• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerita tentang Ismael

Dalam dokumen Pelajaran-pelajaran dalam Kasih Semula (Halaman 46-50)

‘Sara melihat, bahwa Ismael sedang main dengan (terj. Bhs. Ing. ‘mocking’ artinya

‘mengolok-olok’) Ishak. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."’1

Peristiwa ini terjadi pada perjamuan besar pada hari Ishak disapih. Peristiwa ini menjadi salah satu penanda yang menentukan, dalam cerita tentang Ismael. Daging dan Roh berperang dalam diri Ismael, dan dia tidak memiliki damai sejahtera. Dagingnya, diperbudak oleh rasa takut, dan menyerang dalam olok-olok, aniaya dan merendahkan, harus disingkirkan. Bagaimana ini bisa terjadi?

Sebelum Ismael lahir, Elohim telah berjanji kepada Abram, demikian, ‘Aku akan memberkati engkau dan engkau akan menjadi berkat’.2 Abram memahami bahwa janji ini merujuk kepada kelahiran seorang anak, yang melaluinya semua bangsa di bumi akan diberkati. Ketika Elohim memberkati Abram, dia dan Sarai dikuatkan untuk mempercayai firman Tuhan.

Bebertapa tahun kemudian, Kristus datang kepada Abram yang, oleh iman, telah menjadi raja dunia zaman dulu. Melkisedek telah berbagi perjamuan kudus dengan Abram sebelum memberkati dia, mengatakan bahwa dia akan menjadi penguasa/pemilik langit dan bumi sebagai sesama pewaris dengan Anak.3 Kemudian, Kristus berbicara dengan Abram dan menangani rasa takutnya. Dia mengatakan, ‘Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar (terj. Bhs. Ing. ‘your very great reward’ artinya ‘upahmu yang sangat

besar’).’4 Rasa takut Abram berkenaan dengan janji-janji Elohim dan kelemahan dagingnya; dia dan Sarai tidak dapat memiliki anak karena Sarai mandul. Tidak pasti dengan jalan ke depannya, Abram mengatakan kepada Tuhan Elohim, ‘Ya Tuhan Elohim, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak?’5

Ketika Abram menerima firman Tuhan yang menangani rasa takutnya, dan berbalik kepada Tuhan, selubung rasa takut berkenaan dengan ketidakmampuannya untuk memahami bagaimana janji-janji Elohim akan terjadi, disingkirkan dari hatinya. Ketika dia menerima iman, Abram kemudian dapat melihat ke tempat sorgawi dan melihat melalui pewahyuan, kumpulan banyak anak yang dijanjikan kepadanya. Ketika Abram percaya, Elohim memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.6 Perjanjian kemudian diteguhkan (dijadikan pasti) dengan Abram ketika Tuhan bertemu dengan dia dalam persekutuan persembahan.7 1Gal 4:30. Kej 21:9‑10 2Kej 12:1‑3 3Kej 14:17‑20 4Kej 15:1 5Kej 15:2 6Kej 15:5‑6 7Kej 15:9,18

44

Sepuluh tahun sesudah mereka meninggalkan Ur-Kasdim, Sarai tetap mandul, maka dia pergi kepada Abram dan mengatakan, ‘Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.’8

Sarai menawarkan alternatif terhadap jalan Elohim, yang melaluinya janji-janji Elohim dapat diwujudkan melalui kebiasaan duniawi dan maksud-maksud baiknya. Tidak dapat mempercayai bahwa Sarai akan melahirkan anak yang dijanjikan, Abram mendengarkan Sarai dan menghasilkan anak dengan Hagar. Tapi, ketika Hagar mengandung, Hagar mulai memandang rendah Sarai. Menanggapi hal itu, Sarai memperlakukan Hagar dengan keras, dan Hagar lari.9

Malaikat Tuhan berkata kepadanya, ‘Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?’ Hagar berkata, ‘Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.’ Lalu kata Malaikat Tuhan itu kepadanya, ‘Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya (otoritasnya) ... Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.’10 Hagar kembali ke rumah Abram dan melahirkan Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun.11

Roh takut memimpin Sarai untuk menawarkan ‘jalan daging’ untuk memenuhi janji-janji Elohim. Sebagai akibatnya, roh perbudakan masuk ke rumahnya ketika hamba perempuan Mesir melahirkan anak menurut daging.

