• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN SASARAN PROGRAM 5 – IMPLEMENTASI PENGAWASAN INTERN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

1. Audit

Audit merupakan kegiatan independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah organisasi/auditi. Kegiatan ini membantu organisasi/auditi mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, control (pengendalian), dan tata kelola (sektor publik). Kegiatan audit di Inspektorat Utama meliputi:

a) Audit Operasional

Audit Operasional bertujuan menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang didanai oleh DIPA Badan POM, serta memberikan rekomendasi untuk membantu manajemen atau pimpinan unit kerja dalam meningkatkan kinerjanya.

Saran/rekomendasi temuan Audit Operasional tersebut antara lain dapat berupa perbaikan maupun yang bersifat penyempurnaan sistem pengendalian intern agar pengendalian kegiatan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga temuan kejadian penyimpangan atau ketidaktaatan tidak berulang. Selain itu, saran/rekomendasi juga dapat ditujukan untuk mengurangi dampak kerugian akibat adanya penyimpangan atau ketidaktaatan dalam pelaksanaan anggaran, melalui penyetoran ke kas negara.

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal di antaranya adalah diterapkannya pola bekerja dari rumah (work from home/WFH) pada situasi dan kondisi tertentu.

Perubahan pola kerja tersebut menuntut ASN untuk beradaptasi pada tatanan normal baru di era pandemi Covid-19. Demikian pula dalam hal pengawasan intern

pemerintah di mana beberapa pola kerja pengawasan mulai mengandalkan pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Termasuk di antaranya adalah mulai diterapkannya teknik audit jarak jauh (remote audit) dan teknik audit berbantuan komputer. Interaksi antarpegawai pun dibatasi melalui media elektronik secara online. Selain itu, dilakukan penyesuaian audit secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan dan dilakukan audit secara daring untuk daerah yang berada pada zona merah pada saat pelaksanaan audit.

Pada tahun 2020, Audit Operasional dilaksanakan baik secara daring maupun luring terhadap mitra pengawasan Inspektorat Utama sebagai berikut: Balai Besar POM/Balai POM di Manokwari, Banjarmasin, Bandung, Jakarta, Bandar Lampung, Jambi, Kupang, Samarinda, Banda Aceh, Makassar, Surabaya, Ambon, Sofifi, Meda, Serang, Yogyakarta, Denpasar, Gorontalo, Mamuju, Jayapura, Batam, Pontianak, Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan, dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengawasan Obat dan Makanan.

b) Audit Manajemen Kepegawaian

Audit Manajemen Kepegawaian merupakan proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional atas implementasi kebijakan peraturan perundang undangan di bidang kepegawaian dalam pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Adapun unsur-unsur manajemen PNS meliputi 1) penyusunan dan penetapan kebutuhan, 2) pengadaan, 3) pangkat dan jabatan, 4) pengembangan karier, 5) pola karier, 6) promosi, 7) mutasi, 8) penilaian kinerja, 9) penggajian dan tunjangan, 10) penghargaan, 11) disiplin, 12) pemberhentian, 13) jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan 14) perlindungan.

Pada tahun 2020 dilaksanakan audit manajemen kepegawaian pada 3 UPT yaitu sebagai berikut: Audit Kepegawaian di Balai POM Ambon, Loka Tangerang, BBPOM Medan dan Loka POM Kota Tanjung Balai.

c) Audit dengan Tujuan Tertentu/Penanganan Pengaduan

Pelaksanaan Audit dengan Tujuan Tertentu/Penanganan Pengaduan bersifat tentatif bergantung kepada disposisi pimpinan Badan POM maupun penugasan yang dipandang perlu oleh Inspektur Utama Badan POM, yaitu apabila terdapat

indikasi kuat adanya unsur-unsur ketidaktaatan terhadap peraturan, disiplin pegawai, dan penanganan pengaduan.

Kegiatan Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi/Penanganan Pengaduan pada tahun 2020 dilaksanakan pada 12 (dua belas) satker/unit kerja Badan POM.

2. Reviu (RKAKL, LK, TEPRA, RK BMN, PIPK)

Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Pelaksanaan reviu terdiri dari:

a) Reviu Laporan Keuangan Badan POM

Kewajiban Reviu Laporan Keuangan oleh APIP dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Ruang lingkup reviu adalah penelaahan atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) serta proses pelaporan keuangan. Hasil dari kegiatan ini berupa pernyataan telah direviu oleh Inspektur Utama atas Laporan Keuangan Badan POM. Ruang lingkup reviu tidak mencakup pengujian atas sistem pengendalian intern, catatan akuntansi, dan dokumen sumber, serta pengujian atas respon permintaan keterangan, yang biasanya dilaksanakan dalam suatu audit. Ruang lingkup reviu tidak mencakup pengujian atas sistem pengendalian intern, catatan akuntansi, dan dokumen sumber, serta pengujian atas respon permintaan keterangan, yang biasanya dilaksanakan dalam suatu audit.

Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Tujuan Umum Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, hasil operasi/kegiatan, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Kegiatan Reviu Laporan Keuangan tahun 2020 dilaksanakan oleh tim reviu laporan keuangan Badan POM yang terdiri dari auditor Inspektorat I dan II, sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada bulan Februari 2020 untuk reviu Laporan Keuangan tahun 2019, bulan Juli 2020 untuk reviu Laporan Keuangan Semester I tahun 2020 dan pada bulan Oktober 2020 untuk reviu Laporan Keuangan Badan POM triwulan III tahun 2020.

b) Reviu Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-K/L) Badan POM

Sebagai unit yang bertugas melakukan pengawasan, Aparat Pengawasan Internal (APIP) dituntut untuk memahami prosedur penyusunan dan penelaahan RKA-K/L, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengawal pada tahap perencanaan dan penganggaran melalui reviu RKA-K/L.

Reviu RKA-K/L adalah penelaahan atas penyusunan dokumen rencana keuangan yang bersifat tahunan berupa RKA-K/L oleh auditor APIP yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa RKA-K/L telah disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga (Renja KL) dan Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran, serta kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan RKA-KL yang berkualitas dengan berpedoman kepada PMK Nomor 208/PMK.02/2019 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 142/PMK.02/2018 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dan Peraturan Direktur Jenderal Anggaran Nomor Per-5/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Inspektorat Utama telah melaksanakan kegiatan Reviu RKA-KL alokasi anggaran pada bulan Oktober 2020.

c) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN)

Reviu RKBMN adalah penelaahan atas penyusunan dokumen rencana kebutuhan BMN yang bersifat tahunan oleh auditor APIP yang kompeten, memberi keyakinan terbatas bahwa RKBMN telah disusun sesuai dengan ketentuan perencanaan kebutuhan BMN, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2014 tentang Perencanaan Kebutuhan BMN Pasal 15 ayat (4),

bahwa Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Kementerian/Lembaga melakukan reviu atas Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN).

Sebagai tindak lanjut peraturan tersebut maka Inspektorat Utama melaksanakan reviu RKBMN pada bulan Oktober 2020 yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat satuan kerja, unit Eselon I dan berakhir pada tingkat pengguna barang.

d) Reviu Pengelolaan Anggaran

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (TEPRA) serta Pedoman Reviu Pengelolaan Anggaran oleh APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah TA 2018, APIP sebagai early warning dan quality assurance diminta untuk melakukan reviu penyerapan anggaran dan pengadaan barang/jasa secara berkala setiap tiga bulan (triwulan).

Reviu atas penyerapan anggaran dan pengadaan barang/jasa dirasa sangat perlu karena penyerapan anggaran yang seringkali rendah di awal dan pertengahan tahun anggaran, namun melesat cepat di akhir tahun anggaran. Di satu sisi, walaupun penyerapan di akhir tahun anggaran melesat cepat, persentase penyerapan PBJ tetap rendah. Fenomena ini berlangsung terus di setiap tahun anggaran dan menjadi permasalahan dalam pertumbuhan perekonomian nasional.

Dengan dilaksanakannya Reviu Pengelolaan Anggaran (Reviu TEPRA) oleh Inspektorat Utama selaku APIP, maka dapat diketahui: 1) jumlah anggaran dan realisasi belanja barang dan belanja modal pada APBN per triwulan; 2) jumlah atau posisi belanja modal dan belanja barang APBN TA 2020 yang telah dilakukan pelelangan, ditetapkan pemenang, ditandatangani kontrak, dan tingkat penyelesaian paket pekerjaan pada setiap akhir triwulan TA 2020; 3) identifikasi hambatan penyerapan anggaran dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk dicari solusi/saran perbaikan.

Reviu atas evaluasi dan pengawasan realisasi anggaran dan pendapatan belanja negara ini dilakukan setiap triwulan untuk selanjutnya dilaporkan kepada Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan – BPKP.

Selama tahun 2020, reviu telah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu Reviu Pengelolaan Anggaran untuk Triwulan IV tahun 2019, Triwulan I, II, dan III tahun 2020.

e) Reviu Penilaian Kembali Barang Milik Negara

Reviu atas penilaian kembali BMN BPOM bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas terhadap proses perbaikan penilaian kembali BMN TA 2017-2018 pada tahun 2020 telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Kembali BMN. Revaluasi dilakukan atas BMN berupa Aset Tetap :

1) Tanah

2) Gedung dan Bangunan, dan 3) Jalan, Irigasi dan jaringan meliputi:

a. Jalan dan jembatan, dan b. Bangunan air

f) Reviu Pengadaan Barang dan Jasa

Sebagai APIP, Inspektorat Utama melaksanakan pengawalan dalam pelaksanaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh mitra pengawasan. Pengawalan dilakukan dalam bentuk Reviu Pengadaan Barang dan Jasa, bertujuan untuk dapat mengidentifikasi dan/atau mendeteksi lebih awal potensi penyimpangan yang terjadi sehingga dapat menghindari dan/atau segera memperbaiki kesalahan dalam pelaksanaan pengadaan.

Pada tahun 2020, dilaksanakan reviu pengadaan barang dan jasa berupa pembangunan konstruksi di BPOM Ambon, Sofifi, dan Kendari.

g) Reviu Pengadaan CPNS

Dalam rangka menjamin pengadaan CPNS di Badan POM berjalan sesuai ketentuan, standar, rencana, dan norma yang telah diterapkan, maka Inspektorat Utama melakukan reviu pengawasan atas proses pengadaan CPNS Formasi Tahun 2019. Pengawasan dilakukan dalam bentuk reviu dokumen yang

merupakan pengkajian secara mendalam terhadap dokumen yang relevan untuk memperoleh kesimpulan atas kondisi pengadaan CPNS Tahun 2019, serta wawancara dalam rangka untuk mengeksplorasi informasi yang tidak diperoleh melalui reviu dokumen atau observasi.

3. Evaluasi

a) Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu program yang dilaksanakan dalam rangka reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN, meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Penguatan akuntabilitas ini dilaksanakan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP.

Untuk mengetahui sejauh mana implementasi SAKIP serta untuk mendorong adanya peningkatan, maka perlu dilakukan evaluasi implementasi SAKIP.

Evaluasi ini diharapkan dapat mendorong unit kerja baik di pusat dan daerah untuk secara konsisten meningkatkan implementasi SAKIP dan mewujudkan capaian kinerja.

Pelaksanaan evaluasi SAKIP berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Petunjuk Teknis Pelaksanaan Evaluasi atas Implementasi SAKIP di Lingkungan Badan POM.

Ruang lingkup evaluasi atas implementasi SAKIP meliputi kegiatan evaluasi terhadap perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja termasuk penerapan anggaran berbasis kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal, serta pencapaian kinerja.

Metodologi yang digunakan untuk melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi dengan menggunakan teknik “criteria referenced survey”, dengan cara menilai secara bertahap langkah demi langkah (step by step assessment) setiap komponen dan selanjutnya menilai secara keseluruhan (overall assessment) dengan kriteria evaluasi dari masing-masing komponen yang telah ditetapkan.

Metode evaluasi SAKIP dilaksanakan secara kombinasi antara desk evaluation dan evaluasi terbatas.

Dalam mencapai sasaran Implementasi Pengawasan Intern yang Efektif dan Efisien ini terealisasi anggaran sebesar Rp1.374.174.691,- (99,81%) dari total anggaran Rp1.376.757.000,-.

F. CAPAIAN SASARAN PROGRAM 6 – PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

Dokumen terkait