• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN DAN KETERANGAN :

Dalam dokumen Dok 1 KTSP MI - lainnya - belum rapi (Halaman 48-51)

Kelas VI, Semester 2

CATATAN DAN KETERANGAN :

1. Peserta didik yang belum mencapai SKBM/KKM harus mengikuti program remedi sampai mencapai SKBM/KKM. Pelaksanaan remedi maksimal dua kali.

2. Peserta didik yang mencapai nilai 80 % – 90 % dapat mengikuti program pengayaan.

3. Peserta didik yang mencapai nilai 91% – 100% dapat mengikuti program percepatan (accelerated) kelompok.

4. Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap muka (sepulang sekolah) dengan jadwal sebagaimana yang telah dirancang oleh masing-masing guru Mata Pelajaran / Guru Kelas.

1. B. SISTEM PENILAIAN :

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.

Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

1. Kriteria Penilaian Kelas a. Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam pelajaran bahasa Indonesia misalnya, guru menilai kompetensi berbicara. Penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.

c. Terfokus pada kompetensi

Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).

d. Keseluruhan/Komprehensif

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.

e. Objektivitas

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

2. Prinsip Penilaian Kelas

Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:

1. Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.

2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.

3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.

4. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.

5. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.

6. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan tingkah laku.

7. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Hal ini berarti suatu aktivitas penilaian dapat dilakukan setelah peserta didik mempelajari setiap kompetensi. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).

Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya)

3. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran 1. a. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan dan unjuk kerja.

1. b. Sistem Penilaian Mata Pelajaran PKn :

Teknik penilaian PKn dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa portofolio, unjuk kerja, penilaian sikap, penilaan tertulis dan non tertulis.

1. c. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sastra. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian berupa tes dan non tes.

1. d. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Matematika :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian matematika dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, unjuk kerja, penugasan dan portofolio.

1. e. Sistem Penilaian Mata Pelajaran IPA :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada pemahaman dan penerapan konsep serta kinerja ilmiah. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian IPA dilakukan dengan cara tes dan non tes. Penentuan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, tes identifikasi, unjuk kerja, tugas proyek, penilaian sikap dan portofolio.

1. f. Sistem Penilaian Mata Pelajaran IPS :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada pemahaman dan penerapan konsep. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan dengan cara tes tulis, tes lisan dan penugasan. Penentuan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk penilaian berupa uraian singkat, pilihan ganda, tugas rumah, kuis, unjuk kerja, dan portofolio.

1. g. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Seni Budaya :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada penguasaan konsep dan praktek. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan dengan cara tes tulis, tes lisan dan praktek. Penentuan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk penilaian berupa uraian singkat, pilihan ganda, tugas rumah, unjuk kerja, dan portofolio. 1. h. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Penjaskes :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada penguasaan konsep dan praktek. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilakkan dengan cara tes tulis, tes lisan dan praktek. Bentuk penilaian berupa uraian singkat, pilihan ganda, dan unjuk kerja.

1. i. Sistem Penilaian Mata Pelajaran TIK :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada pemahaman dan penerapan konsep. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian dilaksanakan dengan tes dan

non tes. Penentuan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar dan indikator. Bentuk penilaian berupa tes tulis (tes identifikasi), unjuk kerja dan penilaian sikap.

1. j. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Sunda :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Teknik penilaian Bahasa Sunda dilakukan dengan cara tes dan non tes. Bentuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan dan unjuk kerja.

1. k. Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Inggris :

Sistem penilaian menggunakan PBK. Penilaian ini diarahkan pada mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan sastra. Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar. Teknik penilaian berupa tes dan non tes.

1. C. PINDAH MADRASAH

1. MI Negeri Cinisti Kab. Garut memfasilitasi siswa yang pindah Madrasah / Sekolah : - Antar Madrasah / Sekolah pelaksana KTSP

- Antar Madrasah / Sekolah pelaksana KTSP dengan Madrasah / Sekolah yang belum melaksanakan KTSP. 1. Untuk Pelaksanaan Pindah Madrasah / Sekolah lintas Propinsi / Kabupaten / Kota, dikoordinasikan

dengan Kandepag Kanwil Propinsi dan Mapenda Kab / Kota, serta Dinas Pendidikan Setempat.

