• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa pokok penting berkaitan dengan chords, antara lain:  Triads ke Chords  Penamaan Chords  Chord Inversion  Roman Numerals  Transposing  Slash Chords  Chords Progression  Extended Chords

Pembahasan akan chords bisa sangat panjang dan mendalam, tapi dalam lesson ini saya berusaha untuk memberikan secara singkat padat dan sejelas mungkin. Pembahasan chord terbagi pada beberapa halaman.

T

R IA D

K

E

C

H O R D

Pertanyaan utama yang perlu dijawab, "Kapan Triads akan menjadi chords"? ROOT TRIAD Kombinasi Triad (3rd) KUALITAS TRIAD

C C-e-g major-minor MAJOR

D D-f-a minor-major MINOR

E E-g-b minor-major MINOR

F F-a-c' major-minor MAJOR

G G-b-d' major-minor MAJOR

A A-c'-e' minor-major MINOR

B B-d'-f' minor-minor DIMINISHED

Tabel Chord 1. C major scales

Perhatikan tabel 1. Saya akan gabungkan antara kolom 'Root' dan 'Kualitas', maka akan menjadi:

C MAJOR - D MINOR - E MINOR - F MAJOR - G MAJOR- A MINOR- B DIMINSHED Penggabungan inilah yang disebut CHORDS.

Perlu diingat bahwa C tidak selalu berpasangan dengan 'major' atau B dengan 'diminished'. Semua bisa bervariasi, tergantung rootnya apa. Tetapi saat ini kita dalam konteks C major scale. Tapi kalau Anda tanya apakah dalam C major scale susunannya sudah baku seperti itu,

jawabannya "YA".

Mungkin nanti Anda akan menemui triad yang ditambahkan dengan dua identitas didepannya, misalnya 'CEminor', itu istilahnya 'Salis', alias Salah Tulis, he...hee... sekali lagi jangan terlalu tegang, rileks saja belajar musik, make it fun ...!

Btw, pada perkembangannya, kata 'major' biasanya tidak dituliskan, sehingga 'C major' cukup ditulis 'C' saja, sedangkan triad yang lain tetap ditulis, C minor, C diminished, C Augmented, dan biasanya disingkat Cm, Cdim, dan Caug.

P

E N A MA A N

C

HO R D

Bayangkan kalau kita lahir tanpa nama dan memang orang tua kita tidak memberi nama buat kita, pasti orang lain akan kebingungan untuk memanggil kita. Pemberian nama sangat penting sebagai identitas.

Mungkin Anda sering menjumpai chord Adim, atau Dmin7 atau C13, mengapa namanya bisa begitu? Atau teman Anda bertanya, “Mengapa chord ini bisa ada angka 7, 11 atau 13?” Tenang saja, saya percaya setelah Anda baca penjelasan di bawah ini, Anda akan dapat menerangkan dengan mudah kepada teman Anda.

Hampir semua penjelasan saya didasarkan pada C major scale. Pertanyaannya, "Apakah dapat diaplikasikan ke not yang lain"? Tentu saja bisa dan dijamin tidak fals, asal mengikuti aturan yang benar.

Tabel berikut adalah C Major Scale yang diperpanjang lebih dari satu oktav, menjadi:

C D E F G A B C' D' E' F' G' A' B' 1 2 3 4 5 6 7 1' 2' 3' 4' 5' 6' 7'

Tabel Chord 2. C Major Scale

Saya akan mengganti angka-angkanya menjadi:

C D E F G A B C' D' E' F' G' A' B' 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tabel Chord 3. C Major Scale Panjang

Dalam konteks Chord, maka akan digunakan interval 3rd, baik major minor.

sesuai dengan C major scale. Mulai dari root ke kanan sebanyak 3rd, sampai angka terakhir, hasilnya yang cocok saya tandai dengan warna abu-abu, menjadi:

C D E F G A B C' D' E' F' G' A' B' 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tabel Chord 4. C Major Scale 'Red'

Mungkin muncul pertanyaan dari Anda? Kenapa bukan 10?

