• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJAINSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJAINSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PANGAN ACEH

Jalan Tgk Nyak Arief

(Komplek Keistimewaan Aceh)

Website: http://www.dinaspanganaceh.go.id

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TAHUN

2021

(2)

i KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja adalah bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah atas penggunaan anggaran.

Sehingga penyusunan Laporan Kinerja ini dapat selesai dengan baik sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan Tahun 2021. Perencanaan strategis Pemerintah Aceh tertuang dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 16 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) tahun 2017 - 2022.

Maka dalam siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014, Laporan Kinerja tahun 2021 adalah merupakan pertanggungjawaban tahun ketiga dalam periode RPJMA tersebut.

Laporan Kinerja ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Atas dasar peraturan tersebut, Laporan Kinerja diukur berdasarkan indikator sasaran strategis dan target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Pangan Aceh tahun 2021 yang merupakan penjabaran dari target kinerja RPJMA tahun ketiga dan RKPA tahun 2021 yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2021. Semoga Laporan Kinerja

(3)
(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 1

1.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 2

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis ... 9

2.2. Perjanjian Kinerja ... 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi .. ... 14

3.2. Realisasi Anggaran ... 32

BAB IV PENUTUP ... 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pangan Aceh ... 9

Tabel 2.2 : Perjanjian Kinerja Dinas Pangan Tahun 2021 ... 13

Tabel 3.1 : Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021 ... 17

Tabel 3.2 : Rekapitulasi Data Panel Harga Priode Jan s/d Des 2021 ... 18

Tabel 3.3 : Perkembangan Skor PPH 2017 – 2021 ... 21

Tabel 3.4 : Perbandingan Capian Kinerja Tahun 2021 dengan Tahun 2020 ... 24

Tabel 3.5 : Perbandingan Capaian Kinerja s/d Akhir Periode Renstra ... 27

Tabel 3.6 : Alokasi Per Sasaran Pembangunan ... 31

Tabel 3.7 : Pembandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran ... 32

Tabel 3.8 : Efisiensi Pengguna Sumber Daya ... 32

Tabel 3.9 : Pengukuran Kinerja Input (Dana dan SDM) Tahun 2021 ... 33

Tabel 3.10 : Rincian Alokasi Dana dan Serapan Anggaran serta Capaian Fisik Permasing – Masing Kegiatan Tahun 2021 ... 33

Tabel 3.11 : Kelompok Penerima Bantuan Toko Mitra Tani ... 47

Tabel 3.12 : Lokasi Kajian Kerawanan Pangan ... 58

(6)

vii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 3.1 : Perkembangan Skor PPH ... 23 Grafik 3.2 : Perbandingan Skor PPH Ideal dan Capaian Skor PPH Aceh ... 24

(7)

iii RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pangan Aceh Tahun 2021 merupakan Laporan Pertanggungjawaban Kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan sumber daya manusia dan sumber dana melalui program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang ditetapkan sesuai Rencana Strategis Dinas Pangan Aceh tahun 2017-2022.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dituangkan dalam Rencana Kinerja Anggaran (RKA-SKPA) Dinas Pangan Aceh Tahun 2021 telah ditetapkan 8 Sasaran Strategis dengan sejumlah Indikator Kinerja. Adapun pengukuran hasil pencapaian Kinerja yaitu melalui 4 Program Spesifik yang meliputi 8 Kegiatan Strategis dan 21 Sub Kegiatan. Selain itu untuk mendukung kelancaran ketujuh program diatas, juga telah dialokasikan sejumlah anggaran melalui 1 (satu) program non spesifik dengan 6 kegiatan serta 18 sub kegiatan rutin, baik yang bersifat administratif maupun teknis.

Dari sejumlah program spesifik dan non spesifik diatas, 6 program dialokasikan dalam upaya Peningkatan Ketahanaan Pangan. Sebagai implemetasi program dan kegiatan diatas telah direalisasikan Dana melalui DPA-APBA Dinas Pangan Aceh Tahun 2021 berjumlah Rp. 40.357.230.433,- (angka setelah dilakukan revisi/perubahan) yang terdiri dari Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Rp.

15.512.413.833,- (38,44%), Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Rp. 14.679.668.600,- (36,37%), Program

(8)

iv Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Rp. 5.436.960.000,- (13,77%), Program Penanganan Kerawanan Pangan Rp. 1.018..828.000,- (2,52%) dan Program Pengawasan Keamanan Pangan Rp. 3.709.360.000,- (9,19%). Adapun realisasi selama Tahun Anggaran berjalan yaitu mulai dari Januari 2021 sampai dengan 31 Desember 2021 secara fisik mencapai 96,97 % dengan serapan dana sebesar Rp.

37.190.244.108,- (92,15%).

Tidak tercapainya target realisasi khususnya keuangan sebagaimana yang diharapkan, antara lain disebabkan :

a. Terdapat sisa belanja pegawai berupa gaji/honorarium dan tunjangan tambahan sebesar Rp. 803.573.049,- (1,99%)

b. Terdapat sisa dana dari beberapa kegiatan sebesar Rp. 2.363.733.276,- (5,86%)

Dalam pencapaian kinerja Dinas Pangan Aceh untuk Tahun 2021 ini disadari masih ditemui berbagai permasalahan yang belum terselesaikan dengan baik, hal ini disebabkan antara lain masih adanya beberapa kendala baik secara teknis maupun administratif. Untuk itu seluruh komponen yang ada pada Dinas Pangan Aceh dari waktu kewaktu senantiasa melakukan berbagai langkah-langkah secara terus-menerus untuk memperbaiki kinerja yang sudah dicapai, melalui peningkatan koordinasi dengan stakeholder terkait terutama dalam penetapan kebijakan untuk penyusunan program dan kegiatan pada masa yang akan datang.

