TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Fajar Prahesti
NIM B11 019
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
iv Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan, kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2014”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, bantuan dan dorongan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan.
4. Ibu Dyah Sumarmo selaku pemilik BPS Dyah Sumarmo, yang telah bersediamemberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Seluruh ibu menyusui di Desa Tanjungsari Kecamatan BanyudonoKabupaten Boyolali.
7. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
v
Surakarta, 2014
vi Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Fajar Prahesti B11 019
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR DI BPS DYAH SUMARMO DESA
TANJUNGSARI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2014
( xii + 43 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 9 gambar )
ABSTRAK
Latar belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup dan target MDGs (2015) akan diturunkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.Penyebab kematian bayi salah satunya karena faktor gizi dan buruknya pemberian ASI (Prasetyawati, 2012).Gencarnya promosi susu formula menjadi penyebab menurunnya jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif. Hasil survey pendahuluan tahun 2013 pada 15 ibu menyusui didapatkan 6 ibu menyusui mengetahui teknik menyusui yang benar dan 9 ibu menyusui tidak mengetahui teknik menyusui yang benar
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini diskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan Sampling Jenuh dengan jumlah responden 32 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisis univariat.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar pada kategori baik sejumlah 3 responden (9,4%), cukup sejumlah 23 responden (71,9%), kurang sejumlah 6 responden (18,7%).
Kesimpulah : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar berpengetahuan cukup yaitu 23 responden (71,9%) dipengaruhi faktor pengalaman serta informasi.
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu menyusui, cara menyusui yang benar Kepustakaan : 24 literatur ( 2007 s/d 2013)
vii you
2.
“Manfaatkanlah oleh kalian 5 kesepatan sebelum datangnya 5 perkara lainnya, yaitu masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa hidupu sebelum kematianmu” . (HR. Bukhari-Muslim)3.
Man Jadda WajadaPERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
2. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan, kasihsayang dan perhatiannya kepadaku
3. Kakak dan adek ku tercinta yang selalu memberikan semangat
4. Tri Indarjo, seseorang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, kesabarannya kepadaku
5. Sahabat-sahabatku ( Siti Jariyah, Denny Budi Hafsari, Dwi Maryani, Lia Mey, WahyuWiji) semoga perjalanan yang kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih baik, bijak dan dewasa
6. Teman-teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
viii
Nama : FAJAR PRAHESTI
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 19 November 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dk. Dukuh, Salakan, Teras, Boyolali
Riwayat Pendidikan
1. SD N 02 SALAKAN, TERAS LULUS TAHUN 2005
2. SMP N 02 BOYOLALI LULUS TAHUN 2008
3. SMK N 01 BOYOLALI LULUS TAHUN 2011
ix
HALAMAN PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
CURRICULUM VITAE... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1 B. Perumusan Masalah ...3 C. Tujuan Penelitian ...3 D. Manfaat Penelitian ...4 E. Keaslian Penelitian...5 F. Sistematika Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...8
1. Pengetahuan...8
a. Pengertian Pengetahuan ...8
b. Tingkat Pengetahuan ...8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan...9
d. Cara Memperoleh Pengetahuan...11
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan...13
2. Pengertian Ibu Menyusui...13
3. Cara Menyusui yang Benar ...14
x
c. Tanda Bayi Menyusui yang Baik ...21
d. Menciptakan Praktek Menyusui yang Baik...21
e. Penatalaksanaan Menyusui yang Optimal ...22
B. Kerangka Teori...23
C. Kerangka Konsep ...24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...25
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ...26
D. Variabel Penelitian ...26
E. Definisi Operasional...27
F. Instrumen Penelitian...27
G. Teknik Pengumpulan Data ...31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data...32
I. Etika Penelitian...34
J. Jadwal Penelitian...35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...36
B. Hasil Penelitian...37 C. Pembahasan ...38 D. Keterbatasan ...40 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Mean dan SD ...37 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi ...37
xii
halaman
Gambar 2.1 Posisi Menyusui Cradle Hold...15
Gambar 2.2 Posisi Menyusui Cross-cradle hold ...15
Gambar 2.3 Posisi Menyusui Football hold...16
Gambar 2.4 Posisi Menyusui Lying down...17
Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan...18
Gambar 2.6 Perlekatan Menyusui yang Benar...19
Gambar 2.7 Perlekatan Menyusui yang Salah ...19
Gambar 2.8 Kerangka Teori...23
xiii
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10 Kuesioner Penelitian
Lampiran 11 Jawaban Penelitian
Lampiran 12 Tabulasi Uji Coba Instrumen Lampiran 13 Hasil Uji Validitas
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran15 Tabulasi Penelitian
Lampiran16 Perhitungan Manual Penelitian Mean dan SD Lampiran17 Tabel Penelitian Mean dan SD
Lampiran18 Tabel r Product Moment Lampiran19 Lembar Konsultasi
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup dan target MDGs (2015) akan diturunkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi salah satunya karena faktor gizi dan buruknya pemberian ASI (Prasetyawati, 2012). Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004-2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan meningkat dari 58,9% pada tahun 2004 menjadi 61,3% pada tahun 2009. Begitu juga dengan cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif terus menerus dari usia 0 sampai 6 bulan juga meningkat dari 19,5% tahun 2005 menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Depkes RI, 2009).
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah (Depkes RI, 2012).
Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil atau menghentikan menyusui lebih dini. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu tidak memproduksi cukup ASI atau bayinya tidak mau menghisap, hal ini disebabkan karena ibu kurang
percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya dan kurangnya informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar (Marmi, 2012).
Gencarnya promosi susu formula menjadi penyebab menurunnya jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif. Banyak ibu-ibu yang tidak percaya diri akan manfaat dari kandungan ASI (Wiji, 2013). Salah satu kandungan dari ASI yaitu memberikan nutrisi optimal pada bayi baru lahir, memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi, serta memperbaiki hubungan ibu dan bayi (Sarwono, 2009).
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat (Wiji, 2013).
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif (Roesli, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Dyah Sumarmo yang dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober 2013 didapatkan jumlah ibu menyusui sebanyak 32 ibu menyusui. Setelah penulis melakukan wawancara terhadap 15 ibu menyusui didapatkan hasil
bahwa 6 ibu menyusui mengetahui teknik menyusui yang benar dan 9 ibu menyusui tidak mengetahui tentang teknik menyusui yang benar.
Berdasarkan hasil tersebut, 9 ibu menyusui mengalami puting lecet dan sakit saat menyusui yang dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2014?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2014
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar pada tingkat baik
b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar pada tingkat cukup
c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar pada tingkat kurang
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori dalam memberikan informasi tentang cara menyusui yang benar.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis tentang cara menyusui yang benar serta dapat mengaplikasian teori yang diperoleh dalam bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Bagi Institusi
a. BPS Dyah Sumarmo
Sebagai bahan masukan dan meningkatkan pengetahuan mengenai tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar
b. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian tentang cara menyusui yang benar antara lain adalah sebagai berikut :
1. Alip Taparihatul Janah (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Ny. Nur Khuroeriyah Kendal”. Penelitian ini merupakan penelitian diskritif dengan desain cross secsional. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan jumlah responden 34 ibu primigravida. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi untuk menggambarkan tingkat pengetahuan tentang cara menyusui yang benar. Dengan hasil yakni tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang cara menyusui yang benar sebagian besar mempunyai pengetahuan rendah sebanyak 52,9%, sedang 35,2%, tinggi 11,8%.
2. Rina Sulistyaningsih (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui Yang Benar Di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang Kabupaten Sragen”. Penelitian ini merupakan penelitian diskritif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan jumlah responden 32 orang, instrumen
penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya teknik analisis data dengan analisist univariat menggunakan distribusi frekuensi. Dengan hasil tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar sebagian besar mempunyai pengetahuan baik, yang termasuk dalam kriteria baik sebanyak 46,8% pengetahuan cukup baik 43,8% dan berpengetahuan kurang baik 9,4%.
3. Selyna Ridhona Fitri (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Teknik Menyusui Yang Benar Di Dusun Jambangan Pereng Mojogedang Karanganyar”. Penelitian ini merupakan diskritif
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan
jumlah responden 38 orang. Hasil gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang teknik cara menyusui yang benar yang masuk dalam kriteria baik (6,7%), pengetahuan cukup (70%) pengetahuan kurang (23,3%).
Persamaan keaslian penelitian diatas dengan yang dilakukan pada penelitian ini terletak pada jenis rancangan dan teknik pengambilan sampel. Perbedaan keaslian penelitian diatas dengan yang dilakukan pada penelitian ini terletak pada tempat, waktu penelitian dan sampel penelitian.
F. Sistematika Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari limaBAB yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dari masalah yang akan diteliti, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat/instrumen penelitian, metode pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, serta metode pengolahan data dan analis data. BABIV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BABV PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan hasil penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8 A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu obyek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula obyek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010)
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), menyatakan ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut :
a) Tamat SD b) Tamat SLTP c) Tamat SLTA
d) Tamat Perguruan Tinggi 2) Pengalaman
Suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.
3) Umur
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik. Akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
4) Informasi
Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, tv dapat menambah pengetahuan agar lebih luas.
5) Budaya
Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
6) Sosial Ekonomi
Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
d) Pengalaman Pribadi
Apabila dengan cara yang digunakan dimasa lalu dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah-masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
e) Cara Akal Sehat
Common senseatau akal sehat kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. f) Kebenaran Secara Intuitif
Diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. g) Melalui Jalan Fikiran
Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan jalan fikirannya baik induksi maupun deduksi dengan penalaran-penalaran.
h) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Pemikiran induksi beranjak dari hal konkret kepada hal-hal yang abstrak.
i) Deduksi
Pembuatan kesimpulan dari penyataan-pernyataan umum ke khusus. Proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), pengetahuan seseorang dapat diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu :
1) Baik : Bila nilai (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : Bila nilai mean – 1SD < x < mean + 1 SD 3) Kurang : Bila nilai (x) < mean – 1 SD
2. Pengertian Ibu Menyusui
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudaranya.Bayi
menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Rachmawati dan Kuntari, 2007).
3. Cara Menyusui yang Benar a. Posisi Menyusui Yang Benar
Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu juga harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui bayi, ada beberapa cara yang harus diketahui seorang ibu tentang cara menyusui yang benar. Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi (Marmi, 2012). Berikut ini penjelasan tentang cara menyusui yang benar.
Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010), posisi menyusui yang benar adalah :
1) Posisi Cradle hold.
Posisi yang paling umum adalah menggunakan cradle hold. Bagaimana caranya? Pastikan punggung ibu benar-benar mendukung posisi ini. Jaga bayi diperut ibu, sampai kulit ibu dan kulit bayi bersentuhan. Biarkan tubuh bayi menghadap tubuh ibu, dan letakkan kepalanya di siku ibu.
2) Posisi Cross
Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena
kontrol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara dalam mulutnya.
Gambar 2.1 Cradle hold
Posisi Cross-cradle hold.
Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena
kontrol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara dalam mulutnya.
Gambar 2.2 Cross-cradle hold
Kepala bayi terletak antara ibu jari dan jari telunjuk dan kembali berada di tangan ibu, hal ini merupakan posisi yang baik ketika bayi pertama kali belajar untuk menyusui karena memberikan rol kepala bayi sewaktu membantu bayi mengambil payudara
3) Posisi Football hold
Caranya, memegang kepala bayi seperti memegang bola di tangan dengan tubuh bayi pada lengan, kaki kembali ke arah ibu dan wajah ke arah payudara. Football hold merupakan posisi yang terbaik jika memiliki luka cesarean ceksioan tidak dapat meletakkan bayi diperut. Hal ini juga posisi yang baik untuk perawatan bayi kembar.
