• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

CATATAN HARIAN KE-

“Analisis Strategi Kelembagaan Ekonomi Lokal Berbasis Industri Kreatif Di Desa Wisata Pasir Eurih”

Topik :

Metode :

Informan/Partisipan : Hari & Tanggal : Waktu & Durasi :

Tempat :

Kondisi & Situasi :

DESKRIPSI

Lampiran 4. Peta Desa Wisata Pasir Eurih

Skala 1 : 5000

Lampiran 5. Jadwal pelaksanaan penelitian Tabel 24 Jadwal pelaksana penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Skripsi Perbaikan Proposal Skripsi Kolokium Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji kelayakan sidang Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi

Lampiran 6. Hasil uji coba kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 15 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 15 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Lampiran 7. Daftar Responden

No Nama Alamat

1 YYN Pasir Eurih RT. 02/14

2 SRH Pasir Eurih RT. 01/13

3 ENY Pasir Eurih RT. 01/07

4 WS Pasir Eurih RT. 01/07

5 ETN Pasir Eurih RT. 01/07

6 IY Pasir Eurih RT. 01/10

7 IS Pasir Eurih RT. 01/10

8 IDA Pasir Eurih RT. 02/06

9 EMY Pasir Eurih RT. 02/14

10 ADE Pasir Eurih RT. 01/13

11 YN Pasir Eurih RT. 01/07

12 ON Pasir Eurih RT. 01/07

13 SMA Kp. Dukuh Menteng RT.02/08

14 RN Kp. Dukuh Menteng RT.03/08

15 FRS Kp. Dukuh Menteng RT.03/08

16 YNA Kp. Dukuh Menteng RT.04/08

17 AMN Kp. Dukuh Menteng RT.04/08

18 MSJ Kp. Dukuh Menteng RT.04/08

19 DD Kp. Dukuh Menteng RT.04/08

20 MYD Sindang Barang RT.01/04

21 DJ Sindang Barang RT.01/04

22 WGS Sindang Barang RT.03/05

23 SDK Sindang Barang RT.03/05

24 DDI Sindang Barang RT.02/05

25 AU Sindang Barang RT.02/05

26 ANM Sindang Barang RT.02/05

27 IDS Sindang Barang RT.01/04

28 DS Sindang Barang RT.01/04 29 ETN RT.02/07 30 ENAY RT.02/07 31 MMH RT.02/07 32 YNH RT.02/07 33 WCH RT.03/07 34 MRH RT.04/13 35 ACM RT.04/13 36 KYH RT.04/07 37 SLMI RT.01/06 38 GD RT.01/06 39 JBR RT.01/06 40 YYN RT.02/06 41 NNG RT.01/04

42 EE RT.04/04 43 MI RT.01/04 44 IA RT.01/04 45 NI RT.04/04 46 PM RT.04/04 47 DDN RT.01/04 48 ENCM RT.03/05

49 ADG Batu Karut RT.02/09

50 JK Batu Karut RT.02/09 51 KSH Pasir Eurih RT.02/07 52 SRH Kabandungan RT.02/06 53 DYT Kabandungan RT.02/06 54 CCP Kabandungan RT.02/06 55 IDA Kabandungan RT.02/06 56 UA Kabandungan RT.02/06

Lampiran 8. Tulisan tematik

Penilaian Masyarakat Terhadap Kapasitas Koperasi Desa Wisata Sebagai Kelembagaan Ekonomi Lokal Desa Wisata Pasir Eurih

Adanya Koperasi desa wisata dan home industry di Desa Wisata Pasir Eurih cukup strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama, koperasi diharapkan berperan dalam meningkatkan jaringan informasi dan pasar, memperluas kemitraan atau jaringan kerja sama dengan usaha/pihak lain, dan juga efektifitas peran ketua koperasi dalam memotivasi, memberikan informasi, dan mengawasi kegiatan home industry setiap anggota koperasi. Sementara itu keberadaan home industry yang yang dapat tergolong dalam usaha mikro dan kecil di sektor kerajinan ini berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di desa tersebut, dan meningkatkan pendapatan.

“Disini itu paling utama banyak bengkel kerajinan sepatu/sandal,

pekerjaan ini udah dijadiin mata pencaharian lah istilahnya jadi sumber untuk hidup sehari-hari”, DJ 38 tahun.

