• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian

I. Cara Kerja

1. Dosis dan pengenceran kacang hijau

Kacang hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang hijau yang bagus berwarna hijau dan masih segar yang bisa didapatkan di

commit to user

pasar. Untuk pembuatan larutan, dilakukan di Laboratorium Histologi FK UNS.

Perhitungan kacang hijau :

Untuk dosis kacang hijau pada mencit, menggunakan faktor konversi dosis untuk manusia dengan berat badan 70 kg pada mencit dengan berat badan 20 gr adalah 0,0026 (Ngatidjan, 1991). Menurut Agustin dalam bukunya yang berjudul Pengobatan Tradisional, dosis tepung kacang hijau yang digunakan untuk manusia adalah satu sendok makan (15 ml) atau 18 gr untuk manusia dengan berat badan 70 kg. Nilai konversi 0,0026 untuk mencit maka 18 x 0,0026 = 0,05 gr untuk mencit dengan berat badan 20 gr.

Kacang hijau dicuci, dihancurkan tanpa air, kemudian ditimbang. 3 gr kacang hijau dilarutkan dengan 15 ml air sehingga untuk 0,05 gr didapatkan 0,25 ml larutan kacang hijau.

Kemudian, untuk mengetahui dosis yang paling efektif dalam memperbaiki kerusakan sel epitel mukosa lambung dipakai dosis 2 kalinya yaitu 0,50 ml larutan kacang hijau.

Jadi, dalam penelitian ini dipakai dua dosis kacang hijau, yaitu dosis pertama 0,05 gr/20grBB dan dosis kedua 0,1 gr/20grBB.

2. Dosis dan pengenceran aspirin

Dosis aspirin yang diketahui dapat merusak mukosa lambung tikus adalah 600 mg/kgBB (Sangelorang, 1998). Nilai konversi dari tikus ke

commit to user

mencit adalah 0,14. Jadi, dosis untuk mencit adalah 0,14 x 600 = 84 mg/KgBB atau untuk mencit dengan berat badan 20 gr = 1,7 mg aspirin

Aspirin 500 mg dilarutkan dalam aquadest hingga 59 ml. Dalam 1 ml larutan aspirin mengandung 8,5 mg aspirin. Dosis pemberian aspirin peroral adalah 1,7 mg/20 gr berat badan mencit. Jumlah yang diberikan yaitu 0,20 ml = 84 mg/kgBB mencit setiap kali pemberian. Aspirin ini diberikan pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3. Preparat aspirin yang telah dilarutkan dalam aquades ini diberikan satu kali sehari.

3. Persiapan mencit

Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta. Sesudah adaptasi, keesokan harinya dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan perlakuan. 4. Pengelompokan Subjek

Pada minggu kedua mulai dilakukan percobaan. Selanjutnya subjek dikelompokkan menjadi empat kelompok secara random, dan masing-masing kelompok terdiri dari 9 mencit. Adapun pengelompokan subjek adalah sebagai berikut:

KK = Kelompok kontrol diberi aquades 0,20 ml peroral/mencit dan aquades 0,25 ml setiap hari selama 9 hari berturut-turut. Kemudian dilanjutkan aquades 0,25 ml dari hari ke-11 hingga hari ke-13

b. KP1 = Kelompok perlakuan I diberi aspirin 84 mg/kgBB mencit dan aquades 0,25 ml perhari pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan

commit to user

dan dilanjutkan pemberian aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.

c. KP2 = Kelompok perlakuan II diberi aspirin 84 mg/kgBB mencit 1x/hari diberikan 2 jam setelah makan dan kacang hijau peroral dosis I yaitu 0,05 gr/20grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,05 gr/20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.

d. KP3 = Kelompok perlakuan III diberi aspirin 84 mg/kgBB mencit 1x/hari diberikan 2 jam setelah makan dan kacang hijau peroral dosis II yaitu 0,10 gr/20grBB mencit pada hari 1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10 gr/20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.

