• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETAIL KOMPONEN RENCANA PERBAIKAN DAN PENGEMBANGAN SPAM KOTA SERUI S/D

II. STANDARD KUALITAS AIR MINUM

3.10. CARA PENGERJAAN

Langkah-langkah pengerjaan perencanaan paket unit IPA dilaksanakan sebagai berikut: 3.10.1. Kumpulkan data-data sumber air baku yang terpilih

1) debit air baku maksimum dan minimum

2) permukaan air baku maksimum dan minimum

3) kualitas air baku pada musim hujan dan kemarau 3.10.2. Kumpulkan data-data lahan lokasi IPA yang terpilih berupa:

1) topografi

2) daya dukung tanah 3) data gempa

4) data banjir

5) ketinggian air tanah 6) jalan masuk ke lokasi

3.10.3. Laksanakan perencanaan paket unit IPA berupa: 1) Tata letak IPA

2) Proses pengolahan

3) Hitung dimensi unit, profil hidrolisnya sesuai 3.3.2. dan kebutuhan peralatan

4) Hitung dosis bahan kimia sesuai 3.4.1. 5) Hitung catu daya dan bahan bakar

4. Laksanakan perencanaan bangunan penunjang

1) hitung dimensi bangunan penunjang

2) tata letak bangunan penunjang termasuk tempat parkir dan landsekap

IV. PERPIPAAN

Perpipaan

Pada bab ini akan ditentukan dasar-dasar dan kriteria perencanaan untuk perpipaan yang dapat dibedakan atas 2 (dua) bagian, yaitu :

Hal - 14

¾ Perpipaan transmisi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke reservoir dan pengolahan air, serta dari reservoir menuju reservoir lainnya.

¾ Perpipaan distribusi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari reservoir distribusi sampai dengan disambungkan pelanggan.

Bahan Pipa

Bahan pipa yang akan dipergunakan dipilih dengan beberapa faktor pertimbangan antara lain:

¾ Diameter ¾ Tekanan

¾ Kondisi tanah/topografi ¾ Kualitas air

¾ Kemudahan /pemasangan

Selain itu pula faktor harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk mendapatkan pipa tersebut akan dipertimbangkan. Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka diusulkan untuk mempergunakan pipa seperti tersebut dibawah ini.

Tabel Lampiran 1.4. Usulan Bahan Pipa Sesuai Dengan Diameter

Kondisi Tekanan kerja (m) Diameter (mm) 50 80 – 100 150 200 Tertanam Tidak tertanam 100 > 100 - u PVC GIP GIP u PVC Steel/GIP Steel/GIP u PVC Steel/GIP Steel/GIP u PVC Steel Steel Pemasangan Pipa Pipa Transmisi Pemasangan Pipa

Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya pohon atau kerusakan fisik lainnya. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan tanah terhadap bagian atas pipa

Hal - 15

bergantung kepada kondisi lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan minimum 50 cm, sedangkan pipa yang dipasang dibawah jalan ditentukan 100 cm. Secara terperinsi kedalaman pemasangan pipa ini, disajikan pada tabel Lampiran 1.5. berikut ini:

Tabel Lampiran 1.5. Kedalaman Penanaman Pipa Kondisi Penanaman Pipa Kedalaman (cm) Kondisi biasa Dibawah jalan: - biasa - Raya 80 100 120

Bila kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk memasang pipa dibawah tanah, pipa dapat dipasang diatas permukaan tanah.

Perlengkapan Pipa

a. Air Valve (Katup Udara)

Air valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara dari dalam pipa, biasa dipasang di titik tertinggi pada jalur pipa. Untuk jalur pipa yang relatif datar dimana dipasang dua buah valve, maka perlengkapan ini diletakan dekat gate/stop valve yang lebih tinggi. Type air valve yang dipergunakan dapat berupa single orifice ataupun double orifice. Pada jalur pipa yang berdiameter lebih besar dari 400 mm, air valve yang dipasang adalah adalah type double orifice. Selain itu hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa air valve iniharus dipasang pada tempat yang lebih tinggi dari elevasi muka air tanah tertinggi, untuk mencegah kemungkinan masuknya air tanah ke dalam pipa. Pemasangan air valve ini dilengkapi dengan gate valve yang diperlukan pada saat maintenance/perbaikan.

b. Penguras (Wash Out)

Perlengkapan ini berfungsi untuk menguras/mengeluarkan kotoran/endapan yang terjadi/ada didalam pipa, biasa dipasang pada jalur pipa ditempat/titik yang paling rendah dan pada jembatan pipa. Selain itu pada jalur pipa yang relative datar, penguras perlu juga dipasang pada setiap jarak 1000 m. Dimesi/diameter penguras yang dipilih, dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan banyaknya endapan yang

Hal - 16

perlu dikeluarkan. Biasanya diameter penguras ini antara (1/4 – ½) dari diameter pipanya.

c. Stop Valve

Stop/gate valve perlu dipasang pada jalur pipa transmisi pada setiap jarak maksimum 2000 m, dimaksudkan untuk mengisolasi segment pipa tersebut yang diperlukan pada saat maintenance/perbaikan. Penempatan pemasangan gate valve ini harus dipertimbangkan terhadap keadaan/kondisi lpangan dan letak penguras.

Selain itu gate valve ini biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan penyeberangan jalan pipa.

d. Check Valve

Check valve dipasang pada jalur pipa transmisi sesuai dengan keperluan. Pemasangan check valve ini diperlukan untuk menahan aliran balik dari air atau juga untuk meredam/mengurangi kemungkinan terjadinya “Water Hamer”. Check valve dipasang pada setiap jarak 1000 m atau tergantung kondisi lapangan setempat.

e. Fitting/Blok Beton

Fitting-fitting pipa (bend, tee, coupling dan lain-lain) disediakan dan dipasang pada pipa jalur transmisi sesuai dengan keperluan. Juga suatu penahan dari blok beton diperlukan pada setiap perubahan arah jalur dan pencabangan pipa transmisi.

Apabila terjadi perubahan arah pada jalur pipa transmisi yang tidak memakai belokan/bend, akan dilakukan sesuai dengan pembelokan maksimum yang diizinkan untuk pipa tersebut.

Untuk jalur pipa yang dipasang diatas permukaan tanah harus dipasang Blok Beton sebagai penyangga pipa pada jarak setiap 4 m.

Pipa Distribusi

Pemasangan Pipa

Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin akan dipasang di dalam tanah. Kedalaman tanah penutup pipa minimum ditentukan 80 cm pada kondisi biasa dan 100 cm untuk pipa dibawah jalan. Untuk kemudahan

Hal - 17

pemasangan dan pemeriksaan perpipaan ini dipasang pada sepanjang pinggir jalan yang diperlukan.

Secara terperinci ketebalan lapisan penutup pipa sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.6.

Tabel Lampiran 1.6. Tebal Penutup Pipa

Kondisi Tebal Penutup Pipa (cm)

@ 50 @ 80 @ 100 @ 150 Kondisi biasa Di bawah jalan 80 100 80 100 80 100 80 100 Perlengkapan Pipa

a. Air Valve (Katup Udara)

Kecuali pada jembatan pipa dan pada jalur distribusi utama yang relatif panjang, pada umumnya peralatan ini tidak diperlukan pada perpipaan distribusi. Hal ini disebabkan karena selain pada umumnya jalur pipa tidak terlalu panjang, juga sambungan rumah dapat berfungsi sebagai pelepas udara yang ada didalam pipa.

b. Penguras

Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan kotoran/endapan yang terdapat didalam pipa. Biasa dipasang ditempat yang paling rendah pada perpipaan distribusi pada jembatan pipa. Sehubungan dengan diperlukannya perlengkapan pillar (fire) hydrant yang dipasang di lokasi-lokasi tertentu, maka perlu dipertimbangkan juga penggunaan pillar hydrant ini sebagai penguras.

c. Pillar/Fire Hydrant

Unit ini perlu disediakan pada perpipaan distribusi sebagai tempat (sarana) pengambilan air yang diperlukan pada saat terjadi kebakaran. Biasanya ditempatkan di tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian/kegiatan, seperti hal nya pusat pertokoan, pasar, perumahan, dan lain-lian. Seperti yang sudah diulas pada point hydrant ini sebagai sarana penguras. Dalam hal ini penempatan pillar hydrant perlu di tempat-tempat yang rendah.

Hal - 18

Unit pillar hydrant pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau bergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya. Diameter pipa distribusi dimana unit pillar hydrant disambungkan minimum 80 mm.

d. Stop/Gate Valve

Dalam suatu daerah perencanaan yang terbagi atas blok-blok pelayanan tergantung dari kondisi topografi dan prasarana yang ada, perlu dipasang gate valve-gate valve. Perlengkapan ini diperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi suatu blok pelayanan/jalur pipa tertentu yang sangat berguna pada saat maintenance. Biasanya gate valve ini dipasang pada setiap pencabangan pipa. Selain itu perlengkapan ini biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan crossing jalan raya. e. Fitting-fitting

Fitting-fitting (tee, bend, reducer dan lain-lain) perlu disediakan dan dipasang pada perpipaan distribusi sesuai denga keperluan di lapangan. Apabila pada suatu jalur pipa terdapat lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar,penggunaan fitting bend (belokan) oleh tidak dilakukan selama defleksi pada sambungan pipa tersebut masih sesuai dengan yang disyaratkan untuk jenis pipa tersebut.

f. Peralatan Kontrol Aliran

Kalau dianggap perlu, pada setiap jarak 200 – 300 m pada jalur pipa transmisi harus dipasang peralatan kontrol untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya clogging (penyumbatan) dalam pipa akibat kotoran yang terendapkan. Unit peralatan ini akan terdiri dari gate valve, dan fitting tempat memasukan alat pembersih ke dalam pipa serta tempat penggelontoran. Penampatan peralatan ini harus dipilih pada tempat yang relatif cukup luas untuk penempatannya, dan ada saluran/tempat yanglebih rendah untuk membuang air dari penggelontoran tersebut. Direncanakan unit ini akan dilindungi dalam bak kontrol.

g. Jalur Pipa Sekunder/tersier

Sambungan rumah/sambungan ke bangunan lain tidak boleh dilakukan terhadap pipa induk distribusi dengan diameter yang lebih besar dari @

Hal - 19

150 mm. Untuk itu diperlukan perpipaan sekunder/tersier yang berukuran @ 80 mm atau @ 50 mm yang dipasang sejajar (sesuai dengan keperluan) dengan diameter induk tadi untuk tempat pemasangan sambungan rumah tersebut. Apabila pada kedua tepi jalan, posisi bangunan rumah cukup rapat, maka diperlukan pemasangan pipa sekunder/tersier di kedua tepi jalan tersebut, untuk mengurangi terjadinya penyeberangan pipa terhadap jalan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan banyaknya kebocoran yang umumnya terjadi pada penyeberangan pipa akibat pecahnya pipa tersebut.

Perencanaan Hidrolis Perpipaan Transmisi

a. Kapasitas perencanaan dan dimensi pipa

Sistem perpipaan transmisi pada dasarnya diperhitungkan kebutuhan maksimum harian tahap I ( 2000 )

b. Perhitungan dimensi pipa

Dimensi pipa transmisi akan ditentukan berdasarkan Rumus Hazen William sebagai berikut:

H = 1,214 x 1010

Dimana : H = Kehilangan tekanan (m)

L = Panjang pipa (m) Q = Debit air (liter/detik) D = Diameter dalam pipa (mm) C = Koefisien kekasaran pipa

Koefisien kekaksaran pipa,bergantung kepada jenis dan kondisinya dan besarnya terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Lampiran 1.7. Harga Koefisien Pipa C1,85 D4,87

Hal - 20

No. Jenis Pipa

(kondisi baru) Harga koefisien kekasaran pipa 1 2 3 4 AC

Ductile, cast iron, GIP PVC DICL, MSCL 130 120 140 130 c. Kecepatan aliran

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan dimensi pipa adalah kecepatan aliran. Dalam perencanaan ditentukan sebagai berikut:

¾ Kecepatan maksimum = 2 – 3 m/detik

¾ Kecepatan minimum = 0,3 m/detik

d. Tekanan kerja

Tekanan kerja maksimum yang terjadi pada perpipaan transmisi ditentukan berdasarkan tekanan kerja maksimum yang diizinkan untuk bahan pipa tersebut.

Perpipaan Distribusi

a. Kapasitas sistem dan dimensi pipa

Kapasitas sistem dan dimensi perpipaan distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan air pada saat jam puncak yang terjadi pada tahun 1995. Pemilihan dimensi pipa dilakukan dengan mempergunakan rumus Hazen William dan metode Hardy Cross.

b. Tekanan kerja

Tekanan kerja minimum yang terjadi pada perpipaan distribusi direncanakan sebesar 1,0 bar (dihitung terhadap permukaan tanah)

c. Koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran

Harga-harga koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran air dalam sistem perpipaan distribusi pada dasarnya sama dengan ketentuan-ketentuan seperti yang telah disebutkan untuk perpipaan transmisi.

Dokumen terkait