• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Penyiar Merancang Pesan Siaran di Radio Ramaloka FM

4.2 Deskripsi Data

4.3.2. Cara Penyiar Merancang Pesan Siaran di Radio Ramaloka FM

Pada program acara di radio Ramaloka FM, terdapat dua aliran musik yang dominan diputarkan, yaitu musik pop Indonesia dan musik dangdut. Pada

penelitian ini, peneliti akan terfokus pada acara “Goyang Senggol” untuk program acara dangdut, serta “Rehat” dan “Hits Request” untuk program acara pop

Indonesia. Program acara “Goyang Senggol” dan “Hits Request” merupakan acara

request lagu yang membuka interaksi antara penyiar dan pendengar, sedangkan

acara “Rehat” merupakan acara berisi informasi dan musik yang tidak membuka

interaksi dengan pendengar. Perbedaan cara merancang pesan siaran tersebut dapat tergantung dari jenis musiknya, yakni program acara dangdut dan pop Indonesia, jenis program acaranya yaitu acara request dan acara yang berisi informasi, ataupun dari seperti apa kemampuan penyiarnya. Hal tersebut akan dibahas secara mendalam di sini.

Program acara yang pertama yaitu “Goyang Senggol”. Acara ini merupakan program acara request lagu dangdut yang mengudara setiap hari Senin sampai Sabtu, mulai dari jam 09.00 sampai jam 12.00 siang, yang dibawakan oleh Asri Aulia. Pada company profile radio Ramaloka FM disebutkan bahwa acara

“Goyang Senggol” memberikan informasi kesehatan dan umum, namun pada

kenyataannya penyiar hanya melayani permintaan lagu dan kirim-kirim salam saja, dan tidak memberikan tips ataupun informasi bagi pendengarnya. Hal ini dikarenakan pada acara ini banyak pendengar aktif yang menelpon untuk meminta lagu kepada penyiar. Sehingga penyiar lebih banyak berinteraksi dengan pendengar karena lebih banyak pendengar yang menghubungi melalui saluran telepon. Bahkan berdasarkan pengamatan, pendengar acara ini sangat bersemangat untuk berinteraksi dengan penyiar. Asri Aulia mengatakan bahwa,

“Emang kalo di acara dangdut seperti Goyang Senggol itu, pendengar

sangat antusias untuk interaksi sama kita. Banyak yang request sama kirim-kirim salam juga. Kadang sampai kewalahan karena untuk satu orang suka ada yang

lama banget nelponnya, sedangkan di belakangnya masih banyak yang ngantri. Kebanyakan dari mereka itu usia dewasa yang ikut bergabung untuk request lagu. Seperti para pekerja dan ibu rumah tangga.”

Berdasarkan pengamatan, tidak ada materi khusus yang disiapkan oleh Asri Aulia sebelum dimulainya siaran, karena pada acara “Goyang Senggol”

penyiar hanya secara spontan saja menyampaikan isi siarannya. Program acara

“Goyang Senggol” memang hanya melayani request lagu dan kirim-kirim salam dari pendengarnya dan tidak ada informasi lain yang disampaikan. Persiapan yang dilakukan sebelum siaran yaitu hanya menyiapkan berita dari media online yang

akan disampaikan setiap satu jam sekali pada “Kilas Berita Ramaloka”.

Cara Asri Aulia menyampaikan pesan pada acara “Goyang Senggol” ini

menggunakan logika konvensional pada teori logika pesan, di mana terdapat komunikasi dua arah antara penyiar selaku komunikator dan pendengar selaku komunikannya. Logika konvensional pada acara “Goyang Senggol” ini dilakukan

ketika penyiar menyesuaikan diri dengan bahasa yang digunakan oleh pendengar seperti penggunaan bahasa daerah, dan juga terdapat peraturan tentang durasi lama menelpon, dan hanya lagu dangdut yang diperbolehkan untuk di-request oleh pendengar.

Meski telah ada peraturan tentang lama menelpon, terkadang ada saja pendengar yang menelpon terlalu lama sehingga penyiar mengingatkan pendengar agar berbicara secukupnya saja karena masih banyak pendengar lain yang juga ingin bergabung. Pada saat inilah penyiar merancang pesan untuk mengingatkan

pendengar dengan bahasa yang sebisa mungkin sopan dan tidak menyakiti perasaan pendengar, yang termasuk pada logika retorika. Asri Aulia mengatakan,

“Ya, kalo ada yang nelponnya kelamaan gitu paling saya ingetin aja pake bahasa yang sopan. Mohon maaf ya pak, di belakangnya masih ada lagi yang mau telpon. Kan kasian nanti ngga kebagian. Makasih ya udah request lagunya, nanti bakal langsung diputerin. Nah, contohnya kira-kira kaya gitu. Biar gimanapun jangan sampe nunjukin kalo kita ini kesel sama pendengar, nanti yang ada mereka

ngga mau lagi gabung di acara kita.”