Gambar 2.3 Football hold
4) Posisi Lying down
Posisi ini sangat tepat untuk menyusui pada malam hari, karena pada posisi ini ibu berbaring di samping bayi, ibu langsung menghadap bayi dengan kepala bayi di dekat payudara dan mulut bayi berkerut dengan puting ibu.
Gambar 2.4 Lying down
Menurut Marmi (2012) posisi menyusui yang benar adalah sebagaiberikut :
1) Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
2) Posisi football atau mengepit : Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
3) Posisi berbaring miring : Ibu dan bayi berbaring miring saling menghadap. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan.
Menyusui bayi kembar menurut Jannah (2013) dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memegang bola
2) Letakkan tepat dibawah payudara ibu
3) Posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar
4) Untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu
5) Cara lain dapat meletakkan bantal di atas pangkuan ibu.
Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
b. Tahap Tata Laksana Menyusui
Tahap tata laksana menyusui yang benar menurut Marmi (2012), yaitu adalah sebagai berikut :
1) Posisi badan ibu dan badan bayi
a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
ibu
e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu de bayi dengan lengan ibu bagian dalam h) Posisi mul
Gambar 2.6 P
a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C
yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah ibu
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
Gambar 2.6 Perlekatan Benar Gambar 2.7 Perlekatan Salah (Perinasia, 2004)
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
gan cara menekan pantat
Gambar 2.7 Perlekatan Salah
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah
c) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
f) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi
g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
h) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
i) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
j) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
k) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
c. Tanda-Tanda Posisi Bayi Menyusu Dengan Baik
Menurut Marmi (2012), tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu adalah sebagai berikut :
1) Bayi tampak tenang
2) Badan bayi menempel pada perut ibu 3) Mulut bayi terbuka lebar
4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk
6) Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan 7) Puting susu tidak terasa nyeri
8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 9) Kepala bayi agak menengadah
d. Menciptakan Praktek Menyusui Yang Benar
Menurut Marmi (2012), menciptakan praktek menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
1) Posisi yang benar 2) Perlekatan harus benar
3) Tidak diberi botol atau empeng
4) Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI 5) Perlihatkan cara menyusui yang efektif
e. Penatalaksanaan Menyusui Yang Optimal
Tanda-tanda ASI cukup atau penatalaksanaan menyusui yang optimal menurut Marmi (2012), yaitu adalah sebagai berikut :
1) Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
2) BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
3) Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik 4) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
5) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusu
B. KERANGKA TEORI
Gambar 2.8 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2007), Marmi (2012) dimodifikasi Ibu Menyusui
Pengetahuan
Cara Menyusui yang benar: 1. Posisi Menyusui Yang Benar 2. Tahap Tata Laksana Menyusui 3. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
4. Praktek Menyusui Yang Benar 5. Penatalaksanaan Menyusui Yang Optimal
Faktor yang mempengaruhi 1. Tingkat Pendidikan 2. Pengalaman 3. Umur 4. Informasi 5. Budaya 6. Sosial Ekonomi
C. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Gambar 2.9 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan ibu menyusui
tentang cara menyusui yang benar
Baik Cukup
25
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis diskriptif kuantitatif.
Diskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2013). Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilaksanakan di BPS DyahSumarmoDesa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian adalah menjelaskan waktu penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2014.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 32 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini sebesar 32 ibu menyusui.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Hidayat (2011), sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi anggota sampel.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu definisi yang membatasi ruang lingkup atau variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Skala ukur ordinal dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional Indikator Alat Ukur Skala
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui yang Benar Kemampuan ibu menyusui untuk mengerti tentang bagaimana cara menyusui dalam mengisi jawaban dari pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuesioner tentang cara menyusui yang benar
1. Baik : Bila nilai
responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen penelitian untuk pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar, pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberi tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Untuk mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban
“benar” atau “salah”. Sistem penilaian pertanyaan dengan kriteria positif
(favorable) adalah bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah
nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) adalah bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Jumlah soal dalam kuesioner adalah 30 soal. Pengisian kuesioner dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen
No. Aspek Pengetahuan Pernyataan JumlahSoal
Favourable Unfavourable 1. 2. 3. 4. 5. Pengertian
Teknik Menyusui yang Benar Tata Laksana Menyusui yang Benar Tanda Bayi Merasa Nyaman
Penatalaksanaan Menyusui yang Benar
1,2,4,5 6,7,9,10 11,12,13,14,15,17 19,20,21,23 24,25,26,27,28,29,30 Jumlah 3 8 16,18 22 5 5 8 5 7 30
Agar instrumen “valid” dan “reliable”maka sebelum digunakan perlu diuji coba terlebih dahulu. Untuk mengetahui kevaliditas soal, maka peneliti melakukan :
1) Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product
moment (Riwidikdo, 2013).
Rumus product moment adalah :
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006). Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel. Maka dikatakan butir soal itu valid dengan α = 5%. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukanpada 33 ibumenyusui di Posyandu KENANGA Desa Dodogan Gede Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dengan alasan karakteristik penduduk ibu menyusui hampir sama dengan jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini dan hasil validitas didapatkan dari 30 item 27 item valid dengan rtabel(0,344). Tiga item tidak valid yaitu nomor 2, 8, 22 karena hasil
X }{N Y -
Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 N rxy
perhitungan didapatkan rhitung< rtabel (0,349). Soal yang tidak valid dikeluarkan dari kuesioner.
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkkan. (Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Kuesioner dinyatakan reliabel bila niali alpha cronbach’s > rkriteria(0,7) (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
2 2 1 1 Si Si k k ri Keterangan: ri = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑Si2 = Jumlah varian butir
Si2 = Varians total
Hasil dari olah data nilai Alpha Chronbach pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar adalah 0,947 jadi instrumen dalam penelitian ini adalah reliabel karena rhitung>rkriteriayaitu 0,947 > 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer
Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari jawaban kuesioner tentang menyusui yang benar oleh ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian ini yaitu data ibu menyusui yang ada di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali, berupa jumlah dan data ibu menyusui sebanyak 32 ibu menyusui.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan
Menurut Notoatmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu :
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga apabila terjadi atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam progam atau software.
d. Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisa Data
Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat. Analisa univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter :
a. Baik : bila nilai responden (x)>mean + 1 SD b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : bila nilai responden (x)<mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus :
Rumus : X =
n xi
Keterangan :X = nilai rata-rata (mean) n = jumlah data
Simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. SD = 1 ) ( 2 2
n n xi xiSD : simpangan Baku (Standart Deviation) xi : nilai data
n : jumlah data
Rumus prosentase untuk jumlah ibu menyusui menurut tingkat pengetahuan
∑ Ibu menurut Tingkat Pengetahuan
Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% ∑ Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Informed Consent
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed
Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian. Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampakanya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
Anonymity, berarti tidak perlu mencantumkan nama responden pada
lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebu atau hasil penelitian yang akan disampaikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah uraian langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu bejalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal terlampir.
36 A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. BPS Dyah Sumarmo ini terletak di Desa Tanjungsari yang merupakan daerah pedesaan namun keadaan lingkungannya lumayan bersih, keadaan jalan masih ada yang rusak. BPS Dyah Sumarmo adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki tenaga kesehatan yaitu 1 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan BPS Dyah Sumarmo meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi Bayi dan Capeng, KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak) dalam memberikan pelayanan kepada pasien BPS Dyah Sumarmo buka 24 jam. Sarana dan prasarana ruang di BPS Dyah Sumarmo tardiri dari 1 ruang bersalin, ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang Poli Kebidanan dan ruang tunggu.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada 32 ibu menyusui dapat diperoleh nilai mean dan standart deviation:
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviation
Mean Standart Deviation
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui Yang Benar di BPS Dyah Sumarmo
20,4 6,2
Sumber : Data Primer Terolah (2014)
Berikut tabel hasil distribusi frekuensi dari hasil penelitian yang telah dilakukan :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Menyusui Yang Benar Di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari
Kec. Banyudono Kab. Boyolali
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yaitu dalam tingkat baik sebanyak 3 ibu menyusui (9,4%), cukup sebanyak 23 ibu menyusui
No Pengetahuan Responden Prosentase
1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 3 23 6 9,4% 71,9% 18,7% Jumlah 32 100%
(71,9%), kurang sebanyak 6 ibu menyusui (18,7%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali mayoritas pada kategori cukup yaitu 23 ibu menyusui (71,9%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 32 ibu menyusui menunjukkan hasil tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun 2014 terdapat 3 responden dengan pengetahuan baik (9,4%), 23 responden dengan pengetahuan cukup (71,9%), 6 responden dengan pengetahuan kurang (18,7%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu obyek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula obyek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan karena tingkat pendidikan
menunjukkan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pengalaman yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal. Usia mempengaruhi proses - proses perkembangan mental seseorang. Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik. Akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan.
Tingkat pengetahuan dari 32 ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo didapatkan 3 responden (9,4%) berpengetahuan baik dikarenakan ibu sudah mengerti tentang cara menyusui yang benar meliputi teknik menyusui yang benar, tata laksana menyusui yang benar serta tanda bayi merasa nyaman, 6 responden dengan pengetahuan kurang (18,7%) dikarenakan ibu kurang mengetahui cara menyusui yang benar meliputi teknik menyusui yang benar, tata laksana menyusui yang benar , tanda bayi merasa nyaman, serta penatalaksanaan menyusui yang benar. Mayoritas ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo berpengetahuan cukup (71,9%) dikarenakan dari faktor lingkungan Desa Tanjungsari merupakan
daerah pedesaan sehingga lebih sulit mendapatkan dan mencari informasi tentang teknik menyusui yang benar. Kurangnya media seperti leaflet, majalah kesehatan yang mengulas tentang cara menyusui yang benar, keterbatasan tenaga kesehatan dan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar atau media lain, menyebabkan sumber informasi dan pengetahuan teknik menyusui yang benar tidak diterima oleh para ibu menyusui. Jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan dengan pengalaman, sebagian ibu menyusui di Desa Tanjungsari baru mempunyai anak 1 sehingga belum ada pengalaman daripada ibu menyusui yang sudah mempunyai pengalaman menyusui anak sebelumnya.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian
Pada saat pengumpulan data sering kuesioner tidak terisi dengan lengkap, sehingga penulis harus mengulang dengan cara memberikan kuesioner terhadap responden kembali.
2. Kelemahan Penelitian
a. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
41 PENUTUP
A. Kesimpulan
Responden dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang berjumlah 32 responden.
1. Pengetahuan ibu menyusui pada tingkat pengetahuan baik tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 3 responden (9,4%) 2. Pengetahuan ibu menyusui pada tingkat pengetahuan cukup tentang cara
menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 23 responden (71,9%)
3. Pengetahuan ibu menyusui pada tingkat pengetahuan kurang tentang cara menyusui yang benar di BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali sebanyak 6 responden (18,7%)
B. Saran
1. Bagi BPS
Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan terutama mengenai cara menyusui yang benar.
2. Bagi Responden
Diharapkan untuk lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan dan lebih banyak mencari informasi tentang cara menyusui yang benar melalui media massa maupun media elektronik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan ada penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas pembahasan materinya, menggunakan metode dan teknik yang berbeda serta memperluas ruang lingkup peneliti.