(9)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumberdaya, kelembagaan dan budaya local berdasarkan kedaulatan dan kemandirian pangan.

Sejalan dengan undang-undang Pangan tersebut, maka Pemerintah Aceh melalui Dinas Pangan Aceh menyelenggarakan urusan di bidang Pangan sebagaimana diamanatkan dalam Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh. Dalam menyelenggarakan urusan di bidang pangan Dinas Pangan Aceh akan fokus pada upaya mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang baik di Aceh sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal. Sesuai Peraturan Gubernur Aceh Nomor 114 Tahun 2016, tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan Aceh, mempunyai tugas dan fungsi serta struktur organisasi Dinas Pangan Aceh sebagai berikut.

1.2. Maksud dan Tujuan a. Maksud

Laporan Kinerja Pemerintah tahun 2021 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Dinas Pangan Aceh kepada Gubernur Aceh selaku pimpinan tertinggi Pemerintah Aceh.

(10)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 2

b. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk : (1) Mengetahui sejauh mana kinerja Dinas Pangan Aceh tahun 2021; (2) Memenuhi kewajiban Dinas Pangan Aceh dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2021; dan (3) Sebagai salah satu bahan penyusunan laporan kinerja Pemerintah Aceh.

1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 114 Tahun 2016, Dinas Pangan Aceh mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan di bidang Ketersediaan, Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan. Pelaksanaan tugas diselenggarakan secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pangan Aceh menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan Kebijakan Daerah di Bidang Ketersediaan Pangan, Kerawanan Pangan, Distribusi Pangan, Cadangan Pangan, Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

b) Pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Ketersediaan Pangan, Kerawanan Pangan, Distribusi Pangan, Cadangan Pangan, Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

c) Pelaksanaan pengkoordinasian Penyediaan Infrastruktur dan pendukung di Bidang Ketersediaan Pangan, Kerawanan Pangan, Distribusi Pangan, Cadangan Pangan, Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

d) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Ketersediaan Pangan, Kerawanan Pangan, Distribusi Pangan, Cadangan Pangan, Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

e) Pemantauan, Pengawasan, Evaluasi dan Pelaporan penyelenggaraan di Bidang Ketersediaan Pangan, Kerawanan Pangan, Distribusi Pangan, Cadangan Pangan, Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

(11)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 3

f) Pelaksanaan Administrasi Dinas Pangan Aceh dan Pembinaan UPTD serta Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pangan;

Struktur Organisasi Dinas Pangan Aceh terdiri atas:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretaris Dinas;

c) Bidang Distribusi Pangan d) Bidang Ketersediaan Pangan e) Bidang Konsumsi Pangan f) Bidang Keamanan Pangan

g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan.

Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:

- Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan;

- Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung, peningkatan kualitas sumber daya manusia;

- Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan; dan

- Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretaris Dinas mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi, umum, perlengkapan, peralatan, kerumahtanggaan, perpustakaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hukum, perundang-undangan, pelayanan administrasi, pengelolaan aset, penyusunan program, informasi dan hubungan masyarakat di

(12)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 4

lingkungan Dinas Pangan. Dalam melaksanakan urusan kedinasannya, sekretariat dibantu oleh Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, Sub Bagian Keuangan dan Asset dan Sub Bagian Umum. Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan dan pengkoordinasian urusan ketatausahaan dinas;

- Pelaksanaan, pengkoordinasian dan penyusunan dokumen perencanaan, rencana kerja, program dan anggaran;

- Pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi pengelolaan penatausahaan keuangan, pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan serta barang milik negara dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan;

- Pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi pengelolaan urusan ketatausahaan, hubungan masyarakat, pengelolaan informasi publik dan urusan hukum;

- Pelaksanakan dan pengendalian penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan adminisrasi umum dan kepegawaian;

- Pelaksanaan pengendalian penyusunan dan melaksanakan rencana aksi daerah di bidang pangan dan gizi; dan

- Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Distribusi Pangan mempunyai tugas melakukan pendistribusian, pemantauan, pengendalian harga dan pemantapan cadangan pangan. Dalam melaksanakan urusan kedinasannya, Kepala Bidang Distribusi pangan dibantu oleh seksi Distribusi Pangan, Seksi Cadangan Pangan dan Seksi Harga Pangan. Kepala Bidang Distribusi Pangan menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian bidang distribusi, harga, dan cadangan pangan;

(13)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 5

- Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang distribusi, harga dan cadangan pangan;

- Pelaksanaan dan pengkoordinasian terhadap pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang distribusi, harga, dan cadangan pangan;

- Pelaksanaan dan pengendalian terhadap penyiapan pemantapan program di bidang distribusi, harga, dan cadangan pangan;

- Pelaksanaan dan pengendalian terhadap pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang distribusi, harga, dan cadangan pangan;

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan lainnya dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan;

- Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyiapan bahan rumusan kebijakan harga minimum pangan lokal yang tidak ditetapkan oleh pemerintah pusat;

- Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan pengelolaan cadangan pangan;

- Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyediaan data informasi pasokan, harga pangan dan pengembangan jaringan distribusi;

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pengaturan, pengendalian evaluasi di bidang distribusi, harga, dan cadangan pangan;

- Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Konsumsi Pangan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengembangan dan penganekaragaman konsumsi bahan pangan, promosi dan edukasi pangan lokal.

