BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
B. Cara Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di
Sebagai Sumber utama penerimaan negara maka pajak mempunyai peranan
yang sangat strategis bagi kelangsungan pembangunan dewasa ini. Oleh karena itu
pajak harus dikelola dengan baik dan benar. Salah satu sumber utama penerimaan
pajak adalah dari Pajak Penghasilan ( PPh ) yang kontribusinya bisa mencapai 49 %
lebih dari total penerimaan pajak.
Dalam hal ini, penerimaan pajak penghasilan pasal 21 harus diperhatikan
dalam perkembangannya, setidaknya harus terjadi peningkatan setiap tahun. Kantor
pelayanan pajak melakukan berbagai usaha agar terjadi peningkatan sehingga
memaksimalkan penerimaannya.
1. Menganalisa SPT yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.
Kewajiban melaporkan jumlah harta dan kewajiban pada SPT akhir
membuat bingung dan ketakutan wajib pajak. Hal ini disebabkan karena mereka takut
efek perpajakan bila melaporkan seluruh kekayaannya atau melaporkan hanya
sebagian saja. Bila melaporkan harta apaadanya, takut pajak penghasilan tahun-tahun
sebelumnya akan di permasalahkan. Sebaliknya apabila tidak dilaporkan kekayaan
yang apa adanya berarti SPT tidak benar. Sewaktu-waktu kalau ketahuan oleh aparat
2. Menerapkan sanksi administrasi atas terlambat lapor
Sanksi perpajakan yang diterapkan bertujuan untuk menyadarkan Wajib
Pajak akan kelalaian dalam membayar atau melaporkan kewajiban perpajakannya.
Sanksi dikenakan dapat berupa bunga, denda, atau kenaikan.
Sanksi perpajakan dimaksudkan untuk menyadarkan Wajib Pajak akan
keteledorannya. Disamping itu juga, bertujuan untuk menjaga agar kepercayaan yang
diberikan pemerintah tidak disalahgunakan oleh Wajip Pajak.
3. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau
sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. STP diterbitkan apabila pajak
kurang atau tidak dibayar, dari hasil penelitian STP terdapat kekurangan pembayaran
pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung, dan WP dikenakan sanksi
administrasi berupa denda atau bunga.
4. Mengirim himbauan kepada Pemotong Pajak
Dalam hal ini Pajak mengirim himbauan kepada para pemotong pajak agar
mendaftarkan subjek pajak yang telah mempunyai penghasilan diatas PTKP sebagai
Wajib Pajak PPh Pasal 21. Masalah ini biasanya terjadi ketika adanya perubahan
struktur di sebuah perusahaan yakni adanya karyawan baru diperusahaan tersebut.
karyawan baru tersebut sebagai Wajib Pajak yang berkewajiban atas Pajak
Penghasilan Pasal 21.
5. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan
Menerbitkan NPWP secara jabatan kepada orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, namun yang bersangkutan tidak mendaftarkan diri
pada kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tingggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak. Dalam hal ini petugas pajak menerbitkan NPWP
secara paksa kepada orang pribadi yang telah memenuhi syarat berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan tersebut.
6. Meningkatkan Pelayanan Bagi Wajib Pajak
Pelayanan yang baik sangat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
karena pelayanan yang baik menimbulkan motivasi Wajib Pajak untuk melaksanakan
kewajibannya. Menyadari hal itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap Wajib Pajak, yang
menjadi inti pelayanan yang baik tersebut bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur adalah pelayanan yang mampu mengantisipasi masalah-masalah yang
Maka dari itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur terus berupaya
untuk peka dan cepat dalam memyelesaikan masalah-masalah yang timbul, tidak
berbelit-belit, dan bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7. Peningkatan Profesionalisme Aparatur Perpajakan
Sebagian Wajib Pajak ada yang memanfaatkan celah-celah kelemahan
Undang-undang perpajakan yang ada atau dengan cara memanfaatkan kelemahan
fiskus. Hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan kejelian fiskus
untuk mengantisipasi hal tersebut.
8. Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak
Merupakan suatu proses yang berkaitan satu sama lainnya, terutam adalam
hubungannya dengan usaha penegakan Peraturan Perundangan-undangan Perpajakan
yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak akan kewajiban
perpajakannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan PPh Pasal 21
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. Pengawasan yang dilakukkan
tersebut antara lain:
8.1.Pengawasan terhadap pembayaran dan pelaporan pajak setiap bulan (SPT
Masa)
8.2.Pengawasan terhadap Wajib Pajak yang melakukan kegiatan/ transaksi
8.3.Pengawasan terhadap pembayaran pajak yang dilakukan Wajib Pajak Orang
Pribadi yang berdomisili di jalan-jalan utama yang perkembangan
ekonominya relatif pesat.
C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dalam pencapaian suatu tujuan terkadang terdapat hal-hal yang menghambat
dalam pencapaian dari berbagai segi. Selain segi kelemahan juga terdapat hal-hal atau
kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan peningkatan penerimaan PPh Pasal
21 tersebut.
Adapun kendala-kendala yang menghambat dalam pencapaian tujuan tersebut
adalah:
1. Adanya kecendrungan Wajib Pajak menganggap bahwa membayar pajak
merupakan pemborosan atau beban, masih kurangnya kesadaran masyarakat
dalam membayar pajak yang seolah-olah tidak mau tahu akan besarnya pajak
yang terutang yang ditanggung oleh Wajib Pajak itu sendiri sehingga masih
terdapat adanya tunggakan pajak.
