• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KOMUNIKASI PENYIAR ACARA MUSIK DI RADIO RAMALOKA FM - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAYA KOMUNIKASI PENYIAR ACARA MUSIK DI RADIO RAMALOKA FM - FISIP Untirta Repository"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh : Ryan Hardeanto NIM. 6662100756

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

arti dari kuat yang sebenarnya

-Hyuuga

Hinata-Skripsi ini kupersembahkan untuk

keluargaku tercinta. Terutama untuk Ibu

dan Bapakku yang selalu memberiku

semangat

serta dukungan dalam kondisi

(6)

Radio Ramaloka FM merupakan radio yang bersegmentasikan masyarakat menengah ke bawah yang mengusung format multi-segment. Hal ini dibuktikan dari adanya beragam lagu Indonesia mulai dari dangdut, pop, hingga tembang kenangan. Dengan ada sedikit lagu etnik atau daerah dan lagu mancanegara. Dalam melakukan tugasnya, penyiar di radio Ramaloka FM berperan sangat penting untuk membawa nama radio dalam menyampaikan hiburan dan informasi yang sesuai dengan segmentasi kepada pendengarnya. Maka dari itu, gaya komunikasi yang sesuai dengan segmentasi tersebut perlu dikuasai oleh penyiar agar pendengar tetap setia mendengarkan radio Ramaloka FM. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Logika Desain Pesan. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi secara langsung di radio Ramaloka FM. Hasil dari penelitian ini yaitu Gaya Komunikasi di radio Ramaloka FM mayoritas menyesuaikan dengan pendengar yang dihadapinya. Selain itu, radio Ramaloka FM juga lebih mengutamakan pada interaksi antara penyiar dengan pendengar, sehingga pada radio ini lebih mengutamakan pada pendengar aktif. Meskipun hal ini lebih efektif pada program acara dangdut. Pembawaan penyiar pada saat membawakan suatu acara dilakukan dengan santai dan menghibur. Serta gaya percakapan setiap penyiar yang memiliki karakter berbeda. Untuk lebih mengakrabkan dengan pendengar, seringkali diadakan program off air yang melibatkan penyiar dan pendengar.

(7)

that carries multi-segment format. These have been proved from existence of various Indonesian songs starting from dangdut, pop, until memory song. There is little song with ethnic or regional and foreign songs. When doing their job, announcer in radio Ramaloka FM have important role to bring radio name in delivering entertainment and information which appropriate to their audience segmentation. Therefore, communication style according to the segmentation need to be controlled by the announcer in order to remain faithful listener to listen to radio Ramaloka FM. In this research, researcher uses the theory of Message Design Logic. This research also uses qualitative method with constructivist paradigm. Data collection technique which used by researcher is through deep interview and direct observation in radio Ramaloka FM. The results of this research, the majority Communication Style in radio Ramaloka FM adapt with listener faces. Furthermore, radio Ramaloka FM also more priority to interaction between announcers with listeners, so that in this radio prioritize more on active listener. Although this matter more effective in the dangdut event program. Announcer delivery when present an event done with ease and comfort. As well conversational style every announcer who has a different character. To further familiarize with the audience, often held off air program involving announcer and listeners.

(8)

vi Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan nikmat, rahmat, dan ridho-Nya hingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan umat Islam, sang revolusioner dunia, baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kita semua sebagai pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan tingkat Strata Satu (SI) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali memperoleh bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak yang dengan penuh perhatian memberikan banyak hal sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Oleh karena itu dengan segenap ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Allah SWT.

2. Nabi Muhammad Saw.

(9)

vii Komunikasi.

6. Bapak Darwis Sagita, S.Ikom., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, sekaligus juga dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya dari semester 1 hingga saya menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Naniek Afrilla Framanik, S.sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi yang sangat berarti bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Dr. Rangga Galura Gumelar, Dipl. Ing (FH)., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan-masukan terbaik ditengah kesibukannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi, Staf Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, dan Staf Perpustakaan FISIP yang telah memberikan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi dan menempuh pendidikan di Untirta.

10. Kedua orang tua, terutama ibu saya yang selalu memberi dukungan moril dan materil serta selalu mendoakan dan memberi motivasi agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi.

(10)

viii menyelesaikan skripsi.

13. Kang Bayu, Pak Dedy, Pak Aji, Kang Ega, Kang Gilang, Teh Asri, dan Vina selaku Tim Group Radio Ramaloka FM yang telah banyak membantu saya dalam pengerjaan skripsi.

14. Bunda Euis dan Kang Rudi selaku pendengar radio Ramaloka FM yang telah bersedia menjadi informan penelitian.

15. Teman-teman di Kreative Movie Pictures dan Wongkene Art Production yang sudah saya anggap sebagai bagian dari keluarga saya.

16. Teman-teman Humas Ilmu Komunikasi angkatan 2010.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang, Januari 2017

(11)

ix LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR…………...……… vi

DAFTAR ISI……….………. xi

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah…..……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 8

1.3 Identifikasi Masalah………...………... 8

1.4 Tujuan Penelitian……….….………. 9

1.5 Manfaat Penelitian………. 9

1.5.1 Manfaat Teoritis...………...……… 9

1.5.2 Manfaat Praktis ……….. 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS…..………...……….. 10

2.1 Deskripsi Teori……...……….………….… 11

2.2 Teori LogikaPesan…….………...……... 12

(12)

x

2.3.5 Gaya Komunikasi……….. 23

2.4 Komunikasi Massa………... 27

2.4.1 Fungsi Komunikasi Massa………...……… 30

2.5 Radio………...………... 33

2.5.1 Karakteristik Radio Siaran………...…. 35

2.6 Penyiar Radio……….………...…. 37

2.7 Pendengar………..………. 40

2.8 Kerangka Konsep……….……….……. 43

2.9 Penelitian Terdahulu………...………… 47

BAB III METODOLOGI PENELITAN………. 53

3.1 Metode Penelitan………...………. 53

3.2 Paradigma Penelitian……….. 54

3.3 Teknik Pengumpulan Data………..……… 56

a. Wawancara………..……….. 56

b. Observasi………57

c. Telaah Dokumen……… 58

3.4 Informan Penelitian………..…………...………59

3.5 Analisis Data………..…………...……….. ………... 59

3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian……….….. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN………..………... 62