Maka kita harus melihat satu angka disebelah kiri 10 yaitu 9. Kalau kita hitung dari angka 9, maka untuk mendapat interval 3rd yang sesuai di C major scale, kita akan menggunakan minor 3rd dan hasilnya adalah 11 atau F', kalau kita menggunakan major 3rd, hasilnya adalah 11.5 atau F#. F# bukan termasuk dalam C major scale.

Kenapa bukan 12? Coba Anda jawab sendiri!

I

N V E R S I

C

HO R D

Sebagaimana konsep triad inversion, chord inversion tidak jauh beda, hanya saja karena telah disebut chord, maka ada kemungkinan lebih dari 3 not. Misalnya saya akan inversi Cmaj7: Posisi dasar adalah C-E-G-B:

Gambar Chord 1. Posisi Dasar

Kemudian C dipindahkan menjadi outer note, menjadi E-G-B-C':

Gambar Chord 2. Inversi I

Kemudian E dipindahkan menjadi outer note, menjadi G-B-C'-E':

Gambar Chord 3. Inversi II

Kemudian G dipindahkan menjadi outer note, menjadi B-C'-E'-G':

Inversi II biasanya memberikan output dengan tekanan paling kuat ('tekanan' sering diistilahkan dengan kata 'tension') dibanding inversi I atau III. Kita akan lihat hal ini dalam pembahasan progresif chords.

Catatan:

Kita akan membahas angka-angka yang berwarna merah yaitu 7, 9, 11, 13, sedangkan 1, 3, 5 sudah di bahas dalam triads. Berdasarkan angka-angka tersebut kita dapat menentukan nama dari sebuah chord. Tapi sebelum membahasnya, kita harus mengerti dulu akan tiga topik penting yaitu angka romawi, slash chord dan chord progression.

R

O MA N

N

U ME R A L S

Ada beberapa alasan topik ini perlu dipelajari oleh para musisi, yaitu:

1. Roman Numerals banyak digunakkan dalam buku-buku teori musik, terutama untuk menyatakan bentuk-bentuk chord progression, misalnya: ii-V-I, vi-ii-V-I, dll.

2. Penggunaan Roman Numerals dapat melatih kita untuk mudah mengingat pergerakan chord, transposing, sehingga seorang pemusik tidak hanya terpaku pada satu chord tertentu.

Roman numerals berkaitan erat dengan triads. Dalam pelajaran triads kita mengingat bagaimana jika triad diaplikasikan dalam salah satu scale. Prinsip roman numerals hanya menggantikan chord dalam bentuk abjad dengan angka romawi dan dimulai dari Root seterusnya sampai not ke-7, maka akan menjadi seperti gambar I.

Gambar Chrod 5. Roman Numerals pada C major scale

Sebenarnya aturan penulisan roman numerals ada bermacam-macam, tapi untuk

menyeragamkan penulisan khususnya berkenaan dengan penulisan chord pada bagian songs, saya menggunakan aturan berikut:

1. Untuk chord major digunakan angka romawi besar.

Misalnya dalam chord C: C=I; Cmaj7=Imaj7; F=IV; G#=V#; Bb=VIIb; G7=V7. 2. Untuk chord minor digunakan angka romawi kecil.

Misalnya dalam chord C: Dm=ii; Em7=iii7; Dm9=ii9.

3. Untuk model chord yang lain (selain minor dan major) maka ditambahkan keterangan di belakangnya, sesuai dengan penulisan chordnya.

Technical name (Tonic, Supertonic, dstnya) juga sering digunakan, misalnya dalam C major scale:

Dominant dari C major adalah G, Supertonic dari C major adalah Dm, dstnya. Jangan kacaukan istilah dominant (technical name) dengan dominant 7 pada chord nanti.

Gambar Chord 6. Roman Numerals Chart

Gambar 2 menunjukkan bagaimana posisi setiap chord pada rootnya. Chord yang di dalam warna coklat adalah root atau chord utama. Sedangkan ke arah kanan adalah pergerakan chord dari I-vii. Gambar Chord di dalam lingkaran merah adalah sama (bunyinya) dan sering disebut enharmonic, hanya beda pemakaian tanda flat (b) dan sharp (#).

Perhatikan gambar 3. Ini adalah gambar The Cycle of Fifths. Gambar ini menunjukkan susunan dari 12 not dalam chromatic scale, setiap not berbeda 5 derajat dari not sebelumnya. Waktu Anda berputar berlawanan dengan arah jarum jam, pikirkan tiap not mewakili kunci (key). Penulisan Chord secara menurun dalam tiap kolom (gambar 2) mengikuti arah perputaran berlawanan jarum jam (gambar 3). Bandingkan juga posisi minor relativenya terhadap majornya. Gambar 3 sering dipakai sebagai acuan untuk menuliskan chord progression. Kegunaan gambar 3 akan lebih tampak pada pembahasan chord progression.

Saya contohkan lagu "Malam Kudus" dalam key C sebagai tonic atau C=Do I (C) ii(Dm) V(G) I(C) IV(F) I(C)

Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa yang b'lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus, IV(F) I(C) V(G) I(C) V(G) I(C)

Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf, Anak dalam malaf

Kalau misalnya ditulis dalam kunci D=do, maka kita tinggal menggantikannya saja sesuai dengan petunjuk gambar 2 dan 3 , menjadi:

I (D) ii(Em) V(A) I(D) IV(G) I(D)

Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa yang b'lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus, IV(G) I(D) V(A) I(D) V(A) I(D)

Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf, Anak dalam malaf

Merubah nada dasar atau perubahan tonic sering disebut dengan TRANSPOSE. Hal ini akan sering kita temui dalam permainan musik dan kadang-kadang para musisi kebingungan menghadapi ini. Saya sering diminta untuk melakukan tranposing karena alasan terlalu tinggi atau rendah. Ini dapat kita maklumi, salah satu alasannya karena suara manusia agak berbeda di waktu pagi dan malam. Saya pikir semua musisi harus memiliki skill untuk melakukan tranpose ini.

T

R A N P O S E

Istilah ‘tranpose’ ini mungkin cukup sering kita dengar. Beberapa keyboard menyertakan tool transpose untuk memudahkan pemain melakukan transpose sehingga tidak perlu main di chord-chord sulit, khususnya tuts-tuts 'frighten' atau sering disebut tuts hitam. Fitur ini di satu sisi memang memudahkan, tapi akan membuat Anda tidak terlatih untuk memainkan chord-chord sulit.

Saya sering memperhatikan banyak pemain yang tidak mau sulit-sulit untuk belajar main di chord 'frighten', hal ini memang disayangkan, semua yang instant memang cenderung memanjakan para user, tapi sebenarnya membodohi. Waktu pertama-tama belajar main keyboard, saya juga di'goda' untuk memakai tranpose ini, tapi untungnya tahan godaan.

Beberapa rekan saya yang dulu sama-sama belajar keyboard dengan saya, sampai sekarang masih menggunakannya, padahal sudah sekian tahun bermain. Maka saya sarankan jauhi fitur ini, saya malah menggunakannya untuk tranpose dari chord mudah jadi chord sulit, misalnya lagu "Give Thanks", biasanya dimainkan di chord G, saya malah tranpose ke F# atau G#, sambil berlatih bukan?

Ok, saya harap Anda tidak menggunakan fitur tranpsose untuk hal yang 'negatif'. Sekarang kita lihat bagaimana cara melakukan tranpose yang 'asli':

Langkah I: Tentukan chord dasarnya/root chord nya/tonic (I) chord

Anda dapat melakukannya dengan melihat tanda kunci yang biasa dijelaskan pada penulisan partitur lagu. Kita ambil contoh lagu di atas, ada progresif chord (hal ini akan dibahas lebih lanjut) seperti ini:

C - Dm - G - C - F- C

Langkah II: Tuliskan semua chord lengkapnya (setelah kita tahu mana root chordnya)

Waktu Anda dapat mengidentifikasi kunci, tuliskan semua chord berdasarkan chord dasarnya beserta angka romawinya:

C - Dm - Em - F - G - Am - B° I - ii - iii - IV- V - vi - vii°

Langkah III: Tuliskan lagi progresif chordnya

Dengan menggunakan langkah II sebagai acuan, aplikasikan aturan romawi dalam progresif chord yang ada:

C - Dm - G - F - C I - ii - V - IV - I

Langkah IV: Pilih chord baru dan tuliskan chordnya

Misalkan chord dasar kita menjadi A=do A - Bm - C#m - D - E - F#m - G#°

I - ii - iii - IV - V - vi - vii°

Langkah V: Transpose chord ke chord baru

Untuk diingat, penulisan minor, maj7, min7 dan yang lainnya tetap sama meskipun sudah di transpose, tetap mengacu pada angka romawinya.

