• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Menyusui yang Benar

Dalam dokumen Fajar Prahesti NIM B11 019 (Halaman 27-36)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Cara Menyusui yang Benar

Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu juga harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui bayi, ada beberapa cara yang harus diketahui seorang ibu tentang cara menyusui yang benar. Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi (Marmi, 2012). Berikut ini penjelasan tentang cara menyusui yang benar.

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010), posisi menyusui yang benar adalah :

1) Posisi Cradle hold.

Posisi yang paling umum adalah menggunakan cradle hold. Bagaimana caranya? Pastikan punggung ibu benar-benar mendukung posisi ini. Jaga bayi diperut ibu, sampai kulit ibu dan kulit bayi bersentuhan. Biarkan tubuh bayi menghadap tubuh ibu, dan letakkan kepalanya di siku ibu.

2) Posisi Cross

Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena

kontrol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara dalam mulutnya.

Gambar 2.1 Cradle hold

Posisi Cross-cradle hold.

Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena

kontrol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara dalam mulutnya.

Gambar 2.2 Cross-cradle hold

Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena memberikan rol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara

3) Posisi Football hold

Caranya, memegang kepala bayi seperti memegang bola di tangan dengan tubuh bayi pada lengan, kaki kembali ke arah ibu dan wajah ke arah payudara. Football hold merupakan posisi yang terbaik jika memiliki luka cesarean ceksioan tidak dapat meletakkan bayi diperut. Hal ini juga posisi yang baik untuk perawatan bayi kembar.

Gambar 2.3 Football hold

4) Posisi Lying down

Posisi ini sangat tepat untuk menyusui pada malam hari, karena pada posisi ini ibu berbaring di samping bayi, ibu langsung menghadap bayi dengan kepala bayi di dekat payudara dan mulut bayi berkerut dengan puting ibu.

Gambar 2.4 Lying down

Menurut Marmi (2012) posisi menyusui yang benar adalah sebagaiberikut :

1) Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

2) Posisi football atau mengepit : Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

3) Posisi berbaring miring : Ibu dan bayi berbaring miring saling menghadap. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan.

Menyusui bayi kembar menurut Jannah (2013) dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memegang bola

2) Letakkan tepat dibawah payudara ibu

3) Posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar

4) Untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu

5) Cara lain dapat meletakkan bantal di atas pangkuan ibu.

Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

b. Tahap Tata Laksana Menyusui

Tahap tata laksana menyusui yang benar menurut Marmi (2012), yaitu adalah sebagai berikut :

1) Posisi badan ibu dan badan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah

ibu

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu de bayi dengan lengan ibu bagian dalam h) Posisi mul

Gambar 2.6 P

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C

yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah ibu

Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

Gambar 2.6 Perlekatan Benar Gambar 2.7 Perlekatan Salah (Perinasia, 2004)

Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu

Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara

Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis

gan cara menekan pantat

Gambar 2.7 Perlekatan Salah

Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah

c) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)

d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah

e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala

f) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi

g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi

h) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras

(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)

i) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar

j) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi

k) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu

c. Tanda-Tanda Posisi Bayi Menyusu Dengan Baik

Menurut Marmi (2012), tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu adalah sebagai berikut :

1) Bayi tampak tenang

2) Badan bayi menempel pada perut ibu 3) Mulut bayi terbuka lebar

4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu

5) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk

6) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan 7) Puting susu tidak terasa nyeri

8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 9) Kepala bayi agak menengadah

d. Menciptakan Praktek Menyusui Yang Benar

Menurut Marmi (2012), menciptakan praktek menyusui yang benar adalah sebagai berikut :

1) Posisi yang benar 2) Perlekatan harus benar

3) Tidak diberi botol atau empeng

4) Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI 5) Perlihatkan cara menyusui yang efektif

e. Penatalaksanaan Menyusui Yang Optimal

Tanda-tanda ASI cukup atau penatalaksanaan menyusui yang optimal menurut Marmi (2012), yaitu adalah sebagai berikut :

1) Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda

2) BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari

3) Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik 4) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam

5) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusu

Dalam dokumen Fajar Prahesti NIM B11 019 (Halaman 27-36)

Dokumen terkait