FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (periode 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Pipit Widiyas Tuti
NIM: 092114018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN
TAHUNAN PERUSAHAAN
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (periode 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Pipit Widiyas Tuti NIM: 092114018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Hidup Memang Tak Selalu Seperti Yang Anda Mau, Hal
Buruk Dan Baik Selalu Terjadi, Namun Semua Itu Telah
Diatur Oleh Tuhan Dengan Akhir Yang Indah
Kupersembahkan Untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Bapakku Fl. Sardiayanto, Ibuku M.Istri Iriyanti
Mbakku Sr. Lutgari Galuh Wijayanti
Adikku Trisula Wulan Dari, dan Maya Perwitasari
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRMA STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) DALAM LAPORAN
TAHUNAN PERUSAHAAN
(Study Emipiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak tedapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau menitu tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta,
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Pipit Widiyas Tuti
Nomor Induk Mahasiswa : 092114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPOPRAN TAHUNAN PERUSAHAAN
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (periode 2008-2012)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.
Yogyakarta, 7 Oktober 2013 Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan perusahaan. Penulisan ini merupakan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Sarjana Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari bimbingan, dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Romo Dr. Ir. P Wiryono Priyotamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendukung dalam penulisan skrpsi ini.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing I yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang bermanfaat dan bantuan selama penulis belajar.
viii
7. Sahabat sekaligus teman seperjuangan: Rosalia Lina H, Emanuela Endah A.P, Fransisca Bastiani Putri, Grace Vienna P, serta teman seperjuangan Akuntansi Angkatan 2009 serta teman-teman satu MPT semua terimakasih telah menemani saya belajar banyak hal disini.
8. Sahabat, teman serta keluarga kedua ku KMPKS (Keluarga Mahasiswa/i Pelajar Katolik Sumbagsel) yang telah mendoakan, mendukung serta memberikan motivasi yang besar untuk saya.
9. Mbk Sisi, mbk Fuji, mbk Lina, Puput, Berta, Pipiet, Tia, Sekar, dan anak kos lainnya. Terimakasih atas motivasinya, perbincangan hingga larut malam,tawa juga air mata, dan tentunya untuk persahabatan yang luar biasa.
10. Serta semua pihak yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu.
Atas perhatian segenap ketulusan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktur dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN KPUBLIKASI KARYA TULIS ……. vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. RUMUSAN MASALAH ... 5
C. TUJUAN PENELITIAN ... 6
D. MANFAAT PENELITIAN ... 6
E. SISTEMATIKA PENULISAN ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN ... 9
B. TEORI KEAGENAN ... 11
C. BIAYA POLITIS ... 12
D. PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN dan INDEKS CSR... 13
1. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ... 13
2. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial ... 14
E. FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ... 15
1. Ukuran Perusahaan ... 15
2. Profitabilitas ... 17
3. Leverage ... 18
4. Dewan Komisaris ... 18
F. PENELITIAN TERDAHULU ... 19
G. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. JENIS PENELITIAN ... 22
B. JENIS DAN SUMBER DATA ... 22
C. POPULASI DAN SAMPEL ... 22
D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 23
E. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN ... 23
F. METODE PENGUMPULAN DATA ... 24
G. VARIABEL PENELITIAN ... 24
1. Pengungkapan Tangung Jawab Sosial ... 24
x
3. Profitabilitas ... 25
4. Levarage ... 26
5. Dewan Komisaris ... 26
6. TEKNIK ANALISIS DATA ... 26
1. Uji Normalitas ... 26
2. Uji Asumsi Klasik ... 27
a. Uji Multikolinearitas ... 27
b. Uji Heterokedastisitas ... 27
c. Uji Autokorelasi ... 28
3. Uji hipotesis ... 28
a. Uji F ... 28
b. Uji t ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
A. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 32
B. PROFIL SAMPEL ... 33
1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 33
2. Ukuran Perusahaan ... 37
3. Profitabilitas ... 37
4. Leverage ... 38
5. Dewan Komisaris ... 39
C. ANALISIS DATA ... 40
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 40
2. Uji Normalitas ... 41
3. Uji Asumsi Klasik ... 42
a) Uji Multikolinearitas ... 42
b) Uji Heteroskedastisitas ... 43
c) Uji Autokorelasi ... 44
D. UJI HIPOTESIS ... 44
1. Uji Hipotesis Pertama ... 46
2. Uji Hipotesis Kedua ... 46
3. Uji Hipotesisi Ketiga ... 46
4. Uji Hipotesis Keempat ... 47
E. PEMBAHASAN ... 47
1. Ukuran Perusahaan ... 47
2. Profitabilitas ... 48
3. Leverage ... 49
4. Dewan Komisaris ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
A. KESIMPULAN ... 51
B. KETERBATASAN ... 52
C. SARAN ... 52
xi
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 4.1 Subjek Penelitian ... 32
Tabel 4.2 Contoh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 33
Tabel 4.3 Komposisi Pengungkapan Tangung Jawab Sosial Perusahaan 37
Tabel 4.4 Komposisi Sampel Berdasarkan ROA ... 38
Tabel 4.5 Komposisi Sampel Berdasarkan Rasio Hutang Terhadap Modal Sendiri ... 39
Tabel 4.6 Komposisi Sampel Berdasarkan Jumlah Anggota Dewan Komisaris ... 39
Tabel 4.7 Deskriptif Variabel Penelitian ... 40
Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 42
Tabel 4.9 Nilai Tolerance dan Variance Inflaction Factor(VIF) ... 42
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ... 43
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Variabel Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 44
Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan) ... 44
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Tangung Jawab Sosial Perusahaan ... 9 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 21 Gambar 4.1 Hasil Uji Glejser untuk Heterokedastisitas ... 43
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
xiii ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM LAPORAN
TAHUNAN PERUSAHAAN
Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode 2008-2012)
Pipit Widiyas Tuti Nim : 092114018 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh antara faktor-faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan meliputi lingkungan, energi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, tenaga kerja, produk, masyarakat dan umum.
Jenis penelitian adalah studi empiris. Data tersebut menggunakan perusahaan manufaktur periode 2008-2012 diperoleh dari BEI sebesar 126 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi.
xiv ABSTRACT
FACTORS INFLUENCING CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (CSR) IN THE ANNUAL REPORT
Empirical study on manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange ( period 2008-2012 )
Pipit Widiyas Tuti Nim : 092114018 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
The aim of this study is to examine the influence of firm size, profitability, leverage and board of commissioners to corporate social responsibility disclosure. The corporate social responsibility disclosures consists of the responsibility to the environment, energy, health and safety, employee, products, and community in general.
This study is an empirical study. The data is obtained from 126 manufacturing company listed at Indonesia Stock Exchange from the year 2008 to 2012. The data analysis technique is regression analysis.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan di dunia usaha menuntut perusahaan untuk
memikirkan strategi untuk memenangkan persaingan. Perusahaan harus terus memperhatikan kepentingan manajemen, pemilik, karyawan, konsumen dan
masyarakat. Perhatian terhadap masyarakat sekitar perusahaan dapat diwujudkan melalui tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh dua aspek. Ada dua aspek penting yang harus diperhatikan sehingga keberadaan perusahaan
membawa perubahan ke arah perbaikan dan ada peningkatan taraf hidup masyarakat yaitu aspek ekonomi dan aspek sosial (Fahrizqi, 2010).
Aspek ekonomi, perusahaan berorintasi untuk mendapatkan keuntungan sedangkan aspek sosial berarti perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab untuk
memperoleh keuntungan semata, tetapi perusahaan juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Akan tetapi perusahaan kadangkala
melalaikan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut menyebabkan hubungan perusahaan dengan
lingkungannya tidak bersifat timbal balik (Anggraini, 2006).
Saat ini di Indonesia, perusahaan dituntut untuk mengungkapkan
sosialnya dalam laporan tahunan. Informasi tanggung jawab ini tidak hanya dibutuhkan oleh pemilik atau pemegang saham saja, tetapi terhadap
stakeholders yang terkait yaitu masyarakat, lingkungan serta karyawan. Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan terhadap aktivitas perusahaan adalah tentang keamanan/keselamatan produk, kehalalan dalam
mengkonsumsi makanan maupun minuman, kebersihan dalam mengolah produk, serta perlindungan lingkungan hidup mulai dari penggolahan limbah,
pengundulan hutan, polusi udara, air agar tidak mengalami kerusakan, sehingga sumber daya untuk generasi selanjutnya tidak habis. Begitu juga terhadap karyawan, informasi yang dibutuhkan seperti fasilitas yang didapatkan,
pelatihan tenaga kerja, bantuan keuangan, pendidikan, tunjangan, keselamatan dan kesehatan dalam bekerja serta lain sebagainya. Maka tanggung jawab
sosial di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007 pasal 47 ayat 1 dimana “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan”.
Di Indonesia sendiri penelitian tentang pengungkapan lingkungan dan
sosial telah banyak dilakukan, khususnya bersifat parsial, karena untuk mengetahui dari masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif terhadap variabel dependen. Seperti pada penelitian Sembiring (2003),
Anggraini (2006), Hasibuan (2001), Fahrizqi (2010), dan Devina (2004) juga melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
antara ukuran perusahaan, leverage dan ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan pada tingkat profitabilitas
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan jika diukur dengan 78 item dari pengungkapan tangung jawab sosial perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.
Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2003), ukuran perusahaan berhubungan sangat tinggi dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, karena perusahaan dapat diukur dari sisi tenaga kerja, dan total aktiva.
Jadi semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka pihak manajemen dalam memperhatikan tenaga kerja semakin besar, begitu
juga jika melihat dari total aktiva semakin besar maka perusahaan akan mengungkapkan tangung jawab yang besar pula. Selain itu semakin besar perusahaan maka dampak aktivitas operasinya semakin besar terhadap
masyarakat sehingga pengungkapan yang diharapkan semakin luas sebagai akibat dari tekanan masyarakat. Hubungan antara ukuran dengan tanggung
jawab sosial sangat berpengaruh signifikan jika dilihat dari jumlah tenaga kerja, total aktiva, seperti pada penelitian Sembiring (2003), Hasibuan (2001), Fahrizqi (2010) dan Anggarini (2006) yang berhasil menunjukkan pengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hubungan profitabilitas dengan tanggung jawab sosial perusahaan sangat
operasi perusahaan. Profitabilitas diukur dengan laba perusahaan dengan total aktiva selama satu periode. Sembiring (2005) juga tidak berhasil menyatakan
profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Karena pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kelihatannya tidak berhubungan dengan profitabilitas dalam periode yang
sama, tetapi berhubungan dengan laba periode yang lalu. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa katika perusahaan memiliki tingkat laba yang
tinggi, maka perusahaan mengganggap tidak perlu untuk melaporkan hal-hal yang akan menggangu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas rendah, perusahaan berharap para
pengguna laporan akan membaca “good news”kinerja perusahaan.
Hasil yang tidak konsisten ditunjukkan pada hubungan leverage dengan
tanggung jawab sosial perusahaan. Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Scott (2000) dalam Fahrizqi (2010) berpendapat
semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk
melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan. Sejalan dengan teori keagenan, jika perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan mengungkapan lebih banyak informasi karena biaya keagenan
perusahaan stukturnya akan dilihat dari modal yang lebih tinggi (Jensen & Meckling, 1976 dalam Sembiring, 2003. Seperti penelitian Sembiring (2003)
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan penelitian Anggraini (2006), Hasibuan (2001), Devina (2004) menyimpulkan hasil yang positif
signifikan antara leveragedengan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Dewan komisaris merupakan wakil dari stakeholder dalam mengawasi pengolahan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen. Dewan komisaris
memiliki wewenang yang dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahaan. Maka, perusahaan yang memiliki dewan komisaris dengan jumlah yang banyak akan lebih besar juga mengungkapkan tanggung jawab sosial. Hal ini sejalan dengan penelitian Sembiring (2003), Anggraini (2006), Hasibuan
(2001) yang menunjukkan hasil yang saling berhubungan antara dewan komisaris independen terhadap tingkat pengungkapan sukarela.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas maka untuk pengujian ini mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan, menggunakan ke empat faktor-faktor yaitu ukuran penelitian,
profitabilitas, leverage, dan ukuran dewan komisaris pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur di BEI?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung
3. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur di BEI?
4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur di BEI?
C. Tujuan Penelitian
Tujuannya untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap hal-hal di atas,
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
2. Untuk mengetahui pengaruh negatif profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
3. Untuk mengetahui pengaruh positif leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
4. Untuk mengetahui pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan akan
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah literatur koleksi
perpustakaan dan berguna bagi para mahasiswa/i peneliti selanjutnya yang akan meneliti hal ini secara lebih mendalam.
3. Bagi Penulis
Peneliti memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial dan pengungkapannya terhadap
laporan tahunan perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian yang nantinya akan dijadikan dasar untuk menganalisis data yang diperoleh.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis akan menguraikan jenis penelitian yang akan dilakukan, populasi dan sampel yang diambil, teknik pengumpulan
Bab IV : Hasil Dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang analisis terhadap data dan temuan
empiris yang diperoleh. Bab V : Penutup
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang diambil dari bab
analisis data yang dilakukan, keterbatasan pada saat proses penelitian, kemudian apa yang didapatkan dari kesimpulan itu akan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam mencapai suatu tujuan, perusahaan harus berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dalam arti luas mencakup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal tetapi juga kepada karyawan, konsumen serta masyarakat (Anggraini, 2006).
Gambar 2.1: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sumber: Invancevic (1992) dalam Hasibuan (2001)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa baik para investor, karyawan, konsumen maupun lingkungan sangat membutuhkan informasi mengenai aktivitas perusahaan. Pihak mereka memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kesuksesan perusahaan. Konsumen dalam hal ini merupakan para pelanggan yang dimiliki perusahaan, untuk melakukan transaksi pembelian produk yang dihasilkan perusahaan, jadi informasi yang dibutuhkan mereka seperti
Konsumen
Aktivitas Perusahaan
Karyawan Lingkungan
kebersihan dan kesehatan produk, keamanan serta keselamatan produk, dan lain sebagainya. Dengan adanya para konsumen, aktivitas perusahaan berjalan dengan bantuan para karyawan yang merupakan tangan kanan perusahaan, tanpa adanya karyawan aktivitas perusahaan juga tidak berjalan dengan lancar. Maka perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan keuntungan terbaik seperti tunjungan THR, pansiun, pendidikan, fasilitas rumah/kendaraan. Begitu juga terhadap lingkungan, perusahaan harus berinteraksi pada lingkungan sekitar, khususnya pada limbah dari proses produksi, polusi udara, serta air, pelindungan lingkungan hidup agar tidak punah. Itu semua tidak terlepas dari para investor yang memiliki modal dalam perusahaan. Tanggung jawab investor yang merupakan titik tumpu untuk menghidupkan perusahaan, jika investor lemah maka aktivitas perusahaan kemungkinan tidak berjalan dengan lancar, serta banyak kerugian yang akan dialami oleh perusahaan, karyawan, konsumen maupun lingkungan, maka agar aktivitas perusahaan berjalan dengan baik semua saling berhubungan.
Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) membagikan area tanggung jawab perusahaan kedalam 3 level yaitu:
1. Basic Responsibility
2. Organizational responsibility
Level ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan “stakeholder” seperti pekerja, konsumen, pemagang sahan dan masyarakat disekitarnya.
3. Societal responsibility
Dalam level ini, merupakan tahap ketika terjadi interaksi antara perusahaan dengan kekuatan lain di masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh secara berkesinambungan, dengan melibatkan lingkungannya secara keseluruhan. Dalam level organizational responsibility dan societal responsibilityinilah penelitian yang umumnya dilakukan.
B. Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling, 1986 dalam Sunarto, 2009, teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam model keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, sehingga diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi hubungan agensi diantaranya biaya pengawasan, biaya kontrak, dan visibilitas politis. Dalam hal ini, perusahaan akan memerlukan biaya untuk mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial, sehingga yang terjadi laba dilaporkan menjadi lebih rendah.
pengawasan yang rendah dan vasibilitas politis yang tinggi (Belkaoui dan Karpik,1989 dalam Anggaraini, 2006). Jadi pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh positif dengan kinerja sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis dan terjadi hubungan negatif terhadap biaya kontrak dan biaya keagenan.
C. Biaya Politis
Biaya politis merupakan fungsi dari tingkat pengawasan politis dan pentingnya perusahaan untuk menyalurkan kekayaan perusahaan atas dampak politik masyarakat terhadap perusahaan (Mills, Nutter dan Schawb, 2010 dalam Fajarini, 2012). Jika biaya politis yang dihadapi oleh perusahaan semakin besar, maka manajer akan memiliki prosedur akuntansi yang dapat menghasilkan laba sekarang lebih kecil dibandingkan dengan laba dimasa depan. Dengan demikian semakin tinggi biaya politis yang dihadapi perusahaan, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial sehingga laba yang dilaporkan menjedi lebih rendah (Watt & Zimmerman, 1990 dalam Anggraini, 2006).
D. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Indeks CSR 1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Hackston dan Milne (1998) dalam Sembiring (2005), pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut sebagai corporate social responsibility yang merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari berbagai kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Harahap (1993) dalam Sembiring (2003) ada beberapa alasan yang mendukung dan menentang konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Alasan yang mendukung antara lain:
a. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peran perusahaan.
b. Keterlibatan sosial akan mempengaruhi perbaikan lingkungan masyarakat yang mungkin menurunkan biaya produksi.
c. Meningkatkan nama baik perusahaan dan akan menimbulkan simpati langganan, karyawan, investor dan lain-lain.
d. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan. e. Menunjukkan respon positif pada norma dan nilai yang berlaku di
masyarakat.
g. Mengurangi kebencian masyarakat pada perusahaan yang kadang tidak bias dihindari.
h. Membantu kepentingan nasional seperti konservasi alam, pemeliharaan barang-barang seni dan budaya, peningkatan pendidikan masyarakat, lapangan kerja dan lain-lain.
Selanjutnya alasan yang menentang tanggung jawab sosial perusahaan, antara lain sebagai berikut:
a. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. Tanggung jawab sosial dianggap sebagai pemborosan.
b. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik secara berlebihan.
c. Menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik bukan bersifat pluralistic.
d. Keterlibatan sosial memerlukan dana besar yang tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan sehingga dapat menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
e. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan tenaga ahli yang belum tentu dimiliki perusahaan.
2. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial
dengan isu sosial dan lingkungan jika pengungkapan tersebut berisi informasi diantaranya (Fahrizqi, 2004):
a. Lingkungan b. Energi
c. Praktik Bisnis yang Wajar d. Sumber Daya Manusia e. Keterlibatan Masyarakat f. Produk yang dihasilkan g. Pengungkapan Lainnya.
E. Faktor-faktor Perusahaan yang mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva, jumlah tenaga kerja, volume penjualan atau kapitalisasi pasar. Untuk penelitian ini ukuran perusahaan dinyatakan dengan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, jika jumlah aktiva semakin besar, maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosial yang harus diungkapkan oleh perusahaan (Cahyonawati, 2003 dalam Purnasiwi (2011).
Akan tetapi tidak semua penelitian dapat mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Diantara penelitian yang berhasil membuktikan pengaruh positif kedua variabel tersebut seperti pada penelitian Hasibuan (2001) yang mengaitkan dengan teri agensi dimana manajemen sebagai agen akan menyelenggarakan operasi perusahaan seperti yang diinginkan principal yang telah berkembang keseluruh interest group termasuk karyawan dan masyarakat. Selain itu perusahaan besar mempunyai tekanan secara politis dan menjedi sorotan masyarakat luas untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar. Sembiring (2005) juga membuktikan bahwa ukuran perusahaan dikaitkan dengan teori agensi, yang mana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.
Berdasarkan uruian di atas, maka hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini dalam bentuk alternatifnya adalah:
2. Profitabilitas
Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah didalilkan untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya managerial yang sama dengan gaya managerial yang diperlukan untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan (Sembiring, 2003). Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang kedua adalah:
H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Leverage
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial, untuk menghilangkan keraguan dari para penguna informasi seperti masyarakat, karyawan, konsumen, investor (Jensen & Meckling, 1976 dalam Anggraini, 2006). Oleh karena itu, perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio leverageyang rendah.
H3: Leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
4. Dewan Komisaris
menekan manajemen dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial, sehingga perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan komisaris lebih besar akan dapat mengungkapkan tanggung jawab sosial lebih banyak. Dengan demikian semakin banyak jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah pula untuk mengendalikan direksi dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya, oleh karena itu dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
H4: Jumlah Anggota dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
F. Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan ringkasan dari penelitian sebelumnya tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan antara lain:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Penelitian Variabel
Sembiring
Ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan tipe industri berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan profitabilitas, leverageberpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tangung jawab sosial. industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan untuk. profitabilitas dan basis kepemilikan perusahaan tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Kepemilikan manajemen dan tipe industri berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tangung jawab sosial sedangkan leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikansi terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan pada leverage dan ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Sumber: dari hasil penelitian
G. Kerangka Pemikiran
ukuran dewan komisaris, maka hubungan antara variabel penelitian dapat disimpulkan melalui gambar sebagai berikut ini:
Variabel Independen Variabel Dependen +
_
+
+
Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran Profitabilitas (X2)
Leverage(X3)
Jumlah Anggota Dewan Komisaris (X4)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2008-2012.
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang berasal dari laporan
tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Alasannya
dipilih periode waktu tersebut karena laporan tahunan pada periode tahun
2008-2012 merupakan data terbaru yang diperoleh di ICMD (Indonesia
Capital Market Directory), dan Bursa Efek Indonesia.
C. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel ini dipilih karena merupakan
data terbaru yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik dalam periode
waktu 5 tahun. Alasan menggunakan perusahaan manufaktur adalah
perusahaan tersebut memiliki dampak yang relatif lebih banyak pada
lingkungan dan merupakan jumlah perusahaan dalam satu populasi yang cukup
Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012, dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Perusahaan yang tergolong dalam industri manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012.
b. Perusahaan mengungkapkan program tangung jawab sosial dalam
pelaporan keuangan tahunan perusahaan selama tahun 2008-2012.
c. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan lengkap termasuk
pengungkapan sosial dan tersedia untuk publik.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini akan dilakukan di pojok BEI Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013.
E. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pengungkapan informasi pertanggungjawaban
sosial dan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
leveragedan ukuran dewan komisaris.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun 2008-2012. Data tersebut
diperoleh dari Pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta melalui
situs yang dimiliki oleh BEI, yaitu www.idx.co.id.
G. Variabel Penelitian
Variabel yang akan digunakan untuk penelitian ini terdiri dari variabel
dependen dan empat variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah pengungkapan tangung jawab sosial sedangkan variabel
independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran
dewan komisaris.
1. Pengungkapan tangung jawab sosial (Y)
Menurut Sembiring (2003) pengungkapan tangung jawab sosial
merupakan data yang diungkapkan oleh perusahaan berkaitan dengan
aktivitas sosialnya yang meliputi topik lingkungan, energi, kesehatan dan
keterlibatan masyarakat, dan umum. Pengungkapan tanggung jawab sosial
ini diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI).
Dimana:
CSRI : indeks pengungkapan perusahaan
V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M : Jumlah item yang diharapkan diungkapkan oleh perusahaan
2. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasi besar
kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan ini dapat diukur dengan jumlah
tenaga kerja, total nilai aktiva, dan volume penjualan yang dimiliki
perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang akan digunakan total nilai
aktiva sebagai ukuran perusahaan.
3. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan kemampuan dari modal yang diinventasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua
investor. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat ukuran perusahaan ini adalah return on asset (ROA) lebih dari satu
periode. ROA merupakan ukuran efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
4. Leverage(X3)
Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan
operasinya tercermin dalam tingkat leverage. Leverage juga mencerminkan
tingkat resiko keuangan perusahaan, (Sembiring 2005, Fahrizqi 2010).
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverageadalah Debt To Equity Ratio(DER).
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus:
5. Dewan Komisaris (X4)
Dewan komisaris yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah
anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris
dalam penelitian ini mengunakan penelitian Sembiring (2005) yaitu dilihat
dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki
distribusi data yang normal/tidak, uji yang dipakai adalah
Kolmogorov-Smirnov. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal
data tersebut berdistribusi normal atau tidak menggunakan dua cara yaitu
melalui analisis grafik dan analisis statistik.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik terdapat data yang telah
dikumpulkan, menggunakan analisis seperti uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi:
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan antara variabel prediktor atau
independen terhadap variabel prediktor yang lain. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Dimana variabel ortogonal adalah independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Sembiring,
2005).
b. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Situasi heterokedastisitas akan menyebabkan
penafsiran koefisien regresi menjadi tidak efisien. Model regresi yang
baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat pada grafik scatterplot, dengan output SPSS
for windows 17. Suatu regresi dapat dikatakan terdekteksi
tertentu. Jika tidak ada pola tertentu berati tidak terjadi heterokedastisitas
dalam data tersebut (Pratomo, 2010).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi (Wiyono, 2011). Dalam upaya mendeteksi adanya
autokorelasi dalam model regresi yang digunakan bisa dilakukan dengan
melihat nilai D-W (Durbin-Watson) dari output SPSS. Nilai D-W dari
model regresi berganda terpenuhi jika nilai du < dhitung < d4-du
(Purnasiwi, 2011).
3. Uji Hipotesis
Secara statistik, uji hipotesis dapat diukur dari uji simultan (uji F) uji parsial
(uji t), dan nilai koefisien determinasi R2. Pengujian ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut (Sembiring, 2003):
a. Uji F
Statistik uji-F ini dilakukan untuk menguji kemampuan seluruh
variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan
dewan komisaris) secara bersama-sama dalam menjelaskan perilaku
variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial). Pengujian ini
1) Merumuskan hipotesis
Ho: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan dewan
komisaris tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
Ha: Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan dewan
komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial.
2) Menentukan kriteria pengujian
a) Jika signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima. Ini berarti bahwa secara bersama-sama keempat variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage dan dewan komisaris) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (tanggung
jawab sosial).
b) Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa
secara bersama-sama keempat variabel independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage dan dewan komisaris)
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (tanggung
jawab sosial).
b. Uji t
Setelah melaksanakan pengujian secara keseluruhan maka kemudian
dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuan masing-masing
dewan komisaris) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen
(pengungkapan tanggung jawab sosial) dengan uji statistik-t.