4.1 Deskripsi ObjekPenelitian………. 62

(13)

xi

4.1.5 Proporsi Sajian Musik………... 65

4.1.6 Segmentasi Pendengar...………... 65

4.1.7 Produk Radio………... 66

4.1.7.1 Program Harian……….66

4.1.7.2 Program Mingguan……… 68

4.2 DeskripsiData……….………70

4.3 Pembahasan………..……….….72

4.3.1 Gaya Komunikasi Penyiar Radio Ramaloka FM... 75

4.3.2 Cara Penyiar Merancang Pesan Siaran di Radio Ramaloka FM... 81

4.3.3 Karakteristik Penyiar dalam menyampaikan Pesan Siaran…...… 89

4.3.4 Kendala Penyiar Radio Ramaloka FM……….. 93

4.4 Hasil Observasi………..………..….……….….96

BAB V PENUTUP……….………...…... 104

5.1 Kesimpulan……….…104

5.3 Saran………... 105 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xii

Tabel 2.9 Penelitian Sebelumnya………..… 44

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian………...………… 56

Tabel 4.1.6.1 Segmen Pendengar………...….… 61

Tabel 4.1.6.2 Proporsi Jenis Kelamin Pendengar……… 61

(15)

xiii

(16)

xiv

Lampiran 2 Biodata Informan Pendukung………... 104

Lampiran 3 Pedoman Wawancara……….... 105

Lampiran 4 Transkrip Wawancara……….... 107

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi………...… 130

Lampiran 6 SuratIjin Penelitian………...… 132

Lampiran 7 Surat Penerimaan Penelitian……….. 133

Lampiran 8 Dokumentasi………..… 134

(17)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah terlepas dari interaksi dengan sesamanya sehingga manusia akan selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dalam melakukan komunikasi, manusia dapat melakukannya secara langsung, dan dapat juga dilakukan melalui saluran

(channel). Di mana melalui saluran ini, pesan dari komunikator disampaikan

kepada komunikan melalui media tertentu. Dengan demikian, setiap manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya.

(18)

Salah satu alat komunikasi yang sudah lama dan banyak digunakan adalah radio. Meskipun radio hanya menyampaikan pesan lewat suara, tapi tetap mengutamakan keakuratan dan keaktualan berita yang disampaikan1. Radio adalah salah satu media massa elektronik tertua, jauh sebelum adanya televisi dan internet. Jika surat kabar mendapat julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kelima atau the fifth estate.2 Ini dikarenakan radio siaran sama seperti surat kabar, yakni turut melakukan fungsi kontrol sosial seperti memberi informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi3.

Radio adalah media yang bersifat auditif, yang berarti hanya untuk didengarkan. Berbeda dengan televisi yang bersifat audiovisual, yakni dapat dilihat dan didengarkan4. Salah satu alasan radio banyak didengarkan oleh masyarakat yaitu karena radio adalah media yang praktis, dapat didengarkan di mana saja dan kapan saja. Pada saat berkendara di mobil, pendengar tetap dapat mendapatkan hiburan melalui musik yang didengarkan, ataupun mendapatkan informasi dan berita melalui radio di dvd player kendaraan. Bahkan, berkat kemajuan teknologi saat ini, radio tidak hanya dapat didengarkan melalui radio

tape saja, melainkan dapat juga didengarkan melalui telepon seluler, dan juga

melalui televisi.

1

http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/2918-perkembangan-radio-dalam-kalangan-masyarakat-modern diakses pada tanggal 23 November 2015 pukul 12.36 WIB

2

Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung:Rosdakarya. 2007. h.128

3

Ibid p.128

4

(19)

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang mempunyai peranan penting sebagai media bagi masyarakat yang membutuhkan berita ataupun informasi. Selain itu, radio juga menyajikan hiburan pada pendengarnya. Salah satunya melalui program acara musik. Pendengar bisa mendapatkan hiburan dari musik yang diputarkan, dan pendengar juga dapat berinteraksi secara langsung dengan penyiar dari radio yang didengarkannya.

Pendengar merupakan orang-orang yang sangat loyal dan sangat bersahabat, di banyak kasus, para pendengar memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah stasiun radio ini tidak memuaskan pendengarnya, para pendengar akan segera mematikan gelombang tersebut. Mereka akan segera pindah ke gelombang radio lainnya.5

Program acara musik pada radio tetap menjadi program unggulan di setiap stasiun radio karena pendengar radio banyak yang lebih senang mendapatkan hiburan dari mendengarkan lagu atau musik. Seperti pada radio Ramaloka FM yang lebih mengutamakan hiburan berupa program acara musik. Bayu Pratama, Program Manager Ramaloka FM mengatakan bahwa seringkali pendengar akan memindahkan saluran ketika terlalu banyak dijejali berita atau informasi saja. Maka, pada radio ini informasi hanya dijadikan selingan di antara acara musik.6

5

Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing. 2005. h.119

6

(20)

Penyiar adalah seorang komunikator pada radio yang memiliki tugas untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya, dalam hal ini yaitu pendengar. Selain berbicara, penyiar harus mampu mengakrabkan diri dengan pendengarnya sehingga tercipta adanya kedekatan antara penyiar dengan pendengar. Pada setiap program acara tidak terkecuali acara musik, seorang penyiar harus mempunyai kemampuan lebih dari sekedar berbicara saja. Meskipun pendengar lebih senang mendengarkan lagu yang diputarkan di radio tersebut, jika penyiarnya menarik maka pendengar akan lebih tertarik lagi untuk mendengarkan acara pada radio tersebut.

Setiap orang yang mampu berbicara dengan lancar, tentu memiliki juga potensi untuk menjadi penyiar. Tetapi sebenarnya ada tiga hal penting yang harus dimiliki oleh seorang penyiar, yaitu announcing skill (keterampilkan menuturkan segala sesuatu menyangkut musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan), operating

skill, (keterampilan mengoperasikan segala peralatan siaran), dan musical touch,

(keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi pendengar).7 Ketiga hal tersebut memerlukan latihan secara terus menerus.

Radio Ramaloka FM merupakan salah satu stasiun radio tertua di Kota Serang yang telah berdiri sejak tahun 1977. Format dari radio Ramaloka FM lebih menargetkan pada masyarakat kalangan menengah ke bawah. Karena itulah untuk program acara musik, radio ini lebih banyak memutarkan lagu dangdut. Presentase musik dangdut pada radio ini cukup tinggi, yakni sebesar 50%. Sementara genre musik lainnya seperti pop sebesar 30%, serta musik barat dan

7

(21)

etnis tradisional masing-masing hanya 10% saja.8 Menurut Bayu Pratama, Program Manager radio Ramaloka FM, untuk mendapatkan target masyarakat kalangan bawah, musik dangdut harus mendapatkan presentase tertinggi karena masyarakat menengah ke bawah lebih banyak yang menyukai musik dangdut dibandingkan musik lainnya. Hal ini terbukti dengan lebih aktifnya pendengar pada saat program acara request lagu dangdut.9

Sesuai dengan format siarannya, terdapat berbagai program acara yang

menyajikan lagu dangdut seperti “Digoda (Digoyang Dangdut)”, “Goyang

Senggol”, “Ajojing”, “Dangdut Pure”, “DELTA (Deretan Lagu Dangdut

Teratas)”, dan “Darling (Dangdut Tarling)”. Semua program acara tersebut

memutarkan berbagai lagu dangdut mulai dari dangdut asli, dangdut tradisional, sampai lagu dangdut house dan remix.10

Adapun dari segi segmentasi, radio Ramaloka FM dapat dikategorikan sebagai radio multi-segmen karena mencakup berbagai usia dan jenis musik meskipun yang paling banyak adalah lagu dangdut. Untuk usia, mulai dari usia remaja sampai dewasa yakni 17-50 tahun, dengan presentase pria 55% dan wanita 45%.

