• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TOPIK PENELITIAN

B. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Menurut Stice, Stice, Skousen (2005 : 10) ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam perusahaan.

1. Pembelian tunai 2. Pembelian angsuran

3. Pembelian secara paket (basket purchase) 4. Pembayaran yang ditangguhkan

5. Sewa guna usaha

6. Pertukaran aktiva nonmoneter

7. Perolehan dengan penerbitan surat berharga 8. Kontruksi sendiri

9. Perolehan melalui sumbangan atau penemuan

10.Perolehan aktiva dengan biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentian pemakaian

11.Akuisisi suatu perusahaan secara keseluruhan

Cara memperoleh aktiva tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada aktiva tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuaraikan tiap cara dari perolehan aktiva tetap ini.

1. Pembelian tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran- pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva sampai pada kondisi siap pakai.

2. Pembelian angsuran

Aktiva tetap bisa diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran, secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu di kemudian hari. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara demikian harus dicatat sebesar harga pembeliannya tidak termasuk unsur bunga yang dicatat sebagai beban bunga selama masa angsuran.

3. Pembeliaan secara paket

Dalam beberapa pembeliaan , sejumlah aktiva dapat dibeli dalam pembeliaan secara paket (busket purchase). Untuk mencatat aktiva tersebut secara terpisah, maka total harga belinya harus dialokasikan ke masing-masing aktiva tersebut. Jika sebagian dari harga beli dapat secara jelas diidentifikasikan dengan suatu aktiva secara khusus, maka pembebanan biaya ke aktiva tersebut harus dilakukan dan sisa dari harga beli dapat dihubungkan dengan suatu aktiva tertentu,

maka jumlah keseluruhannya harus dialokasikan ke berbagai aktiva yang berbeda yang diperoleh.

4. Pembayaran yang ditangguhkan

Penangguhan pembayaran (deffered payments) biasanya dilakukan untuk memperoleh real estate atau properti lainnya. Persetujuan penangguhan pembayaran (deffered payments) dinyatakan di dalam kontrak tanggal pembayaran atau rangkaian pembayaran dan besarnya beban bunga. Aktiva yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus diperhitungkan pada nilai sekarang (present value).

Rangkaian pembayaran dalam interval waktu tertentu biasanya meliputi pembayaran pokok hutang (principal) dan bunga (interest). Dasar kapitalisasi untuk penentuan harga pokok perolehan dengan cara penangguhan pembayaran adalah nilai tunai yang dibayarkan apabila aktiva tersebut dibeli dengan tunai. Selisih jumlah yang dibayarkan dengan nilai tunainya diperlakukan sebagai unsur bunga dan diakui sebagai beban bunga. Penentuan nilai tunai dapat diperoleh dengan mengacu pada harga pasar atau dihitung berdasarkan nilai sekarang yang didiskontokan (discounted present value) yang didasarkan tingkat bunga yang berlaku pada saat aktiva tersebut diperoleh.

5. Sewa guna usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli

barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna

usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian / penjualan

(finance lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

6. Pertukaran aktiva lain

Suatu aktiva yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aktiva yang baru (pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai buku aktiva yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aktiva ini. Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aktiva ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akam merupakan keuntungan ataupun kerugian.

7. Perolehan dengan penerbitan surat berharga.

Perusahaan juga dapat memperoleh aktiva tetap dengan cara penerbitan sekuritas (issuance of securities) seperti surat-surat berharga misalnya saham (stock) atau obligasi (bond), nilai nominal sekuritas tersebut tidak dapat digunakan

sebagai dasar penentuan harga perolehan aktiva. Dasar pencatatan perolehan aktiva adalah harga pasar atau nilai wajar surat-surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan tersebut. Apabila harga pasar atau nilai wajar sekuritas tidak tersedia maka harga pasar aktiva yang diterima digunakan sebagai dasar penentuan harga perolehan.

Kelebihan nilai perolehan terhadap nilai nominal saham yang diterbitkan dicatat sebagai tambahan modal disetor (paid in capital excess or par) sedangkan kelebihan nilai harga perolehan terhadap nilai nominal obligasi dicatat sebagai diskon (bonds discount) atau premium (bonds premium). Dasar pencatatan kapitalisasi juga dapat menggunakan penilaian yang dilakukan oleh manajemen atau perusahaan jasa penilai (appraisal company) yang nantinya diungkapkan (disclosure) pada catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement) dalam laporan keuangan.

8. Kontruksi sendiri

Adakalanya aktiva dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam membuat sendiri aktiva-aktiva yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menimbulkan bermacam-macam biaya untuk mendapatkan biaya perolehan aktiva hingga siap dipergunakan.

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

Biaya perolehan aktiva adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.

9. Perelohen melalui sumbangan atau penemuaan

Aktiva yang diperoleh sebagai pemberian atauh hadiah dari pihak lain sebenarnya tidak ada pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya dikeluarkan hanya untuk memperolehnya, akan tetapi biaya ini tidak akan begitu besar jika dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.

Meskipun demikian, maka karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi perusahaan, harus mempunyai biaya perolehannya untuk pembebanan depresiasi. Pada umumnya aktiva ini harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai aktiva tetap dengan mempunyai nilai buku. Penilain biaya perolehan ini merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal. Dalam pembukuan ini dinyatakan dengan perkiraan Modal donasi (donation capital).

10.Perolehan aktiva dengan biaya restorasi yang signifikan pada saat penghentiaan pemakaian

Terkadang, tindakan untuk memperoleh aktiva operasi jangka panjang secara legal mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan biaya restorasi di masa depan ketika aktiva tersebut harus dihentikan pemakaiannya, contohnya suatu perusahaan yang melakukan eksplorasi minyak dengan mendirikan kilang

minyak guna mendukung operasi pengeborannya, diwajibkan secara hukum untuk membongkar dan memindahkan kilang tersebut ketika pengeboran selesai. Akuntansi mengharuskan agar kewajiban ini diakui, pada perkiraan nilai wajarnya pada saat terjadinya, dan agar nilai wajar dari kewajiban ini ditambahkan pada biaya untuk memperoleh aktiva operasi jangka panjang tersebut.

11.Akuisisi suatu perusahaan secara keseluruhan

Prosedur-prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha sama dengan prosedur yang digunakan dalam pembeliaan secara paket. Perbedaan utamanya adalah bahwa dalam suatu penggabungan usaha, jumlah nilai wajar dari aktiva yang dapat diidentifikasi biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total yang dibayarkan untuk membeli perusahaan, kelebihan ini disebut ddengan goodwill dan mencerminkan nilai dari sinergi karena memiliki seluruh aktiva produktif sebagai suatu kesatuaan ysng berfungsi.

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, Universitas Sumatera Utara pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai , donasi /sumbangan dan konstruksi sendiri.

Proses Pengadaan Barang Pada Universitas Sumatera Utara :

1. Unit kerja menyampaikan Rencana Pengadaan Barang yang telah tertuang didalam RKAT kepada Rektor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). 2. KPA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan melalui Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE),

4. Pengadaan Barang akan diproses setelah Unit Kerja membuat Usulan Pengadaan Barang kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

5. Pembantu Rektor II menyampaikan kepada PPK untuk pemaketan pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa,

6. PPK membuat paket-paket pekerjaan dan menyampaikan Kepada Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) agar dilakukan pemilihan penyedia Barang yang berkoordinasi dengan LPSE,

7. LPSE berkoordinasi dengan ULP untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang dengan menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik dengan rincian dan perkiraan waktu minimal (tidak memperhitungkan masa sanggah) ,

8. ULP menyerahkan evaluasi hasil pemilihan Penyedia Barang, kepada PPK dan selanjutnya PPK membuat Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan setelah penyedia Barang menyampikan Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan diatas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) selanjutnya dilakukan penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian Pekerjaan oleh PPK dan Penyedia Barang/Jasa.,

9. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) memeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan SPK/Surat Perjanjian Pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pekerjaan (BAHP) dan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BASTHP) sesuai dengan dokumen kontrak pekerjaan,

10.PPHP menyerahkan hasil pekerjaan disertai dengan BAHP dan BASTHP dan dokumen permohonan pembayaran dari Penyedia Barang kepada Unit Kerja yang pengguna hasil pekerjaan,

11.Unit Kerja pengguna hasil pekerjaan menyampaikan permohonan pembayaran disertai dengan dokumen SPK/Surat Perjajian Pekerjaan dan dokumen kelengkapan pembayaran kepada Pembantu Rektor II untuk proses pembayaran,

12.Unit Kerja memberikan data hasil pekerjaan kepada Pembantu Rektor V untuk dicatat ke dalam aplikasi SIMAK-BMN.

Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Barang di Lingkungan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran .

C.Pengertian dan Elemen Pengawasan Intern

Dokumen terkait