Jadi, pengujian dilakukan menggunakan signifikansi level 0,05 (α=5%). Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan sebagai berikut:
a) Ukuran perusahaan (x1)
Ho1: Tidak terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ho1=β1≤0
Ha1: Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ha1=β1>0
b) Profitabilitas (X2)
Ho2: Tidak terdapat pengaruh negatif profitabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ho2=β2≥0
Ha2: Terdapat pengaruh negatif profitabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ha2=β2<0
c) Leverage (X3)
Ho3: Tidak terdapat pengaruh positif leverage terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ha3: Terdapat pengaruh positif leverage terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial.
Ha3=β3>0
d) Dewan Komisaris (X4)
Ho4: Tidak terdapat pengaruh positif jumlah anggota dewan
komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Ho4=β4≤0
Ha4: Terdapat pengaruh positif jumlah anggota dewan komisaris
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
32 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Awal mula, penelitian ini dilakukan dengan cara memilih sampel yang akan dianalisis. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008-2012, khususnya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia totalnya sebanyak 740 perusahaan. Dari populasi sebanyak 740 perusahaan manufaktur terdapat sampel sebesar 126 perusahaan yang telah mengeluarkan annual report yang lengkap dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, yang diambil dari website BEI, www.isx.co.id. Proses ini mengunakan teknik metode purposive sampling. Metode ini melakukan pengambilan sampel dengan mengunakan kriteria-kriteria yang telah tertentu.
Berdasarkan metode purposive samplingdiperoleh sampel sebanyak 126 perusahaan manufaktur sebagai berikut:
Tabel 4.1 Subjek Penelitian
Tahun Data 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
151 149 146 148 146 Jumlah perusahaan manufaktur
yang tidak melaporkan annual report
(106) (98) (94) (94) (99)
Data tidak lengkap (tidak mengungkapkan tanggung jawab sosial, laporan keuangan terpisah)
(25) (25) (25) (25) (25)
Sampel 20 28 27 29 22
B. Sampel
1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan telah melakukan pengungkapan sosial berdasarkan kegiatan operasi perusahaan kedalam laporan tahunan. Dari 7 item kebanyakan perusahaan mengungkapkan tentang masyarakat (seperti memberikan sumbangan/bantuan medis, produk, pendidikan, dan program beasiswa), produk (informasi keselamatan/kebersihan produk, keamanan mengkonsumsi produk), tentang tenaga kerja (seperti fasilitas yang didapatkan, tunjangan serta bantuan, keselamatan dan kesehatan, pembagian keuntungan dan kualitas tenaga kerja yang direkrut), serta lingkungan (mengenai pelindungan lingkungan hidup, pengolahan limbah, serta pengunaan daur ulang).
Dalam hal ini, perusahaan mengungkapan tangung jawab sosial dengan mengacu pada 7 item dari 78 pengungkapan. Seperti pada tabel 4.2, ini adalah contoh dari salah satu perusahaan PT. AKR Corporindo Tbk dimana tanda x merupakan kegiatan sosial yang di laksanakan oleh perusahaan.
Tabel 4.2 Contoh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
No Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial AKRA* Lingkungan
1 Pengendalian polusi kegiatan operasi pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi.
2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi.
Lanjutan
No Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial *AKRA 4
Pencegahan yang menunjukkan bahwa lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas.
6 Penggunaan material daur ulang.
7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan
yang dibuat perusahaan. X
8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan. 9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah
lingkungan
10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah
11 Pengolahan limbah X
12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan
13 Pelindungan lingkungan hidup X
Energi
14 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan
operasi X
15 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi
16 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur
ulang. X
17 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi
18 Pengungkapan pengingkatan efisiensi energi dari produk 19 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari
produk
20 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
21 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja X 22 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan keselamatan
fisik atau mantal X
23 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja. X 24 Mentaati peraturan standard kesehataan dan keselamatan kerja X 25 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja X 26 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja X 27 Melaksanakan riset untuk mengingkatkan keselamatan kerja
28 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja. X Lain-lain tentang tenaga kerja
29 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 30 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang
Lanjutan
No Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial *AKRA 31 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga keraja wanita/orang
cacat dalam pekerjaan.
32 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.
33 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja. X 34 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang
pendidikan. X
35 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. X 36
Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
X 37 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan. X 38 Mengungkapan fasilitas untuk aktivitas rekreasi. X 39 Pengungkapan program pensiun bagi karyawan
40 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan.
41 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan. X 42 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada.
43 Mengungkapkan disposisi staff dimana staff ditempatkan. X 44 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia
mereka. X
45 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis penjualan per tenaga kerja
46 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. X 47 Mengungkapkan rencana kapemilikan saham oleh tenaga kerja X 48 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. X 49
Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam mengingkatkan kepuasan dan motivasi kerja.
X
50 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan.
51 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah.
52 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh. 53 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja.
54 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan
55 Peningkatan kondisi kerja secara umum. X 56 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga
kerja.
57 Informasi dan stastistik perputaran tenaga kerja. Produk
58 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasanya.
Lanjutan
No Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial *AKRA 60 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk
memperbaiki produk. X
61 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan. X 62 Membuat produk lebih aman untuk konsumen. X 63 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan X 64 Pengungkapan peningkatan kebersihan/keselamatan dalam
pengolahan dan penyiapan produk. X 65 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. X 66 Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan X
67 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah
meningkat. (misalnya ISO 9000) X
Keterlibatan masyarakat
68 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat pendidikan dan seni.
X
69 Tenaga kerja paruh waktu (part-time emplotment) dari
mahasiswa/pelajar) X
70 Sebagai sponsor untuk proyek keselamatan masyarakat. X
71 Membantu riset madis. X
72 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau
pemeran seni. X
73 Membiayai program beasiswa.
74 Membuat fasilitas perusahaan untuk masyarakat. X 75 Mensponsori kampanye nasional.
76 Mendukung pengembangan industri local. Umum
77
Pengungkapan tujuan kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
78 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.
Jumlah 40
*
AKRA: PT. AKR Corporindo Tbk
Dengan contoh perhitungannya sebagai berikut:
Tabel 4.3 Komposisi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Keterangan jumlah item
pengungkapan sosial
Jumlah perusahaan
Presentase
0,40-0,49 28 22,2
0,50-0,59 69 54,8
0,60-0,69 24 19,0
0,70-0,78 5 3,9
Jumlah 126 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa, perusahaan yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sebanyak 0,40 sampai 0,49 adalah sebesar 28 perusahaan, sedangkan 69 perusahaan mengungkapkan paling banyak sebesar 0.050 sampai 0,59, tetapi yang mengungkapkan tanggung jawab sosial paling banyak hanya 5 perusahaan antara 0,70 sampai 0,78.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan untuk penelitian ini mengunakan total aktiva perusahaan. Ada 78 perusahaan yang mengungkapkan total aktiva dibawah Rp500.000.000.000, dan 33 perusahaan yang mengungkapkan total aktivanya lebih dari Rp1.000.000.000.000. Data yang lengkap dari masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran B.
3. Profitabilitas
= 0,043085
Dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki ROA dengan nilai negatif sebanyak 6 perusahaan, sedangkan perusahaan yang memiliki ROA antara 0,00 sampai 1,00 sebanyak 120 perusahaan. Untuk lebih jelasnya lagi, data ini dapat dilihat pada lampiran B.
Komposisi sampel berdasarkan ROA sebagai berikut: Tabel 4.4 Komposisi Sampel Berdasarkan ROA
Return On Asset Jumlah Perusahaan Persentase
Negatif 6 4,76
0,00-1,00 120 95,2
Lebih dari 1,00 0 0
Jumlah 126 100
4. Leverage
Pada tingkat leverage perusahaan tidak ada yang mengalami ekuitas pemegang saham negatif, yang memiliki rasio hutang lebih dari 1,00 sebanyak 6 perusahaan, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio hutang terhadap modal yang paling banyak berkisar 0,00 sampai 1,00 sebanyak 120 perusahaan. Untuk lebih jelas lagi akan disertai perhitungan sebagai berikut:
Rasio hutang terhadap modal sendiri masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran B. Dibawah ini merupakan komposisi sampel perusahaan berdasarkan rasio hutang terhadap modal:
Tabel 4.5 Komposisi Sampel Berdasarkan Rasio Hutang Terhadap Modal Sendiri
Rasio hutang terhadap modal sendiri sampai 13 orang dan 44 perusahaan memiliki dewan komisaris sebanyak 6 sampai 9 orang. Jumlah anggota dewan komisaris ini masing-masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran B, di bawah ini merupakan komposisi sampel berdasarkan jumlah anggota dewan komisaris, antara lain:
Tabel 4.6 Komposisi Sampel Berdasarkan Jumlah Anggota Dewan Komisaris
C. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Terdapat empat variabel independen yang digunakan untuk penelitian ini diantaranya ukuran perusahaan (Size), profitabilitas (ROA), leverage (Lev) dan dewan komisaris (DK) dengan mengunakan 78 item dari pengungkapan sosial.
Di bawah ini merupakan data deksripsi dari masing-masing variabel: Tabel 4.7 Deskriptif Variabel Penelitian
Hasil dari index CSR max sebesar 0.72 dan index CSR min 0.29 dengan index CSR rata-rata sebesar 0,5463. Begitu juga terhadap dewan komisaris, jumlah max DK sebanyak 11, sedangkan jumlah DK min sebanyak 3 orang, rata-rata jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan sebanyak 5.39.
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
INDEX CSR 126 .29 .72 .5463 .07072
SIZE 126 Rp784.759.815 Rp84.105.420.185 Rp6.980 Rp1.312
ROA 126 -.65 .42 .1005 .11553
LEV 126 .08 3.28 .5740 .46417
DK 126 3 11 5.39 2.124
Valid N
2. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan variabel independen yang diuji berdistribusi nomal atau tidak. Asumsi diuji mengunakan normal probability plot of regression standardized residual dengan tujuan untuk membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal (Fahriqzi, 2010).
Dari tabel 4.8 di bawah menunjukkan jumlah sampel pada kolom N sebanyak 126 perusahaan dengan rata-rata 0.000000. Hasil hipotesis menunjukan hasil dari uji normalitas yang nilai dari uji kolmogorov-smirnov sebesar 0,533 menunjukan signifikansi karena diatas 0,05, sehingga model regresi sudah berdistribusi normal.
Tabel 4.8 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 126
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.06194821 Most Extreme Differences Absolute .072
Positive .072 Negative -.057 Kolmogorov-Smirnov Z .807 Asymp. Sig. (2-tailed) .533
3. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai dari Tolenrance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Batas tolerance yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,10, sedangkan untuk VIF gejala multikolinearitas akan terdeteksi jika nilai VIF lebih besar dari 10 (Gujarati, 1995 dalam Sembiring, 2003).
Dari hasil tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tolerancekeempat variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan dewan komisaris lebih dari 0,10% dan nilai VIF lebih besar dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.
