a. Cara 1 (Cara terpilih)
1. Timbang Parasetamol
2. Timbang PEG 400 di cawan porselen, Masukkan ke dalan beaker glass
3. Timbang gliserin di cawan porselen, Masukkan ke no (2)
4. Timbang propilenglikol di cawan porselen, Masukkan ke no (3) 5. No (3) aduk ad homogen
6. Masukkan Parasetamol sedikit demi sedikit ke dalam campuran no. 5 aduk ad larut dan homogen sampai parasetamol habis
7. Timbang sukrosa kemudian larutkan dengan air hangat hingga larut 8. Masukkan larutan sukrosa ke dalam campuran no. 6 aduk ad homogen 9. Timbang NaH2PO4.2H2O dan Na2HPO4.2H2O dan larutkan dalam
aquadest
10. Campurkan larutan dapar ke dalam no 8 aduk ad larut dan tercampur semua
11. Teteskan essence melon ke dalam larutan no. 10 sedikit demi sedikit hingga warna yang diinginkan telah sesuai
12. Kemudian tambahkan perisa melon tetes per tetes ad manis 13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml aduk ad homogen
14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar
b. Cara 2
1. Timbang Parasetamol
2. Timbang PEG 400 di cawan porselen, Masukkan ke dalan beaker glass
3. No (1) tambahkan sedikit demi sedikit ke no (2) aduk ad larut
4. Timbang propilenglikol di cawan porselen, Masukkan ke no (3) aduk ad larut
5. Timbang gliserin di cawan porselen, Masukkan ke no (4) aduk ad larut 6. No (5) aduk ad homogen
7. Timbang sukrosa kemudian larutkan dengan air hangat hingga larut 8. Masukkan larutan sukrosa ke dalam campuran no. 6 aduk ad homogen 9. Timbang NaH2PO4.2H2O dan Na2HPO4.2H2O dan larutkan dalam
aquadest
10. Campurkan larutan dapar ke dalam no 8 aduk ad larut dan tercampur semua
11. Teteskan essence melon ke dalam larutan no. 10 sedikit demi sedikit hingga warna yang diinginkan telah sesuai
12. Kemudian tambahkan perisa melon tetes per tetes ad manis 13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml aduk ad homogen
14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar
L. Skema Pembuatan Cara 1
PEG 400 PROPILENGLIKOL GLICERIN
aduk ad homogen PARASETAMOL
Aduk ad larut & homogen
SUKROSA AQUA ±5 ML Aduk ad homogen NaH2PO4. 2H2O AQUA 5 ML Aduk ad larut Na2HPO4. 2H2O Aduk ad larut ALLURA AQUA ±5ML Aduk ad homogen ESSENSE MELON
Aduk ad homogen
Masuk botol
Cara 2
PEG 400 PARASETAMOL
Aduk ad larut PROPILENGLIKOL
Aduk ad larut GLICERIN
Aduk ad larut SUKROSA AQUA
Aduk ad homogen
NaH2PO4. 2H2O AQUA
Aduk ad larut
Na2HPO4. 2H2O
ALLURA AQUA ±5ML
Aduk ad homogen
ESSENSE MELON
Aduk ad homogen
Masuk botol
Formula yang di pilih untuk di praktikum kan dari tiga formula adalah formula 1 dan 3. Keduanya menggunakan cara kerja 1 dimana semua pelarut di campur terlebih dahulu. Namun formula terpilih untuk dibuat produksi besar (scale up) adalah formula 1 dan dibuat dengan cara kerja 1, karena dari ke dua sediaan yang paling baik hasilnya adalah formula I.
M. Perhitungan Bahan dalam Volume 60ml dan 150ml (Scale up) Formula 1 Formula 3 Nama Bahan 60 ml 150 ml 100 ml 60ml Parasetamol 1,44g 3,6g 2,4g 1,44g Propilen glikol 11,20g 28g 18,67 9,33g Gliserin 22,68g 56,7g 37,8g 22,68g PEG400 - - - 10,13g NaH2PO4.2H2O 2,76g 2,76g 2,76g 2,76g Na2HPO4.2H2O 0,20g 0,20g 0,20g 0,20g Sukrosa 10g 10g 10g 10g Allura Qs Qs Qs Qs Essense melon Qs Qs Qs Qs Aquadest Ad 60ml Ad 150ml Ad 100ml Ad 60ml
BAB III EVALUASI
A. Parameter Evaluasi
1. Organoleptis
• Bau : Melon
• Rasa : Manis sedikit pahit
• Warna : Hijau
2. Uji Berat Jenis
Alat : Piknometer
Cara kerja :
1. Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkah dan dalam keadaan kering
2. Timbang piknometer kosong di timbangan analitik
3. Setelah ditimbang kosong, isi piknometer dengan air hingga terisi penuh, kemudian timbang botol berisi air.
4. Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan larutan sirup dan timbang. Lakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing larutan sirup.
5. Setelah ditimbang semuanya hitung BJ masing-masing dan kemudian di rata-rata dan cari standart deviasinya.
3. Penetapan pH
Alat : pH meter
Cara kerja :
1. Nyalakan alat pH meter. 2. Kalibrasi pH meter
3. Masukkan sediaan dalam beker glass kurang lebih 50 ml.
4. Celupkan elektrode glass ke dalam sediaan untuk mengetahui pH sediaan yang akan di ukur.
6. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter
4. Viskositas
Alat : Viskostester
Cara kerja :
1. Cuci alat dengan aquadest, keringkan
2. Ukur larutan sediaan ±100ml
3. Masukkan kedalam gelas viskostester
4. Masukan gantungan yang berbolong ke dalam gelas
sampai tenggelam dalam larutan tadi tetapi jangan sampai menyentuh dasar gelas.
5. Tekan tombol on pada viskostester
6. Catat hasil
7. Lakukan sebanyak 3 kali dan hitung rata-ratanya
B. Hasil Evaluasi
1. Organoleptis
• Warna : Hijau
• Rasa : Melon (Manis agak pahit)
• Bau : Melon 2. Berat Jenis • Penimbangan Botol Botol kosong : 33,10 g Botol + air : 57,51 g 57,51 g – 33,10 g = 24,41 g Botol + sirup 1 : 62,49 g 62,49 g – 33,10 g = 29,39 g Botol + sirup 2 : 62,54 g 62,54 g – 33,10 g = 29,44 g Botol + sirup 3 : 62,52 g 62,52 g – 33,10 g = 29,42 g • Berat jenis Botol aquadest : 24,41 g / 24,488 g = 0,9968 g Botol 1 : 29,39 g / 24,488 g = 1,2002 g Botol 2 : 29,44 g / 24,488 g = 1,2022 g
Rata2 : 1,2002 + 1,2022 + 1,2014 = 3,6038 / 3 = 1,2013 Standart deviasi : ± 1,01 × 10-3
3. pH
pH sebelum di campur dengan larutan sirup baru
• pH 1 : 6,13
• pH 2 : 6,13
• pH 3 : 6,11
Rata-rata : 6,13 + 6,13 + 6,11 = 6,12 3
pH setelah di campur dengan larutan sirup baru
• pH 1 : 6,13 • pH 2 : 6,11 • pH 3 : 6,11 Rata-rata : 6,13 + 6,11 + 6,11 = 6,12 3 4. Viskositas
Sebelum di campur dengan larutan sirup baru : 1 = 0,5
2 = 0,5 3 = 0,5
Setelah di campur dengan larutan sirup baru : 1 = 0,6
2 = 0,6 3 = 0,6
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dalam membuat sediaan sirup Parasetamol, langkah awal yang kami lakukan adalah memilih bahan aktif Parasetamol, pelarut, pengawet, pemanis, pewarna, essence, dan larutan dapar. Kemudian dari bahan-bahan tersebut kami mencari sifat fisika-kimianya serta rentangnya agar dapat berfungsi sebagai pelarut, pengawet maupun pemanis untuk sediaan obat. Setelah itu kami menentukan salah satu bahan yang kiranya paling baik untuk digunakan dalam membuat sediaan sirup Parasetamol. Di mulai dari bahan aktif parasetamol, kami mulai menghitung dosis parasetamol per hari (sendok takar) yang disesuaikan dengan dosis dalam literatur. Setelah itu, kami menentukan kemasan terkecil sediaan berdasarkan dosis sediaan yang ingin kami buat, didapatkan kemasan terkecilnya 60ml. Dari dosis yang sudah di dapat, kami memperkirakan berapa banyak sirup yang bisa dibuat untuk waktu terapi 3 hari dengan penggunaan bahan yang efektif dan efisien serta untuk memaksimalkan stabilitas sediaan. Dari kemasan terkecil, kami menentukan berapa jumlah Parasetamol yang akan digunakan dalam satu botolnya (60 ml). Selanjutnya kami menentukan kadar pelarut yang dapat melarutkan Parasetamol. Untuk mengetahui kelarutan parasetamol dalam formulasi, ada dua cara yaitu :
1. Menghitung konstanta dielektrik dan membandingkannya dengan formulasi dasar
2. Menggunakan data kelarutan parasetamol pada masing-masing pelarut
Dalam pembuatan formulasi, kami merancang 3 buah formulasi. Dari 3 formulasi tadi akan dipilih 2 formulasi yang di anggap terbaik untuk di buat sediaan yang nantinya akan di pilih lagi salah satu yang terbaik untuk di buat dalam skala besar. Dari ketiga formulasi yang kami rencanakan, konstanta dieletrik yang paling mendekati konstanta dielektrik formula baku adalah formula 3. Formula standard ini diambil dari Formularium Nasional. Nilai konstanta dielektrik pada formula satu adalah 59,48, formula dua adalah 53, formula tiga adalah 50,97. Sedangkan nilai konstanta dielektrik formula baku adalah 31. Nilai
konstanta dielektrik akan mempengaruhi kelarutan sediaan yang akan di buat. Semakin dekat nilai konstanta dielektrik sediaan yang ingin di buat dengan nilai konstanta dielektrik formula baku akan semakin baik kelarutannya.
Kami memilih formula yang akan di buat dengan mempertimbangkan nilai konstanta dielektrik (kelarutan) yang paling mendekati formula baku dan perbedaan penggunaan kosolven dari masing-masing formulasi. Berdasarkan hal di atas maka kami memilih formula 1 dan 3 untuk di buat sediaan (60ml). Dalam pembuatan sediaan formula 1 dan 3, terdapat dua cara dalam melarutkan bahan
aktif parasetamol yaitu :
Cara 1 : Dengan mencampurkan seluruh pelarutnya terlebih dahulu kemudian
bahan aktifnya (Parasetamol) dimasukkan dalam pelarut campuran tersebut. Kemudian ditambahkan bahan-bahan lainnya.
Cara 2 : Dengan melarutkan bahan aktif ke dalam pelarut yang mempunyai kelarutan paling besar. Kemudian ditambahkan pelarut yang mempunyai kelarutan lebih rendah dari pelarut yang pertama. Dan seterusnya.
Dari dua cara melarutkan bahan aktif parasetamol diatas, kami memilih cara 1 karena di anggap paling efektif untuk di buat sediaan. Dari hasil percobaan, ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kelarutan sediaan formula 1 dan 3. Kedua formula diatas dapat larut secara sempurna walaupun awalnya masih berbuih, namun dapat di atasi dengan penggunaan sinar ultraviolet. Perbedaan
yang sangat terlihat yaitu :
• Viskositas. Formula 1 memiliki viskositas lebih rendah
dibandingkan dengan formula 3. Hal ini kemungkinan disebabkan karena penambahan PEG 400 pada formula 3.
• Pewarna dan perisa. Formula 1 menggunakan rasa melon dengan
warna hijau, sedangkan formula 3 menggunakan rasa anggur dengan warna ungu. Hal ini mungkin akan berpengaruh pada pH sediaan. Terbukti setelah pengukuran pH dengan pH meter di dapatkan pH formula 1 4,95, sedangkan pH formula 3 adalah 5,08. Dari hasil pertimbangan di atas, kami memilih formula 1 untuk di buat dalam skala besar karena :
• Viskositasnya lebih baik di banding viskositas formula 1
• Rasanya lebih baik dibandingkan ras formula 1
• Walaupun pH formula 1 jauh dari pH yang di inginkan (pH=6) namun
dengan keunggulan lebih dari hal viskositas dan rasa, kami lebih cenderung memilih formula 1. pH yang jauh dari pH yang di ingin kan dapat di atasi dengan adjustment pH. Untuk mendapatkan pH 6, kami menambahkan 310 tetes garam Na2HPO4.2H20 10%.
Pada pengamatan pH yang dilakukan, pH formula 1 dan 3 tidak dapat mencapai pH yang direncanakan (pH=6) dikarenakan beberapa hal, yaitu :
1. Adanya penimbangan yang kurang akurat, maka mempengaruhi pH.
2. Adanya penambahan essense yang tidak teratur (berlebihan) sehingga dapat mempengaruhi pH.
Setelah pH formula 1 di anggap masuk rentang, maka di buatlah dalam skala besar (150ml + 100ml) dengan cara yang sama.
Evaluasi dilakukan untuk mengontrol organoleptis, pH, viskositas dan hal lain yang berhubungan dengan kestabilan sediaan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Formula yang terpilih untuk pembuatan skala besar adalah formula 1 dengan cara kerja 1, karena memberikan hasil yang lebih baik daripada formula lainnya.
pH yang diperoleh tidak sesuai dengan pH yang direncanakan (pH=6) yaitu 4,95 , hal ini terjadi karena:
• Penimbangan yang kurang akurat
• Penambahan essence yang tidak teratur.
Dari hasil formulasi yang kita buat diperoleh data sebagai berikut : 1. Organoleptis
• Warna : Hijau
• Rasa : Melon (Manis agak pahit)
• Bau : Melon
2. Berat Jenis
Rata2 : 1,2002 + 1,2022 + 1,2014 = 3,6038 / 3 = 1,2013
Standart deviasi : ± 1,01 × 10-3
3. pH rata-rata = 6,12
Sediaan sirup Parasetamol yang dihasilkan memenuhi kriteria karena sediaan kami stabil dalam hal pH, viskositas, BJ, maupun organoleptisnya.
B. Saran
1. Dilakukan optimasi berkali-kali agar formula yang di peroleh benar-benar bagus dan sesuai dengan yang di rencanakan.
2. Untuk mengatasi pH yang tidak sesuai bisa dengan cara menimbang bahan-bahan secara akurat dan teliti sehingga jumlah bahan obat yang telah di rencanakan sesuai, tidak kurang dan lebih. Penambahan essence secara teratur dan di hitung dengan benar karena essence bersifat asam sehingga penambahan essence yang berlebih bisa mempengaruhi pH.