5. Penelitian Pendahuluan

Pada penelitian pendahuluan, mencit telah diadaptasikan selama 7 hari, kemudian mencit ditimbang berat badannya. Perlu diketahui, mencit yang digunakan untuk penelitian ini tidak termasuk dengan mencit yang digunakan untuk perlakuan nantinya. Setelah 2 jam dipuasakan sehabis makan, mencit diberi aspirin dengan dosis 84 mg/kgBB kemudian ditunggu selama 2 jam untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang telah ditimbulkan setelah diinduksi aspirin. Setiap 1 jam, seekor mencit dikorbankan dan dilihat lambungnya untuk menentukan derajat kerusakan lambung yang dipakai pada perlakuan nantinya.

commit to user

Hasil dari penilitan ini didapatkan kerusakan mukosa lambung derajat ringan pada mencit pertama yang dikorbankan 1 jam setelah pemberian aspirin. Sedangkan pada mencit yang dikorbankan setelah 2 jam pemberian aspirin mengalami kerusakan mukosa lambung derajat berat.

6. Cara Kerja dan Perlakuan

Pada perlakuan sesungguhnya, mencit yang sudah dikelompokkan kemudian diadaptasikan terhadap lingkungan Laboratorium Histologi FK UNS selama 7 hari serta diberi makan dan minum secara ad libitum dan pada hari ke-8 dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan dilakukan perlakuan. Kemudian sampel dibagi menjadi 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok 9 ekor dengan cara random. Kelompok kontrol diberi aquadest per oral selama 13 hari. Kelompok perlakuan 1 diberi Aspirin dengan dosis 84 mg/Kg BB peroral dan aquades 0,25 ml perhari selama 3 hari dimulai dari hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan dilanjutkan pemberian aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.

Kelompok perlakuan 2 diberi aspirin dengan dosis 84 mg/Kg BB peroral 2 jam setelah makan di siang hari dan 1 jam kemudian diberikan kacang hijau 0,05 gr/20grBB 1x/hari diberikan sejak hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan, kemudian dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,05 gr/20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Kelompok perlakuan 3 diberi aspirin dengan dosis 84 mg/Kg BB peroral 2 jam setelah makan

commit to user

dan 1 jam kemudian diberikan kacang hijau 0,10 gr/20grBB sejak hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan, dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10 gr/20grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, pemberian kacang hijau dilakukan setelah 1 jam pemberian aspirin karena dalam waktu 1 jam mukosa lambung mencit akan mengalami kerusakan ringan dan dalam waktu 2 jam akan mengalami kerusakan berat.

commit to user Aquades 0,25

ml

Aquades 0,25 ml Kacang hijau

0,05 gr/20grBB

Kacang hijau 0,10 gr/20grBB

Dilanjutkan hingga hari ke-13 penelitian, kemudian hewan dikorbankan dan dibuat preparat

Dipuasakan 2 jam setelah pemberian pakan

Sampel 36 ekor mencit

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan I Kelompok Perlakuan III Kelompok Perlakuan II

Diadaptasikan selama 7 hari, dengan pemberian pakan dan air minum dari PAM

Aspirin dosis 84/KgBB

Perlakuan dilanjutkan sampai hari ke-10 penelitian

Aquades 0,2 ml

Hari ke-8 ditimbang BB untuk menentukan dosis dan perlakuan

ditunggu sekitar 1 jam

Aquades 0,25 ml Aquades 0,25 ml Kacang hijau 0,05 gr/20grBB ml/20grBB Kacang hijau 0,10 gr/20grBB Skema Pemberian perlakuan :

Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian

commit to user

7. Pengukuran hasil

Setelah perlakuan selesai, pada hari ke-14 semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi vertebra cervical. Kemudian lambung pada bagian kurvatura minor diambil untuk selanjutnya dibuat preparat dengan potongan transversal. Tiap 1 hewan uji dibuat menjadi 3 preparat dengan ketebalan 7-10 mikron. Preparat dibuat dengan pengecatan HE dengan metode parafin. Pengamatan preparat dengan perbesaran 100x untuk mengamati seluruh lapang pandang.

Dokumen terkait