2. Usaha yang dijalankan Wajib Pajak sedang dalam kondisi yang buruk
sehingga tidak memungkinkan Wajib Pajak untuk membayar hutang
3. Masih adanya Pemotong Pajak yang memotong dan melaporkan PPh Pasal 21
tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hal ini karena pemotong
Pajak kurang memahami prosedur penghitungan PPh Pasal 21.
4. Masih adanya pemotong Pajak PPh Psal 21 yang tidak mengetahui tentang
A.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan analisis dan pembahasan di dalam bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Timur terjadi
peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wajib pajak pada tahun 2010
yaitu sekitar16,55% atau berjumlah 83.410 WP dari tahun 2009 yang berjumlah
71.560 WP. Dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan lagi sekitar 9,97%
yang berjumlah 91.730 WP. Sedangkan dalam penerimaan SPT, Jumlah SPT
Masa PPh Pasal 21 pada tahun 2011 meningkat sebesar 930 SPT atau sekitar
3,22% dari tahun sebelumnya.
2. Berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan Pajak
Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
diantaranya:
2.1.Menganalisa SPT yang dilaporkan Wajib Pajak,
2.2.Sanksi Administrasi atas terlambat lapor,
2.3.Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (SPT),
2.4.Mengirim himbauan kepada Pemotong Pajak,
2.5.Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan,
2.7.Meningkatkan profesionalisme Petugas Pajak, dan
2.8.Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak.
3. Kelalaian Wajib Pajak merupakan kendala dalam hal meningkatkan penerimaan
Pajak Penghasilan Pasal 21, begitu juga dengan ketidaktahuan atau begitu
mengerti dengan ketentuan Perundang-undangan yang meliputi prosedur-prosedur
dalam perpajakan.
4. Pentingnya seorang Account Representative dalam meningkatkan penerimaan
pajak sanagt berpengaruh, hal ini mengingat tugas dan fungsi sebagai petugas
yang melayani, mengawasi wajib pajak dalam perpajakan.
B. Saran
Beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan agar KPP Pratama Medan Timur selaku pemerintah,
sebaliknya terus berusaha dalam memperkenalkan pajak kepada seluruh
masyarakat demi meningkatkan penerimaan pajak, khususnya PPh Pasal 21.
Sosialisasi-sosialisasi mengenai pentingnya pajak harus terus ditingkatkan.
Sosialisasi yang dilakukan dapat berupa iklan komersial dalam media elektronik
(televisi, radio, dll), poster atau spanduk, iklan pajak dalam papan billboard yang
mudah dilihat seperti dijalan raya, seminar-seminar mengenai pengetahuan
tentang pajak dan perubahan undang-undangnya jika memang ada dan
sebagainya. Tujuan dari proses sosialisasi ini sebenarnya adalah untuk lebih
akan memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan pajak dalam arti yang
sebenarnya. Dan diharapkan masyarakat akan memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi bahwa betapa pentingnya peran serta masyarakat dalam hal pembayaran
karena pajak merupakan sumber dana utama dalam membiayai pembangunan
negara.
2. KPP Pratama Medan Timur harus terus melakukan upaya ekstensifikasi dan
intensifikasi pajak yang lebih optimal agar jumlah Wajib Pajak dapat terus
bertambah dan Wajib Pajak yang sudah terdaftar makin patuh akan kewajiban
perpajakannya. Upaya ekstensifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan terus
mencari dan memeriksa masyarakat indonesia yang berpenghasilan tinggi tetapi
tidak pernah melaporkan kewajiban perpajakannya dikarenakan belum memiliki
NPWP, bisa dikerahkan untuk membayar sebagai Wajib Pajak. Sedangkan untuk
upaya intensifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan terus melakukan
perbandingan atau benchmarking terhadap setiap sektor usaha, apakah data SPT
yang dilaporkan sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kemudian
kegiatan memelihara dan meningkatkan pelayanan atau fasilitas pajak yang sudah
ada maupun yang akan dibentuk juga termasuk hal-hal yang harus dilakukan oleh
KPP Pratama Medan Timur. Selaku pemerintah jika fasilitas pembayaran pajak
dipermudah, maka para wajib pajak akan lebih tertarik untuk membayar pajak,
setidaknya mereka tidak akan merasa terbebani dengan sistem perpajakan yang
3. Benar-benar merealisasikan modernisasi perpajakan yaitu PINTAR (Project for
Indonesian Tax Administration Reform). Proyek berskala besar yang bertujuan
untuk meningkatkan dan menyempurnakan sistem administrasi perpajakan
dengan berbasis teknologi informasi ini sangat diharapkan dapat memperbaiki
sistem perpajakan di negara kita. Karena dengan adanya PINTAR, maka
pengawasan Direktorat Jendral Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak akan
semakin ketat, jadi diharapkan dengan adanya PINTAR Reformasi Administrasi
perpajakan di negara ini benar-benar menjadi lebih baik.
Waluyo, 2010. Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat
Agus Setiawan dan Basri Musti. 2006. Perpajakan Umum, Jakarta : Rajawali Pers Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Mardiasmo, 2008. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Salemba Empat
Resmi Siti, 2008. Perpajakan Teori. Jakarta : Salemba Empat
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK03/2008
Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 31/PS/2012