PEMBANGUNAN RUMAH TYPE 38 VILLA PADMA
7. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT. Graha Riau Gemilang adalah
a. Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelia dibuat oleh Bagian Akuntansi Umum untuk mencatat semua transaksi pembelian secara tunai yang dlakukan oleh perusahaan atas dasar faktur dari pemasok.
Salah satu contoh jurnal pembelian yang dilakukan oleh PT. Graha Riau Gemilang :
Pada tanggal 9 Januari 2015 PT. Graha Riau Gemilang melakukan pembelian bahan bangunan pada CV. Air Jaya secara tunai dengan total pembelian Rp. 406.500,- Maka pencatatan yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan atas pendapatan tunai yang diterima dari pelanggan adalah sebagai berikut :
BON PESANAN PT.GRAHA RIAU GEMILANG
TANGGAL NAMA BAHAN QTY SAT SATUANHARGA TOTAL HARGA KET 09 Januari 2015 Besi 10 sni 6 btng 42.000 252.000 AIR JAYA
09 Januari 2015 Besi 6 sni 6 btng 25.000 150.000 AIR JAYA
09 Januari 2015 kawat ikat 0,5 kg 9.000 4.500 AIR JAYA
TOTAL 406.500
Tabel 4.2 Bon Pembelian Bahan Bangunan Sumber : PT. Graha Riau Gemilang
Jurnal Penjualan Tunai
Tanggal Keterangan Debet Kredit
09 Januari 2015
Kas 406.500
Penjualan 406.500
b. Surat Pesanan (Supplier Card)
Supplier Card merupakan kartu yang digunakan oleh Bagian Peerimaan untuk mengetahui atau mencocokkan antara Order Pembelian dengan penerimaan barang yang dipesan.
Berikut ini adalah contoh pembelian bahan bangunan yang dilakukan oleh PT. Graha Riau Gemilang :
BON PESANAN PT.GRAHA RIAU GEMILANG
TANGGAL NAMA BAHAN QTY SAT SATUANHARGA TOTAL HARGA KET 09 Januari 2015 semen padang 5 SAK 62.000 248.000 PEK.PONDASI 09 Januari 2015 Besi 10 sni 6 btng 42.000 252.000 AIR JAYA
09 Januari 2015 Besi 6 sni 6 btng 25.000 150.000 AIR JAYA
09 Januari 2015 Besi 6 sni 15 btng 25.000 375.000 EDI
09 Januari 2015 kawat ikat 0,5 kg 9.000 4.500 AIR JAYA
TOTAL 1.029.500
Tabel 4.2 Pembelian Bahan Bangunan Sumber : PT. Graha Riau Gemilang
PT.GRAHA RIAU GEMILANG
TANGGAL NAMA BAHAN QTY SAT SATUANHARGA TOTAL HARGA KET
09 Februari 2015 semen padang 5 SAK 62.000 310.000 AIR JAYA
09 Februari 2015 paku 1''-5'' 4 kg 14.000 56.000 AIR JAYA
09 Februari 2015 klahar gerobak 4 buah 5.000 20.000 AIR JAYA
TOTAL 386.000,00
Tabel 4.3 Bon Pembelian Bahan Bangunan Sumber : PT. Graha Riau Gemilang
BON PESANAN PT.GRAHA RIAU GEMILANG
TANGGAL NAMA BAHAN QTY SAT SATUANHARGA TOTAL HARGA KET 09 Maret 2015 pasir pasang 12,65 m3 150.000 1.897.500 edi 09 Maret 2015 semen padang 5 SAK 62.000 310.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 semen padang 15 SAK 59.000 885.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 batu bata jumbo 5000 buah 400 2.000.000 aulia 09 Maret 2015 Besi 10 sni 30 btng 42.000 1.260.000 edi 09 Maret 2015 token listrik gudang 1 150.000 150.000 muji 09 Maret 2015 grendel 1 buah 10.000 10.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 gembok 1 buah 10.000 10.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 4 bh ensel 4 buah 8.000 32.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 triplek 8 mm 1 buah 120.000 120.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 kunci gudang 1 buah 15.000 15.000 AIR JAYA 09 Maret 2015 kawat ikat 1 gulng 180.000 180.000 edi 10 Maret 2015 paku 1''-5'' 2 kg 14.000 28.000 AIR JAYA 10 Maret 2015 soket 3/4 1 buah 3.000 3.000 AIR JAYA 10 Maret 2015 paku beton 1 ktk 17.000 17.000 AIR JAYA 10 Maret 2015 semen padang 17 SAK 62.000 1.054.000 AIR JAYA 11 Maret 2015 1x2 lis alumenium 2 btng 75.000 150.000 jaya mandiri
TOTAL 8.121.500
Tabel 4.4 Pembelian Bahan Bangunan Sumber : PT. Graha Riau Gemilang
Dari data di atas peneliti menemukan bahwa PT. Graha Riau Gemilang menerima surat pembelian bahan bangunan dari bagian pembelian dengan menggabungkan pencatatan pembelian bahan bangunan dari supplier yang berbeda pada tanggal yang sama dalam satu surat atau nota pesanan dan kemudian
menyerahkan kepada bagian akuntansi untuk menerima pembayaran yang akan di serahkan kepada masing masing supplier.
Catatan akuntansi yang digunakan pada PT. Graha Riau Gemilang terdapat beberapa perbedaan dengan teori pada buku Mulyadi akuntansi yang digunakan meliputi: bukti kas keluar, jurnal pembelian, kartu utang dan kartu persediaan. Perbedaannya terletak pada kartu utang, kartu persediaan dan kartu stock gudang. 4.3 Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku
Unsur pengendalian intern dalam pembelian bahan baku pada PT Graha Riau Gemilang adalah sebagai berikut:
1. Sudah dibentuknya struktur organisasi yang memisahkan masing masing bagian. Masing-masing bagian telah memiliki deskripsi jabatan masing-masing.
2. Penggunaan dokumen dalam prosedur-prosedur sistem pembelian bahan baku telah sesuai dengan kebutuhan dan telah diotorisasi pihak yang berwenang. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
organisasi dapat dilihat dari:
a. Setiap transaksi telah dilakukan oleh beberapa bagian.
b. Penggunaan formulir telah disesuaikan dengan kebutuhan dan telah diotorisasi pihak berwenang.
c. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak sehingga dapat dilakukan internal check secara tidak langsung oleh karyawan yang menggantikan.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya PT. Graha Riau Gemilang telah menetapkan standar pendidikan untuk merekrut karyawannya
sesuai bidang pekerjaannya. Selain itu, PT. Graha Riau Gemilang mensyaratkan pengalaman kerja untuk dapat menjadi karyawan.
Dalam pelaksanaan pengendalian intern sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT. Graha Riau Gemilang sudah sesuai dengan teori buku Mulyadi, karena bagian pembelian terpisah dengan bagian akuntansi sehingga dapat menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi serta menjaga kekayaan perusahaan. Setiap penggunaan dokumen harus mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang atau pejabat yang lebih tinggi. Dokumen yang digunakan bernomor urut tercetak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan oleh bagian-bagian yang terkait. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh bagian penerimaan jika telah menerima tembusan surat order pembelian dari bagian pembelian. Adanya pengecekan harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai Sistem Akuntansi Pembelian Bahan baku pada PT. Graha Riau Gemilang maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku pada PT. Graha Riau Gemilang pada umumnya telah dilakukan dengan baik, dengan melibatkan berbagai fungsi dengan tugas dan tanggungjawab masing masing serta telah dilengkapi dengan dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku lebih efektif, karena adanya bagian verifikasi yang bertanggungjawab dalam membantu Manajer Akuntansi untuk melaksanakan pencatatan atas transaksi pembelian bahan baku secara kredit kedalam kartu utang berdasarkan faktur dari pemasok.
3. Susunan pelaksanaan sistem akuntansi pembelian bahan baku meliputi: fungsi-fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang membentuk sistem dan pengendalian intern yang membentuk sistem akuntansi pembelian bahan baku.
4. Dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku pada PT. Graha Riau Gemilang masih terdapat kelemahan-kelemahan diantaranya : dalam pengadaan persediaan bahan baku oleh fungsi gudang yang kurang tepat karena adanya keterlambatan pengiriman bahan baku dari pemasok sehingga informasi mengenai bahan baku yang tersedia terlambat sampai di gudang dan
mengakibatkan pelaksanaan kegiatan produksi oleh fungsi produksi terganggu.
5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku pada PT. Graha Riau Gemilang, maka penulis memberikan saran yaitu :
1. Perlunya dilakukan pengecekan ulang atas bahan baku oleh fungsi gudang sebelum dilakukan proses produksi oleh fungsi produksi, sehingga jumlah bahan baku yang tersedia sesuai dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dengan adanya pengecekan tersebut bagian gudang tidak akan mengalami kelebihan bahkan kekurangan bahan baku.
2. Pada pengadaan bahan baku yang kurang tepat, mengakibatkan kegiatan produksi terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan baku berlebihan, sehingga perlu adanya perencanaan serta pengawasan terhadap bahan baku.
3. Sebaiknya ada pemisahan fungsi operasi yang dilakukan oleh bagian penerimaan dan fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh bagian gudang sehingga keduanya bisa bekerja optimal dan meminimalkan manipulasi data.
4. Sebaiknya penggunaan dokumen bernomor urut cetak untuk memudahkan pertanggung jawaban dan mendukung terciptanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Penggunaan dokumen sebaiknya menggunkan bentuk baku untuk mendukung terciptanya sistem yang sehat. Selain itu, harus diperjelas identitas
pembuat dan pengotorisasi dokumen untuk mempermudah pertanggungjawaban.
5. Sebaiknya pembelian bahan baku dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Misalnya, usulan pembelian dari bagian marketing dilakukan secara tertulis menggunakan dokumen yang tersedia dan sebaiknya dalam melakukan pembelian bahan baku direktur harus meminta pertimbangan dari bagian marketing dan menyesuaikan dengan kebutuhan produksi.