Tabel 4.9 Nilai Tolerance dan Variance Inflaction Factor(VIF)
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)
ROA .948 1.054
SIZE .965 1.036
LEV .951 1.051
b) Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1 Hasil Uji Glejser Untuk Heterokedastisitas
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk suatu pola yang jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di bawah, jadi dapat disimpulakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
c) Uji Autokorelasi
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi N
i l a
Negatif No Autocorelation positif
Autocorelation
0 dl du 1.888 2 4-du 4-dl 4 1.679 1.788 2.212 2.321
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .75a .076 .045 5.145 1.888
DU 1.788 dan DL 1.679 yang diperoleh dari tabel statistik DW. Dengan n=126, dan k=4. Berdasarkan dari hasil perhitungan DW sebesar 1,888 yang terletak di daerah No Autocorelationmaka dapat disimpulkan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.
D. Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel di bawah dapat disimpulkan bahwa nilai R2 sebesar 0.076 ini berarti variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leveragedan dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sebesar 7,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Variabel Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan)
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 261.942 4 65.486 2.474 .048a
Residual 3202.915 121 26.470 Total 3464.857 125
a. Predictors: (Constant), DK, ROA, SIZE, LEV b. Dependent Variable: CSR
Tabel uji F di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 2,474 lebih besar dari F tabel sebesar 2,446 dengan probabilitas sebesar 0,048 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 maka Ho ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh positif signifikansi antara ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tabel 4.13 merupakan hasil pengujian secara parsial (uji t), Diantaranya sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 2.860 lebih besar dari t tabel 1.979 dengan tingkat signifikan sebesar 0.005<0.05 maka Hoditolak dan Haditerima. Jadi dapat disimpulkan untuk hipotesis pertama ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. 2. Uji Hipotesis Kedua
3. Uji Hipotesis ketiga
Hasil dari pengujian hipotesis ketiga nilai t-hitung sebesar 0.111 dengan tingkat nilai signifikan sebesar 0.912≥0.05 sehingga Hoditerima dan Ha ditolak ini berarti bahwa variabel leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
4. Uji Hipotesis Keempat
Pengujian hipotesis keempat menunjukkan hasil dengan nilai t-hitung sebesar 2.883 dengan nilai signifikan sebesar 0,005<0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Tabel 4.13 Hasil Uji T (Parsial)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.469 .847 1.735 .085
SIZE 4.101 .000 .247 2.860 .005
ROA 4.039 2.280 .154 1.772 .079
LEV .063 .567 .010 .111 .912
DK .335 .116 .251 2.883 .005
E. PEMBAHASAN 1. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi, kemungkinan akan berpengaruh lebih besar terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial. Hal ini berguna untuk menghindari kerugian perusahaan dalam jangka panjang dan mengurangi biaya-biaya politis yang ditimbulkan dari kegiatan operasi perusahaan. Kegiatan yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial akan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan. Ini berarti perusahaan akan semakin banyak melaksanakan kagiatan sosial perusahaan dan akan diungkapkan kedalam laporan tahunan.
2. Profitabilitas
Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan beroperasi untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas diukur menggunakan tingkat return on asset(ROA) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi total asset. Sehingga hasil penelitian untuk profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ini berarti bahwa besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial karena dalam hal ini tergantung dari perusahaan sendiri didalam mengungkapkan tanggung jawab sosial. Sehingga belum tentu perusahaan yang memiliki tingkat laba tinggi, perusahaan akan lebih berorintasi pada laba semata, karena perusahaan mengganggap tidak perlu untuk melaporkan hal-hal yang akan menggangu informasi tentang kesuksesan keuangan. Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas rendah, perusahaan berharap para pengguna laporan akan membaca “good news”kinerja perusahaan (Sembiring, 2003).
3. Leverage
Leveragemenggambarkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya. Penelitian ini mengukur leveragedengan mengunakan debt to equity ratio(DER) yang menjelaskan bahwa jika DER tinggi maka hutang lebih besar daripada modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Hasil penelitian rasio leverage tidak berpengaruh positif signifikansi terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, karena tinggi rendahnya rasio leverage suatu perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Ini berarti bahwa hubungan perusahaan antara debtholders dan kinerja perusahaan sudah terjalin baik, sehingga pihak debtholders tidak terlalu memperhatikan rasio leverage perusahaan dan menyimpulkan bahwa rasio leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi tidak signifikansi (Fahrizqi, 2010).
4. Dewan Komisaris
Dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang bertanggungjawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkan informasi sosial (Hasibuan, 2001). Semakin banyak jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin banyak pihak yang dapat melakukan pengawasan terhadap manajemen, dan akan banyak pula pengungkapan tentang informasi sosial dalam laporan tahunan.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Ada beberapa kesimpulan yang dapat
ditarik dari penelitian ini, antara lain:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t (parsial)
0.005<0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total aktiva
perusahaan, semakin banyak pengungkapkan tanggung jawab sosial yang
diungkapkan oleh perusahaan, karena perusahaan besar akan lebih disoroti
oleh para pengunan laporan.
2. Profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t (parsial)
0.079≥0.05. Jadi dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas perusahaan tidak
berdampak pada pengungkapan tanggung jawab sosial.
3. Leverage tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Hal ini ditunjukkan hasil uji t (parsial)
0.912≥0.05. Jadi dapat disimpulkan, bahwa besar kecilnya rasio leverage,
tidak akan mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial