• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN PIPA TRANSMISI

4. SPESIFIKASI PEKERJAAN BETON

Umum

Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan mengenai spesifikasi material dan spesifikasi teknis pekerjaan beton, pasangan dan perbaikan jalan dalam

hubungannya dengan pekerjaan pemasangan pipa. Pekerjaan inimeliputi : semua pekerjaan beton dan pekerjaan pasangan untuk dudukan pipa (trust block), grouting pada bangunan beton untuk gantungan pipa dan perbaikan kembali jalan akibat galian pipa.

Pekerjaan Beton

Umum

¾ Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan beton 1971 (PBI 1971) dan harus

melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan instruksi-instruksi oleh Direksi.

¾ Semua pekerjaan beton yangtidak sesuai persyaratan yang ada dalam rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan (RKS) serta gambar-gambar rencana harus dibongkar dan diganti atas biaya kontraktor.

Bahan

¾ Portland Cement (PC)

Semua merk PC yang digunakan harus dari portland cement merk standard dan memenuhi persyaratan Portland Cement Klas I-2475 (PBI 1971 dan N-2). PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh digunakan.

Lampiran - 8 ¾ Pasir dan Koral

Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5, mempunyai gradasi yangbaik, diamter maksimal 3,0 cm dan tidak mengandung lumpur.

Air

Air untuk pembuatan beton harus mengikuti syarat PBI 1971 pasal 3.6. sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

Campuran Beton

¾ Campuran beton menggunakan perbandingan 1:2:3 dengan pemakaian dipakai air bersih yang dapat diminum.

Perlindungan Beton

¾ Perlindungan terhadap hujan

Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan. ¾ Perlindungan terhadap timbunan tanah.

Tidak diperbolehkan menimbun dengan tanah terhadap beton yangbelum mengering dan masih lunak.

Penolakan dari beton

¾ Direksi berhak menolak pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Kontraktor harus mengganti/membongkar dan memperbaiki beton-beton yangtidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh direksi.

¾ Syaratkekuatan beton

Kekuatan beton harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI-1987 Bab 4.5, 4.6 dan 4.8.

¾ Toleransi kesalahan pada pelaksanaan beton

Beton harus mempunyai ukuran-ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak boleh melampaui toleransi di bawah ini:

ƒ Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik + 0,5 cm posisi yang seharusnya.

Lampiran - 9 Pengecoran

¾ Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, kontraktor harus memberi tahu Direksi Proyek dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan Direksi Proyek, maka kontraktor akan diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri.

¾ Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan menurut gambar atau dengan persetujuan Direksi Proyek.

¾ Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui menurut ketentuan yang telah dijekaskan pada gambar atau atas persetujuan Direksi Proyek.

¾ Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi Proyek.

¾ Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar dan kontinyu sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang belum di cor. Metode dan cara pengangkutan beton yang akan dilakukan oleh kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi.

¾ Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam papan bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting metika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun

Lampiran - 10 juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.

¾ Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah dicor pada tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter arah mendatar. Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60 – 70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, keculai bila diperlukan untuk bagian konstruksi miring.

Pemadatan dan Penggetaran

¾ Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut harus telah padat betul dan tetap, tidak ada penurunan lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral.

¾ Perhatikan khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling waterstop.

¾ Kontraktor harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang cukup. ¾ Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Direksi

Proyek dapat mengajukan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).

¾ Pekerjaan pengecoran harus dipadatkan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koral yang akan memperlemah kekuatan beton.

¾ Bagian dalam dinding beton harus digetarkan dengan vibrator (triller) dan pada waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.

¾ Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara seksama.

¾ Dal hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator harus diperhatikan hal-hal sesbagi berikut:

Lampiran - 11 ƒ Jarum penggetar harus dimasukan kedalam adukan secara vertikal

dan dengan persetujuan Direksi Proyek, dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat.

ƒ Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakan kearah karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.

ƒ Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras lebih dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

ƒ Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 – 50 cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.

ƒ Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

ƒ Jarak antra pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa sehingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

Perlindungan cuaca dan perawatan beton

¾ Perlindungan cuaca panas

Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung terhadap panas matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.

¾ Perlindungan musim hujan

¾ Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan dan beton yang dicor harus dilindungi dari curahan hujan. Penghentian beton yang baru di cor harus dilindungi terhadap pengikisan aliran air hujan. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, maka seluruh beton diperiksa untuk diperbaiki dan

Lampiran - 12 dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan izin Direksi terlebih dahulu. ¾ Perlinungan beban selama dalam proses pengerasan lantai dan bagian

konstruksi yang lain, tidak diperkenankan mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan atau sebagai tempat penimbunan bahan.

¾ Tidak diperbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.

¾ Selama perawatan, bekisting kayu dibiarkan tetap tinggal agar beton tetap basah untuk mencegah retak pada sambungan beton lama dan baru karena pengeringan beton yang terlalu cepat.

¾ Semua beton hendaknya sellau dalam keadaan basah selama paling sedikit 7 hari dengan cara membasahi dengan air.

Penyelesaian Permukaan Beton

¾ Penyelesaian permukaan

Semua permukaan atau permukaan yangdicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Proyek. Permukaan pelat beton merupakan suatu permukaan yang rapih, licin, merata dan keras. Dilarang menaburkan semen kering dan pasir di atas permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan bagian atas dinding ”exposed” harus dirapihkan dengan sendok aduk dari baja.

Perbaikan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan ”exposed” (terbuka) harus diperiksa secara teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar diperoleh suatu permukaan yang seragam dan merata. Perbaikan hanya boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi Proyek,

Lampiran - 13 pekerjaan perbaikan dari Direksi Proyek, pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk Direksi Proyek.

Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa dengan cara yang dibenarkan dan tidak memperlemah kekuatan beton.

Semua perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki. Untuk struktur reservoir dan yang berhubungan dengan air, sebelum struktur diisi dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus diberi tanda dan diperbaiki agar menjadi kedap dengan adukan water profing.

Beton Kedap Air

¾ Semua beton rapat air diberi lapisan water proofing, lapisan water proofing harus dari bahan yang tidak beracun atau dapat menjadi sebab tercemarnya air. Pemakaian merk dan jenis water proofing harus dengan persetujuan Direksi Proyek. Cara pemasangan dan pengangkeran waterstop harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kedudukan waterstop tetap teguh dan tidak terliput beton pada waktu pengecoran.

¾ Pemberhentian pengecoran beton rapat air harus diberi waterstop. Contoh dari tiap ukuran dan bentuk bahan dari waterstop yang akan digunakan harus diserahkan pada Direksi Proyek untuk disetujui.

¾ Sambungan-sambungan delatasi baik vertikal maupun horizontal harus diberi sealant yang disetujui Direksi.

Dokumen terkait