Aku mengagumi karya-karyamu Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Hingga menyentuh ke dalam dada
Membaca karya tulismu
Bayangannya, seakan aku pernah hidup Dan berperan di dalamnya
Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru
Kita tak pernah bertatap muka Karena dirimu lebih dulu berpulang Namun karyamu masih di kenang Lewat tulisan yang berkesan Aku ingin seperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan
Untuk kebanggan di masa depan
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dan ini biasa dilihat dari judulnya:
CHAIRIL ANWAR 2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada adalah tentang kekaguman dan kebanggaan si aku terhadap penyair Indonesia.
Aku mengagumi karya-karyamu Aku ingin sperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan kekagumannya kepada tokoh idola.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada dalam puisi adalah rasa bangga terhadap sastrawan Indonesia.
Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru 4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita memahami makna tersirat dalam karya sastra maka kita harus mempelajari sastra tersebut agar kita dapat berimajinasi dalam menghasilkan karya sastra yang baru.
Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah
1). Menghargai karya orang lain
Namun karyamu masih dikenang Lewat tulisan yang berkesan 2). Ingin menjadi seorang yang lebih baik
Aku ingin seperti dirimu
Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan
Untuk kebanggaan di masa depan 3). Rajin membaca
Membaca karya tulis mu
Membuat bulu kudukku merinding
4). Membuat hidup bermakna dengan berkarya Aku mengagumi karya-karyamu
Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Hingga menyentuh kedalam dada 6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari namun bermakna.
Aku mengagumi karya-karyamu Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru 7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. 9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nama Lengkap : M. Akbar. R Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ Kode : C26
CINTA
Rintik hujan yang menggelitik telinga Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang cantiknya parasmu
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja?
Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta….
Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu Kututup mataku sejenak
Kupendam relung hatiku
Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku Oh cinta
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Puisi ini bertemakan tentang tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan seorang gadis yang sangat rupawan sehingga puisi ini diberi judul cinta. Kekaguman si aku liris terhadap seorang gadis ditunjukkan pada bait ke-2. Si aku liris dapat merasakan kesejukan hatinya hanya dengan sekejap saja untuk
memandang si gadis, dan si aku merasakan bahwa ini adalah cinta dalam setiap waktu si aku liris selalu mengingatnya.
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu 2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan
penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan penulis dalam menulis puisi ini adalah kegembiraan yang luar biasa, yakni dengan pemilihan kata mengharumkan hariku, cerah hari ini kan terasa bahagia, memandang, cantik,sejuk hatiku, mengingat, menyimpan.
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang digunakan bersikap khidmat tentang perasaan cintanya kepada seorang gadis yang menjadi idola dengan kata-kata yang menegaskan perasaannya.
Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang cantiknya parasmu Tersenyumlah sang malaikat diatas sana
Tatkala melihat senyum manismu
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Puisi diatas lewat unsur-unsurnya menyatakan perasaan kekaguman yang mendalam
sampai malaikatpun ikut tersenyum ketika melihat si gadis yang diidolakannya itu tersenyum.
Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang disampaikan penulis adalah permohonan si aku liris kpeda si gadis untuk dapat memandangnya walaupun sekejap agar si aku merasakan kedalaman rasanya dan ia yakin dengan rasa yang dimilikinya bahwa inilah yang dinamakan cinta.
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah
1). Jujur
Kejujuran si aku liris merasakan rasa cintanya kepada gadis yang diidolakannya.
Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku
Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. 2). Berkata benar
Si aku liris mengakui perasaan hatinya
Ku pun mulai percaya bahwa ini adalah cinta….. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu….. 3). Kasih sayang
Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku
4). Percaya diri
Kurasa cerah hari ini terasa bahagia Saatku memandang cantiknya parasmu 5). Berpikir positif
Si aku liris berpikir positif tentang hari ini dan ia merasa hari ini akan cerah.
Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia 6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah menggunakan diksi yang bermakna konotatif dan bermakna denotatif. Makna konotatif terdapat pada kata, menggelitik telinga, mengharumkan hariku, dan penggunaaan bahasa sehari-hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam seperti pada kata: cerah, memandang, cantiknya, melihat, memandang senyum manismu, sejuk, cinta, mengingat, namamu, mataku, relung hatiku, menyimpan, oh cinta. Kata-kata itu menggambarkan si aku liris betapa mendambakan kekasihnya dan keinginan si aku untuk memandang kekasihnya walau sekejap untuk menyejukkan hati si aku liris.
Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku
7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji perabaan:
Rintik hujan yang menggelitik telinga Hanya dapat ku merasakan sejuk hatimu
Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku Imaji citra rasa:
Wangi embun yang mengharumkan hariku Imaji penglihatan:
Ku rasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang antiknya parasmu Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu
8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.
Bait pertama berima b-b, bait ke-2 berima b-b-b, bait ke-3 berima a-b-b-a
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul _____________ _____________ ______________ ______________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________
_______________ _______________ _______________ _______________
Nama Lengkap : Moch Faruq Mufrod M Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ Kode :C24
Sang Maestro
Otakmu bagaikan berlian
Berlian ditumpukkan sampah-sampah Karyamu indah
Indah bagaikan alam ini
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye
2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi diatas adalah rasa kagum terhadap sang maestro
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu 3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dengan pujian-pujian kepada tokohnya karena kehebatan dan hasil karya yang telah diciptakan.
Otakmu bagaikan berlian
Berlian ditumpukkan sampah-sampah Karyamu indah
Indah bagaikan alam ini
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
Suasana yang ada adalah rasa kagum dan bangga karena telah memiliki sang maestro yang menghasilkan banyak karya
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu 4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa kita harus berlomba untuk menjadi sang maestro.
Berlomba untuk jadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1). Menghargai kehebatan orang lain
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu 2). Ingin menjadi orang yang bermanfaat
Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba Berlomba untuk menjadi sepertimu
3). Berwawasan luas
Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu
Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye
4). Memiliki cita-cita
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu 5). Mencintai dan menyanyangi sesama manusia.
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum 6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dan ada juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan.
Otakmu bagaikan berlian Berlian ditumpukkan sampah 7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Wahai sang maestro
Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu
Kagum akan ide-idemu Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba
Berlomba untuk menjadi sepertimu
Berlomba untuk membuat karya sepertimu 8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.
Tidak ada permainan rima, namun ada pengulangan bunyi pronominal persona mu pada kata karyamu, ide-idemu, 3 kali pengulangan kata sepertimu. Dari pengulangan kata itu dapat mempertegas arti betapa hebatnya si mu itu sebagai tokoh yang diidolakan oleh si aku.
9. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul _____________ _____________ ______________ _______________ _______________ _______________ _______________ _______________ __________________ __________________ __________________ __________________
Nama Lengkap : Muhammad Maulana Malik Ibrohim Kelas : 10.1
Sekolah : SMA Negeri 18 Bandung No Absen/ Kode : C25
Sejuta Cinta Untukmu IBU
Ibu
Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin Akan kutiupkan hembusan angin
Angin cinta kasih sayang padamu
Jika kou merasakan kesejukkan itu Aku pun akan tersenyum melihatnya
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku
Bila aku melihatmu bersedih
Akan kulukiskan sebuah pelangi indah Di Angkasa raya
Hanya untuk membuatmu tersenyum Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
1. Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang ibu yang sangat berjasa.
Sejuta Cinta Untukmu IBU
Ibu
Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin Akan kutiupkan hembusan angin
Angin cinta kasih sayang padamu 2. Perasaan (Feeling)
Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa sayang kepada ibunya dan rasa bahagia si aku liris jika dapat membuat ibunya bahagia.
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
3. Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang
dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”.
Nada puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan perasaannya ke dalam puisi sehingga bermakna.
Jika kou merasakan kesejukkan itu Aku pun akan tersenyum melihatnya
Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bangga karena ibu tetap menjadi sosok yang sangat luar biasa.
Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
4. Pesan (Amanat)
Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak
disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan
penyair”.
Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Pesan yang ada dalam puisi tersebut adalah menyampaikan segala rasa yang dirasakan oleh si aku kepada ibunya.
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah
1). Anak yang berbakti
Bila aku melihat bersedih
Akan kulukiskan sebuah pelangi indah Di angkasa raya
Hanya untuk membuatmu tersenyum 2). Anak shaleh
Percayalah ibu
Semua yang kulakukan itu
Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
3). Penuh cinta dan saying
Angin cinta kaih saying padamu
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu 6. Diksi
Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
Pemilihan kata dalam puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari. Jika kou merasakan kesejukkan itu
Aku pun akan tersenyum melihatnya
Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku 7. Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan
Jika kou merasaka kesejukan itu Aku akan tersenyum melihatnya 8. Rima
Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas