, hal ini disebabkan kenaikan harga CPO dunia yang masih terus terjadi.

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Cabe Merah Keriting dan Bawang Merah

No Komoditas CV

1 Cabai merah keriting 21,24%

2 Cabai rawit 22,34%

3 Bawang merah 9,06%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa fluktuasi harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit dan cabai merah keriting. Fluktuasi harga ini antara lain disebabkan terjadinya peningkatan permintaan menjelang hari-hari besar keagamaan, Jumlah curah hujan yang cukup tinggi terutama di bulan Januari, November, Desember, dan pasokan yang berkurang akibat hasil panen dari petani yang tidak maksimal. Sedangkan harga bawang merah ditingkat eceran selama tahun 2021 dalam kondisi stabil dengan harga rata-rata Rp31.317 dengan Koefisien Variasi (CV) 9,06%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk ketiga komoditas di atas masih dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dan Koefisien Variasi (CV) ≤ 25%.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 21

Stabilitas harga pangan pada tahun 2021 ini tidak lepas dari upaya stabilitas harga dan pasokan pangan yang secara berkesinambungan telah dilaksanakan oleh Dinas Pangan Aceh secara continue. Berbagai langkah strategis yang dilaksanakan meliputi:

1. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Pasar Mitra Tani (PMT) yang merupakan kegiatan memperdayaan lembaga usaha pangan masyakat melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Tani (Poktan) dan Lembaga usaha masyarakat yang bergerak di bidang pangan dalam melayani Pasar Mitra Tani (PMT).

2. Pengembangan Pasar Mitra Tani (PMT) yang merupakan Lembaga yang bertugas untuk membantu kegiatan stabilitasi pasokan dan harga pangan.

3. Panel Harga Pangan yang telah berhasil mendukung terciptanya stabilitas harga pangan pokok dan strategis.

Untuk Kegiatan Pasar Mitra Tani (PMT) merupakan pengembangan dari Toko Tani Indonesia (TTI) yang mulai dilaksanakan Tahun 2015, berupa kerjasama antara Dinas Pangan Aceh dengan Poktan/Gapoktan melakukan trobosan untuk solusi permanen yaitu : (1) Menyerap produk pertanian, (2) Memperpendek rantai distribusi pemasaran, dan (3) Memberikan kemudahan akses konsumen/masyarakat.

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayur dan Buah Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur pencapaian kualitas konsumsi pangan adalah melalui skor PPH. Skor PPH Konsumsi didefinisikan sebagai proporsi kelompok pangan dalam kondisi konsumsi pangan. Skor PPH Konsumsi dihitung dengan cara mengalikan persentase Angka Kecukupan Energi (AKE) tingkat konsumsi dengan bobot setiap kelompok pangan yang sudah ditetapkan. Pola konsumsi pangan yang ideal digambarkan dengan skor PPH 100. Pola konsumsi pangan ideal digambarkan dengan skor PPH 100.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 22

Pola konsumsi pangan masyarakat akan mengalami perubahan dan perbedaan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh perubahan pendapatan, akses pangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan dan gizi, serta adanya perubahan gaya hidup. Dengan mengetahui pola konsumsi pangan masyarakat, maka akan dapat disusun kebijakan dalam hal penyediaan pangan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (impor) serta kebijakan harga dan strategi distribusi pangan agar masyarakat dapat menjangkau pangan yang tersedia dengan harga yang wajar. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.3 dan Grafik 3.1, capaian skor PPH Tahun 2021 sebesar 73,8 nilai skor tersebut mengalami peningkatan dari capaian tahun sebelumnya sebesar 71,5

Tabel 3.3 Perkembangan Skor PPH 2017 - 2021

T R T R T R T R T R

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 70 71,5 73,9 73,3 75,5 76,6 75,5 71,5 78,5 73,8

Uraian 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber Data : Susenas 2020 (Diolah Dinas Pangan Aceh, 2021)

Data Susenas yang digunakan dalam menganalisis PPH Konsumsi di Tahun 2021 ini adalah data sensus BPS di Tahun 2020 yang diterbitkan di Tahun 2021.

Kkal/

Sumber Data : Susenas 2020 (Diolah Dinas Pangan Aceh, 2021) No Kelompok Pangan

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 23

Dari hasil analisis tiga tahun terakhir, skor PPH Tahun 2021 mengalami peningkatan dari skor tahun 2020 sebesar 2.3 poin yang disebabkan kondisi pandemi covid-19 sudah mulai kondusif, dan persediaan pangan sudah mulai normal sehingga akses terhadap pangan mudah dan harga pangan sudah mulai terkendali. ini di tandai dengan kondisi ekonomi masyarakat mulai pulih dengan ditandai konsumsi terhadap pangan mulai meningkat. Meskipun Skor PPH tahun 2021 belum mencapai target yang ditetapkan, namun skor PPH tersebut telah mengalami peningkatan dari skor PPH ditahun 2020.