Dengan menggunakan aturan angka romawi, maka akan melatih kita untuk belajar mengingat bagaimana posisi tiap chord terhadap root chordnya, sehingga ketika ada permintaan

mendadak untuk menaikkan kunci dasar / root chordnya, Anda tidak akan kebingungan.

Catatan:

Saya coba rangkumkan lagi apa yang telah kita bahas:

 Kita telah belajar tentang scale, yaitu kumpulan dari beberapa not yang disusun dalam pola sedemikian rupa.

 Dari scale kita mengenal apa itu interval dan macam-macamnya.

 Lewat interval kita melihat bagaimana interval major or minor 3rd diterapkan dalam 3 not sehingga membentuk triads.

 Lewat triads kita aplikasikan ke dalam major scale dan membentuk chord.

 Untuk lebih memahami penggunaan extended chords dan chord progression maka kita perlu memahami roman numerals dan tranposing terlebih dahulu.

Pemahaman hal di atas akan mempermudah kita untuk mempelajari bagian berikutnya, slash chord & chord progression.

S

L A S H

C

HO R D

Setiap kali kita tangan kanan kita memainkan chord C, maka nada bass biasanya selalu pada C. Tapi ada saat-saat tertentu dimana penekanan tangan kiri dan kanan berbeda. Chords pada kondisi itulah disebut dengan slash chords. Untuk gambar jari tangan maka digunakan aturan - 1= ibu jari; 2=jari telunjuk; 3=jari tengah; 4=jari manis; 5=jari kelingking.

Dalam buku-buku partitur lagu ciri yang utama dari slash cord adalah dengan penggunaan tanda slash (/). Misalnya C/E berarti bass kita mainkan di E dan chord di C, atau G/F, artinya bass menekan F dan chord di G, seperti contoh pada berikut:

Gambar Chord 8. Slash Chord G/F

Chord G yang saya gunakan adalah G inversi I.

Satu tip bagi Anda pemain keyboard yang bermain dalam satu group band:

dua oktav. Cara ini tidak salah, hanya kadang-kadang bisa bentrok dengan pemain bass, karena kalau lebih dari dua oktav, dikuatirkan bunyi yang dihasilkan akan kacau, dimana terjadi double nada bass, yaitu keyboard dan pemain bass.

Untuk menghindari hal di atas maka saya menganjurkan jika Anda bermain dalam satu band gunakan short slash cord, seperti contoh berikut G/F:

Gambar Chord 9. 'Short' slash chord G/F

Dengan teknik 'short' slash cord, Anda tidak perlu kuatir terjadi double nada bass yang kurang enak. Pada gambar di atas, penekanan slash cord G/F tidak lebih dari 2 oktav, dimana 5 kiri menekan F, 2 kiri menekan B, 1 kiri menekan D, 1 kanan menekan G, dan 3 kanan menekan B, bisa juga ditambahkan 5 kanan menekan D.

C

H O R D

P

R O G R E S S I O N

Chord Progression dapat diartikan sebagai pergerakkan atau pengembangan chord, biasanya dituliskan dalam bentuk angka romawi. Ada beberapa macam chord progression yang akan sering Anda jumpai pada lagu-lagu. Kita akan mulai dari model progresif yang paling sering digunakan dalam hampir jenis musik:

II-V-I (MAJOR)

Tiga angka romawi tersebut adalah II, V dan I. Jika kita tuliskan dalam C major scale akan menjadi D-G-C. Tapi dalam skala major, II-V-I mempunyai ketentuan sebagai berikut:

 MINOR 7TH UNTUK II CHORDS

 DOMINANT 7TH UNTUK V CHORDS

 MAJOR 7TH UNTUK I CHORDS

Pembahasan lesson saya sebenarnya dalam background jazz, sehingga progresif chord yang ada semua mengarah ke permainan dalam style jazz. Tapi tidak perlu kuatir, karena pada

prakteknya dalam permainan musik baik di gereja maupun persekutuan, chord-chord 'jazz', seperti major7th, minor7th, dominant7th, akan menambah variasi bunyi dari permainan Anda. Chord di atas bisa juga dituliskan Dm-G-C, tapi akan terasa lebih 'sejuk' kalau Anda gunakan Dm7-G7-Cmaj7.

ii7 V7 Imaj7

S'bab Tuhan baik, anugrah-Nya kekal selamanya

Ada beberapa variasi dari II-V-I yang dapat Anda gunakan, seperti misalnya: ii9-V7-Imaj7, pada lagu "Amazing Grace"

ii9 V7 I I was blind, but now I see

ii7-V7-I, pada lagu "Amazing Grace" ii7 V7 I

I was blind but now I see

II-V-I (MINOR)

Progresif II-V-I minor juga cukup sering dipakai khususnya dalam minor scale. Pada prakteknya II-V-I bisa juga ditulis dalam aturan romawi sebagai VII-III-VI, karena pada dasarnya sama, mengapa bisa sama? Coba lihat kembali pada chord atau aturan romawi di awal pembahasan kita.

II-V-I dalam minor mempunyai ketentuan sebagai berikut: HALF-DIMINSHED UNTUK II CHORDS

DOMINANT 7TH (polos, #5 atau altered )UNTUK V CHORDS minor, minor7, minor6, minor-MAJOR 7TH UNTUK I CHORDS

Penggunaan II-V-I minor akan banyak saya gunakan pada pembahasan extended chord.

I-VI-II-V

Progresif ini juga sering kita temukan dalam lagu-lagu rohani yang ada sekarang. Chord yang digunakan dalam I-VI-II-V adalah:

Minor 7th untuk VI Minor 7th untuk II Dominant 7th untuk V Major 7th untuk I

I vi7 ii7 V7 Imaj7 Dalam Yesus kita bersaudara

Pada lagu-lagu dengan style jazz, lebih sering digunakan dominant 7 untuk VI, ini untuk memberikan 'taste' yang lebih mengena, khususnya untuk running ke chord II7. Misalnya lagu yang sama saya ganti menjadi:

I VI7 II7 V7 Imaj7 Dalam Yesus kita bersaudara

III-VI-II-V

Chord yang digunakan dalam progresif ini adalah: Minor 7th untuk III

Minor 7th untuk VI minor 7th untuk V Dominant 7th untuk V

Misalnya pada lagu "Give Thanks " (F=do): iii7 vi7 ii7 V7

And now let the weak say I'm strong and let the poor say ...

alternatif lain untuk III-VI-II-V adalah dominant 7th untuk III, dominant 7th untuk VI, minor 7th untuk II dan dominant 7th untuk V. Misalnya pada lagu "Yesuslah Tuhan" (G=do)

I III7 VI7 ii7 V7

Hatiku rindu melihat kemuliaanMu, Hatiku rindu melihat curahan kuasaMu

I-II-III-IV

Chord yang biasa dipakai dalam progresif ini adalah: sus2 untuk I

I sus4 untuk ii I sus2 untuk III

sus2 atau major 7th untuk iv

Mungkin Anda bertanya bagaimana Isus4 untuk II dan I untuk III, ini adalah bentuk dari slash chord yaitu I/III, dimana chord yang ditekan adalah Isus2 dan bassnya III. I sus4 (c-f-g) menjadi chord dan II bass.

I ii iii IVmaj7 Majesty, worship His majesty

Pemilihan chord sangat tergantung dari melody yang dimainkan, jika not yang dimainkan pada III adalah pada 7, maka sebaiknya memakai minor 7th, tetapi kalau notnya pada 1, maka Isus2 dapat dipakai.

Berkaitan dengan progresif I-II-III-IV, maka kita akan juga sering menemukan kebalikannya IV-III-II. I tidak saya tuliskan, karena bisa ke I atau V, tergantung lagunya.

Misalnya pada lagu "S'bab Tuhan Baik" (D=do)

IVmaj7 iii7 ii7 V7 I

S'bab Tuhan baik, s'bab Tuhan baik, s'bab Tuhan baik, anugrahnya kekal selamanya. Dalam contoh di atas III menggunakan minor 7, karena melodi dari lagu (tepat pada saat perpindahan chord) adalah di 7 (si), pada bagian '-han', pada kata 'Tuhan.

I-VII-VI-V

Progresif ini juga cukup sering kita temukan pada lagu-lagu rohani pada umumnya. Dalam progresif ini sering dipakai slash chord, khususnya pada VII. Beberapa variasi yang bisa kita dapat dari progresif ini:

major untuk I V untuk vii

minor 7th atau iv untuk vi major 6th atau i major untuk v

Cukup banyak variasi dapat kita gunakkan dalam progresif ini, mari kita bahas satu persatu langsung dengan contoh lagunya:

Bb=do

I V/VIII IV/VI V6 V

Bersyukur selalu atas kasihMu di dalam hidup ku

Chord V6, dalam lagu di atas ini adalah F6, sebenarnya sama dengan Dm (iii). Pada prakteknya penulisan chord bisa berbeda-beda tapi menghasilkan bunyi yang serupa.

G=do

I V/VIII vi7 I/V Tiada s'perti Kau

Pengembangan dari progresif I-VII-VI-V adalah I-VII-VIIb-VI-V#-V. Saya tuliskan verse dari lagu "Tiada S'perti Kau", perhatikan juga adanya progresif IV-III-II:

I V/VIII vi7 I/V IV I/III ii7 V7 Tiada s'perti Kau yang t'lah menjamah seg'nap hatiku

I V/VIII VIIb IV/VI V# I/V V7 I Tak seorangpun di dalam hidup i - ni s'perti Kau Tuhan

Chord yang digunakan dalam VIIb bisa bervariasi , dalam lagu ini saya menggunakan sus2 pada major6 (F-G-D'). Bisa juga Anda gunakan major6 saja (F-A-D'), tapi saya lebih suka 3(A) diganti dengan 2(G). Jangan lupa ketika kita berbicara pada VIIb, dalam hal ini F, maka yang menjadi rootnya adalah F, bukan G, sehingga penyebutan chord dan not di atas adalah dalam F. Kemudian V#, dalam hal ini Eb menggunakan (C-Eb-A), sebuah slash chord Cmin6/Eb. Kita 'persempit' lagi dengan menggunakan progresif I-VIIb-VI-V#-V

I V/VIII vi7 I/V IV I/III ii7 V7 Tiada s'perti Kau yang t'lah menjamah seg'nap hatiku I VIIb IV/VI V# I/V V7 I

Tak seorangpun di dalam hidup ini s'perti Kau Tuhan

VII dihilangkan dari listnya, VIIb tetap menggunakan major6sus2, sedangkan V# menggunakan Eb6 (C-Eb-G) atau bisa juga ditulis Cm/Eb, sama saja.

R

A N G K U M A N

Masih banyak lagi model chords progression yang lain, tapi pada kesempatan ini saya hanya bahas beberapa di atas yang saya anggap paling sering muncul dalam lagu-lagu rohani masa kini, saya akan tambahkan pada kesempatan mendatang.

Kita rangkumkan lagi apa yang telah kita pelajari:

 Kita telah belajar tentang scale, yaitu kumpulan dari beberapa not yang disusun dalam pola sedemikian rupa.

 Dari scale kita mengenal apa itu interval dan macam-macamnya.

 Lewat interval kita melihat bagaimana interval major or minor 3rd diterapkan dalam 3 not sehingga membentuk triads.

 Lewat triads kita aplikasikan ke dalam major scale dan membentuk chord.

 Lewat roman numerals dan tranposing kita dapat lebih memahami chord progression.

 Penggunaan slash chord dan jenis-jenis chord progression yang umum. Sekarang kita masuk dalam pembahasan EXTENDED chord.

Dokumen terkait