Nama : NIM : Kelompok : Tanggal :
No. Diskripsi I II III Ket
Motorik
1. Menginspeksi kerutan dahi, kelopak mata, sudut mata dan lipatan sudut mulut. Bandingkan kiri dan kanan apakah ada asimetri (merot) atau kelumpuhan.
2. Menyuruh penderita mengeryitkan dahi / angkat alis, menutup mata sekuat-kuatnya, meringis, mencucu dan memperlihatkan giginya. Bandingkan kiri dan kanan apakah ada asimetri (merot) atau kelumpuhan.
3. Menyuruh penderita menutup mata sekuat-kuatnya dan coba buka dengan tangan pemeriksa. Apakah ada kelumpuhan atau
keadaan tidak bisa menutup mata disebut lagophtalmus, Tanda Bell
4. Memperhatikan saat menutup mata sekuat-kuatnya, dengan adanya lagoptalmos terlihat bola mata berputar keatas disebut tanda Bell positip
Pengecap
5. Menanyakan adanya gangguan rasa 2/3 depan lidah dengan manis, asin, asam (N.VII) dan pahit (N.IX). Keadaan tidak bisa mengecap rasa disebut ageusia / hipogeusia.
Hiperacusis
6. Menanyakan apa ada keadaan setiap ada suara, terdengar yang lebih keras disebut hiperakusis, biasanya penderita mengeluh ”gembrebeg”.
7. Memeriksa adanya ”Hiperacusis”, menempelkan stetoskop di kedua telinga pasien, gesek membran stetoskop perlahan-lahan, tanyakan ke penderita yang lebih keras sebelah mana.
8. Menentukan hasil pemeriksaan atau menyebutkan ciri lesi N.VII Perifer / LMN
9. Menentukan hasil pemeriksaan atau menyebutkan ciri lesi N.VII tipe sentral / UMN
MODUL NEUROLOGI 1
KEPANITERAAN UMUM FKUB
JUDUL NEUROLOGI 1
SUB JUDUL 1.6. Nervus VIII Auditori dan Vestibular
LEARNING OBJECTIVE Setelah menyelesaikan tugas modul 1.6. mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Tes Bisik, Tes Schwabah, tes Rinne, Tes Weber, menentukan adanya Tuli konduksi atau Tuli Persepsi, Tes Romberg, Tes jalan Tandem, menentukan Nystagmus secara mandiri.
METODA
PEMBELAJARAN
1. Demo video Pemeriksaan N.VIII 2. Latihan antar teman
ALAT BANTU
- Alat Audiovisual (LCD)
- CD Power Point pemeriksaan N.VIII
- Garpu tala frekuensi 128 dan 512 Hz masing2 5 buah WAKTU
LATAR BELAKANG
Saraf ini terdiri atas saraf cochlearis yang mengurus pendengaran dan saraf vestibular yang mengurus keseimbangan. Gangguan pada saraf cochlearis dapat menyebabkan tuli, tinnitus. Tuli akibat kelainan mulai meatus acusticus ekternus sampai ruang telinga dalam disebut Tuli Konduksi , sedang Tuli persepsi disebabkan penyakit di labirin, reseptor telinga dalam, nervus cochlearis, nucleus cochlearis batang otak atau di kortek auditorik. Pemeriksaan pendengaran meliputi tes bisik atau gesek, Schwabach, Rinne ,Weber dan audiogram.
Sedangkan gangguan nervus vestibularis dapat menyebabkan vertigo, rasa tidak stabil, kehilangan keseimbangan, nistagmus dan salah tunjuk atau past pointing. Pemeriksaan nervus vestibularis meliputi, tes Romberg, tandem gait, tes telunjuk hidung, dan tes kalori.
PROSEDUR 1. Tes Bisik :
Melakukan tes bisik atau dengan menggesekkan jari-jari pemeriksa pada telinga penderita, telinga kanan kiri bergantian, suruh penderita membandingkan kanan dan kiri. 2. Tes Schwabach
Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, lengan garpu tala ditempatkan di dekat telinga penderita, setelah tidak mendengar maka garpu tala diletakkan di dekat telinga pemeriksa, bila pemeriksa masih mendengar maka
Schwabach memendek. 3. Tes Rinne
Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, pangkal garpu tala diletakkan di mastoid penderita, suruh pasien mendengarkan, bila sudah tidak terdengar lengan garpu tala didekatkan di dekat telinga penderita , bila masih terdengar maka Rinne positif.