Adanya industri kerajinan sepatu/sandal dan kuliner tradisional di Desa Wisata Pasir Eurih membawa pengaruh sosial baik antara para pengrajin dengan pengrajin lainnya dan para pengrajin dengan masyarakat non pengrajin. Pengaruh yang nampak dikalangan para pengrajin yaitu hubungan yang terjalin semakin erat karena dengan adanya sentra sebagai pusat pengolahan sampai barang jadi semakin mudah dalam berkomunikasi dengan pengrajin lainnya. Para pengrajin bisa bekerja sama, bertukar pendapat, bersaing secara sehat, saling membantu dalam proses produksi dan sebagainya. Sementara itu, hubungan sosial para pengrajin dengan masyarakat non pengrajin justru semakin jauh karena para pengrajin disibukan dengan kegiatan produksi barang kerajinan. Intensitas pertemuan antara para pengrajin dengan masyarakat non pengrajin semakin jarang ter sehingga komunikasi yang terjalin juga melemah namun dengan keadaan demikian warga Desa Wisata Pasir Eurih berusaha menjaga ikatan silahturahmi dengan baik.

“Ya mungkin karena selalunya sama-sama ikutan pertemuan di koperasi ya neng, ikut pelatihan sama-sama pengrajin, jadi ya ketemunya sama pengrajin lagi. Kalo sama tetangga yang lain ya, udah pada sibuk teh sama kerja masing-masing. Tapi kita sesama

tetangga tetap silahurahmi dengan baik”, IY 49 tahun.

“Kalo sama tetangga kita baik-baik aja, biarpun gak sering ketemu ya teh, tapi saling baik, gak ada masalah sama warga sini. Sedangkan sesama pengrajin anggota koperasi, mungkin lebih sering ketemu ya, jadi lebih sering cerita-cerita tentang

Kelembagaan ekonomi yang terdapat di Desa Wisata Pasir Eurih termasuk kategori sektor participatory dalam bentuk koperasi desa wisata. Koperasi Desa Wisata Pasir Eurih sudah ada sejak tahun 2012 sampai saat ini. Latar belakang di dirikannya koperasi desa wisata ini di jelaskan oleh DS berikut :

“Koperasi desa wisata ini sebagai salah satu bentuk lembaga yang mendukung pengembangan Desa Wisata Pasir Eurih untuk menghimpun home industry UMKM yang dijadikan sebagai objek wisata, juga berfungsi sebagai wadah pemenuhan kebutuhan dasar yang di lakukan dalam bentuk perguliran modal dan sekaligus wadah penerapan, pelestarian, pengembangan tradisi dan pemasaran Desa Wisata Pasir Eurih”

Seiring berkembangnya industri kerajinan maka mulai adanya peningkatan ekonomi dalam kehidupan para pengrajin. Mayoritas pengrajin berkembang menjadi besar, awalnya hanya menjadi karyawan biasa kemudian bisa mengumpulkan modal dan mendirikan unit usaha sendiri hingga mempunyai karyawan yang cukup banyak serta daerah pemasaran yang luas sehingga pengrajin atau pengusaha memperoleh pendapatan yang besar juga. Tingkat kapasitas Koperasi Desa Wisata Pasir Eurih sebagai kelembagaan ekonomi lokal pedesaan yang berkaitan dengan ekonomi berkelanjutan dengan di ukur dengan menggunakan indikator jaringan informasi dan pasar, kemitraan dengan usaha atau pihak lain serta peran pemimpin lokal menurut persepsi masyarakat yang merupakan pelaku industri kreatif di sektor kerajinan dan merupakan anggota koperasi di Desa Wisata Pasir Eurih. Sebagai kelembagaan ekonomi lokal yang memiliki kapasitas sebagai pusat jaringan informasi dan pasar bagi para anggotanya.

“Yaaa, kalo alat-alat produksi mah neng alhamdulillah dulu bapak dapat bantuan mesin jait satu dari koperasi, juga pas jadi anggota koperasi banyak pemasukan, jadikan pendapatannya bapak nambah tuh apalagi kalo banyak pengunjung yang datang, dari hasil itu sempat bapak bisa beli mesin jait lagi, jadi sepatunya alhamdulillah makin banyak juga di bikinnya. Pengunjung juga yang belajar langsung bikin

sepatu istilahnya ada medianya lah”, UA 47 tahun.