Sementara logika ekspresif pada acara Goyang Senggol lebih terlihat penggunaannya pada saat membuka dan menutup acara saja, di mana belum terjadi interaksi dengan pendengar, dan penyiar menunjukkan perasaannya dengan mengatakan bahwa penyiar merasa senang dapat berjumpa kembali dengan pendengar pada acara tersebut. Terlebih lagi acara Goyang Senggol dibawakan pada pagi hari, sehingga penyiar harus senantiasa menunjukkan perasaan semangat dan keceriaan.

Pada program acara “Hits Request”, hampir sama dengan acara “Goyang Senggol” yaitu merupakan acara yang membuka interaksi dengan pendengarnya.

Acara ini merupakan program acara request lagu pop Indonesia yang mengudara

setiap hari Senin sampai Jum‟at, mulai dari jam 15.00 sampai jam 17.30 sore,

yang dibawakan oleh Vina Asmara. Pada program acara yang dibawakannya, pendengar banyak yang menelpon pada saat awal-awal hingga pertengahan acara saja. Sedangkan menjelang akhir acara, pendengar lebih sedikit yang berinteraksi.

Cara perancangan pesan atau persiapan yang dilakukan oleh Vina Asmara yaitu dilakukan pada saat sebelum melakukan siaran. Penyiar terlebih dahulu menyiapkan berita online yang akan dibacakan pada “Kilas Berita Ramaloka”

yang akan disampaikan satu jam sekali. Selain itu, penyiar juga melihat informasi ringan terkini melalui media sosial online baik itu melalui instagram, facebook, twitter, ataupun mencari melalui penelusuran google. Hal ini dilakukan karena pada saat tidak ada pendengar yang menelpon, informasi yang didapat tersebut akan disampaikan kepada pendengar sambil terus mengajak pendengar untuk bergabung. Penyiar juga memberikan informasi terbaru mengenai lagu, penyanyi, atau grup band tertentu.

“Pendengar acara Hits Request itu banyak yang request dan kirim-kirim salam pas opening sampe pertengahan acara. Kalau udah mau ke akhir biasanya emang dikit yang nelpon. Tapi ya, yang request emang ada aja. Biasanya saya akalin dengan ngasih tips, informasi, sambil terus ngajak mereka. Kalo ngga ada yang request, ya langsung saya puterin lagu aja.”

Berkaitan dengan teori logika pesan, logika yang digunakan pada acara

Hits Request” adalah logika konvensional di mana terjadi interaksi antara

penyiar dan pendengar melalui saluran telepon. Pada acara ini juga terdapat aturan seperti pendengar harus menyebutkan nama dan alamat, waktu pendengar untuk menelpon dibatasi agar memberi kesempatan pada pendengar lain yang ingin menelpon, serta pendengar hanya diperbolehkan merequest lagu pop terbaru dari tahun 2012 sampai 2016 saja.

Sedangkan ketika tidak ada pendengar, penyiar menggunakan logika ekspresif di mana penyiar berbicara tanpa ada pendengar sebagai lawan bicaranya, dan hanya menyampaikan informasi tanpa ada feedback dari pendengar. Informasi yang disampaikan tersebut berisi tentang penyanyi ataupun musik yang diputarkannya serta informasi mengenai permasalahan yang sedang hangat. Karena tidak berhadapan dengan pendengar, penyiar akan menanggapi sendiri informasi yang dibawakannya. Hal tersebut juga merupakan cara menarik minat pendengarnya dengan penyampaian pesan yang bersifat terbuka dan reaktif untuk terus memancing pendengarnya bergabung. Jika tidak ada penelpon yang masuk, maka penyiar memutarkan lagu sesuai keinginannya dan tidak memenuhi keinginan dari pendengar.

Berikut ini kesamaan dan perbedaan secara umum pada program acara request musik pop dan musik dangdut :

Dangdut Pop

Memutarkan lagu terlebih dahulu sebelum membuka acara untuk menarik perhatian pendengar.

Memutarkan lagu terlebih dahulu sebelum membuka acara untuk menarik perhatian pendengar.

Wajib membacakan “Kilas Berita Ramaloka” setiap satu jam sekali pada

program acara yang dibawakan

Wajib membacakan “Kilas Berita Ramaloka” setiap satu jam sekali pada

program acara yang dibawakan Lebih banyak berinteraksi dengan

pendengar. karena lebih banyak pendengar yang menghubungi melalui telepon.

Pendengar banyak yang menelpon pada saat awal-awal hingga pertengahan acara saja. Sedangkan menjelang akhir acara, biasanya pendengar lebih sedikit yang berinteraksi

Selain “Kilas Berita Ramaloka”, tidak

ada informasi atau tips khusus yang disampaikan, hanya melayani request dan kirim-kirim salam saja.

Selain request dan kirim-kirim salam, terkadang ada informasi khusus yang disampaikan. Terutama ketika sedikit pendengar yang menelpon.

Kebanyakan pendengarnya berusia dewasa, pekerja, dan ibu rumah tangga.

Pendengarnya lebih banyak berusia remaja. Meskipun ada beberapa

pendengar dewasa yang ikut berinteraksi juga.

Umumnya merupakan pendengar yang sering menelpon, sehingga penyiar sudah mengetahui siapa pendengarnya hanya dari mendengar suaranya.

Pendengar yang menelpon tidak selalu pendengar setia saja. Ada juga

pendengar yang baru melakukan interaksi, sehingga penyiar tidak selalu hapal siapa pendengarnya.

Tabel 4.3.2 Persamaan dan Perbedaan Program Acara Pop dan Dangdut

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa Asri Aulia ketika membawakan acara “Goyang Senggol” lebih banyak pendengar aktif yang bergabung, sedangkan pada acara “Hits Request” yang dibawakan oleh Vina

Asmara lebih sedikit pendengar yang bergabung. Hal ini menjadikan acara

“Goyang Senggol” lebih berfokus pada pendengar aktif, dan informasi menjadi

berkurang. Sedangkan “Hits Request” lebih berfokus pada pendengar pasif dengan

adanya informasi yang disampaikan oleh penyiar.

Dedi selaku Station Manager yang lebih paham mengenai Radio Ramaloka FM secara keseluruhan, menjelaskan bahwa sebenarnya pada setiap program acara di radio Ramaloka FM lebih mengutamakan interaksi yang berarti lebih menargetkan pada pendengar aktif sehingga program acara yang saat ini ada memang dirancang untuk bersifat interaktif, meskipun ada beberapa program acara yang tidak ada interaksi dengan pendengar di dalamnya. Seperti yang beliau katakan bahwa,

“Saya pikir siaran di radio Ramaloka ini seharusnya lebih dominan yang interaktif yang pada akhirnya lebih menargetkan ke pendengar aktif, karena di dalamnya lebih banyak pendengar ikut komunikasi. Meskipun kenyataannya

memang pada program acara dangdut itu interaktifnya lebih terasa karena pendengar yang interaksinya lebih banyak. Untuk program acara pop, tetap ada interaksi tetapi tidak seperti acara dangdut yang sangat banyak pendengar

interaktifnya.”

Radio Ramaloka FM yang dapat dikatakan radio multi-segment yang lebih banyak menargetkan masyarakat menengah ke bawah dapat diketahui dengan jelas dari selera musik pendengarnya. Meskipun ada program acara yang memutarkan lagu pop, tetap lagu dangdut lebih banyak diminati oleh pendengar radio ini.

Pada hasil observasi, masing-masing penyiar berusaha untuk membentuk penciptaan suatu imajinasi (Theater of Mind) pada pikiran pendengarnya. Dengan menggunakan cara ini, penyiar mengimajinasikan berbagai hal yang ada di sekitarnya. Pada saat memberi informasi kepada pendengarnya, baik itu seputar informasi tentang musik, lifestyle, kesehatan, dan sebagainya, penyiar memberikan bayangan pikiran kepada pendengar agar pendengar mudah memahami informasi tersebut tanpa harus berpikir keras. Dengan menggunakan

theater of mind ini penyiar sedang membayangkan apa yang sedang dipikirkan

oleh pendengarnya.

Khususnya pada program acara “Rehat” yang dibawakan oleh Asri Aulia,

penyiar yang juga membawakan acara yang berisi tips dan informasi ini mengatakan bahwa untuk menarik perhatian pendengarnya dia tidak langsung kepada tips atau informasi yang akan disampaikannya. Tetapi terlebih dahulu

membuka pembicaraan lain dan kemudian mengkaitkannya dengan tips atau informasi yang akan disampaikan tersebut. Meskipun tidak berinteraksi dengan pendengar, penyiar berimajinasi seolah-olah sedang mengobrol dengan pendengar tersebut, pada saat inilah penyiar menggunakan imajinasinya melalui theater of mind. Logika pesan yang digunakan oleh Asri Aulia pada acara “Rehat” adalah

logika ekspresif di mana penyiar berbicara seorang diri dengan menggunakan imajinasinya.

Logika pesan yang digunakan pada radio PBS FM yaitu logika ekspresif, di mana penyiar berbicara tanpa ada pendengar sebagai lawan bicaranya, dan hanya membacakan permintaan lagu yang telah dikirimkan oleh pendengar melalui sms dan media sosial facebook. Logika konvensional pada radio PBS hanya terjadi pada program acara musik dangdut di mana pendengar dapat berinteraksi langsung dengan penyiar pada program acara karaoke.

4.3.3. Karakteristik Penyiar dalam menyampaikan Pesan Siaran di Radio

Dokumen terkait