Kepala Bidang Konsumsi Pangan dibantu oleh seksi Konsumsi Pangan, Seksi Promosi

(14)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 6

Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Seksi Pengembangan Pangan Lokal. Kepala Bidang Konsumsi Pangan menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyiapan kebijakan di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan dan pengendalian pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian penyiapan pemantapan program di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Penyiapan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pengaturan, pengendalian dan evaluasi di bidang konsumsi pangan, pangan lokal dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

- Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian keamanan serta mutu bahan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan, bimbingan teknis dan supervisi di bidang kelembagaan keamanan

(15)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 7

pangan. Kepala Bidang Keamanan Pangan dibantu oleh seksi Kelembagaan Keamanan Pangan, Seksi Kewasaan Keamanan Pangan dan Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan. Bidang Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi:

- Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Pelaksanaan pengendalian dan pengkoordinasian penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawasan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Pelaksanaan dan pengendalian pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Penyiapan pemantapan program di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan;

- Penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pengaturan, pengendalian dan evaluasi di bidang kelembagaan keamanan pangan, pengawaan keamanan pangan, kerjasama dan informasi keamanan pangan; dan

- Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Unit Pelaksana Tugas Dinas (UPTD) pada Dinas Pangan Aceh di tahun 2018 ada satu unit yaitu UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan Hasil Pertanian.

(16)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 8

UPTD di bawah Dinas Pangan, yang terdiri dari :

a. UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan Hasil Pertanian terdiri dari ;

✓ Kepala UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan Hasil Pertanian;

✓ Sub. Bagian Tata Usaha;

✓ Seksi Pelayanan;

✓ Seksi Mutu

Bagan struktur organisasi Dinas Pangan berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 114 Tahun 2016 sebagaimana pada Lampiran 1.

Mengingat luasnya substansi dan banyaknya pelaku yang berperan dalam pembangunan ketahanan pangan, maka sangat diperlukan kerjasama yang sinergis dan terarah antar institusi dan komponen masyarakat serta koordinasi program dan kegiatan berbagai subsektor dan sektor. Guna mewujudkan sinergi dan harmonisasi kebijakan dan program, serta memperkuat koordinasi peningkatan ketahanan pangan antar sektor, antar wilayah, dan antar waktu, dibentuk Dewan Ketahanan Pangan (DKP) yang bertugas merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan pengendalian dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Dinas Pangan Aceh selaku Sekretariat DKP membantu Gubernur untuk : (1) Merumuskan kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; dan (2) Melaksanakan evaluasi dan pengendalian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan.

(17)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 9

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Dalam penyusunan Laporan Kinerja Dinas Pangan Aceh 2021, Rencana Strategis (Renstra) yang dipergunakan adalah Renstra Dinas Pangan Aceh Tahun 2017 – 2022 yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut pada Tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pangan Aceh

VISI MISI TUJUAN SASARAN

1. Meningkatnya Ketersediaan Pangan Utama (Beras)

2.Tertanganinya Daerah Rawan Pangan

3. Meningkatnya Cadangan Pangan untuk Penangguhan Keadaan Darurat dan Rawan Pangan/Bencana

4. Tercapainya Ketersedian Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan Masyarakat 5. Terwujudnya Stablitas Harga Pangan Stategis

6. Meningkatnya Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman

7. Meningkatnya Mutu dan Keamanan Pangan Segar

8. Meningktnya Koordinasi dalam Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan

Terwujudnya Aceh yang Damai dan Sejahtera Melalui Pemerintahan yang

Bersih, Adil dan Melayani

Mewujudkan Kedaulatan dan Ketahanan Pangan

Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Aceh

melalui Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan, Konsumsi

Pangan dan Gizi serta Keamanan Pangan

Dalam rangka mengukur kinerja Dinas Pangan Aceh untuk mencapai tujuan strategis tersebut di atas maka ditetapkan indikator kinerja tujuan dan target kinerja jangka menengah yang harus dicapai pada akhir tahun kelima. Indikator kinerja tersebut merupakan indikator kinerja utama Dinas Pangan Aceh Tahun 2021, yaitu:

a. Persentase penanganan daerah rawan pangan sebesar 32,25 %

(18)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 10

b. Fluktuasi harga pangan (Koefesien)

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5 %

- Telur, Daging, Minyak Goreng, Gula Pasir 10 %

- Cabe Merah, Bawang Merah 25 %

c. Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 78,50 d. Persentase Pengawasan dan Pembinaan Sampel PSAT yang aman di konsumsi 96 %

Memperhatikan indikator kinerja diatas dan arah kebijakan ketahanan pangan, serta mempertimbangkan penanganan ketahanan pangan lintas pelaku dan wilayah, maka dirumuskan 4 program startegis yaitu: (1) Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan, (2) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, (3) Program Penanganan Kerawanan Pangan, dan (4) Program Pengawasan Keamanan Pangan. Program-program tersebut diwujudkan melalui koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan penyiapan program, partisipasi pemangku kepentingan dan masyarakat, identifikasi dan intervensi pangan dan gizi, serta pengembangan model kebijakan guna pencapaian sasaran pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan.

Penyelenggaraan Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan dijabarkan dalam 1 Kegiatan dan 6 Sub Kegiatan antara lain:

1. Penyediaan Infrastruktur dan Seluruh Pendukung Kemandirian Pangan pada Berbagai Sektor Sesuai Kewenangan Daerah Provinsi Pengelolaan Cadangan Pangan Daerah.

1.1. Penyediaan Infrastruktur Lumbung Pangan 1.2. Penyediaan Infrastruktur Lantai Jemur

1.3. Penyediaan Infrastruktur Pendukung Kemandirian Pangan Lainnya 1.4. Koordinasi dan Sinkronisasi dalam rangka Penyediaan Infrastruktur

Logistik

(19)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 11

1.5. Penyusunan Rencana dan Peta Jalan Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Kemandirian Pangan

Untuk Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat dijabarkan dalam 4 Kegiatan dan 6 Sub Kegiatan antara lain:

1. Penyediaan dan Penyaluran Pangan Pokok atau Pangan Lainnya sesuai dengan Kebutuhan Daerah Provinsi dalam Rangka Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan.

1.1. Penyediaan Informasi Harga Pangan dan Neraca Bahan Makanan.

1.2. Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan Stok, Pasokan dan Harga Pangan.