4. Weber
Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, di ditempelkan di vertex kepala pasien tepat di garis tengah, suruh pasien mendengarkan, dan menentukan telinga mana yang lebih keras bunyinya, bila lebih keras kanan maka Weber lateralisasi ke kanan.
Menentukan tuli konduktif, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne negatif, Weber
lateralisasi ketelinga sakit.
Menentukan tuli persepsi, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne positif, Weber
5. Nistagmus
Lihat pada kedua mata penderita apakah ada nistagmus , dengan mata diam dan mata bergerak. Tentukan arah nistagmus dengan melihat fase cepatnya, nystagmus disebut arah cepatnya.
6. Tes Romberg
Pemeriksa siap dibelakang pasien, menyuruh penderita berdiri tegak dengan kedua kaki rapat, kedua tangan lurus
kebawah suruh penderita membuka dan menutup mata, Bila penderita jatuh disebut Romberg positif, catat arah jatuhnya
Bila gangguan vestibular maka jatuhnya, baik saat mata terbuka maupun tertutup dan jatuhnya kesemua arah. Bila gangguan serebellum jatuhnya baik saat mata terbuka maupun tertutup dan jatuhnya kesisi lesi. Bila gangguan proprioseptif saat mata terbuka tidak jatuh, saat mata
tertutup jatuh kesemua arah. 7. Tes Jalan Tandem
Suruh penderita berjalan setapak demi setapak menyambung dengan tumit kaki kanan dan ibu jari kaki kiri saling menempel, berjalan 2 meter di garis lurus, lihat pasien jatuh atau tidak seimbang, catat arah jatuhnya.
Tandem Walking
Tes Romberg CHECK LIST &
EVALUASI Terlampir dibawah DAFTAR INSTRUKTUR
1. dr.Shahdevi NK,Sp.S 2. dr.Eko Ari Setijon,Sp.S 3. dr.Masruroh Rahayu,MKes 4. dr.M.Dalhar,Sp.S(K)
5. dr.Sri Budhi Rianawati,Sp.S
REFERENSI 1. Talley NJ, O’Connor S, A Systemic Guide to Physical Diagnosis, Clinical Examination, 4th Edition, APAC Publishers, Singapore, 2001.
2. Pentland B, Statham P, Olson J, The Nervous System Including the Eye, Macleod’s Clinical Examination, Eleventh Edition, Elsevier, 2005.
3. Campbell WW, DeJong’s The Neurologic Examination, 6th Edition, Lippincott Williams & Wilkins, 2005.
4. H.Royden Jones JR, Netter’s Neurology International Student Editioin, ICON Learning Systems , 2005.
5. Lindsay KW, Ian Bone, Neurology and Neurosurgery Illustrated, Churchil Livingstone, 2004.
6. Priguna Sidarta, Neurologi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta, 1999
7. Lumbantobing SM, Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental, 9th Edition, FKUI, 2006.
Nama : NIM : Kelompok : Tanggal :
PROSEDUR MODUL 1.7.PEMERIKSAAN N.VIII AUDITORI dan VESTIBULAR
No. Diskripsi I II III Ket
Tes Bisik
1. Melakukan tes bisik atau dengan menggesekkan jari-jari pemeriksa pada telinga penderita, t elinga kanan kiri bergantian,
suruh penderita membandingkan kanan dan kiri. Tes Schwabach
2. Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, lengan garpu tala ditempatkan di dekat telinga penderita, setelah tidak mendengar maka garpu tala diletakkan di dekat telinga pemeriksa, bila pemeriksa masih mendengar maka Schwabach
memendek. Tes Rinne
3. Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, pangkal garpu tala diletakkan di mastoid penderita, suruh pasien mendengarkan, bila sudah tidak terdengar lengan garpu tala didekatkan di dekat telinga penderita , bila masih terdengar maka Rinne positif.
4. Membunyikan Garpu tala 128 Hz atau 512 Hz, di ditempelkan di vertex kepala pasien tepat di garis tengah, suruh pasien mendengarkan, dan menentukan telinga mana yang lebih keras bunyinya, bila lebih keras kanan maka Weber lateralisasi ke
kanan.
5. Menentukan tuli konduktif, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne negatif, Weber
lateralisasi ketelinga sakit.
6. Menentukan tuli persepsi, dengan ciri-ciri pendengaran berkurang, Schwabach memendek, Rinne positif, Weber
lateralisasi ke telinga sehat.