• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPITAL ADEQUACY RATIO

Dalam dokumen PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH Tbk (Halaman 90-93)

KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

41. CAPITAL ADEQUACY RATIO

Perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 yang mewajibkan bank umum syariah untuk menyediakan modal minimum sesuai profil risiko dari aset tertimbang menurut risiko kredit dan risiko operasional. Bank wajib memperhitungkan risiko pasar dalam kewajiban penyediaan modal minimum jika memenuhi kriteria tertentu. Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan No. 18/SEOJK.03/2015 tentang

Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Syariah dan Unit Syariah, mulai 1 Januari 2016 Bank wajib menyajikan laporan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan format baru.

The calculation of capital adequacy ratio in accordance with Financial Services Authority

regulation No. 21/POJK.03/2014 dated

November 18, 2014 requires Islamic banks to establish the minimum capital adequacy ratio based on bank’s risk profile of credit risk weighted assets and operational risk. Banks are required to take into account the market risk in the capital adequacy ratio if it meets certain criteria. In accordance with Financial Service Authority Circular No.18/SEOJK.03/2015 on Transparency and Publication Report of Sharia Bank and Sharia Unit, starting January 1, 2016 the Bank shall present the report of capital adequacy ratio with the new format.

Berdasarkan profil risiko Bank pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, yaitu masing-masing peringkat 2 (dua) dan 3 (tiga), maka KPMM

minimum per 31 Desember 2020 dan

2019 masing-masing adalah sebesar 9% sampai dengan 10%.

Based on the Bank’s risk profile, which is level 2 (two) and 3 (three), respectively as of December 31, 2020 and 2019, therefore minimum

CAR as of December 31, 2020 and

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

The Bank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) as of December 31, 2020 and 2019 are as follows:

2020 2019

Rp'000 Rp'000

Modal Inti (Tier 1) (CET 1) 2.706.671.719 1.154.218.932 Core Capital (Tier 1) (CET 1) Modal Pelengkap (Tier 2) 99.106.207 94.044.860 Supplementary Capital (Tier 2) Total Modal 2.805.777.926 1.248.263.792 Total Capital

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risk Weighted Assets ATMR untuk risiko penyaluran dana 8.511.755.286 8.126.827.066 for financing risk ATMR untuk risiko pasar 2.740.915 877.833 for market risk ATMR untuk risiko operasional 413.382.184 505.735.013 for operational risk Total ATMR 8.927.878.385 8.633.439.912 Total risk weighted assets

Rasio KPMM CAR Ratio

Rasio CET 1 30,32% 13,37% Ratio CET 1

Rasio Tier 1 30,32% 13,37% Ratio Tier 1

Rasio Tier 2 1,11% 1,09% Ratio Tier 2

Rasio Total 31,43% 14,46% Total Ratio

Rasio KPMM berdasarkan profil risiko 9,31% 9,31% Car ratio based on risk profile Rasio Minimum Tier 1 4,81% 4,81% Minimun Ratio Tier 1

Rasio Minimum CET 1 4,50% 4,50% Minimum Ratio CET 1

KPMM minimum berdasarkan profil risiko 9,00% - 10,00% 9,00% - 10,00% Minimum CAR based on risk profile CET 1 untuk Buffer 25,82% 5,15% CET 1 for Buffer

Persentase Buffer yang wajib The percentage of the Buffer that dipenuhi oleh Bank: - - must be fulfilled by the Bank: Capital Conservation Buffer - - Capital Conservation Buffer

Countercyclical Buffer - - Countercyclical Buffer

42. KUASI-REORGANISASI 42. QUASI-REORGANIZATION

Untuk memperoleh awal yang baik tanpa dibebani

akumulasi kerugian, sehubungan dengan

perubahan kegiatan usaha perbankan secara konvensional menjadi perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam, Bank melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2009 dengan mengacu pada PSAK No. 51 (Revisi 2003).

To obtain a good start without the burden of accumulated losses, related to the changes in the conventional banking operations into banking with the principle of revenue-sharing based on Islamic law, the Bank implemented quasi-reorganization on June 30, 2009 with reference to the PSAK No. 51 (Revised 2003).

Perubahan kegiatan usaha ini mendapat dukungan penuh dalam permodalan dari PT Bank Pan

Indonesia Tbk., selaku pemegang saham

mayoritas Bank dan telah melakukan penyetoran modal saham tambahan. Manajemen Bank memproyeksikan posisi keuangan yang sehat, hasil usaha yang menguntungkan dan rasio kecukupan modal (KPMM) yang tinggi sejalan dengan dukungan dari pemegang saham Bank dan adanya keyakinan bahwa produk-produk syariah merupakan alternatif yang dapat memperkuat perbankan Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Changes in business activity is fully supported through the capital of PT Bank Pan Indonesia Tbk., as the majority shareholder and has to deposit additional paid-in capital. The Bank’s management projecting a sound financial position, results of operations and the favorable capital adequacy ratio (CAR) are higher in line with the support of the shareholders and the belief that sharia products are an alternative that can strengthen Indonesian banking industries in the short term and long term.

Kuasi-reorganisasi tersebut dilakukan dengan melakukan penilaian kembali aset dan liabilitas sebagai berikut:

Quasi-reorganization is performed by the revaluation of assets and liabilities as follows:

a. Efek-efek dinilai berdasarkan laporan penilai independen Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra Gunawan dan rekan No. PP.B.SAH-02.008.09/R tanggal 15 Januari 2010. Penilaian kembali tersebut menggunakan pendekatan nilai pasar wajar. Berdasarkan penilaian tersebut terjadi kenaikan nilai wajar efek-efek pada tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 2.350.270 ribu dan dibukukan sebagai “Selisih Penilaian Kembali Aset dan Liabilitas” yang dicatat dalam komponen ekuitas di laporan posisi keuangan.

a. Securities assessed by an independent appraisal reports of Samson Hadi, Adi Wahyono, Hendra Gunawan dan rekan

No. PP.B.SAH-02.008.09/R dated

January 15, 2010. The revaluation using market value approach. Based on the assessment, an increase in fair value of marketable securities as of June 30, 2009 amounting to Rp 2,350,270 thousand and recorded as "Revaluation Assets and Liabilities" in the equity components in the statement of financial position.

b. Aset tetap dinilai berdasarkan laporan penilai independen Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra Gunawan dan rekan No. PP.B.SAH-02.008.09/R tanggal 15 Januari 2010. Penilaian kembali tersebut menggunakan pendekatan nilai pasar wajar. Berdasarkan penilaian tersebut terjadi kenaikan nilai wajar aset tetap – bersih pada tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 2.137.725 ribu dan dibukukan sebagai “Selisih Penilaian Kembali Aset dan Liabilitas” yang dicatat dalam komponen ekuitas di laporan posisi keuangan.

b. Premises and equipment are assessed by an independent appraisal report of Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra Gunawan dan rekan

No. PP.B.SAH-02.008.09/R dated

January 15, 2010. The revaluation using market value approach. Based on the assessment, an increase occurs in the fair value of premises and equipment - net as of June 30, 2009 amounted to Rp 2,137,725 thousand and recorded as "Revaluation Assets and Liabilities" in the equity components in the statement of financial position.

Aset dan liabilitas lainnya tidak dinilai kembali karena bersifat jangka pendek dimana nilai tercatatnya mendekati nilai wajar.

Other asset and liabilities are not revalued because of their short-term maturities where the carrying amount approximate their fair value.

Selisih penilaian kembali aset tersebut di atas sejumlah Rp 4.487.995 ribu sebelum kuasi-reorganisasi, tidak mencukupi untuk mengeliminasi defisit sebesar Rp 20.226.576 ribu.

Revaluation increment on assets amounted Rp 4,487,995 thousand before the quasi-reorganization, it is not sufficient to eliminate the deficit of Rp 20,226,576 thousand.

Seperti yang diatur dalam PSAK No. 51 (Revisi 2003), defisit dapat dieliminasi dengan selisih penilaian aset dan liabilitas. Jika jumlah saldo tersebut masih belum mencukupi, maka modal saham digunakan untuk mengeliminasi defisit yang tersisa.

Asset in PSAK No. 51 (Revised 2003), the deficit can be eliminated by the revaluation of assets and liabilities. If the balance amount is still not sufficient, then the capital stock is used to eliminate the remaining deficit.

Agar Bank dapat menggunakan modal sahamnya untuk mengeliminasi defisit yang tersisa, Bank harus mereklasifikasi sebagian modal sahamnya menjadi tambahan modal disetor. Reklasifikasi ini dilakukan melalui penurunan nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham yang beredar.

In order the Bank to use its capital to eliminate the remaining deficit, the Bank had to reclassify some of the capital stock to additional paid-in capital. This reclassification is done through a reduction in par value shares without reducing the number of shares outstanding.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham No. 57 tanggal 19 Januari 2010 dari Sutjipto SH., M.kn, notaris di Jakarta, para pemegang saham Bank telah menyetujui pelaksanaan kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2009 dan penurunan modal saham.

Based on the Deed of the Extraordinary General

Meeting of Shareholders No. 57 dated

January 19, 2010 from Sutjipto SH, M.kn, notary in Jakarta, the Bank’s shareholders has approved the implementation of the quasi-reorganization on June 30, 2009 and a decrease in share capital.

Pada tanggal 30 Juni 2009, saldo selisih penilaian aset dan liabilitas sebesar Rp 4.487.995 ribu dan tambahan modal disetor dari penurunan modal sebesar Rp 15.738.581 ribu telah dieliminasi dengan defisit dalam rangka kuasi-reorganisasi.

On June 30, 2009, the balance of revaluation of assets and liabilities amounting to Rp 4,487,995 thousand and additional paid-in capital from capital reduction amounting to Rp 15,738,581 thousand were eliminated deficits in the quasi-reorganization.

43. NILAI WAJAR ATAS ASET DAN LIABILITAS 43. FAIR VALUE OF ASSETS AND LIABILITIES

Dalam dokumen PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH Tbk (Halaman 90-93)