Masing-masing penyiar di radio Ramaloka FM memiliki kemampuan yang berbeda, dan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri pada saat melakukan siaran. Ada penyiar yang lebih mahir membawakan acara request lagu, ada yang

8Company Profile

Radio Ramaloka FM

9

Wawancara Bayu Pratama, Program Director Radio Ramaloka FM. 5 Januari 2016

10

(22)

hanya mampu memandu acara talkshow saja, dan penyiar juga disesuaikan usianya ketika membawakan program acara musik tertentu.11 Karena akan berbeda gaya siaran dari penyiarnya pada saat menjadi penyiar di acara musik dangdut dan etnik, dengan gaya siaran penyiar yang membawakan acara musik pop atau barat.

Pada acara request lagu, penyiar di radio Ramaloka FM lebih mengandalkan pada line telepon dengan pendengar. Pada penyiar di acara musik dangdut, gaya siarannya semi-formal dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu baku. Seringkali di antara bahasa Indonesia yang digunakan, penyiar juga turut menyisipkan bahasa daerah yang banyak dituturkan oleh masyarakat di Kota Serang, yaitu bahasa Jawa Serang pada saat melakukan siaran. Khususnya pada program acara lagu etnik, penyiar diharuskan menggunakan

bahasa daerah. seperti pada program acara “Minang Maimbau”, di mana

penyiarnya menggunakan bahasa Minang pada isi siarannya. Program acara tersebut memang memutarkan lagu-lagu minang. Selain itu, ada juga “Gentra

Parahyangan” yang menggunakan bahasa Sunda dan juga memutarkan lagu-lagu

sunda.

Sementara pada program acara musik pop dan barat, penyiar juga menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari yang tidak terlalu formal namun tidak menggunakan bahasa daerah. Penyiar juga menggunakan bahasa gaul karena musik pop dan barat lebih banyak didengarkan oleh remaja. Karena itulah penyiar

11

(23)

di radio ini ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan usia penyiarnya agar mampu berkomunikasi dengan baik dengan pendengar musik pop yang rata-rata di usia remaja.

Sebagai radio swasta yang sudah lama berdiri, radio Ramaloka FM masih terus mengudara hingga saat ini di antara stasiun radio swasta lain di Kota Serang. Seiring perkembangannya, terus bermunculan radio baru sehingga pendengar menjadi semakin banyak pilihan. Radio lain yang ada di Kota Serang seperti Harmony FM, Hot Radio, Megaswara FM, Serang Radio, X-Channel, dan PBS FM.

Di antara banyaknya stasiun radio lain tersebut, radio PBS FM merupakan radio yang juga telah lama ada di Kota Serang, yakni sejak tahun 1986. Meskipun segmentasi radio PBS FM multi-segmen dan menargetkan pada pendengar menengah ke bawah, presentase musik pada radio ini lebih banyak pada musik pop Indonesia yakni sebesar 45%, sedangkan acara dangdut hanya 15% saja. Gaya siaran pada penyiar radio PBS FM lebih kepada semi-formal dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berbeda dengan radio Ramaloka FM, radio PBS FM melayani request lagu hanya melalui sms saja. Dengan sajian musik dan cara siaran tersebut, radio PBS FM mengaku tetap memiliki pendengar setia yang aktif meminta lagu melalui pesan singkat atau sms.12

Dengan adanya persaingan di dunia penyiaran, radio Ramaloka FM harus mampu terus memiliki banyak pendengar. Radio Ramaloka FM yang konsisten

12

(24)

dengan mengutamakan pada program acara dangdut tetap berusaha untuk mempertahankan eksistensinya. Upaya untuk mempertahankan eksistensi radio ini dilakukan dengan cara mengikuti trend dan mengetahui apa yang disukai oleh masyarakat sekitar. Penyiar juga harus memiliki kemampuan yang baik sehingga pendengar akan terus tertarik untuk mendengarkan radio Ramaloka FM. Selain itu, penentuan segmentasi, format radio, dan gaya siaran merupakan hal yang penting untuk mendukung keberadaan dan kemajuan radio agar tetap terus bertahan di antara banyaknya stasiun radio lain.

Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini karena Radio Ramaloka FM merupakan radio tertua di Kota Serang yang masih terus bertahan hingga saat ini di tengah semakin banyaknya pilihan radio di masyarakat. Adanya kondisi tersebut menjadikan persaingan di untuk mendapatkan pendengar menjadi semakin ketat. Namun radio Ramaloka FM tetap konsisten dengan target masyarakat menengah ke bawahnya. Hal ini tidak terlepas dari gaya siaran penyiar di radio Ramaloka FM dalam membawakan acara, khsusunya penyiar pada program acara musik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut, maka diperoleh rumusan

masalah yaitu, “Bagaimana Gaya Komunikasi Penyiar Acara Musik di Radio

(25)

1.3 Identifikasi Masalah

Dari identifikasi masalah yang sempat dijabarkan pada latar belakang di atas maka peneliti merangkumnya ke dalam beberapa inti dari identifikasi masalah tersebut, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya komunikasi penyiar acara musik di radio Ramaloka FM? 2. Bagaimana cara penyiar merancang pesan siaran di radio Ramaloka FM? 3. Bagaimana karakteristik penyiar dalam menyampaikan pesan siaran di

radio Ramaloka FM?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gaya komunikasi penyiar acara musik di radio Ramaloka FM.

2. Untuk mengetahui cara penyiar merancang pesan siaran di radio Ramaloka FM.

3. Untuk mengetahui karakteristik penyiar dalam menyampaikan pesan siaran di radio Ramaloka FM.

1.5 Manfaat Penelitian

(26)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan akademisi ilmu komunikasi secara umum, serta menjadi kontribusi pemikiran yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pada bidang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan gaya komunikasi seorang penyiar.

Penelitian ini menjelaskan secara terperinci mengenai gaya komunikasi penyiar radio. Hal tersebut sangat penting untuk diketahui oleh setiap penyiar distasiun radio. Hasil dari penelitian ini akan dapat menjelaskan seperti apa gaya komunikasi yang digunakan di radio Ramaloka FM, dan apakah penerapannya sudah tepat. Sehingga dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi radio Ramaloka FM sendiri.

1.5.2 Manfaat Praktis

(27)

11 2.1 Deskripsi Teori

Untuk mengetahui pengertian mengenai teori dan teori ilmu komunikasi, terlebih dahulu kita perlu memahami pemikiran dari pakar teori komunikasi. Seperti menurut Werner J. Severin, suatu teori merupakan pernyataan umum yang merangkum pemahaman kita tentang cara dunia bekerja.13

Dalam konteks teori ilmu komunikasi, Theodorson berpendapat bahwa komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain14. Sedangkan menurut Sir Gerald Barry, komunikasi berasal dari kata communicate yang berarti bercakap-cakap.15 Sementara secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dengan demikian, maka komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.16

Ilmu komunikasi penting bagi setiap orang karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, sehingga manusia selama hidupnya tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup bermasyarakat tersebut, tentunya ada

13

Werner J, Severin. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta. Kencana Prenada Media. 2011. h. 12

14

Syaiful Rohim . Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta. 2009. h.11

15

Onong Uchjana Effendy. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung. Penerbit Mandar Maju. 1990. h.1

16

(28)

permasalahan yang terjadi. Hal tersebut diakibatkan karena manusia memiliki berbagai pikiran, perasaan, kebutuhan, kepentingan, dan sifat yang berbeda-beda.

Setiap masing-masing individu ini berkomunikasi dan saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan kepentingan mereka. Interaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti melalui percakapan. Dalam berkomunikasi, tidak akan pernah terlepas dari bahasa yang digunakan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dari seseorang kepada orang lain dalam berkomunikasi. Dengan menggunakan bahasa ini, komunikasi verbal dilakukan oleh penyiar di radio Ramaloka FM untuk berinteraksi dengan pendengarnya, karena bahasa yang digunakan dapat menggambarkan apa yang dipikirkan penyiar kepada pendengarnya.

2.2 Teori Logika Pesan

Robert T. Craig membangun suatu model yang dapat membantu menjelajahi berbagai bidang yang ada dalam ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai bagaimana manusia melakukan proses komunikasi. Menurut Craig, ilmu komunikasi memiliki cara atau sifat yang selalu diwarnai dengan berbagai teori dan cara pandang. Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dalam tujuh kelompok pemikiran atau tradisi pemikiran, yaitu: semiotika, fenomenologi, sibernetika, sosiopsikologi, sosiokultural, kritis, dan retorika.17

17

(29)

Peneliti menggunakan teori logika pesan yang merupakan bagian dari tradisi sosiopsikologi. Tradisi Sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial Berasal dari psikologi sosial, kajian sosiopsikologis memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori pada tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi.18

Barbara O‟Keefe memulai karyanya sebagai seorang konstruktivis, tetapi

telah mengembangkan orientasi teoritis untuk menggabungkan sebuah model penyusunan pesan. Tesisnya adalah bahwa manusia berpikir dengan cara yang berbeda tentang komunikasi dan pesan serta mereka menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang akandikatakan kepada orang lain dalam sebuah situasi. Ia menggunakan istilah logika penyusunan pesan (message-design

logic) untuk menjelaskan proses pemikiran di balik pesan yang kita ciptakan.19

Barbara O‟Keefe pada awalnya adalah seorang pendukung teori

konstruktivisme, namun kemudian ia memperluas teorinya dengan memasukkan juga pandangan-pandangan terkait dengan bagaimana orang mendesain pesan. Tesis yang diajukannya menyatakan bahwa manusia berpikir secara berbeda mengenai bagaimana berkomunikasi dan membuat pesan, dan manusia menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang harus dikatakan kepada orang lain pada situasi tertentu. Dia menggunakan istilah „logika dalam

18

Stephen W Little John dan Karen A. Foss. Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika. 2009. h.63

19

(30)

merancang pesan (message design logic) untuk menjelaskan bagaimana proses berpikir yang terjadi sehingga munculnya pesan.

Menurut teori logika pesan, pesan yang disampaikan oleh setiap orang akan sama, namun pada situasi lain akan berbeda. Pesan akan berbentuk sama ketika pesan tersebut bersifat sederhana. Namun ketika banyak tujuan yang akan dicapai dan memiliki potensi seseorang kehilangan muka, maka apa pun logika yang digunakan dalam merancang pesan akan menghasilkan berbagai bentuk pesan yang berbeda.

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari tradisi Sosiopsikologi yang memandang manusia sebagai makhluk sosial. Sementara teori yang akan digunakan oleh peneliti adalah Teori Logika Pesan.

O‟Keefe mengemukakan tiga logika dalam merancang pesan, dimulai dari

yang tidak terpusat pada orang (least person-centered) hingga yang sangat terpusat (most person-centered).

 Logika ekspresif (expressive logic), yaitu logika yang memandang

(31)

 Logika konvensional (conventional logic), yaitu logika yang melihat

komunikasi sebagai suatu permainan yang dimainkan dengan mengikuti sejumlah aturan. Di sini, komunikasi merupakan alat untuk mengekspresikan diri yang dilakukan menurut aturan dan norma yang diterima termasuk hak dan tanggung jawa masing-masing orang yang terlibat. Logika jenis ini bertujuan untuk merancang pesan yang sopan, pantas, dan berdasarkan aturan yang sepatutnya diketahui setiap orang.  Logika retorika (rhetorical logic) yaitu logika yang memandang

komunikasi sebagai suatu cara untuk mengubah aturan melalui negosiasi. Pesan yang dirancang dengan menggunakan logika ini cenderung luntur dan fleksibel, memiliki pemahaman dan terpusat pada lawan bicara. Pembicara yang menggunakan logika ini cenderung untuk membingkai ulang situasi yang dihadapi agar berbagai tujuan, termasuk persuasi dan kesopanan, dapat diintegrasikan dalam satu kesatuan yang bulat.

2.3 Komunikasi

Komunikasi atau “communication” berasal dari bahasa latin “communis”, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “commun” yang berarti sama.20 Sama dalam hal ini maksudnya adalah sama makna. Ketika berkomunikasi (to

communicate), ini berarti kita berusaha untuk mewujudkan kesamaan makna

mengenai suatu hal. Jika komunikan mengerti apa yang disampaikan oleh komunikator, maka dapat diartikan bahwa proses komunikasi telah berlangsung.

20

(32)

Komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan setala (tuned) bagu komunikator dan komunikan. Komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti ia memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi

(decode) pesan komunikator itu. ini berarti ia menafsirkan lambang yang

mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator berfungsi sebagai penyandi

(encoder) dan komunikan berfungsi sebagai pengawa-sandi (decoder).21

Pada penyiar radio Ramaloka FM, pesan disampaikan oleh penyiar sebagai komunikator melalui media massa yakni radio. Dalam proses komunikasi yang dilakukan tersebut, penyiar harus menyampaikan pesan kepada pendengar dengan bahasa yang mudah dipahami agar pendengar dapat mengerti apa yang disampaikan oleh penyiar. Jika sudah ada kedekatan, maka akan semakin mudah bagi penyiar untuk mendapatkan pendengar setia.

2.3.1 Tujuan Komunikasi

Setiap orang dalam berkomunikasi pasti memiliki tujuan tertentu. Baik itu pengertian, dukungan, gagasan, atau berbagai tujuan lainnya. Dalam tujuan komunikasi secara umum, komunikasi mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan bicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu

21

(33)

Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan bahwa terdapat beberapa tujuan berkomunikasi, yakni:

 Perubahan sikap (attitude change)

 Perubahan pendapat (opinion change)

 Perubahan perilaku (behavior change)

 Perubahan sosial (social change)22

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki berbagai tujuan, tergantung dengan apa yang diinginkan oleh komunikator itu sendiri. Seorang komunikator pasti ingin agar komunikannya mengerti apa pesan yang disampaikannya, dan efek yang diinginkan dapat berupa perubahan sikap, pendapat, perilaku, atau perubahan sosial. Penyiar radio Ramaloka FM tentu menginginkan tujuan yang sesuai dengan penjelasan di atas untuk mendapatkan pendengar setia. Seseorang yang tadinya biasa saja, menjadi tertarik untuk mendengarkan radio Ramaloka FM setelah mendengar suara penyiar. Jika ini terjadi, maka tujuan komunikasi tersebut telah berhasil. Penyiar radio Ramaloka FM juga harus mampu mengantisipasi jika terjadi hambatan dalam komunikasi dengan pendengarnya. Karena suatu proses komunikasi tidak selamanya berjalan sesuai keinginan.

22

(34)

2.3.2 Fungsi Komunikasi

Komunikasi secara umum memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Komunikasi sosial

“Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan

bahwa komunikator itu penting untuk membangun konsep-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain”.23

Fungsi komunikasi sosial merupakan salah satu fungsi inti dari suatu media. Di mana media memiliki tujuan untuk membuat masyarakat terhibur. Seperti radio Ramaloka FM yang menyajikan informasi dan hiburan bagi pendengarnya.

2. Komunikasi Ekspresif

“Komunikasi ekspresif tidak secara otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi)”.24

Dalam konteks radio, komunikasi ekspresif digunakan untuk memberikan kekuatan emosional dalam siarannya. Penyiar radio Ramaloka FM tidak hanya berbicara ketika siaran saja, melainkan membuat pendengar tertarik dengan isi siaran melalui obrolan serta candaan sehingga terjalin suatu komunikasi personal yang menciptakan kedekatan dan keakraban pada saat siaran tersebut.

23

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. h.5

24

(35)

3. Komunikasi Ritual

“Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan

terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Bukanlah substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa adanya keterikatan oleh sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri, yang bersifat abadi, dan bahwa diakui dan diterima

dalam kelompok”.25

Fungsi ini digunakan oleh penyiar radio Ramaloka FM untuk mewujudkan suatu perasaan saling menghargai dan dihargai dengan pendengar, sehingga dapat terwujud suatu keterikatan tersebut.

4. Komunikasi Instrumental

“Mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar,

mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau mengerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat peka terhadap berbagai strategi yang dapat digunakan dalam komunikasi untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen

25

(36)

untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka

pendek maupun tujuan janga panjang”.26

Fungsi komunikasi instrumental melengkapi fungsi komunikasi lain yang perlu diterapkan oleh penyiar di radio Ramaloka FM. Penyiar radio Ramaloka FM harus menyampaikan informasi dan berita yang menarik bagi pendengarnya. Untuk hiburan, dapat diterapkan dengan memutarkan musik yang sesuai dengan segmentasi pendengar di radio ini. Selain itu, penyiar radio Ramaloka FM dalam berkomunikasi dengan pendengarnya juga harus memiliki tujuan agar tidak hanya pesan dapat diterima oleh pendengarnya saja, tetapi juga mempengaruhi pendengar agar tertarik untuk berperan aktif dalam berinteraksi dengan penyiar.

2.3.4 Hambatan Komunikasi

Berikut ini merupakan hambatan dalam komunikasi yang perlu diperhatikan oleh komunikator agar dapat berkomunikasi secara efektif:

1. Hambatan Semantis

Hambatan semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator

sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaaannya kepada komunikan.

Demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator harus benar-benar dapat memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap dapat menimbulkan

26

(37)

salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).27

Penyiar di radio Ramaloka FM menggunakan bahasa Indonesia pada saat melakukan siaran, tentunya agar pendengar mengerti apa yang disampaikan oleh penyiar tersebut. Namun demikian, bahasa daerah juga turut digunakan oleh penyiar pada program acara tertentu yang memang menargetkan pendengar tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-harinya. Bahasa daerah yang dituturkan tersebut yakni bahasa Jawa Serang, Sunda, dan bahasa Minang. Tergantung program acara yang dibawakan.

2. Hambatan Mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti suara telepon yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain.28

Hambatan seperti ini biasa terjadi pada media mana pun, tidak terkecuali di Radio Ramaloka FM. Hambatan yang terjadi seperti suara pemancar yang kurang baik sehingga menghasilkan suara penyiar yang tidak terdengar dengan jelas. Hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman pendengar terhadap isi pesan yang disampaikan oleh penyiar.

27

Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. h.14

28

(38)

3. Hambatan Ekologis

Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi yang datangnya dari lingkungan. Seperti suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu lintas, suara hujan atau petir, dan lain-lain.29 Hal ini dapat terjadi pada pendengar radio Ramaloka FM ketika berada di lokasi yang bising sehingga tidak dapat mendengar suara radio dengan jelas.

4. Prasangka

Prasangka merupakan salah satu hambatan yang berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator. Pada orang yang bersikap prasangka emosinya menyebabkan dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional.30

Dalam konteks radio siaran, prasangka merupakan hambatan yang dapat muncul dari diri pendengar. Radio yang bersifat sekilas seringkali membuat pendengar mengambil kesimpulan bahwa penyiar yang membawakan acara di radio tersebut kurang menarik dan membosankan. Karena prasangka tersebut, pendengar langsung memindahkan channel radio ke stasiun radio lain. Berdasarkan pengamatan peneliti, hambatan ini di kalangan pendengar radio pasif yang hanya sekilas mendengarkan radio, dan tidak mendengarkan secara keseluruhan isi siaran tersebut.

29

Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004. h.13

30

(39)

2.3.5 Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu (a

specialized set of interpersonal behaviors that are used in given situation). Gaya

komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan jarak.31 Gaya komunikasi terdiri dari seperangkat perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Berikut ini gaya komunikasi yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini:32

1) The controlling style. Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini,

ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Controlling

style of Communication ini lebih memusatkan perhatian kepada

pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan

31

Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h.57

32

(40)

balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya. Pesan-pesan yang berasal dari

komunikator satu arah ini, tidak berusaha „menjual‟ gagasan agar

dibicarakan bersama, namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lin memberi respon atau tanggapan yang negatif pula.

2) The equalitarian style. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya

(41)

memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.

3) The structuring style. Gaya komunikasi yang berstruktur ini,

memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan, dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.

4) The dynamic style. Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki

kecenderungan agresif karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (

action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para

juru kampanye ataupaun supervisor yang membawa para wiraniaga

(salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif

(42)

dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

5) The relinquishing style. Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan

kesediaan untuk menerima saran, pendapat, ataupun gagasan orang lain daripada keinginan untuk memberi perintah meskipun pengirim pesan

(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang

lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengathuan luas, berpengalaman, teliti, serta bersedia untuk bertanggung jawab atas tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.

6) The withdrawal style. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah

melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang-orang lain karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah

ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam

persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan

(43)

2.4 Komunikasi Massa

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan

oleh Bittner (1980:10), yakni: “Mass communication is messages communicated

through a mass to a large number of people.” Yang berarti komunikasi massa

adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci

karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) menulis, “Mass communication

is technologically and institutionally based production and distribution of the

most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies.” Yang

artinya, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sehingga, dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa komunikasi massa menghasilkan suatu pesan komunikasi.33

Menurut Elizabeth-Noelle Neumann, secara teknis terdapat empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu:

1) Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.

2) Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (para komunikan).

3) Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.

33

(44)

4) Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.34

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur yang penting dalam komunikasi adalah :35

1. Komunikator

Komunikator dalam media massa adalah

a. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi dengan cepat ditangkap oleh publik.

b. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka.

c. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut.

34

Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. p.189

35

(45)

2. Media Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Media massa yang dibahas dalam penelitian ini adalah radio siaran.

3. Informasi Massa (Pesan)

Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi pribadi. Dengan demikian, informasi yang disajikan adalah milik publik, bukan ditujukan untuk masing-masing individu. Maka dapat diartikan bahwa antara penyiar dan pendengar radio Ramaloka FM tidak saling mengenal.

4. Gatekeeper

Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa

komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas dan membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut. Pada radio Ramaloka FM,

gatekeeper tersebut seperti editor, scriptwriter, atau wartawan.

5. Khalayak

(46)

6. Umpan Balik

Umpan balik dalam media massa berbeda dengan umpan balik dalam komunikasi antarpribadi. Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya tertunda sedangkan umpan balik pada komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dan publik, dengan demikian maka sifat umpan balik yang tertunda ini sudah mulai ditinggalkan seirama dengan perkembangan teknologi telepon dan internet, serta berbagai teknologi lain yang mengikutinya.

2.4.1 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi. Menurut Dominick (2001), fungsi tersebut adalah:36

1. Surveillance (Pengawasan)

Komunikasi massa berfungsi sebagai pengawasan untuk mempermudah pengendalian kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di masyarakat.

Fungsi ini dilakukan oleh penyiar radio Ramaloka FM untuk dapat mengawasi masyarakat yang juga merupakan pendengar dari radio ini. Seperti kontrol sosial atau kegiatan persuasif yang dapat disampaikan melalui iklan

36

(47)

layanan masyarakat ataupun melalui informasi yang disisipkan di tengah-tengah program acara hiburan.

2. Interpretation (Penafsiran)

Pada fungsi penafsiran, media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat dan ditayangkan.

Fungsi penafsiran pada stasiun radio, termasuk radio Ramaloka FM dapat berupa acara dialog interaktif antara penyiar dan pendengar mengenai suatu peristiwa, isu, atau permasalahan tertentu yang sedang terjadi di sekitar masyarakat. Dengan cara ini, penyiar radio mengajak pendengarnya untuk memperluas wawasan dalam pembahasan di program acara tersebut.

3. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam hingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

(48)

lagu Minang dipersatukan dan merasa saling terhubung oleh karena kesamaan minat tersebut.

4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi ini disebut juga dengan socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Dengan kata lain, masyarakat meniru apa yang diperlihatkan di media massa tersebut.

Fungsi penyebaran nilai sebenarnya lebih banyak terjadi pada media televisi. Di mana tayangan dalam bentuk visual terlihat dengan jelas sehingga penonton dapat dengan mudah menirunya. Pada radio tidak sejelas televisi, karena radio hanyalah media auditif yang hanya dapat didengarkan. Yang dapat ditiru pendengarnya hanya apa yang didengarkannya saja. Maka cara berbicara seorang penyiar dan isi siaran tetap perlu diperhatikan.

5. Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Semua hal yang bersifat menghibur dapat ditemui di hampir seluruh media massa, baik itu di surat kabar, radio, ataupun televisi.

(49)

2.5 Radio

Radio adalah salah satu media massa yang bersifat auditif atau hanya dapat didengarkan suaranya saja. Suara tersebut ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Umumnya radio menyiarkan musik, berita, iklan, diskusi atau talkshow, dan bahkan ada juga radio yang menyiarkan drama. Informasi bisa dengan mudah didapatkan melalui radio. Bukan hanya informasi saja, tetapi juga kita bisa mendapatkan sajian hiburan melalui radio sehingga kejenuhan akan aktivitas sehari-hari dapat hilang ketika mendengarkan hiburan melalui media ini.

Terdapat beberapa definisi mengenai radio menurut para ahli seperti menurut H.A Widjaja yang mengatakan bahwa radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarakan dari stasiun pemancar dan diterima oleh pesawat penerima di rumah, mobil, dan dilepas di mana saja.37 Sementara menurut Didin Syaifuddin, radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi atau suara, karena dipancarkan oleh gelombang atau frekuensi melalui udara (air wave).38 Radio adalah alat komunikasi massa, dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum atau terbuka dan menyalurkan lambang yang berbunyi, berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi segi perwujudan kehidupan masyarakat.39

37

H.A. Widjaja. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h.36

38

Didin Syaifuddin. Radio Siaran. Sidoarjo: Selaras Dua Berdikari Entertain. 2005. h.9

39

(50)

Radio siaran memiliki beberapa kelebihan. Hal tersebut dikarenakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran. Faktor-faktor tersebut yakni:40

1) Daya Langsung: Pesan yang disampaikan oleh radio siaran dapat langsung diterima oleh pendengar. Proses penyampaian pesan tersebut berlangsung dengan mudah dan cepat. Seperti pada penyampaian berita di radio Ramaloka FM, berita yang sudah dikoreksi dan sudah dicek kebenarannya dapat langsung dibacakan. Bahkan melalui reportase atau siaran pandangan mata, peristiwa yang sedang berlangsung dapat langsung disiarkan.

2) Daya Tembus: Radio siaran memiliki kekuatan daya tembus, yang artinya dapat mencapai khalayak yang berada di mana saja tanpa mengenal jarak dan waktu. Perbedaan wilayah tidak menjadi kendala bagi penyampaian pesan melalui radio siaran. Pada radio Ramaloka FM pun seperti itu, dapat mencapai seluruh pendengarnya yang berada di mana saja sesuai dengan cakupan siarannya.

3) Daya Tarik: Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasaan adalah daya tarik. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect). Ketiga unsur ini sudah diterapkan oleh radio Ramaloka FM untuk menarik minat pendengarnya.

40

(51)

2.5.1 Karakteristik Radio Siaran

Pada radio siaran, terdapat broadcast style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup:41

1. Auditori

Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio siaran diterima dengan selintas. Sifat ini merupakan bagian dari kelemahan radio. Karena selintas, maka isi pesan yang disampaikan oleh penyiar radio Ramaloka FM harus singkat dan jelas atau concise and clear (Charnley, 1965:29) atau menurut istilah Mark W. Hall, pesan radio siaran itu harus be

crystal clear (1974:51).

2. Imajinatif

Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka radio siaran mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. Penyiar radio Ramaloka FM harus memiliki keterampilan dan gaya siaran yang mampu menarik minat pendengar. Hal ini agar pendengar memiliki imajinasi yang kuat akan pesan yang disampaikan tersebut. Jika pendengar tertarik mendengar isi siaran tersebut, maka pendengar akan dapat memahaminya dengan baik.

41

(52)

3. Akrab

Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab atau intim. Mendengarkan radio dapat dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan lainnya. Seperti pada saat pendengar sedang mengerjakan pekerjaan kantor, mengendarai mobil, saat sedang makan, menulis, atau mengerjakan apa pun. Seorang penyiar radio seolah-olah berada di sekitar pendengar, kapan pun dan di mana pun. Penyiar radio Ramaloka FM harus menyajikan acara yang beragam dan sesuai dengan kebutuhan pendengar. Mulai dari informasi yang menarik sampai hiburan yang menyenangkan. Tentunya dengan bahasa yang mampu membuat pendengar ingin terus mendengarkan radio Ramaloka FM.

4. Gaya Percakapan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, penyiar radio seolah-olah bertamu ke rumah atau menemani pendengarnya di mana pun mereka berada. Dalam keadaan demikian, tidak mungkin ia berbicara dengan semangat dan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi. Maka dari itu, penyampaian pesannya pun harus bergaya percakapan (conversational style).

(53)

2.6 Penyiar Radio

Pelaksanaan dilakukan menurut jadwal tugas yang telah ditetapkan oleh stasiun radio, maka syarat menjadi penyiar radio di masa sekarang, atau paling tidak dapat memenuhi kriteria di bawah ini:42

1. Mempunyai kualitas vokal yang memadai.

Dalam melakukan penilaian kualitas suara yang memadai atau tidak, sangat bergantung pada penilaian pendengarnya. Oleh karena itu, merekrut penyiar harus hati-hati apakah suara penyiar tersebut dianggap cocok dengan segmen radionya atau tidak. Ketika jenis vokal yang diinginkan tidak didapat biasanya stasiun penyiaran radio akan melatih penyiar yang bersangkutan untuk mengoptimalkan penyesuaian karakter program yang sudah direncanakan oleh

program director. Yang paling penting, bagaimana seorang penyiar mampu

mengoptimalkan jenis suaranya sehingga sesuai perencanaan program dan harapan pendengar.

2. Mampu melaksanakan adlibbing dan script reading dengan baik.

Tuturan penyiar yang dilakukan spontan secara tanpa persiapan, apalagi mengingat-ingat terlebih dahulu, bahkan tidak dipikirkan sesaat pun. Kelancaran berbicara yang mengalir apa adanya, tidak dibuat-buat, jujur, jernih, jelas akan banyak dipengaruhi wawasan yang luas dan latihan-latihan khusus. Oleh karena

42Harley Prayudha. Radio: Penyiar It‟s Not Just A Talk. Malang: Bayumedia Publishing. 2006.

(54)

itu, penyiar perlu memiliki wacana dan mampu menganalisis situasi serta kondisi dari berbagai aspek.

3. Memahami format radionya dan format clock.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang penyiar harus memahami format radionya, baik format kata maupun format musik, serta aturan-aturan lain yang berlaku pada stasiun radionya. Yang jelas, format di sini lebih merupakan ramuan pokok atau rencana program yang diarahkan pada pendengar tertentu. Sedangkan format clock tersebut adalah perintah kerja mulai dari playlist, sistem rotasi musik, iklan, radio ekspose, penempatan stasiun ID/jingle, atau toleransi waktu bicara penyiar.

4. Memahami secara mendalam segmen radionya.

Dengan memahami secara mendalam segmen radionya, berarti penyiar akan sangat paham tentang target pendengarnya. Penyiar juga harus mengetahui karakteristik pendengarnya maupun program apa yang mereka butuhkan dan mereka sukai.

5. Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya

(55)

6. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siarannya.

Seorang penyiar perlu menjadi seorang kreator, karena tugasnya menghibur pendengar dengan kata-katanya. Agar pendengar tertarik dalam setiap siarannya selalumenghasilkan gagasan atau ide-ide segar dan selalu kreatif memunculkan hal-hal baru sesuai kondisi atau tren yang berkembang.

7. Mampu bekerja sama dalam tim

Karena bekerja di radio merupakan kerja terintegrasi antara masing-masing bagian yang terlibat dalam produksi siaran, maka seluruh praktisi penyiaran termasuk penyiar wajib memiliki kemampuan bekerja sama dan saling pengertian, menghargai, dan saling mengingatkan untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas.

Menurut Harley Prayudha, penyiar terkadang dideskripsikan sebagai seseorang yang ideal. Sifat ideal tersebut meliputi kehangatan dan kasih saying, memiliki rasa humor dan cerdas, jujur, rasa saling berbagai sekaligus teman yang selalu menemani dengan baik, dapat dipercaya, memiliki rasa percaya diri, bersemangat, dan optimis. Bukan hanya itu saja, penyiar juga harus bisa emmainkan peran. Peran harus dilihat dengan sesuatu yang objektif, karena memainkan emosi yang berlebihan akan menyebabkan penyiar menjadi monoton dan berdampak pada minat mendengar.43

43Harley Prayudha. Radio: Penyiar It‟s Not Just A Talk. Malang: Bay

(56)

Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai penyiar yaitu:44

1. Announcing skill, yaitu keterampilkan menuturkan segala sesuatu menyangkut

musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan.

2. Operating skill, yaitu keterampilan mengoperasikan segala peralatan siaran

3. Musical touch, yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang

menyentuh emosi pendengar. Bercita rasa dalam seleksi, harmonis dalam rangkaian.

2.7 Pendengar

Pada proses komunikasi, terdapat komunikator dan komunikan. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan, sedangkan komunikan adalah khalayak yang menerima pesan. Pada radio Ramaloka FM, yang menjadi komunikator adalah penyiarnya yang menyampaikan pesan melalui media radio siaran, sementara yang menjadi komunikan adalah pendengar radio yang menerima pesan berupa isi siaran dari penyiar radio Ramaloka FM. Pendengar pun dapat melakukan umpan balik dengan penyiar sehingga terjadi suatu interaksi. Adanya interaksi ini menimbulkan proses komunikasi antara penyiar dan pendengar, sehingga jika proses komunikasi ini berjalan dengan baik maka jika dilakukan terus menerus akan muncul komunikasi yang dekat antara penyiar dan pendengar. Pendengar pun akan menjadi pendengar setia dari radio Ramaloka FM.

44

(57)

Pendengar merupakan orang-orang yang sangat loyal dan sangat bersahabat, di banyak kasus, para pendengar memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Tetapi jika sebuah stasiun radio ini tidak memuaskan pendengarnya, para pendengar akan segera mematikan gelombang tersebut. Mereka akan segera pindah ke gelombang radio lainnya.45

Pendengar radio terbagi menurut beberapa segmen. Mereka menjadi pendengar setia atas format suatu siaran, di samping ada khalayak setia yang sangat loyal terhadap suatu stasiun favorit. Pendengar yang dapat dikatakan benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta selera mereka masing-masing. Tetapi, bisa saja pendengar tersebut hanya loyal terhadap satu mata acara pada stasiun radio tersebut. Oleh karena itu, batasan pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio.46 Dengan demikian, setiap radio memiliki segmentasi pendengar yang dapat diketahui dengan mudah.

Menurut Harley Prayudha, teori psikologi umum telah merumuskan konsep persepsi pendengar yang didasarkan pada perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menanggapi isi penyiaran radio berdasarkan kepentingan mereka disesuaikan dengan kepercayaan serta nilai-nilai sosial mereka. Atas dasar pengakuan tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya,

45

Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing. 2005. h.119

46

(58)

kepercayaannya maupun nilai-nilainya maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasi penyiaran radio berbeda.47

Tipologi pendengar dapat dilihat dari berbagai sisi, yaitu:48

a. Tipologi pendengar menurut kelas sosial dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Kelas menengah ke atas dengan ciri mereka memiliki pandangan jauh ke depan, cakrawala berpikir yang luas, berpikir rasional, percaya diri, berani mengambil resiko, selera pilihan beragam, berciri kota urban. 2. Kelas menengah ke bawah, pandangan mereka terhadap hari ini, kemarin,

dan esok terbatas, cakrawala berpikir sempit, dunia seakan mengelilingi dirinya sendiri, berciri pedesaan rural, cara berpikir nonrasional, selera pilihan terbatas.

b. Tipologi pendengar menurut perspektif ekonomi.

c. Tipologi pendengar menurut skala partisipasi terhadap acara siaran.

Tabel 2.749

Tipologi Pendengar menurut Skala Partisipasi terhadap Acara Siaran

No. Tipologi Penjelasan

1. Pendengar Spontan Bersifat kebetulan. Tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah

47

Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing. 2005. h120

48

Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS, 2004. p.18-21

49

(59)

beralih ke aktivitas lain.

2. Pendengar Pasif Suka mendengarkan radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.

3. Pendengar Selektif Mendengar siaran radio pada jam tertentu atau acara tertentu saja, fanatik pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan.

4. Pendengar Aktif Secara regular tak terbatas mendengarkan radio, apapun, di mana pun, dan aktif.

Pentingnya mengetahui tipologi pendengar terkait erat dengan perencanaan pendirian radio atau penyajian sebuah acara.

2.8 Kerangka Konsep

(60)

Peneliti menggunakan bentuk hubungan dalam komunikasi massa. Dari bentuk yang digunakan ini, maka dapat ketahui seperti apa gaya komunikasi yang digunakan oleh radio Ramaloka FM saat ini agar pendengarnya tetap terus setia mendengarkan radio Ramaloka FM. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui seperti apa gaya komunikasi penyiar acara musik di radio Ramaloka FM ketika membawakan acara musik tertentu. Karena gaya komunikasinya berbeda antara musik pop dan barat, ataupun dangdut dan etnik. Melalui gaya komunikasi yang digunakan di radio Ramaloka FM tersebut, jika cara berkomunikasinya tepat maka akan menumbuhkan kedekatan yang kuat antara penyiar dan pendengar pada saat berinteraksi.

Untuk melakukan proses komunikasi, penyiar di radio Ramaloka FM menggunakan media berupa radio dalam pengiriman pesan dalam bentuk isi siaran kepada khalayaknya, dalam hal ini yaitu pendengar radio Ramaloka FM. Ketika proses komunikasi ini berlangsung, tidak menutup kemungkinan akan adanya suatu hambatan. Dengan adanya hambatan yang terjadi tersebut maka peneliti dapat mengetahui kendala yang dihadapi penyiar di radio Ramaloka FM dalam menjalin komunikasi dengan pendengarnya, khususnya ketika penyiar berinteraksi dengan pendengarnya.

Gambar

Tabel 2.749
Gambar 2.8 Kerangka Berpikir
Tabel 3.6 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1.6.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ignaz Goldziher mengatakan bahwa hadits secara literal mempunyai makna lebih dari satu, yaitu tale (kisah atau cerita), communication (berita atau kabar),

Pelaksanaan Sistem Registrasi dan Identifikasi (Regident) Kendaraan Bermotor dalam kaitannya dengan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Lampung adalah fungsi Kepolisian

Gambar 3.35 Activity diagram melihat nilai mata pelajaran

Setelah dilakukan perbaikan jaringan dengan menggunakan dua skenario, yaitu physical tunning dan expand bandwidth didapat parameter yang ditinjau seperti RSRP, SINR, mean

implementasi layanan siaran TV dijital pada masa transisi dari penyiaran analog ke dijital perlu dilakukan analisis interferensi penerapan DVB-H dan DVB-T terhadap sistem siaran

Kelompok penulis yang artikel ilmiahnya dinilai baik dan layak dipublikasikan, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 (tiga) juta,- dan artikel tersebut

Tujuan Penelitian: Mengetahui metode validasi penentuan kadar betametason dipropionat dan klotrimazol dalam sediaan krim menggunakan KCKT dan mengetahui pengaruh suhu

Sehingga hasil penelitian untuk profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ini berarti bahwa besar kecilnya profitabilitas