• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.3 Cara Tokoh Utama Mengatasi dan Mengakhiri Konflik Sosial yang

Cara Calon Arang mengatasi konflik sosial dengan Empu Baradah yaitu dengan melakukan perlawanan.

Calon Arang semakin mengamuk karena, Empu Baradah sang pendeta tidak mau mensucikan dirinya. Konflik pun semakin memanas. Calon Arang mengatasi konflik dengan Empu Baradah dengan cara melawan dan menyerang Empu Baradah secara bertubi-tubi namun sia-sia belaka.

“Engkau menolak permintaanku. Engkau tidak mau membuat diriku kembali jadi baik. Engkau tidak sudi melenyapkan semua dosaku. Mau apa tidak?” (halaman 84).

Bertambah marah Calon Arang mendapat tantangan seperti itu. Dadanya kembang-kempis. Keringat bermanik-manik di kening dan menetes-netes di dadanya. Setelah dilihatnya Maha pendeta itu tidak gentar melihat kepandaiannya, segera ia meniup. Api besar menyembur dari mulut dan menggulung Sang Empu. Tetapi,

Baradah tidak termakan api yang keluar dari mulutnya itu. Beliau tetap berdiri tenang ditempatnya. (halaman 85).

Kemarahannya pun timbul. Matanya melotot galak. Seluruh tubuhnya menggetar. Bibirnya menjadi pucat karena kemarahan itu. Kedua tangannya menggigil. Mata merah. Kening berkerut menakutkan, sehingga alisnya yang kiri dan kanan bersambung menjadi satu. Napasnya sesak oleh kemarahannya itu. Dadanya naik turun seperti pompa. Akhirnya kemarahannya memuncak. Dari mulut, kuping dan matanya menyembur api keluar (halaman 83).

konflikpun bertambah sengit karena Empu Baradah tidak takut pada Calon Arang.

“perlihatkan seluruh kepandaianmu,” Empu Baradah berkata tenang (halaman 84).

Calon arang bertambah marah mendapat tantangan seperti itu (halaman 85). Calon Arang membakar sang Empu dengan api yang keluar dari mulutnya. Namun, usaha itu sia-sia.

Cara Tokoh Utama Mengakhiri Konflik Sosial yang Terjadi

Cara Calon Arang mengakhiri konflik sosial dengan Empu Baradah yaitu dengan cara ia bertobat.

Empu Baradah memberi pelajaran budi-pekerti yang baik kepada janda Girah itu. Pelajaran itu membuat tukang sihir itu insaf akan segala keburukan hati dan perbuatannya. Itulah sebabnya ia girang sekali. Kemudian tukang sihir itu menyembah Empu Baradah dengan takzim.

“Mati adalah gampang, Calon Arang. Tetapi, mati itu tidak berguna kalau tidak membawa kesucian. Baiklah kusucikan jiwamu dahulu,” kata Empu Baradah.

Mendengar itu bukan main girang Calon Arang. Ia telah menganiaya dan membunuh puluhan ribu orang. Itu suatu kejahatan. Dosa besar. Karena itu jiwanya kotor. Cuma orang-orang suci yang bisa menghilangkan kekotoran jiwa itu (halaman 86).

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis Novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang terdapat didalam novel Cerita Calon Arang yaitu: kerja sama, penolakan, perlawanan, kekerasan, mencerca, persaingan, pertikaian, dan ancaman.

2. Konflik sosial yang dialami tokoh utama yaitu (konflik intrapersonal) dan (konflik interpersonal). Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi dalam diri individu itu sendiri. Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi antar individu. Konflik interpersonal tokoh utama yaitu dengan masyarakat disekitarnya, dengan Raja Sri Baginda Erlangga, dan dengan Empu Baradah.

3. Cara tokoh utama mengatasi konflik sosial yang terjadi yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap musuh-musuhnya dan cara tokoh utama mengakhiri konflik sosial yang terjadi yaitu dengan bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, para pembelajar sastra khususnya mahasiswa jurusan sastra, diharapkan dapat memahami karya sastra bukan hanya dari sisi internalnya melainkan juga dari sisi di luar karya sastra seperti sosiologi.

2. Bagi mahasiswa, para mahasiswa jurusan sastra Indonesia dapat meneliti Novel Cerita Calon Arang dari berbagai segi, misal melakukan penelitian pada karakter tokoh dengan pendekatan penelitian psikologi sastra atau dengan meneliti dari segi pembaca dengan penelitian lainnya, seperti dekonstruksi. 3. Bagi peneliti lain, agar penelitian ini dapat menjadi acuan serta bahan

tambahan dalam memahami dan meneliti sastra khususnya dalam menganalisis interaksi dan konflik sosial dalam novel atau karya sastra lain.

4. Bagi pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijadikan model pembelajaran sastra dalam memahami karya sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Perspektif Mikro: Grounded theory,

fenomenologi, Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, Interaksi Simbolik, Hermeneutik, Konstruksi Sosial, Analisis Wacana, dan Metodologi Refleksi. Surabaya: Insan Cendekia.

Berger Peter dan Luckman Thomas. 1990 “Tafsiran Sosial Atas Kenyataan Risalah

Tentang Sosiologi Pengetahuan”. Jakarta: LP3ES.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Penerbit

Lubuk Agung Bandung.

Junita, Rohma. 2013. Stratifikasi dan Interaksi Tokoh-Tokoh Novel Langit Taman

Hati. Tesis Universitas Sriwijaya Palembang.

Kuntjara, Esther. 2006. Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Graha Ilmu. Mandasari, Nova. 2010. Cerita Calon Arang. Skripsi USU Medan.

Mariani, E.R.E.N. 2003. Calon Arang Kisah Dramatis dari Girah. Jurnal Humaniora Pengetahuan dan Pemikiran seni Vol IV, No.1/.

Moleong, lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya. Narwoko, Dwi dan Suyanto, Bagong. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

Surabaya: Prenada Media Group.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Poloma, Margareth. 2004. “Sosiologi Kontemporer “. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Priyatna, Haris. 2013. Kamus sosiologi. Bandung: Nuansa Cendekia.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sebastian, Iwan. 2013. Moralitas Tokoh Utama Roman 813. Skripsi UNDIP Semarang.

Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Bandung: Prenada Media Group.

Setyaning, Tri Rasa. 2011. Analisis Konflik dalam Naskah Drama Stella. Skripsi UNY Yogyakarta.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunarto, Kamanto.2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Toer, Pramoedya Ananta. 2003. Cerita Calon Arang. Jakarta: Lentera Dipantara. Weber, Max. 2006. Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yusanti, Elva. 2011. Interaksi Sosial dalam Trilogi Darah Emas. Tesis Pascasarjana USU Medan.

Sumber Internet: . (25 Juni 2014 10:00). http://fisipsosiologi.wordpress.com/mata-kuliah/pengantar-sosiologi/ (22 April 2014 11:19). April 14:15). 10:20). http://smpn3malangbong.wordpress.com/2012/01/18/analisis-cerpen-kawin-lah-karya-dorothea-rosa-herliany-berdasarkan-pendekatan-sosiologis/ (22 April 2014 11:45).

Dokumen terkait