2. Madrasah dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi siswa sesuai dengan prinsip managemen berbasis Madrasah, antara lain mencangkup hal-hal sebagai berikut :

 Menyesuaikan bentuk Laporan Hasil Belajar ( LHBS ) dari Sekolah / Madrasah Asal sesuai dengan bentuk Raport yang digunakan oleh Madrasah tujuan.

 Melakukan Test Masuk pengendali Mutu ( UPM ) daerah atau Madrasah tertentu bagi siswa Pindahan. 1. KRITERIA KENAIKAN KELAS, KELULUSAN UJIAN MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

Kenaikan Kelas :

- Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran

- Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas II dan seterusnya, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 mata pelajaran

- Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas VI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 mata pelajaran

- Siswa yang tidak naik kelas, diwajibkan mengulang, yaitu mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.

- Madrasah melaporkan hasil penilaian kepada peserta didik, orang tua, dan pihak-pihak yang berkepentingan.

- Laporan memuat deskripsi kemajuan dan hasil belajar secara utuh dan menyeluruh.

- Hasil penilaian dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memberikan umpan balik untuk perbaikan pembelajaran dan program pendidikan berikutnya.

Kriteria Kenaikan Kelas

Berdasarkan hasil rapat Dewan Guru MI Negeri Cinisti Kab. Garut hari Senin 30 Juni 2009 bahwa peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti. 2. Tidak terdapat nilai di bawah KKM maksimal 3 mata pelajaran pada semester yang diikuti.

3. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan kerajinan pada semester yang diikuti.

4. Ketidakhadiran tanpa izin (alpa) maksimal 10% dari jumlah hari efektif.

- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk semua pelajaran didasarkan pada KKM yang berlaku di MI Negeri Cinisti Kab. Garut yaitu : KKM untuk Matematika, IPA, Bhs. Inggris, Bhs. Arab, dan Bhs. Sunda = 63 , sedangkan selain pelajaran tersebut KKMnya = 68.

- Mulai Tahun Pelajaran 2009/2010 kenaikan kelas diperketat terutama kenaikan kelas dari kelas V ke kelas VI dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar :

1. belajar dengan sungguh-sungguh 2. berperilaku dan berkepribadian yang baik 3. aktif masuk sekolah

1. Kriteria Kelulusan

1. Berdasarkan PP 19/2005 pasal 27 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus jika memenuhi syarat sebagai berikut.

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2. memperoleh nilai minimal 65 (enam puluh lima pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok mata pelajaran:

1. agama dan akhlak mulia

2. kewarganegaraan dan kepribadian

3. estetika

5. Lulus Ujian Sekolah untuk mata pelajaran Non Ujian Nasional

6. Lulus Ujian Nasional ( Sesuai dengan Peraturan Pemerintah atau Permendiknas ) 1. Persyaratan Kelulusan lainya didasarkan atas 2 Aspek sebagai berikut :

1) Aspek Akademik, meliputi :

1. Memiliki nilai Raport yang lengkap untuk Kelas I s/d VI

2. Telah memiliki nilai Ujian untuk seluruh Mata Pelajaran yang diujikan

3. Tidak terdapat nilai Kurang dari/sama dengan 5,50 baik untuk ujian tulis maupun praktik seluruh Mata Pelajaran yang diujikan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional Maupun Ujian Madrasah tidak boleh kurang dari/sama dengan 5,51

4. Aspek Non Akademik, meliputi :

1) Nilai rata-rata kepribadian ( Kelakuan, kerajinan, dan Kerapian ) pada Kelas VI Semester II minimal Baik 2) Kehadiran di Madrasah pada Semester I dan II kelas VI minimal 90 % dari jumlah hari efektif

Seorang Siswa dinyatakan TIDAK LULUS apabila tidak memenuhi Aspek Akademik dan Non Akademik seperti tersebut diatas.

BAB IX

Dalam dokumen Dok 1 KTSP MI - lainnya - belum rapi (Halaman 48-51)

Dokumen terkait