Tiga belas tahun kemudian, Elohim yang Mahakuasa bertemu dengan Abram untuk meneguhkan perjanjian.12 Baik Abram maupun Sarai menerima nama baru – Abraham dan Sara.13 Elohim yang Mahakuasa berkata kepada Abraham, ‘Haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu ... Maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.’14

Kemudian Elohim berkata kepada Abraham, ‘Aku akan memberkati Sara, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa." Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" Dan Abraham berkata kepada Elohim: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Elohim berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan Ishak.’15

Krisis Abraham adalah ketidakmampuannya untuk percaya bahwa anak yang dijanjikan itu akan dilahirkan bagi Sara, karena usia dan kemandulan Sara. Ini membuat Abraham bertanya sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan Tuhan. Abraham meminta Tuhan untuk mengakomodasi dan memberkati roh takut dan cara duniawi yang telah masuk ke dalam

8Kej 16:1‑2 9Kej 16:4‑6 10Kej 16:8‑12 11Kej 16:15‑16 12Kej 17:1 13Kej 17:4‑5,15‑16 14Kej 17:9‑14 15Kej 17:15‑19

45

rumah mereka. Akan tetapi, Elohim berjanji bahwa, sebagai suami dan istri, mereka akan menjadi sesama pewaris kasih karunia kehidupan dalam pernikahan dan keluarga mereka. Setelah percaya dan berbalik kembali kepada Tuhan, Abraham membawa Ismael dan setiap laki-laki dalam rumah tangganya, dan menyunat mereka. Abraham berusia sembilan puluh sembilan tahun tahun ketika dia disunat dan Ismael tiga belas tahun.16 Karena tanda perjanjian sekarang ada dalam daging Abraham, kasih karunia kehidupan menjadi tersedia bagi Abraham dan Sara, membawakan kapasitas untuk hidup kebangkitan. Tubuh fisik mereka dihidupkan, bahkan dalam usia tua mereka, sehingga benih/keturunan yang dijanjikan dapat dilahirkan.17

Sara mengandung dan melahirkan anak laki-laki bagi Abraham pada waktu yang Tuhan tentukan. Abraham menamainya Ishak.18 Ishak dilahirkan dari rumah perjanjian sebagai anak Elohim. Ini berlawanan dengan Ismael, yang dilahirkan dalam rumah duniawi/kedagingan sebagai anak dari hamba perempuan.

Abraham menyunat Ishak ketika dia berusia delapan hari. Ishak bertumbuh, dan Abraham mengadakan perayaan besar pada hari dia disapih. Pada perayaan itu, Sara melihat Ismael, saat itu berusia tujuh belas tahun, mengolok-olok Ishak, dan berkata kepada Abraham, ‘Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.’19

Hagar membesarkan anaknya Ismael dengan roh yang memandang rendah. Roh takut yang melahirkan Ismael adalah roh yang sama yang melaluinya Ismael hidup. Dia iri hati terhadap Ishak, dan mengikuti hawa nafsu kefasikannya, mengolok-olok anak perjanjian. Ismael tidak memiliki Roh, berpikir duniawi, dan menaburkan perpecahan di dalam rumah.20 Dia tidak berakal budi, dan juga tidak menemukan damai sejahtera.21 Roh yang memperbudak kepada rasa takut, berperang dan menentang Roh.22 Roh olok-oloknya harus disingkirkan.

Masalah tersebut sangat menyusahkan Abraham. Tapi Elohim berkata kepada Abraham, ‘Janganlah sebal hatimu karena Ismael dan Hagar; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut [dipanggil] keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.’ Jadi Abraham menyuruh Ismael dan ibunya, Hagar, pergi.23

Elohim bersama dengan Ismael. Dia menjadi seorang pemanah dan tinggal di padang gurun Paran. Hagar mengambil seorang istri baginya dari Mesir, dan Ismael memiliki dua belas anak dan menjadi bangsa yang besar.24 Tapi perjanjian Elohim ditegakkan melalui Ishak dan bukan Ismael. 25 Ini menunjukkan kepada kita bahwa perjanjian Elohim adalah dengan Roh dan bukan daging; dengan perempuan yang merdeka dan bukan dengan hamba perempuan.26

Meskipun Elohim memberkati Ismael dan menjadikan dia bangsa yang besar, Ismael tidak menerima berkat perjanjian dan adopsi.

16Kej 17:23‑27 17Rm 4:16‑21 18Kej 21:1‑3 19Kej 21:8‑10 20Yud 1:18‑19 21Kej 16:12 22Gal 5:17 23Kej 21:11‑14 24Kej 21:20‑21. Kej 17:20 25Kej 17:21 26Gal 4:21‑31

47

Dua cara meresponi panggilan

Dalam dokumen Pelajaran-pelajaran dalam Kasih Semula (Halaman 46-50)

Dokumen terkait