“Dulu itu pernah dikasih pelatihan dari koperasi kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor di kasih tau cara bikin brosur untuk jualan. Jadinya ibu pake brosur, bikin cerita tentang Jahe Mix itu apa trus di kasih poto. Karena menurut ibu itu bagus ya untuk jualan trus bisa di bawa pulang juga sama pengunjung kalo datang kesini”, IDY 49 tahun.

“Dulu tadinya bapak gak pernah jualan sepasang-sepasang

jual ke tempat biasa ya jadinya bapak juga harus melayani pengunjung yang datang. Biasanya ada yang datang buat beli oleh-oleh, ada juga yang datang kaya liat-liat cara bikin sepatu atau sandal dari awal sampai akhir, ada juga yang gak cuma liat-liat tapi ikut bikin sendiri sambil bapak kasih contoh, nah yang biasanya mereka bikin sesuai selera pasti di beli buat jadi oleh-oleh”, AU 54 tahun.

“Kalo yang datang kesini tuh biasanya ada peneliti kaya neng, yang mau jalan-jalan berwisata, mau liat-liat hasil kerajinan sepatu biasanya ada juga pengunjung minta di bikinin sepatu per kodi, nanti dia beli sepatunya trus di jual lagi ke orang lain. Jadi orang itu datang kesini buat mesen sepatu sesuai model yang mereka mau. Makin banyak istilahnya pelanggan

bapak” KSH, 50 tahun

Berdasarkan kapasitas dalam menjalin kemitraan dengan usaha atau pihak lain bagi para anggotanya. Dalam hal ini dengan bantuan koperasi, setiap anggota dapat menjalin hubungan kemitraan usaha atas dasar saling memperkuat, saling membutuhkan, hubungan kekeluargaan dan hubungan kepercayaan.

“Namanya juga kerjasama, antara bapak dan orang lain yang mau jualin sepatu bapak juga kita sama-sama butuh. Dia butuh stok, bapak butuh orderan. Pokonya sama-sama saling membutuhkan itu sudah pasti kalo di dunia usaha seperti ini

kan”, DY 36 tahun.

“Ooo, kalo kerja sama atau mitra dengan bos lain itu juga ada neng, ya setiap pengrajin pasti adalah pelangan tetapnya. Apalagi kalo kaya bos yang di pasar anyer itu, kita kerjasama nya udah lama neng. Ya sama-sama cari rejeki lah, sama- sama usaha bisa awet terus. Namanya juga sebagai sumber utama buat cukupi kebutuhan sehari-hari neng”, WS 51 tahun. “Kalo ibu kan kebetulan memang buat jahe nya suka beli ke KWT disini yang ada nanam jahe, jadi emang kerja sama nya sesama warga di sini-sini juga, jadi udah saling kenal udah

kaya sodara lah, saling bantu” EMY 38 tahun.

“Udah mau nyampe 4 tahunan lah dan sampe sekarang masih terus kerja sama, ya karena udah saling percaya pasti. Kalo

ga saling percaya ga mungkin masih diterusin” ADG 34 tahun

Adapun di ukur berdasarkan kapasitas peran pemimpin lokal yaitu ketua koperasi dalam memberikan motivasi, memberikan informasi dan mengawasi kegiatan. Ketua koperasi cenderung memberikan motivasi kepada seluruh anggota koperasi yang merupakan pengrajin dalam hal pengembangan unit

usaha, memberikan saran-saran dalam menjalankan kegiatan unit usaha dan menjadi kan para pengrajin menjadi lebih paham terhadap permasalahan yang dihadapi dengan adanya sosok ketua koperasi.

“Beliau juga kan istilahnya di sini adalah pupuhu, dihormati, suka ngasih masukan-masukan yang positip lah terkait bengkel bapak” JK 52 tahun.

“sering, sering ngasih saran kalo bapak cerita begini dan selalu

merespon baik sama anggotanya” FRS 48 tahun.

Berdasarkan kemampuan ketua koperasi dalam memberikan informasi kepada setiap anggota koperasi yang merupakan pengrajin dalam hal pengembangan unit usaha, ketua koperasi memberikan informasi bukan hanya kepada golongan tertentu, penjelasan informasi secara detail, penyampaian informasi dengan baik dan juga mencarikan solusi apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan unit usaha pengrajin.

“Kalo ada info-info dari dinas pariwisata, dinas koperasi buat pelatihan, atau info wisatawan yang datang ke desa pasti dikasih tau sama Pak Deden nya langsung. Karena pasti langsung ada pertemuan. Di jelasin, jelas jadi tau

tujuannya apa”, YYN 53 tahun.

“Biasanya kalo ada masalah trus di sampaikan di pertemuan, dikasi solusinya dari Pak Deden ada, dari sesama anggota juga

ada”, NN 39 tahun.

Berdasarkan kemampuan ketua koperasi dalam mengawasi kegiatan industri kreatif kepada setiap anggota koperasi yang merupakan pengrajin dalam hal ini peran ketua koperasi dalam melakukan pengawasan dinilai masih belum optimal.

“Jarang sih neng, jarang ada kontrol-kontrol gitu ya setau ibu mah. Kalo ibu sendiri sih belum pernah juga di kontrol, atau di cek-cek gitu”, ON 46 tahun.

“Kalo di awasi sih sepertinya engga juga ya. Karena ga ada jadwal rutin kunjungan Pak Deden ke home industry itu kayanya

ga ada neng”, MMH 37 tahun.

“Datang kesini buat mengawasi langsung sih ga neng, paling Bapak biasanya datang langsung kesini sambil bawa tamu aja,

udah begitu ajaa, ga adaa, ga ada sistem mengawasi gitu”, EE

Taraf Hidup Masyarakat Desa Wisata Pasir Eurih

Masyarakat Desa Wisata Pasir Eurih sebagai pengrajin berada di lapisan sedang yang mayoritas di sektor kerajinan sepatu/sandal dan kuliner tradisional. Taraf hidup yang diukur berdasarkan waktu sebelum dan setelah menjadi anggota koperasi. Taraf hidup responden dapat di dari pendapatan, modal, status kepemilikan rumah, jenis dinding, jenis lantai, kepemilikan kamar mandi/WC, sumber penerangan rumah tangga, sumber air bersih, bahan bakar untuk memasak, pengeluaran konsumsi per bulan, akses kesehatan, akses pendidikan dan aset kepemilikan.

Peningkatan pendapatan responden pada saat sebelum dan sesudah menjadi anggota koperasi desa wisata dicirikan dengan menurunnya persentase jumlah responden pada tingkat pendapatan rendah. Pemasukan pendapatan di peroleh dari orderan sepatu/sandal dan kuliner kepada pelanggan tetap dan juga kepada wisatawan atau pengunjung desa wisata.

“Karena produksi sepatu dan sandalnya makin banyak neng, jadi alhamdulillah pendapatan juga semakin banyak, bisa buat nutupin modal sama buat hidup sehari-hari”, PM 42 tahun.

“Karena ibu bergabung di koperasi, usaha ibu dijadiin tujuan wisata juga, jadi memang banyak kunjungan buat liat-liat cara bikin minuman jahe mix dari situ juga nambah nambah pemasukan neng”, MI 39 tahun.

“Kerasa betul teh perbedaan pas dulu waktu belum jadi anggota koperasi sama sekarang udah jadi anggota. Dulu rata-rata perbulan bapak cuman dapet sekitar dua jutaan, kalo sekarang alhamdulillah teh udah lebih dari tiga juta kadang juga empat juta kalo lagi musim kunjungan” , SE 47 tahun.

”Selama jadi anggota koperasi banyak dapat pelatihan, apalagi tentang cara bikin sepatu dengan banyak model, bisa buat tahan lama. Ya walaupun pelatihannya ga rutin sih neng, dari situ jualan makin laku, modal bisa ketutup juga bapak dapat untung”, RN 52 tahun.

Penggunaan pendapatan yang di peroleh oleh pengrajin tersebut dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, keperluan pendidikan dan menyisihkan sejumlah pendapatan untuk di tabung dan sewaktu waktu dapat di gunakan untuk keperluan yang tidak terduga.

“Bisa teh, sekarang duitnya bisa di pake makan, buat nyekolahin anak, sama ada sebagian juga buat ditabungin bisa buat keperluan lain-lain”,SRH 42 tahun.

“Semenjak jualan makin laku, makin banyak pesanan dan pemasukan juga makin bertambah cukup lah untuk kehidupan

sehari-sehari, sisanya di tabung sedikit sedikit, buat jaga-jaga kalo

ada keperluan mendesak kedepannya”, WCH 49 tahun.

“Boro-boro ya neng buat nabung mah dulu ga kepikaran lah, yang

penting mah bisa di pake buat makan sama anak sekolah. Tapi sekarang semenjak dijadiin desa wisata, ibu juga masuk anggota koperasi jadi memang makin banyak kunjungan yang mau bikin kue tradisional atau yang pesan-pesan lah, nambah-nambah pemasukan, buat makan, anak sekolah, ada juga sebagian yang bisa ibu tabung”, NI 47 tahun.

“Semenjak jualan makin laku, makin banyak pesanan dan pemasukan juga makin bertambah cukup lah untuk kehidupan sehari-sehari, sisanya di tabung sedikit sedikit, buat jaga-jaga kalo

ada keperluan mendesak kedepannya”, WCH 49 tahun.

“Yang bapak rasakan selama menjadi anggota koperasi udah ikut pelatihan buat ngembangin bengkel bapak jadi makin baik lah usaha bapak, positipya dari pendapatan pasti bertambah, sekarang udah

bisa nabung nabung lah teh. Bapak kepengen naik haji”, ADG 45

tahun.

Terdapat beberapa pengrajin yang merupakan anggota koperasi memiliki kondisi jenis lantai telah mengalami perbaikan menjadi seluruhnya keramik. Selain itu juga kondisi bangunan rumah mengalami perbaikan menjadi seluruhnya tembok.

“Dari tabungan sedikit-sedikit bisa di pake buat perbaiki rumah, tadi nya sih ini rumah bapak temboknya baru sebagian. Alhamdulillah sekarang udah di tembok semua. Ini juga masih

ngumpulin duit buat ngecat”, UA 47 tahun.

“Masih semen sih teh ini dulunya, cuman bagian depan sama ruang tamu ini yang pake keramik. Sekalinya ada duit, ini kata ibu bagusnya di pakein keramik semua ajaa biar enak

nginjeknya”, KSH 50 tahun.

Beberapa pengrajin yang merupakan anggota koperasi dulunya menggunakan kayu bakar dan minyak tanah sebagai bahan bakar utama telah di ganti dengan menggunakan gas.

“Oh ibu dulunya masih pake minyak tanah, tapi sekarang pake gas lebih mudah di dapet di warung-warung teh kalo minyak tanah sekarang susah, kalo masih tetep pake minyak tanah yang susah begitu di carinya, ntar ibu ga bisa masak, keluarga ibu

“Sekarang pake gas neng. Mau cari kayu bakar udah jarang bisa dapet kayu bakar yang banyak buat masak, pake gas juga sekarang jadi lebih praktis sama ini masakan juga jadi cepat

mateng lah”, EMY 38 tahun.

Dari beberapa alasan responden menggunakan gas sebagai bahan bakar utama maka di simpulkan bahwa penggunaan gas lebih praktis, mudah didapatkan karena terjual di warung-warung sekitar rumah, penggunaanya lebih tahan lama serta masakan menjadi lebih cepat masak di bandingkan menggunakan kayu bakar yang saat ini semakin jarang dan sulit untuk di dapatkan. Perolehan sumber air bersih lebih banyak menggunakan sumur baik secara ditimba maupun menggunakan mesin penyedot air. Beberapa yang menggunakan mata air sebagai sumber air bersih menganggap mata air tersebut masih layak digunakan dan akan tersedia terus sedangkan yang menggunakan PAM dengan alasan karena air PAM lebih bersih dibandingkan air sumur maupun mata air yang ada.

Perihal tentang kesehatan dan pendidikan, kecenderungan pengrajin tersebut memilih berobat ke puskesmas atau dokter praktek dari pada rumah sakit dengan sumber pengobatan menggunakan biaya pribadi. Biaya pribadi juga di gunakan oleh sebagian besar responden untuk keperluan pendidikan. Rata-rata pendidikan terakhir di keluarga responden berada di tingkat SMA/sederajat atau diploma dan juga beberapa ada yang menjadi sarjanah.

“Dengan usaha bengkel ini semakin laku jualan sepatu nya,

alhamdulillah bisa sekolahin anak lebih tinggi dari sekolah bapak. Bapak yang cuman tamatan SMP aja tapi anak bapak bisa

sekolahkan anak pertama bapak sampe kuliah”, FRS 48 tahun.

“Yaa bapak rasa pendidikan tinggi itu penting. Bapak kerja juga buat anak-anak bapak biar bisa sekolahin mereka. Yang satu sekarang udah kelas SMA sebentar lagi mau masuk kuliah, bapak sudah siapkan keperluannya. Jadi ya harapan bapak dia nanti bisa dapat kerja yang lebih baik lah dari bapak. Bisa kerja-kerja kantoran atau jadi guru yang penghasilannya tetap”, JK 52 tahun.

“Ibu sama bapak cuman tamatan SD aja, kami usaha sepatu/sandal begini biar bisa dapat uang yang cukup nyekolahin 3 anak bapak. Anak ibu yang pertama sekarang sekolah diploma, di pilih diploma katanya biar udah langsung ahli mesin mesin gitu jadi katanya dapat kerjanya ga susah”, DD 49 tahun.

Meskipun taraf hidup masyarakat yang merupakan pelaku industri kreatif dan sebagai anggota koperasi belum sepenuhnya meningkat berada pada taraf hidup tingkat tinggi namun terdapat kecenderungan perubahan taraf hidup mereka dari sebelum menjadi anggota koperasi dan saat sesudah menjadi anggota koperasi desa wisata.

Analisis Strategi Penguatan Kelembagaan Ekonomi Lokal Strategi penguatan kelembagaan ekonomi lokal di rumuskan dalam metode partisipatif dengan menggunakan teknik Focus Group Discussion yakni dengan melibatkan anggota dan pengurus koperasi sebagai partisipan. Penguatan kelembagaan ekonomi lokal dengan merumuskan strategi peningkatan kapasitas koperasi desa wisata sebagai kelembagaan ekonomi lokal di Desa Wisata Pasir Eurih dalam kaitannya dengan peningkatan taraf hidup. Menurut partisipan kondisi taraf hidup pengrajinakan mengalami peningkatan jika terjadi peningkatan pendapatan. Pendapatan dianggap sebagai indikator paling relevan untuk dijadikan alat ukur meningkatnya taraf hidup. Dengan peningkatan pendapatan, maka 11 indikator lain dapat tercapai seperti pemenuhan kebutuhan sekolah, tabungan, keperluan pengobatan, membeli alat transportasi, pembelian bahan bakar gas hingga melakukan renovasi rumah. Hal ini di dukung dengan beberapa penjelasan partisipan berikut :

“Bapak pikir kalo pendapatan itu bertambah jadinya kan duitnya bisa dipake buat macam-macam, kaya buat makan cukup, buat nyekolahin anak, mau ngebagusin rumah, buat

berobat kalo sakit, buat nabung juga neng”, DD 49 tahun.

Atuh teh pan ibu kalo dapet duitnya banyak ya mau di pake buat modal lagi, dipake beli gas buat masak, buat beli buku sekolahan anak, buat bayar listrik sama buat nabung-nabung juga. Ya susah juga atuh teh kalo pengen ini pengen itu lah kalo

ga ada duit mah” IY 49 tahun.

Bagi pengrajin untuk meningkatkan pendapatan maka hal yang perlu dilakukan dengan cara meningkatkan produksi. Produksi sepatu/sandal dan kuliner tradisional ditingkatkan dari segi kualitas yang meliputi produk tahan lama, menarik, sepatu/sandal yang nyaman di pakai, kemasan produk kuliner dan cita rasa kuliner yang beragam. Adapun dari segi kuantitas yakni dengan memperbanyak jumlah produksi, ragam model dan menjualnya dengan harga