• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

D. CBBE ( Customer-Based Brand Equity )

1. Definisi CBBE

a. Rangkuti (dalam Istiyono, et al., 2007:186), mendefinisikan

customer-based brand equity sebagai pengaruh diferensial yang dimiliki oleh

suatu ekuitas merek akibat kesesuaiannya dengan nilai yang dimiliki

pelanggan sehingga merek tersebut dapat memberikan superior

customer value. Suatu merek memiliki cutomer-based brand equity

yang positif apabila ia diidentifikasikan sebagai merek yang memiliki

nilai lebih dibandingkan pesaingnya. Akibatnya adalah pelanggan

lebih mudah menerima brand extension serta tidak sensitif terhadap

kenaikan harga.

b. Aaker (dalam Netemeyer, et al., 2004:210), memandang CBBE

sebagai serangkaian kecenderungan terkait dengan sebuah merek

barang dan simbol yang dapat menambah nilai yang ada pada sebuah

barang atau jasa terhadap para konsumen. Bagian inti CBBE yang

didukung oleh Aaker mencakup kesan kualitas (perceived quality),

kesan nilai merek dari sebuah harga (perceived value for the cost), dan

keunikan merek (brand uniqueness).

c. Keller (dalam Netemeyer, et al., 2004:210), meninjau CBBE sebagai

pengaruh differensial dari pengetahuan tentang merek barang terhadap

tanggapan para konsumen pada pemasaran merek barang tersebut.

CBBE akan muncul ketika para konsumen merasa familiar dengan

unik dan penting. Asosiasi unik dan penting ini diistilahkan sebagai

asosiasi inti CBBE karena mencakup kepercayaan akan merek barang

dan manfaat yang diterima dari merek barang tersebut.

2. Bagian-Bagian Inti CBBE

Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari bagian-bagian inti CBBE :

a. Kesan Kualitas Merek ( BrandPerceived Quality)

Kesan kualitas diterima sebagai penilaian konsumen dari keseluruhan

keunggulan, penghargaan, atau superioritas sebuah merek barang

dengan alternatif merek lainnya, berkaitan dengan tujuan yang

diharapkan. PQ dianggap sebagai CBBE inti yang terbentuk karena

dihubungkan dengan kemauan untuk membayar harga tinggi, minat

pembelian merek dan pilihan merek (Aaker dalam Netemeyer, R.G., et

al, 2004:210).

b. Kesan Nilai Merek dari Sebuah Harga ( Brand Perceived Value for

The Cost)

Brand Perceived Value for The Cost (PVC) ditegaskan sebagai

penilaian keseluruhan dari konsumen terhadap kegunaan merek yang

berdasarkan pada persepsi atas “apa yang diterima dari suatu produk”

(contohnya; mutu, kepuasan) dengan “apa yang dikorbankankan untuk

memperolehnya” dalam hubungannya dengan merek-merek lain

(misalnya; harga, waktu dan usaha) (Kirman dan Zeithaml dalam

PVC berada pada sebuah level abstraksi yang lebih tinggi daripada

keuntungan (yaitu apa yang saya dapatkan) dapat bersifat fungsional,

pengalaman, atau simbolis dan dapat mencakup kesan kualitas (PQ)

(Hoolbork dan Corfman dalam Netemeyer, R.G., et al, 2004:211).

c. Keunikan Merek (Brand Uniqueness)

Keunikan didefinisikan sebagai level dimana para konsumen

merasa bahwa merek tersebut berbeda dari merek-merek saingannya

atau bagaimana merek tersebut dipandang cukup berbeda dari para

pesaingnya. Jika suatu merek dianggap unik dari pesaingnya, maka

merek tersebut tidak akan kesulitan untuk menerapkan harga yang

lebih tinggi daripada merek-merek lainnya. Maka, keunikan merek

dianggap sebagai bagian CBBE inti (Aaker., et al dalam Netemeyer,

R.G., et al, 2004: 211).

Penilaian dari keunikan sebuah merek dapat disimpulkan

melalui berbedanya tanggapan periklanan atau dari pengalaman

langsung merek tersebut. Terlepas dari bagaimana keunikan tersebut

dibentuk, jika suatu merek dianggap unik, maka merek tersebut dapat

menempatkan harga tinggi di pasar. Aspek-aspek yang unik dari suatu

merek berakibat pada pilihan dan kemauan untuk membayar harga

sebuah merek spesifik dengan lebih tinggi.

Lebih lanjut, keunikan biasanya dikaitkan dengan penilaian PQ

dan PVC dimana para konsumen dapat menyimpulkan bahwa

begitu terbentuk menyiratkan bahwa PQ, PVC, dan BU memang

saling terkait.

3. Kemauan untuk Membeli Harga Premium (Willingness to Pay a Price

Premium)

Kemauan untuk membeli harga premium ditegaskan sebagai jumlah biaya

yaitu harga, waktu dan usaha yang dikeluarkan oleh konsumen dengan rela

untuk membayar merek pilihannya dengan harga yang lebih tinggi

daripada merek-merek lainnya yang memiliki ukuran atau kuantitas yang

sama. Kemauan tersebut merupakan salah satu dari petunjuk loyalitas

merek yang paling kuat dan pengukuran kesimpulan paling masuk akal

dari keseluruhan persamaan suatu merek barang (Aaker dalam Netemeyer,

R.G., et al, 2004: 211).

4. Keputusan Pembelian Ulang

Konsumen yang punya pengalaman membeli produk suatu merek

mempunyai kecenderungan untuk mengingat apa yang ia alami dan

mengukur seberapa besar kepuasaan yang ia dapatkan dari merek tersebut.

Konsumen tersebut juga akan membandingkan dengan pengalamannya

membeli dan mengkonsumsi produk sejenis dari merek lain. Perbandingan

tersebut akan menentukan apakah ia akan membeli ulang produk pertama

atau produk lain yang sejenis. Bahkan, ketika produk yang ia pilih lebih

mahal dan memerlukan pengorbanan waktu dan usaha tertentu, konsumen

tersebut akan rela karena pilihannya merupakan sebuah prestise yang

5. Model Konseptual CBBE Menurut Netemeyer, et al., (2004)

Core CBBE

Gambar II.1

Model Konseptual CBBE menurut Netemayer., et al.

Gambar di atas menunjukkan sebuah jaringan nomologis dimana

bagian-bagian CBBE inti merupakan peramal (predictor) paling utama

dari variabel-variabel tanggapan merek dari maksud pembelian dan

kebiasaan memilih merek barang (seperti yang ditunjukkan oleh garis

penuh pada gambar). Juga ditegaskan bahwa kemauan untuk membayar

harga tinggi berfungsi sebagai penghubung kunci antara variabel-variabel

tanggapan merek dan keunikan merek barang serta bagian CBBE inti

lainnya.

Related Brand Associations 1. Brand Awareness 2. Brand Familiarity 3. Brand Popularity 4. Organizational Association 5. Brand-image Consistency Brand Purchase Intention Brand Purchase Brand Uniqueness Brand Response Variables

Perceived Brand Equity

Perceived Brand Value for the cost

Wilingness to pay a price premium

Lima asosiasi merek barang terkait juga tercantum dalam gambar

II.1. Brand awareness, brand familiarity, brand popularity, organizational

association, dan brand-image consistency adalah asosiasi merek barang

yang dipandang sebagai bagian-bagian CBBE inti terkait (seperti yang

ditunjukkan oleh garis putus-putus) (Netemeyer,R.G.,et al, 2004: 210).

Dokumen terkait