• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan cemaran logam menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA). Prinsip pada metode SSA yaitu absorpsi cahaya oleh atom, atom-atom tersebut akanmenyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada sifat unsurnya (Khopkar, 1989). Sebelum dilakukan pengamatan analisa dengan instrument AAS, sampel uji minyak goreng didestruksi terlebih dahulu dengan cara destruksi kering, dimana dilakukan pengabuan kering dengan menggunakan hot plate pada minyak goreng hingga tidak ada ada asap yang keluar, selanjutnya pengabuan dilanjutkan dengan menggunakan tanur pada suhu 450oC hingga abu berwarna putih. Setelah abu berwarna putih dilanjutkan dengan pelarutan asam dengan HCl 6 N dan HNO3 0,1 N dan penambahan aquadest sebagai pelarut netral, logam yang terlarut dianalisa dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) dengan panjang gelombang maksimal 228,8 nm untuk kadmium (Cd) dan 283,3 nm untuk timbal (Pb). Kurva koefisien korelasi pada kadmium dengan serapan 228,8 nm yaitu 0,992324, sedangkan kurva koefisen korelasi pada timbal (Pb) 0,999836. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan atau korelasi positif antara konsentrasi dengan absorbansi. Pada penilitian analitik, grafik kurva standar yang baik ditunjukkan degan harga > 0,99 (Maria, 2009).

No Nama Sample Hasil (mg/Kg) Syarat SNI 2013 1 Blanko Minyak Goreng Sania 0,0003

2 Sample ±1 jam pakai sania 0,0003

3 Sample ±2 jam Sania 0,0004

4 Pedagang Jamur Goreng 0,0003

5 Pedagang Onde-Onde 0,0001 ≤0,2 mg/kg 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang

Kampus II

0,0005

7 Pedagang Cireng Fathullah 0,0005

8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.8 Hasil Uji Kadar Timbal (Pb)

Pada hasil cemaran logam cadmium blanko minyak goreng blanko sania sebesar 0,0003 mg/kg, minyak goreng satu jam pemakaian sania 0,0003 mg/kg, minyak goreng dua jam pemakaian sania 0,0004 mg/kg, hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin seringnya penggunaan minyak goreng mengakibatkan jumlah cemaran logam cadmium semakin tinggi. Pada hasil cemaran logam timbal minyak goreng yang belum digunakan sebesar 0,0008 mg/kg, minyak goreng satu jam pemakaian sania 0,0022 mg/kg, minyak goreng dua jam pemakaian 0,0007 mg/kg, hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kadar cemaran logam timbale pada minyak goreng uji dua jam pemakaian sania kemungkinan ini disebabkan human error.

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan pada minyak goreng uji, cemaran logam kadmium dan timbal yang diperoleh tidak melebihi batas maksimum syarat SNI 01-3741-2013, ini dikarenakan bahan pangan berlemak pada umumnya mengandung logam dalam jumlah yang sangat kecil, logam ini biasanya telah terdapat secara alamiah dalam bahan atau mungkin sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu, yang berada dalam garam inorganik; dan garam-garam ini sukar melepaskannya dalam minyak (Ketaren, 1986). Hasil pengamatan kadmium (Cd) dapat dilihat pada tabel 4.7 dan untuk timbal (Pb) pada tabel 4.8.

No Nama Sample Hasil (mg/Kg) Syarat SNI 2013 1 Blanko Minyak Goreng Sania 0,0008

2 Sample ±1 jam pakai sania 0,0022

3 Sample ±2 jam Sania 0,0007

4 Pedagang Jamur Goreng 0,0011

5 Pedagang Onde-Onde 0,0004 ≤0,1 mg/kg 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang

Kampus II

0,0012

7 Pedagang Cireng Fathullah 0,0019

8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi, berat jenisnya lebih dari 5g/cm3. Pencemaran logam berat yang tidak terkendali, memberi peluang terakumulasinya logam tersebut dalam lingkungan serta tubuh (Widowati, 2011). Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasi. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia (Supriyanto et al., 2007).

58 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5.1 Kesimpulan

1. Hasil analisa dari ke lima minyak goreng uji membuktikan bahwa kualitas minyak goreng tidak memenuhi syarat pengujian kualitas minyak goreng menurut SNI 01-3741-2013.

2. Hasil analisa cemaran logam kadmium dan timbal tidak melebihi dari syarat pengujian kualitas minyak goreng menurut SNI 01-3741-2013 untuk ke lima minyak goreng uji.

3. Kadar air, bilangan asam, bilangan peroksida, dan cemaran logam kadmium semakin meningkat pada satu jam sampai dua jam pemakaian minyak goreng.

4. Bilangan iod semakin menurun pada satu jam dua jam pemakaian minyak goreng.

5.2 Saran.

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, pengaruh kerusakan minyak goreng terhadap kadar lipid darah pada manusia.

59 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal

50-74.

Amang, B. dkk. 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Hal 327-333. Aminah, S 2010. Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik tempe

Pada Pengulangan Penggorengan. Jurnal Pangan dan Gizi Vol.01. Hal 7-13

Aminah, S dan Isworo J.T. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak Goreng Sisa Pada Rumah Tangga di RT V RW III Kedungmundu Tembalang Semarang. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS. Semarang. Hal. 261-266. ISBN: 978.979.704.883.9

Andarwulan. N. dkk. 1997. Pengaruh Lama Penggorengan Dan Penggunaan Adsorben Terhadap Mutu Minyak Goreng Bekas Penggorengan Tahu-Tempe. Buletin Tekhnologi dan Industri Pangan Vol. VIII. Hal 40-44

Anonim. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rajawali Press. Jakarta. Hal 42-62. AOAC Internasional. 2005. AOAC Official Method993.20 Iodine Value Of Fats And Oils. Ayu, D. F. dan Hamzah. F. H. 2010. Evaluasi Sifat Fisiko – Kimia Minyak Goreng Yang

Digunakan Oleh Pedagang Makanan Jajanan Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Sagu Vol 9. Riau. ISSN 1412-4424. Hal 4-14

Buckle, K.A, et al. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta. Hal 333.

Dauqan, E. et al. 2011. Effect Of Different Vegetable Oil (Red Palm Olein, Palm Olein, Corn Oil, And Coconut Oil) On Lipid Profile In Rat. Food And Nutrition Sciences. Hal. 253-258.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Praktisi Kimia Indonesia. EGC. Jakarta169-173.

Farida, Y dan Siregar, I. F. 2009. Pengaruh Pemanasan Berulang Terhadap Sifat Fisikokima Dan Kandungan Asam Palmitat Pada Minyak Goreng. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Jakarta. ISSN 1693-1831. Hal 83-91

Febriansyah, R. 2007. Mempelajari Pengaruh Penggunaan Berulang Dan Aplikasi Adsorben Terhadap Kualitas Minyak Dan Tingkat Penyerapan Minyak Pada Kacang Salut. [Skripsi] Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fessenden dan Fessenden, 1982. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta. Hal 407-409, 450.

Gaman, P.M. et al. 1994. Ilmu Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 75.

Gandjar, G.H. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Gupta, M. 2005. Frying Oils. Texas. Hal 1.

Ham. M. 2009. Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 147. Ham, M. 2009. Kamus Kimia. Bumi Aksara. Jakarta Hal 206.

Harahap. R. 2008. Analisa Komposisi Asam Lemak Dan Sifat Fisiko Kimia Pada Lemak Hewani (Ayam, Sapi, Babi). [Skripsi] UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Kamel dan El Sheikh. 2012. Quality Evaluation Of Some Commercially Fried Fast Food. Food Science Anda Quality Management. Egypt. ISSN 2225-0557. Hal 28.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 285.

Kusnandar. F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta. Hal 168, 176-187.

LPPOM MUI. 2010. Tidak Thoyyib, Menggunakan Minyak Jelantah Berulang-Ulang. Jurnal LPPOM MUI. WWW.HALALMUI.ORG. Jakarta

Maria, S. 2009. Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) Dalam Tepung Gandum Dengan Cara Destruksi Basah Dan Kering Dengan Spektrofotometri Serapan Atom Sesuai Standar Nasional Indonesi (SNI) 01-3751-2006. [Skripsi] Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal. 39

Muallifah, Siti. 2009. Penentuan Angka Asam Thiobarbiturat Dan Angka Peroksida Pada Minyak Goreng Bekas Hasil Pemurnian Dengan Karbon Aktif Dari Biji Kelor (Moringga Oleifera, LAMK). [Skripsi] UIN Malik Ibrahim Malang. Hal 74.

Muchtadi, D, 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor, Murray. R. K. et al. 2003. Biokimia Harper. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Nakpong, P and Wootthikanokkhan. S. 2009. Biodiesel Production From Mixtures Of Vegetable Oil And Used Cooking Oil. Asian Journal On Energy And Environment. P. 221-229

Nugraha, W.S. 2004. Kendali Adsorben Karbon Aktif dan Magnesium Silikat dalam Efisiensi Pemakaian Minyak Goreng di Further Processing PT. Chaeroen Pokhand Indonesia-Serang. [ Skripsi ] Institut Pertanian Bogor. Bogor.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengggorengan. Agroteknologi Vo. 15, No. 2. Udayana. ISSN 0853-6414. Hal 49-52

Raharjo, Sri. 2006. Kerusakan Oksidatf Pada Makanan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 44-84

Saniyyah. Nubzah. 2010. Penyerapan Cd, Cr, Cu, Dan Pb Dalam Air Limbah Menggunakan Sekam Padi. [Skripsi] UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Sartika. R. A. D. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying) Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara SAINS Vol. 13. No.1. Depok. Hal 23-28

Sediaoetama, A.D. 2008. Ilmu Gizi I. Dian Rakyat. Jakarta.

Serjouie, A dkk. 2010. Effect Of Vegetable-Based Oil On Psychochemical Properties Of Oils During Deep Fat Frying. American Journal Of Food Technology. Malaysia. ISSN 1557-4571 Hal. 310-323

Singarimbun, M. Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3S. Jakarta

SNI. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. BSN (Badan Standarisasi Nasional). Hal 13, 19-20.

SNI. 2013. Minyak Goreng. BSN (Badan Standarisasi Nasional). Jakarta.

Supriyanto, E, dkk. 207. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air Tawar Dengan Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA). Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta. Hal 147-152

Sunisa, dkk. 2011. Quality Changes Of Chicken Frying Oil As Affected Of Frying Condition. International Food Research Journal 18. Thailand. Hal 615

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Journal Analysis Environment Chemical Vol. 10. Pakistan. ISSN-1996-918X. Hal. 59.

Widayat. 2007. Studi Pengurangan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida, dan Absorbansi dalam Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Zeolit Alam Aktif. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol.6. Semarang.ISSN 1412-5064. Hal. 7-12. Widowati, H . 2011. Pengaruh Logam Cd, Pb, Terhadap Perubahan Warna Batang Dan

Sayuran. El-Hayah Vol. 1 No. 4. Hal 167-173

Widowati. Dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Winarno. F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Winarno. F. 1999. Minyak Goreng Dalam Menu Masyarakat. Balai Pustaka. Jakarta. Yustinah, Hartini. 2011. Adsorbsi Minyak goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari

64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 1. Organoleptis

Blanko Minyak Goreng SANIA

Minyak Goreng Sania ±1 Jam Pakai

Sania

Minyak Goreng Sania ±2 Jam Pakai

Sania Pedagang Cireng Depan Fathullah Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II Pedagang Onde-Onde Depan Kampus I Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II Pedagang Jamur Goreng Depan Fathullah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 2. PerhitunganKadar Air dan Bahan Menguap

No Nama Sample W0 W1 W2

Hasil % (b/b)

Syarat SNI 2013 1 Sample Blanko Sania 60,2450 65,2450 65,2381 0,138

2 Sample 1x pakai sania 60,2452 65,2452 65,2379 0,146 3 Sample 2x pakai Sania 60, 2488 65,2488 65,2411 0,154 4 Pedagang Jamur Goreng 60,3432 65,3432 65,3331 0,202

5 Pedagang Onde-Onde 60,2571 65,2571 65,2462 0,218 ≤ 0,15% 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II 60,2641 65,2641 65,2542 0,198 7 Pedagang Cireng Fathullah 60,2492 65,2492 65,2397 0,190 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 60,2632 65,2632 65,2535 0,194

Perhitungan Kadar Air dan Bahan Menguap 100% 1. Sampel Blanko Sania =

100% = 0,138 %

2. Sampel 1x pakai Sania =

100% = 0,146%

3. Sampel 2x pakai Sania =

100% = 0,154%

4. Pedagang Jamur Goreng =

100% = 0,202%

5. Pedagang Onde-onde =

100% = 0,218%

6. Pedagang Cireng Fathullah =

100% = 0,190% 7. Aneka Gorengan = 100% = 0,198% 8. Aneka Gorengan = 100% = 0,194% Samping kampus II Simpang kampus II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sp. Kampus II

Lampiran 3. Perhitungan Bilangan Asam

No Nama Sample Volume KOH (mL) Rata-rata Hasil (mgKOH/g) Syarat SNI 2013 I II III

1 Sample Blanko Sania 0,8 0,8 0,8 0,8 0,4488 2 Sample 1x pakai sania 0,9 0,9 0,9 0,9 0,5049 3 Sample 2x pakai Sania 1,1 1 1 1,03 0,5778 4 Pedagang Jamur Goreng 1,5 1,6 1,7 1,6 0,8976

5 Pedagang Onde-Onde 2,6 2,5 2,6 2,56 1,4361 ≤ 0,6 mgKOH/g

6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II

1,7 1,7 1,7 1,7 0,9573

7 Pedagang Cireng Fathullah 1,4 1,6 1,6 1,53 0,8583

8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II

1,6 1,8 1,8 1,73 0,9705

Perhitungan Bilangan Asam

1. Sample Blanko Sania =

= 0,4488 mgKOH/g

2. Sampel Uji 1x pakai Sania =

= 0,5049 mgKOH/g

3. Sample uji 2x pakai Sania =

= 0,5778 mgKOH/g

4. Pedagang jamur gorengan =

= 0,8976 mgKOH/g

5. Pedagang onde-onde =

= 1,4361 mgKOH/g

6. Pedagang aneka gorengan =

= 0,9573 mgKOH/g 7. Pedagang Cireng Fathullah =

= 0,8583 mgKOH/g 8. Pedagang Aneka Gorengan =

= 0,9705 mgKOH/g Samping kanpus II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 4. Perhitungan Bilangan Peroksida

No Nama Sample Volu me Na2S2 O3 (mL) Rata-rata Hasil MekO2/Kg Syarat SNI 2013 I II III 0 Standarisasi Na2S2O3 8,6 8,8 8,8 8,73

1 Sample Blanko Sania 0,5 0,5 0,5 0,5

2 Sample 1x pakai sania 1 1 1 1 11,45 3 Sample 2x pakai Sania 1,3 1 1,2 1,16 15,11 4 Pedagang Jamur Goreng 1,6 1,6 1,7 1,63 25,87 ≤10mekO2/kg 5 Pedagang Onde-Onde 1,9 1,5 1,7 1,7 27,48 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II 1,5 1,2 1,2 1,3 18,32 7 Pedagang Cireng Fathullah 1,5 1,3 1,2 1,26 17,40 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 1,5 1,2 1,2 1,3 18,32

Perhitungan Bilangan Peroksida

1. Sampel Uji 1x pakai Sania =

= 11,45 mekO2/Kg

2. Sample uji 2x pakai Sania =

= 15,11 mek/O2

3. Pedagang Jamur Gorengn =

= 25,87 mekO2/Kg

4. Pedagang Onde-Onde =

= 27,48 mekO2/Kg

5. Pedagang Aneka Gorengan =

= 18,32 mekO2/Kg

6. Pedagang Cireng Fathullah =

= 17,404 mekO2/Kg

7. Pedagang aneka gorengan =

= 18,32 mekO2/kg

Samping kampus II Simpang kampsu II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Samping Kampus II Sp. Kampus II

Lampiran 5. Perhitungan Bilangan Iod

No Nama Sample Volume Na2S2O 3 (mL) Rata-rata Hasil gI2/100g Syarat AOAC Internasional I II III 0 Standarisasi Na2S2O3 9,7 9 9,4 9,36

1 Sample Blanko Sania 25 24,5 25,5 25

2 Sample 1x pakai sania 17 16,9 18,9 17,4 20,41

3 Sample 2x pakai Sania 19 18,5 18,5 18,3 18,06 4 Pedagang Jamur Goreng 21 20,7 21,2 20,96 10,94 ≤ 50gI2/100g 5 Pedagang Onde-Onde 22,4 22,3 22 22,23 7,501 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II 19,5 19,7 19 19,4 15,16 7 Pedagang Cireng Fathullah 19,1 19,2 19,2 19,16 15,81 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 19,4 18,8 21 19,73 14,27

Perhitungan Bilangan Iod

1. Sample Uji 1x pakai Sania =

= 20,41 gI2/100g

2. Sampel Uji 2x pakai Sania =

= 18,06 gI2/100g

3. Pedagang Jamur Gorengan =

= 10,94 gI2/100g

4. Pedagang Onde-onde

= 7,501 gI2/100g

5. Pedagang aneka gorengan =

= 15,16 gI2/100g

6. Pedagang Cireng Fathullah =

= 15,81 gI2/100g

7. Pedagang Aneka Gorengan =

= 14,27 gI2/100

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 6. Perhitungan Cemaran Logam Kadmium (Cd)

No Nama Sample Konsentrasi Hasil Analisa SSA (µg/ml)

Hasil Cemaran Logam (mg/kg)

Syarat SNI 2013 1 Sample Blanko Sania 0,062 0,0003

2 Sample 1x pakai sania 0,060 0,0003 3 Sample 2x pakai Sania 0,083 0,0004 4 Pedagang Jamur Goreng 0,064 0,0003

5 Pedagang Onde-Onde 0,023 0,0001 ≤ 0,2 mg/kg

6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II

0,117 0,0005

7 Pedagang Cireng Fathullah 0,108 0,0005 8 Pedagang Aneka Gorengan

Samping Kampus II

0,111 0,0005

Perhitungan Cemaran Logam =

x V (mL) 1. Sampel Blanko Sania =

50 mL

=0,31 µg/ml = 0,0003 mg/kg

2. Sampel 1x pakai Sania =

50 mL

=0,30 µg/ml = 0,0003 mg/kg

3. Sampel 2x pakai Sania =

50 mL =0,41 µg/ml = 0,0004 mg/kg 4. Jamur Goreng = 50 mL =0,32 µg/ml = 0,0003mg/kg 5. Onde-onde = 50 mL =0,11 µg/ml = 0,0001 mg/kg 6. Cireng = 50 mL =0,54 µg/g = 0,0005 mg/kg

7. Aneka gorengan simpang kampus II =

50 mL

=0,58 µg/ml = 0,0005 mg/kg

8. Aneka gorengan Samping kampus II =

50 mL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 7. Perhitungan Cemaran Logam Timbal (Pb)

P e r h i t u n g a n C e m a r an Logam = V (mL)

1. Sampel Blanko Sania =

50 mL

=0,88 µg/ml = 0,0008 mg/kg

2. Sampel 1x pakai Sania =

50 mL

=2,27µg/ml = 0,0022 mg/kg

3. Sampel 2x pakai Sania =

50 mL =0,74µg/ml = 0,0007 mg/kg 4. Jamur Goreng = 50 mL =1,105 µg/ml = 0,0011mg/kg 5. Onde-onde = 50 mL =0,41µg/ml = 0,0004mg/kg 6. Cireng = 50 mL =1,965 µg/ml = 0,0019mg/kg

7. Aneka gorengan samping kampus II =

50 mL

=1,235µg/ml = 0,0012mg/kg

8. Aneka gorengan samping kampus II =

50 mL

=0,58µg/ml = 0,0005mg/kg No Nama Sample Konsentrasi Hasil

Analisa SSA (µg/ml) Hasil Cemaran Logam (mg/kg) Syarat SNI 2013

1 Sample Blanko Sania 0,176 0,0008 2 Sample 1x pakai sania 0,454 0,0022 3 Sample 2x pakai Sania 0,148 0,0007

4 Pedagang Jamur Goreng 0,221 0,0011 ≤ 0,1 mg/kg

5 Pedagang Onde-Onde 0,083 0,0004 6 Pedagang Aneka Gorengan

Simpang Kampus II

247 0,0012

7 Pedagang Cireng Fathullah 0,393 0,0019 8 Pedagang Aneka Gorengan

Samping Kampus II

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 8. Kurva Kalibrasi Timbal (Pb) 283,3 nm

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 9. Kurva Kalibrasi Kadmium (Cd) 228,8 nm

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 10. Kesimpulan Hasil Uji

No NamaSampel Organoleptis Bilangan asam (≤ 0,6 mgKOH/g) Bilangan peroksida (≤ 10 mekO2/kg) Bilangan Iod (≤50g I2/100g) Kadar Air (≤ 0,15 % b/b) Cemaran Logam

Bau Rasa Kadmium

(≤ 0,2 mg/kg)

Timbal (≤ 0,1 mg/kg)

1 BlankoSania Normal Normal 0,4488 0 0 0,138 0,0003 0,0008 2 1 x pakai Tidak Normal Normal 0,5049 11,45 20,41 0,146 0,0003 0,0027 3 2x pakai Tidak Normal Normal 0,5778 15,11 18,06 0,154 0,0004 0,0007 4 Aneka gorengan samping kampus II Tidak Normal Tidak Normal 0,9705 18,32 14,27 0,194 0,0005 0,0005 5 Aneka gorengan Simpang Kampus II Tidak Normal Tidak Normal 0,9573 18,32 15,16 0,198 0,0005 0,0012 6 Cireng Tidak Normal Normal 0,8583 17,40 15,81 0,190 0,0005 0,0019 7 Jamur Tidak Normal Tidak Normal 0,8976 25,87 10,94 0,202 0,0003 0,0011 8 Onde-onde Tidak Normal Tidak Normal 14,361 27,48 7,501 0,218 0,0001 0,0012

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 11. Pembuatan Reagen Kimia

1. Larutan Kalium Hidroksida (KOH) 0,1 N.

a. Siapkan kedalam botol plastik 1 liter akuades yang telah didihkan

b. Timbang kasar bersama gelas kimia 100 ml ± 1,7 gram KOH (p.a; butiran) secara cepat dan segera tuangi dengan ±50 ml akuades dari botol plastik diatas; aduk agar segera larut; cepat tuangkan kembali larutan ini kedalam botol; tutup rapat; dan homogenkan

#Larutan ini mudah menyerap CO2 2. Larutan Asam Asetat Glasial-Isooktan 3:2

Dicampurkan 900 ml asam asetat glasial kedalam isooktan 600 ml

3. Larutan Kalium Iodida Jenuh (KI 15%)

Larutkan kalium iodida p.a dalam air suling yang baru mendidih (adanya kristal KI yang tidak larut). Larutan ini harus diseiapkan sebelum melakukan pengujian

4. Larutan Natrium Tiosulfat 0,1N

Timbang 24,9 gram natrium tiosulfat kemudian larutkan dengan aquadest kedalam gelas piala. Masukkan kedalam labu ukur 1 liter kemudian tera dan Impitkan,

5. Penetapan standarisasi natrium tiosulfat

a. Preparasi K2Cr2O7

Timbang 210 mg K2Cr2O7, larutkan dengan aquadest didalam gelas piala,

masukkan kedalam labu ukur 50 ml kemudian tera dan impitkan b. Penetapan standarisasi Natrium tiosulfat

1) Larutan K2Cr2O7 dipipet 10 ml pindahkan kedalam Erlenmeyer 250 ml;

2) kemudian tambahkan dengan KI 15% 3 ml dan 4 ml H2SO4 4N;

3) Titar dengan natrium tiosulfat 0,1 N yang akan distandarisasi sampai warna kuning larutan hampir menghilang;

4) Tambahkan 1 ml sampai dengan 3 ml larutan kanji 1% dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru menghilang;

5) Penetapan standarisasi dilakukan secara triplo.

6. Indikator larutan kanji 1%

1 gram serbuk kanji didihkan dengan 100 ml air suling dalam gelas piala

7. Larutan asam nitrat, HNO3 0,1N

Encerkan 7 mL HNO3 pekat dengan aquabides dalam labu ukur 1000 ml sampai tanda garis

8. Larutan asam klorida, HCl 6N;

Encerkan 50 ml HCl pekat dengan aquabides dalam labu ukur 100 ml sampai tanda garis.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 12. Lembaran kuisioner

LAMPIRAN

Isi Kuisoner yang Akan Diberikan Kepada Pedagang Gorengan Disekitar Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayaatullah Jakarta.

SURVEY PENGGGUNAAN MINYAK GORENG PADA PEDAGANG GORENGAN DISEKITARKAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Jenis bahan dagangan : nabati / hewani

Bahan dagangan yang dijual :--- 1. Apakah pendidikan terakhir Bapak / Ibu ?

---

2. Apakah Bapak / Ibu menggunakan minyak goreng curah ? a. Ya

b. Tidak

c. ( JIKA TIDAK ) Minyak goreng apa yang Bapak / Ibu gunakan ? - ( Sebutkan )

3. Dari manakah sumber minyak goreng Bapak/ibu gunakan ? a. Supermarket

b. Pasar Tradisional c. Restoran

d. Lainnya (Sebutkan)

4. Berapa literkah penggunaan minyak goreng dalam menggoreng dagangan bapak/ibu dalam sehari?

a. 1Liter

b. Lebih dari 1Liter

c. (Jika Lebih dari 1 Liter Sebutkan)

5. Dalam sehari, berapa kali bapak / ibu mengganti minyak goreng tersebut ? a. 1 kali

b. 2kali

c. Lebih dari 2 kali

d. Jarang / Hampir tidak pernah

6. Apa alasan bapak / ibu mengenai soal nomor 5 ?

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. (JIKA JAWABAN D pada soal nomor 5 ) Apakah bapak / ibu pernah membuang minyak goreng yang dipakai dengan minyak goreng yang baru ?

a. Ya b. Tidak

8. (JIKA JAWABAN YA ) Berapa lama bapak / ibu mengganti minyak goreng yang telah dipakai dengan yang baru ?

a. Kurang lebih 8 jam sekali b. Kurang lebih 1 hari sekali c. Tidak pernah

d. (LAINNYA)

9. Menurut bapak / ibu apakah penggunaan minyak goreng sebaiknya diganti secara berkala ? a. Ya

b. Tidak

10. (JIKA YA ) Berapa kali penggantian minyak goreng yang sebaiknya dilakukan dalam sehari ?

---

11. Menurut bapak / ibu minyak goreng yang tidak diganti secara berkala apakah berbahaya bagi kesehatan ?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

12. (JIKA YA ) Apa bahaya kesehatan yang ditimbulkan ?

---

Ciputat, Maret 2013

Dokumen terkait