1.3. Pengembangan Kelembagaan dan Jaringan Distribusi Pangan.

2. Pengelolaan dan Keseimbangan Cadangan Pangan Provinsi.

2.1. Penyusunan Rencana Kebutuhan Pangan Lokal.

2.2. Pemeliharaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi.

3. Penentuan Harga Minimun Daerah untuk Pangan Lokal yang tidak ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

3.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Penentuan Harga Minimum Pangan Pokok Lokal.

4. Promosi Pencapaian Target Konsumsi Pangan Perkapita/Tahun sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi melalui Media Provinsi

4.1. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

4.2. Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Advokasi, Edukasi dan Sosialisasi Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

4.3. Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan dan Evaluasi Konsumsi per Kapita per Tahun.

(20)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 12

Untuk Program Penanganan Kerawanan Pangan dijabarkan dalam 2 Kegiatan dan 2 Sub Kegiatan antara lain:

1. Penyusunan Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan Kewenangan Provinsi.

1.1. Penyusunan, Pemutahiran dan Analisis Peta Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

2. Penanganan Kerawanan Pangan Kewenangan Provinsi.

2.1. Pelaksanaan Pengadaan, Pengelolaan dan Penyaluran Cadangan Pangan pada Kerawanan Pangan yang Mencakup lebih dari 1 (satu) Dearah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi.

Untuk Program Pengawasan Keamanan Pangan dijabarkan dalam 1 Kegiatan dan 5 Sub Kegiatan antara lain:

1. Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Pangan Segar Distribusi Lintas Daerah Kabupaten/Kota.

1.1. Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan Segar Provinsi.

1.2. Sertifikasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan lintas Daerah Kabuapten/Kota.

1.3. Registrasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Lintas Daerah Kabupaten/Kota.

1.4. Rekomendasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Lintas Daerah Kabupaten/Kota.

1.5. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan.

(21)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 13

2.2. Perjanjian Kinerja

Sebagai tindaklanjut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja dan Pelaporan dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dinas Pangan Aceh telah menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2021. Dalam penyusunan laporan kinerja ini merupakan Laporan Kinerja Dinas Pangan Aceh, maka perjanjian kinerja yang disusun sebagai acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2021. Perjanjian Kinerja Dinas Pangan Aceh tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Ket

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5%

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10%

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25%

Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan

- Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,5

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,8

- Buah (kg/kapita/thn) 27,5

No Program Anggaran

1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan

Daerah Provinsi Rp 16.176.613.833

2. Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi

Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Rp 14.679.668.600 3. Program Peningkatan Diversifikasi dan

Ketahanan Pangan Masyarakat Rp 5.436.960.000 4. Program Penanganan Kerawanan Pangan Rp 1.018.828.000 5. Program Pengawasan Keamanan Pangan Rp 3.709.360.000

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

(22)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi 1. Capaian Kinerja Tahun 2021

Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip Good Governance dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan public yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat, sehingga pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada public telah dicapai.

Dalam hal ini, Laporan Kinerja pemerintah merupakan bentuk realisasi kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pegukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviw atas laporan kinerja instansi pemerintah).

Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010, sebagai berikut :

(23)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 15 No. Interval Nilai

Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1. 91 ≤ Sangat Tinggi

2. 76 ≤ 90 Tinggi

3. 66 ≤ 75 Sedang

4. 51 ≤ 65 Rendah

5. ≤ 50 Sangat Rendah

Pengukuran kinerja adalah proses sistematika dan berkesinambungan untuk penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi Dinas Pangan Aceh yang dituangkan pada Renstra Tahun 2017-2022. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara melakukan perbandingan rencana kinerja dengan realisasi kinerja.Pengukuran kinerja mencakup:

• Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (tingkat capaian rencana) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan;

• Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (tingkat pencapaian sasaran) dari masing-masing indikator kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data pengukuran kinerja kegiatan.

Kegiatan - kegiatan yang telah ditetapkan dan akan dilaksanakan pada tahun 2021, ditetapkan juga indikantor kinerja kegiatan dan target-target capaiannya. Indikator kinerja kegiatan adalah ukuran kuantatatif dan kualitatif mengambarkan tingkat pencapaian mutu kegiatan yang telah ditetapkan, dengan katagori pengelompokan sebagai berikut :

1. Indikator inputs (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan, agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan outputs, misalnya memberdayakan manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

(24)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 16

2. Indikator outputs (keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik/nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu program kegiatan berdasarkan masukan yang digunakan.

3. Indikator outcomes (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka pendek dan menengah, dimana sebagai ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

4. Indikator benefitis (manfaat) adalah kegunaan ssuatu keluaran (outputs) yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan demikian outputs dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat di akses oleh publik.

5. Indikator impacts (dampak) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai dari capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Dinas Pangan Aceh pada tahun 2021, sasaran strategis Dinas Pangan Aceh dalam upaya meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan dengan sasaran kegiatan utama yaitu: (1) Terberdayanya masyarakat di daerah rawan pangan; (2) Terwujudnya stabilitas harga pangan masyarakat melalui pemberdayaan LPM dan penyediaan cadangan pangan pemerintah; (3) Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat melalui diversifikasi berbasis pangan lokal; (4) Meningkatnya mutu pangan layak konsumsi; dan (5) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan aparatur pertanian, pelaku usaha pertanian dan stake holder terkait bidang pertanian. Masing- masing sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan menggunakan indikator kinerja.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

(25)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 17

Keberhasilan Dinas Pangan Aceh dalam menjalankan Program Strategis diukur berdasarkan pencapaian outcome. Pengukuran tersebut dilakukan mengingat outcome merupakan hasil dari berfungsinya output yang telah dilaksanakan oleh masing-masing bidang antara lain Bidang Ketersediaan Pangan, Bidang Distribusi Pangan, Bidang Konsumsi, Bidang Keamanan Pangan, UPTD Balai Sertifikasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan serta Sekretariat Dinas Pangan. Pengukuran capaian kinerja Dinas Pangan Aceh tersebut dilaksanakan secara bulanan. triwulanan dan tahunan. sedangkan pengukuran realisasi keuangan dan fisik output kegiatan dipantau secara mingguan. bulanan dan triwulanan.

Pengukuran kinerja didasarkan pada indikator kinerja yang terstandarisasi agar mampu menghasilkan hasil evaluasi kinerja yang relevan dan reliabel sebagai bahan pertimbangan perencanaan selanjutnya. Hasil pengukuran menjadi dasar untuk menyimpulkan kemajuan kinerja. mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja tahun 2021 antara Kepala Dinas Pangan Aceh dan Gubernur Aceh dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 100 - Sangat Tinggi

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 100 - Sangat Tinggi

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 100 - Sangat Tinggi Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan

- Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,5 50,9 103 - Sangat Tinggi

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,8 40,7 95 - Sangat Tinggi

- Buah (kg/kapita/thn) 27,5 27,9 101 - Sangat Tinggi

Ket Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan

Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Dari Tabel 3.1 di atas terlihat bahwa pencapaian Kinerja Output sesuai dengan Sasaran Strategik yang direncanakan telah terealisasi seluruhnya dengan tingkat capaian rata-rata diatas 90 % (dengan variasi antara 90 – 100 %). Tingkat capaian ini

(26)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 18

diselaraskan dengan Alokasi Dana serta Kondisi Lapangan yang merupakan persyaratan mutlak untuk keberhasilan pencapaian Sasaran Program dan Kegiatan Dinas Pangan Aceh Tahun 2021.

Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 100

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 100

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 100

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

Stablitas harga pangan di tingkat masyarakat merupakan hal yang penting untuk dijaga karena berpengaruh langsung kepada akses pangan masyarakat. Fluktuasi harga pangan yang terjadi secara luas juga berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pangan Aceh secara konsisten selalu mengupayakan terciptanya stabilitas harga.

Koefisien variasi harga strategis menggambarkan seberapa jauh fluktuasi harga yang terjadi untuk setiap komoditas yang dipantau. Kondisi yang diharapkan adalah angka Koefisien Variasi (CV) yang kecil karena semakin rendah angka koefisien variasi berarti harga komoditas strategis yang semakin stabil. Sesuai dengan target indikator kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021, target Koefisen Variasi (CV) Harga Pangan Strategis ditetapkan dibawah 5 – 25 persen., perkembangan harga pangan selama Januari s/d Desember 2021 di tingkat Pedagang Eceran disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut;

Tabel 3.2 Perkembangan harga pangan strategis selama Januari s/d Desember 2021 sebagai berikut.

(27)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 19

No. Komoditas CV

1 Beras 0.50%

2 Daging Ayam 5.71%

3 Daging Sapi 3.61%

4 Telur Ayam 6.47%

5 Bawang Merah 9.06%

6 Bawang Putih 3.86%

7 Cabai Merah 21.24%

8 Cabai Rawit 22.34%

9 Minyak Goreng 10.04%

10 Gula Pasir 1.27%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat fluktuatif harga pangan pokok/strategis beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit, minyak goreng kemasan sederhana, dan gula pasir di Provinsi Aceh Tahun 2021 dengan Koefisien Variasi (CV) berkisar antara 0,50% - 22,34%. Fluktuatif harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit dengan Koefisien Variasi (CV) sebesar 22,34%, diikuti dengan komoditas cabai merah keriting dengan Koefisien Variasi (CV) sebesar 21,24%.

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Beras, Jagung, Kedelai dan Gula Pasir.

No Komoditas CV

1 Beras 0,50%

2 Gula Pasir 1,27%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas, komoditas pangan strategis beras dan gula pair dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dengan Koefisien Variasi (CV) ≤ 5%.

(28)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 20

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Telur, Daging dan Minyak Makan

No Komoditas CV

1 Telur Ayam Ras 6,47%

2 Daging Sapi 3,61%

3 Daging Ayam 5,71%

4 Minyak Goreng 10,04%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa komoditas pangan strategis berupa telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dengan Koefisien Variasi (CV) ≤ 10%. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng terjadi fluktuasi harga yang tidak terlalu signifikan dengan kenaikan Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,04% dari yang ditargetkan, hal ini disebabkan kenaikan harga CPO dunia yang masih terus terjadi.

Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis Komoditas Cabe Merah Keriting dan Bawang Merah

No Komoditas CV

1 Cabai merah keriting 21,24%

2 Cabai rawit 22,34%

3 Bawang merah 9,06%

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Aceh

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa fluktuasi harga tertinggi terjadi pada komoditas cabai rawit dan cabai merah keriting. Fluktuasi harga ini antara lain disebabkan terjadinya peningkatan permintaan menjelang hari-hari besar keagamaan, Jumlah curah hujan yang cukup tinggi terutama di bulan Januari, November, Desember, dan pasokan yang berkurang akibat hasil panen dari petani yang tidak maksimal. Sedangkan harga bawang merah ditingkat eceran selama tahun 2021 dalam kondisi stabil dengan harga rata-rata Rp31.317 dengan Koefisien Variasi (CV) 9,06%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk ketiga komoditas di atas masih dalam keadaan stabil dengan capaian kinerja baik dan Koefisien Variasi (CV) ≤ 25%.

(29)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 21

Stabilitas harga pangan pada tahun 2021 ini tidak lepas dari upaya stabilitas harga dan pasokan pangan yang secara berkesinambungan telah dilaksanakan oleh Dinas Pangan Aceh secara continue. Berbagai langkah strategis yang dilaksanakan meliputi:

1. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Pasar Mitra Tani (PMT) yang merupakan kegiatan memperdayaan lembaga usaha pangan masyakat melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Tani (Poktan) dan Lembaga usaha masyarakat yang bergerak di bidang pangan dalam melayani Pasar Mitra Tani (PMT).

2. Pengembangan Pasar Mitra Tani (PMT) yang merupakan Lembaga yang bertugas untuk membantu kegiatan stabilitasi pasokan dan harga pangan.

3. Panel Harga Pangan yang telah berhasil mendukung terciptanya stabilitas harga pangan pokok dan strategis.

Untuk Kegiatan Pasar Mitra Tani (PMT) merupakan pengembangan dari Toko Tani Indonesia (TTI) yang mulai dilaksanakan Tahun 2015, berupa kerjasama antara Dinas Pangan Aceh dengan Poktan/Gapoktan melakukan trobosan untuk solusi permanen yaitu : (1) Menyerap produk pertanian, (2) Memperpendek rantai distribusi pemasaran, dan (3) Memberikan kemudahan akses konsumen/masyarakat.

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayur dan Buah Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur pencapaian kualitas konsumsi pangan adalah melalui skor PPH. Skor PPH Konsumsi didefinisikan sebagai proporsi kelompok pangan dalam kondisi konsumsi pangan. Skor PPH Konsumsi dihitung dengan cara mengalikan persentase Angka Kecukupan Energi (AKE) tingkat konsumsi dengan bobot setiap kelompok pangan yang sudah ditetapkan. Pola konsumsi pangan yang ideal digambarkan dengan skor PPH 100. Pola konsumsi pangan ideal digambarkan dengan skor PPH 100.

(30)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 22

Pola konsumsi pangan masyarakat akan mengalami perubahan dan perbedaan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh perubahan pendapatan, akses pangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan dan gizi, serta adanya perubahan gaya hidup. Dengan mengetahui pola konsumsi pangan masyarakat, maka akan dapat disusun kebijakan dalam hal penyediaan pangan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (impor) serta kebijakan harga dan strategi distribusi pangan agar masyarakat dapat menjangkau pangan yang tersedia dengan harga yang wajar. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.3 dan Grafik 3.1, capaian skor PPH Tahun 2021 sebesar 73,8 nilai skor tersebut mengalami peningkatan dari capaian tahun sebelumnya sebesar 71,5

Tabel 3.3 Perkembangan Skor PPH 2017 - 2021

T R T R T R T R T R

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 70 71,5 73,9 73,3 75,5 76,6 75,5 71,5 78,5 73,8

Uraian 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber Data : Susenas 2020 (Diolah Dinas Pangan Aceh, 2021)

Data Susenas yang digunakan dalam menganalisis PPH Konsumsi di Tahun 2021 ini adalah data sensus BPS di Tahun 2020 yang diterbitkan di Tahun 2021.

Kkal/

Kapita % % AKE*) Bobot Skor

Aktual Skor AKE Skor Maks/

ideal Skor PPH 1 Padi-padian 316.9 1,322 63.2 61.5 0.5 31.6 30.7 25.0 25.0 2 Umbi-umbian 23.6 21 1.0 1.0 0.5 0.5 0.5 2.5 0.5 3 Pangan Hewani 139.5 205 9.8 9.6 2.0 19.6 19.1 24.0 19.1 4 Minyak dan Lemak 27.4 246 11.8 11.5 0.5 5.9 5.7 5.0 5.0 5 Buah/Biji Berminyak 8.6 46 2.2 2.2 0.5 1.1 1.1 1.0 1.0

6 Kacang-kacangan 14.6 36 1.7 1.7 2.0 3.4 3.3 10.0 3.3

7 Gula 23.0 85 4.0 3.9 0.5 2.0 2.0 2.5 2.0

8 Sayur dan Buah 188.1 77 3.7 3.6 5.0 18.4 17.9 30.0 17.9 9 Lain-lain 106.2 53 2.5 2.5 - - - - -

Total 2,091 100.0 97.3 82.6 80.3 100.0 73.8

Sumber Data : Susenas 2020 (Diolah Dinas Pangan Aceh, 2021) No Kelompok Pangan

Berat Pangan

Gram /Kapita

/Hari

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

(31)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 23

Dari hasil analisis tiga tahun terakhir, skor PPH Tahun 2021 mengalami peningkatan dari skor tahun 2020 sebesar 2.3 poin yang disebabkan kondisi pandemi covid-19 sudah mulai kondusif, dan persediaan pangan sudah mulai normal sehingga akses terhadap pangan mudah dan harga pangan sudah mulai terkendali. ini di tandai dengan kondisi ekonomi masyarakat mulai pulih dengan ditandai konsumsi terhadap pangan mulai meningkat. Meskipun Skor PPH tahun 2021 belum mencapai target yang ditetapkan, namun skor PPH tersebut telah mengalami peningkatan dari skor PPH ditahun 2020.

Adapun saran agar skor PPH Konsumsi terus mengalami peningkatan adalah dengan melibatkan kerjasama lintas sektor Pemerintahan yang terlibat didalam pembangunan pangan dengan menggunakan skor analisis PPH Konsumsi sebagai indikator pembangunan pangan khususnya dalam hal peningkatan produksi komoditi pangan yang dianggap perlu ditingkatkan konsumsinya oleh masyarakat sehingga akses pangan kepada masyarakat lebih terbuka dan kualitas konsumsi masyarakat menjadi lebih baik, mengingat Dinas Pangan Aceh memiliki peran terbatas, maka kerjasama peningkatan produksi pangan dan aksesnya perlu

70

73,9

75,5 75,5

78,5

71,5

73,3

76,6

71,5

73,8

64 66 68 70 72 74 76 78 80

2017 2018 2019 2020 2021

Grafik 3.1 Perkembangan Skor PPH

Target PPH Realisasi PPH

(32)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 24

dilakukan peningkatan. Untuk lebih jelas peningkatkan kualitas konsumsi di tandai dengan meningkatnya skor pph seperti pada grafik berikut :

Untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, perlu terus didukung dengan upaya mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat yang beragam dan bergizi seimbang melalui : (1) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi, Lomba Cipta Menu B2SA, serta penyebarluaskan informasi melalui media cetak dan elektronik; (2) Upaya penurunan konsumsi beras dilakukan dengan meningkatan produksi serta konsumsi pangan karbohidrat berbasis sumberdaya local; (3) Peningkatan konsumsi melalui penyediaan sayuran, buah dan pangan hewani yang cukup dan dapat diakses

25,0 2,5

24,0 5,0

1,0

10,0 2,5

30,0

25,0 0,5

19,1 5,0

1,0 3,3 2,0

17,9

- 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0

Padi - padian Umbi - umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/Biji Berminyak Kacang - kacangan Gula Sayur dan buah

GRAFIK 3.2 PERBANDINGAN SKOR PPH IDEAL DAN CAPAIAN SKOR PPH ACEH BERDASARKAN KELOMPOK PANGAN

Capaian Skor PPH Aceh Skor PPH Ideal

(33)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 25

oleh seluruh anggota keluarga. Upaya tersebut merupakan daya ungkit yang cukup besar untuk dapat meningkat skor PPH.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan

- Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,5 50,9 103

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,8 40,7 95

- Buah (kg/kapita/thn) 27,5 27,9 101

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Hewani Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi pada kelompok pangan hewani dengan capian kinerja sangat baik dengan realisasi sebesar 103%. Kelompok pangan hewani untuk konsumsi pangan pertahun menunjukkan angka 50,9 kg/kap/thn.

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Sayur Untuk Kelompok Pangan Sayur dengan capaian sangat baik dengan realisasi sebesar 95%, dimana konsumsi pangan pada kelompok sayur menunjukkan angka 40,7 kg/kap/thn dari target 42,8 kg/kap/thn.

Tercapainya Skor Pola Konsumsi Pangan Pada Kelompok Pangan Buah Pada Tabel di atas untuk Kelompok Pangan Buah dengan capaian kinerja baik dengan realisasi 101%, dimana konsumsi pangan pada kelompok buah menunjukkan angka 27,9 kg/kap/thn dari target 27,5 kg/kp/thn.

Belum tercapainya keberagaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat, ditunjukkan dari konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang- kacangan serta umbi-umbian yang masih di bawah skor PPH ideal (belum memenuhi kebutuhan). Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: masih rendahnya daya beli masyarakat, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan beragam dan bergizi seimbang, masih adanya keterbatasan aksesibilitas terhadap pangan, kurang tersedia dan kurang berkembangnya teknologi untuk memproduksi maupun mengolah bahan pangan terutama pangan lokal non

(34)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 26

beras dan non terigu (terutama menjadi bahan baku siap pakai), belum optimalnya kerjasama antar lintas sektor serta lemahnyan partisipasi masyarakat.

Penurunan konsumsi beras merupakan kegiatan lintas sektor yang dipengaruhi oleh kinerja berbagai unit kerja/instansi lain. Dalam hal ini Dinas Pangan Aceh telah mengalokasikan kegiatan berupa:

❖ Pemberdayaan kelompok wanita melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

❖ Pengembahan usaha pengolahan pangan lokal.

❖ Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan.

Pada masa yang akan datang penurunan konsumsi beras perlu adanya introduksi komponen kegiatan di dalam dan luar lahan pekarangan untuk pengembangan umbi-umbian, buah dan sayur. Upaya selanjutnya untuk meningkatkan penurunan konsumsi beras di masyarakat diperlukan ketersediaan produk pangan lokal seperti umbi-umbian yang siap pakai, tersedia, memadai dan pengelolaan, distribusi yang baik sehingga harga di pasar dapat ditekan. Untuk itu, diperlukan pengembangan usaha pengolahan pangan pokok lokal lainnya dengan nilai keekonomian yang memadai.

Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2021 dengan Tahun 2020

2021 2020

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 5%

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 10%

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 25%

Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan 78,50 73,80 71,50 - Pangan Hewani (kg/kapita/thn) 49,50 50,90 49,80

- Sayur (kg/kapita/thn) 42,80 40,70 50,10

- Buah (kg/kapita/thn) 27,50 27,90 32,50

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Ket

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Dari hasil perbandingan Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Program yang telah diupayakan pada Dinas Pangan Aceh adalah sebagai berikut:

(35)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 27

Tabel. 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode Renstra

Target 2021

Realisasi 2021

% Tingkat Capaian

1 Koefisien Variasi Harga Pangan Strategis

- Beras, Jagung, Kedelai, Gula Pasir 5% 5% 5% 100 5% 100

- Telur, Daging dan Minyak Goreng 10% 10% 10% 100 10% 100

- Cabe Merah Keriting, Bawang Merah 25% 25% 25% 100 25% 100

Tercapai Skor Pola Konsumsi Pangan 71,50 78,5 73,8 94,01 80,25 91,96 - Pangan Hewani (Kg/Kapita/Thn) 49,8 49,5 50,5 102,02 64,70 78,05

- Sayur (Kg/Kapita/Thn) 50,1 42,8 48,9 114,25 56,90 85,94

- Buah (Kg/Kapita/Thn) 32,5 27,5 35,6 129,45 47,60 74,79

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target Akhir RPJMA (2022)

% Capaian RPJMA (2021) Capaian Ket

2020

Realisasi 2021

Terwujudnya Stabilitas Harga Pangan Strategis

2 Meningkatnya Konsumsi Pangan Hewani, Sayuran dan Buah

Dalam hal yang tersebut di atas harus diakui bahwa pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya dapat menjabarkan program dari kebijakan yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya penjabaran program dan kebijakan, baik internal maupun eksternal.

Faktor internal misalnya karena; (1) Terbatasnya fasilitas pendukung dalam pelaksanaan kelancaran kegiatan kantor, (2) Terbatasnya kemanapun profesionalisme sebagian pegawai dan masih perlu untuk lebih di tingkatkan. Sedangkan faktor eksternal misalnya karena; (1) belum optimalnya sinergisitas program kegiatan antara perangkat daerah terkait dan (2) terbatasnya ketersediaan anggaran untuk mencapai target sasaran kinerja yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasaalahan tersebut, langkah-langkah yang akan ditempuh antara lain sebagai berikut :

• Meningkatkan koordinasi antara Instansi/Dinas/Badan dan Lembaga terkait untuk mensinergikan berbagai program kegiatan sesuai tupoksi masing-masing.

• Meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur.

• Membangun iklim kerja yang kondusif melalui pengembangan sistem perencanaan yang berbasis kinerja.

(36)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 28

2. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan dan Solusi

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain:

• Terberdayanya masyarakat di daerah rawan pangan

Tahun 2021 anggaran untuk 23 kecamatan di 10 kabupaten yang akan mendapatkan bantuan yaitu Kabupaten Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Pidie, Aceh Barat, Aceh Tamiang, Bener Meriah dan Subulussalam, dalam bentuk Kegiatan Kawasan Kemandirian Pangan (KMP) merupakan kegiatan yang disempurnakan dengan pendekatan kawasan berbasis potensi sumberdaya lokal dan Kegiatan Pertanian Keluarga. Kegiatan ini merupakan usaha pemberdayaan masyarakat miskin didaerah rentan rawan pangan, sesuai karakteristik setempat yang memiliki potensi/peluang dalam hal: sumberdaya manusia, sumberdaya alam, akses/keterjangkauan, sumberdaya modal, dan infrastruktur perdesaan yang saling mendukung.

• Terwujudnya stabilitas harga pangan masayarakat melalui pemberdayaan LPM dan penyediaan cadangan pangan pemerintah

Upaya Dinas Pangan Aceh dalam mewujudkan stabilitas harga pangan masayarakat melalui pemberdayaan LPM dan penyediaan cadangan pangan pemerintah antara lain melalui kegiatan, melalui :

Penyediaan Informasi Harga Pangan dan Neraca Bahan Makanan;

Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan Stok, Pasokan dan Harga Pangan;

Pengembangan Kelembagaan dan Jaringan Distribusi Pangan;

Penyusunan Rencana Kebutuhan Pangan Lokal;

(37)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 29

Pemeliharaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi.

Dalam hal pencapaian kinerja Dinas Pangan Aceh, kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah. Hal tersebut dikarenakan kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat

• Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat melalui diversifikasi berbasis pangan lokal

Tercapainya target realisasi dari target nilai/skor Pola Pangan Harapan, disebabkan karena pembinaan dan sosialisasi dan aman. Jargon pangan yang B2SA (beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) adalah aneka ragam bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan dan aman bagi tubuh. Perlunya pangan yang B2SA ini adalah dikarenakan tidak ada satupun jenis pangan yang mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu manusia membutuhkan lebih kurang 45 jenis zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air) dalam jumlah yang cukup dari berbagai jenis makanan untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan pada tahun yang akan datang dan sebagai langkah peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Dinas Pangan Aceh akan melakukan langkah – langkah sebagai berikut:

Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

(38)

LKj Dinas Pangan Aceh, Tahun 2021 30

Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Advokasi, Edukasi dan Sosialisasi Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA);

Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan dan Evaluasi Konsumsi per Kapita per Tahun.

• Meningkatnya mutu pangan layak konsumsi

Peningkatan mutu dan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan produsen bahan pangan. Keterlibatan tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan. Jumlah produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu pangan. Produk pangan umumnya dibuat menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang atau melebihi batas penggunaan merupakan pangan yang tercemar bahan kimia atau mikroba; pangan yang sudah kadaluwarsa; pangan tidak memenuhi standard mutu dan komposisi serta makanan impor yang tidak sesuai persyaratan. Dari sejumlah pangan yang dihasilkan banyak menggunakan bahan kimia sehingga cukup menghawatirkan. Upaya Dinas Pangan Aceh dalam mewujudkan keamanan pangan segar antara lain melalui kegiatan :

Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan Segar Provinsi;

Sertifikasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan lintas Daerah Kabuapten/Kota;

Registrasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Lintas Daerah Kabupaten/Kota;

Rekomendasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Lintas Daerah Kabupaten/Kota;

Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan.

Gambar

Tabel 2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pangan Aceh
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Pangan Aceh Tahun 2021
Tabel 3.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021
Tabel  3.2  Perkembangan  harga  pangan  strategis  selama  Januari  s/d  Desember  2021 sebagai berikut
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2012, telah ditetapkan 1 (satu) sasaran Program Peningkatan Diversifikasi

L-KIP Dinas Koperindag Kota Bima Tahun 2018 26 Dari penjelasan yang telah dikemukakan bahwa indikator kinerja dari sasaran strategis adalah meningkatnya koperasi berbasis

Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman tahun 2019 beserta sasaran- sasaran strategis yang telah

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Bontang Tahun 2020 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

Indikator Kinerja Utama Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang. No Sasaran Strategis Indikator

Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Keberhasilan pencapaian sasaran strategis BPS dapat diukur dengan berbagai indikator utama, seperti meningkatnya kepercayaan

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis BPS dapat diukur dengan berbagai indikator utama, seperti meningkatnya konsumen yang merasa puas dengan kualitas

Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2018 PPSDK Setelah Revisi Renstra No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Kinerja 1 Meningkatnya Mutu dan Jumlah Bahan