Adapun saran agar skor PPH Konsumsi terus mengalami peningkatan adalah dengan melibatkan kerjasama lintas sektor Pemerintahan yang terlibat didalam pembangunan pangan dengan menggunakan skor analisis PPH Konsumsi sebagai indikator pembangunan pangan khususnya dalam hal peningkatan produksi komoditi pangan yang dianggap perlu ditingkatkan konsumsinya oleh masyarakat sehingga akses pangan kepada masyarakat lebih terbuka dan kualitas konsumsi masyarakat menjadi lebih baik, mengingat Dinas Pangan Aceh memiliki peran terbatas, maka kerjasama peningkatan produksi pangan dan aksesnya perlu

70

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 24

dilakukan peningkatan. Untuk lebih jelas peningkatkan kualitas konsumsi di tandai dengan meningkatnya skor pph seperti pada grafik berikut :

Untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, perlu terus didukung dengan upaya mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat yang beragam dan bergizi seimbang melalui : (1) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi, Lomba Cipta Menu B2SA, serta penyebarluaskan informasi melalui media cetak dan elektronik; (2) Upaya penurunan konsumsi beras dilakukan dengan meningkatan produksi serta konsumsi pangan karbohidrat berbasis sumberdaya local; (3) Peningkatan konsumsi melalui penyediaan sayuran, buah dan pangan hewani yang cukup dan dapat diakses

25,0

GRAFIK 3.2 PERBANDINGAN SKOR PPH IDEAL DAN CAPAIAN SKOR PPH ACEH BERDASARKAN KELOMPOK PANGAN

Capaian Skor PPH Aceh Skor PPH Ideal

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 25

oleh seluruh anggota keluarga. Upaya tersebut merupakan daya ungkit yang cukup besar untuk dapat meningkat skor PPH.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan

- Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,5 50,9 103

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,8 40,7 95

- Buah (kg/kapita/thn) 27,5 27,9 101

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Hewani Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi pada kelompok pangan hewani dengan capian kinerja sangat baik dengan realisasi sebesar 103%. Kelompok pangan hewani untuk konsumsi pangan pertahun menunjukkan angka 50,9 kg/kap/thn.

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Sayur Untuk Kelompok Pangan Sayur dengan capaian sangat baik dengan realisasi sebesar 95%, dimana konsumsi pangan pada kelompok sayur menunjukkan angka 40,7 kg/kap/thn dari target 42,8 kg/kap/thn.

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Buah Pada Tabel di atas untuk Kelompok Pangan Buah dengan capaian kinerja baik dengan realisasi 101%, dimana konsumsi pangan pada kelompok buah menunjukkan angka 27,9 kg/kap/thn dari target 27,5 kg/kp/thn.

Belum tercapainya keberagaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat, ditunjukkan dari konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan serta umbi-umbian yang masih di bawah skor PPH ideal (belum memenuhi kebutuhan). Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: masih rendahnya daya beli masyarakat, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan beragam dan bergizi seimbang, masih adanya keterbatasan aksesibilitas terhadap pangan, kurang tersedia dan kurang berkembangnya teknologi untuk memproduksi maupun mengolah bahan pangan terutama pangan lokal non

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 26

beras dan non terigu (terutama menjadi bahan baku siap pakai), belum optimalnya kerjasama antar lintas sektor serta lemahnyan partisipasi masyarakat.

Penurunan konsumsi beras merupakan kegiatan lintas sektor yang dipengaruhi oleh kinerja berbagai unit kerja/instansi lain. Dalam hal ini Dinas Pangan Aceh telah mengalokasikan kegiatan berupa:

❖ Pemberdayaan kelompok wanita melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

❖ Pengembahan usaha pengolahan pangan lokal.

❖ Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan.

Pada masa yang akan datang penurunan konsumsi beras perlu adanya introduksi komponen kegiatan di dalam dan luar lahan pekarangan untuk pengembangan umbi-umbian, buah dan sayur. Upaya selanjutnya untuk meningkatkan penurunan konsumsi beras di masyarakat diperlukan ketersediaan produk pangan lokal seperti umbi-umbian yang siap pakai, tersedia, memadai dan pengelolaan, distribusi yang baik sehingga harga di pasar dapat ditekan. Untuk itu, diperlukan pengembangan usaha pengolahan pangan pokok lokal lainnya dengan nilai keekonomian yang memadai.

Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2021 dengan Tahun 2020

2021 2020

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 5%

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 10%

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 25%

Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan 78,50 73,80 71,50 - Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,50 50,90 49,80

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,80 40,70 50,10

- Buah (kg/kapita/thn) 27,50 27,90 32,50

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Ket

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Dari hasil perbandingan Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Program yang telah diupayakan pada Dinas Pangan Aceh adalah sebagai berikut:

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 27

Tabel. 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode Renstra

Target

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 5% 100 5% 100

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 10% 100 10% 100

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 25% 100 25% 100

Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan 71,50 78,5 73,8 94,01 80,25 91,96 - Pangan Hewani (Kg/Kapita/Thn) 49,8 49,5 50,5 102,02 64,70 78,05

- Sayur (Kg/Kapita/Thn) 50,1 42,8 48,9 114,25 56,90 85,94

- Buah (Kg/Kapita/Thn) 32,5 27,5 35,6 129,45 47,60 74,79

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja sepenuhnya dapat menjabarkan program dari kebijakan yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya penjabaran program dan kebijakan, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal misalnya karena; (1) Terbatasnya fasilitas pendukung dalam pelaksanaan kelancaran kegiatan kantor, (2) Terbatasnya kemanapun profesionalisme sebagian pegawai dan masih perlu untuk lebih di tingkatkan. Sedangkan faktor eksternal misalnya karena; (1) belum optimalnya sinergisitas program kegiatan antara perangkat daerah terkait dan (2) terbatasnya ketersediaan anggaran untuk mencapai target sasaran kinerja yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasaalahan tersebut, langkah-langkah yang akan ditempuh antara lain sebagai berikut :

• Meningkatkan koordinasi antara Instansi/Dinas/Badan dan Lembaga terkait untuk mensinergikan berbagai program kegiatan sesuai tupoksi masing-masing.

• Meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur.

• Membangun iklim kerja yang kondusif melalui pengembangan sistem perencanaan yang berbasis kinerja.

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 28

Dalam dokumen LAPORAN KINERJAINSTANSI PEMERINTAH (Halaman 22-36)