BAB V Kesimpulan dan Saran menguraikan hasil dari penelitian yang berupa Kesimpulan dan Saran
TINJAUAN TEORITIS
1. Ciri-Ciri Anak Jalanan
Anak jalanan memiliki ciri khas baik secara psikologisnya maupun kreativitasnya, hal ini diperjelas oleh Saparinah Sadli yang diungkapkan oleh Sudarsono sebagai berikut;
a) Anak-anak ini mudah tersinggung perasaannya.
b) Anak-anak ini mudah putus asa dan cepat murung, kemudian nekattanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang ingin membantunya.
37
c) Tidak berbeda dengan anak-anak yang lainnya yang selalu menginginkan kasih sayang.
d) Anak ini biasanya tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka diajak bicara, mereka tidak mau melihat orang lain secara terbuka. e) Sesuai dengan taraf perkembangannya yang masih kanak-kanak
mereka sangatlah labil, tetapi keadaan ini sulit berubah meskipun mereka telah diberi pengarahan yang positif.
f) Mereka memiliki suatu ketrampilan, namun ketrampilan ini tidak selalu sesuai bila diukur dengan ukuran normative masyarakat umumnya. 38
Sedangkan menurut Fachurohman ciri-ciri anak jalanan dapat dilihat dari fisiknya yaitu mereka memiliki kulit yang kotor, kelihatan dekil dan kumuh karena jarang mandi, juga nampak rambutnya kotor kemerah-merahan, bau kurang sedap, pakaian tampak kumuh karena jarang dicuci, sedangkan dilihat dari psikisnya mereka kelihatan bertemperamen tinggi, suka marah, emosional, pemurung, jarang tersenyum, dan mudah tersinggung, kepribadian labil, cuek dan sulit diatur, berkemauan keras, pemberani dan mandiri.
Ciri-ciri anak jalanan secara global, dilihat dari psikisnya mereka mempunyai temperamen yang tingggi, mudah tersinggung, sulit untuk diajak berkominikasi, keadaannya masih sangat labil, suka berdiam diri, melamun, sedangkan dilihat dari fisiknya mereka biasanya berpakaian dan
38
berpenampilan yang kumuh karena kurangnya memperhatikan penampilan sehingga nilai-nilai keluhuran tidak dihiraukan.39
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
2. Faktor penyebab munculnya fenomena anak jalanan, yaitu:
a) Sejumlah kebijakan makro dalam bidang sosial ekonomi telah menyumbang munculnya fenomena anak jalanan.
b) Modernisasi, industrialisasi, migrasi, dan urbanisasi menyebabkan terjadinya perubahan jumlah anggota keluarga dan gaya hidup yang membuat dukungan sosial dan perlindungan terhadap anak menjadi berkurang.
c) Kekerasan dalam keluarga menjadi latar belakang penting penyebab anak keluar dari rumah dan umumnya terjadi dalam keluarga yang mengalami tekanan ekonomi dan jumlah anggota keluarga yang besar.
d) Terkait permasalahan ekonomi sehingga anak terpaksa ikut membantu orang tua dengan bekerja (di jalanan).
e) Orang tua “mengkaryakan” sebagai sumber ekonomi keluarga pengganti peran yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa. Dari Pengertian, ciri-ciri atau karakteristik serta faktor pendorong anak jalanan, maka penulis mengharapkan penanganan perilaku anak jalanan di Yayasan dapat bernilai positif di dalamnya.
39
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertian-anak-jalanan/#ixzz2CT5NXuTf
BAB III
Gambaran Umum/Sejarah Berdirinya Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Akur Kurnia
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.
Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk.Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Yayasan ini berdiri pada tahun 1998, dikepalai oleh H. Otong Suryana, S. Hum. Berdasarkan Undang- undang RI No.4 tahun 197940,
40
yayasan ini bergerak dalam mensejahterakan dan melindungi anak yang kurang beruntung agar mendapatkan hak-haknya yang layak. Termasuk melindungi dan mensejahterakan anak jalanan.
Anak-anak Gepeng (gelandangan Pengemis) berbagai peristiwa itu sering membuat Haji Otong Suryana bergidik. Begitu kerasnya hidup orang-orang gelandangan tak berumah yang ada di luar sana, di Jakarta. Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja itulah, pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan Yayasan Akur Kurnia (YAK). Yayasan ini didirikan karena keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan itu.
Hobinya bersepakbola membikin Otong lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak anak pengemis dan gelandangan sekitar pasar.Dari kegiatan latihan sepakbola, Otong mulai menarik simpati anak anak.Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak asuhynya.
Yayasan Akur Kurnia menjadi sebagai media untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.Dirintis sejak tahun 1996 lalu, bersama sejumlah sejawatnya yang sehati, Otong mulai aktif menyelenggarakan kegiatan yayasannya dengan mendidik anak anak pasar untuk dilatih sepakbola dan mengikuti
sejumlah turnamen.“Dengan kegiatan olahraga seperti ini, anak anak akan lebih diarahkan dan kita bisa memahami karakternya,” ungkap
dukungan banyak kalangan, kegiatan yayasannya pun berkembang dengan menyediakan 2 buah unit Rumah Singgah yang merupakan rumahnya sendiri sebagai rumah anak anak gelandangan.
Sekarang, YAK sudah memiliki Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) untuk para peserta didiknya yang dari berbagai usia. Tak jarang ada juga ibu ibu. YAK juga merupakan salah satu dari sekitar lebih 30 penyelenggara Rumah Singgah penerima dana program penyelenggara Rumah Singgah yang dibantu oleh Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) Kementerian Sosial RI.
“Anak asuh di sini yang ada 50 orang, mereka semuanya adalah anak anak muslim,” kata Otong yang ditemui Hidayatullah.com di yayasannya belum lama ini. Otong tidak pandang bulu untuk menampung siapa pun. Sehingga tak berlebihan jika ia juga dengan tangan terbuka bersedia menampung anak dari Karyadi yang masih kecil kecil. Karyadi adalah seorang korban mutilasi yang santer diberitakan media belum lama ini. Otong mengaku, spiritnya untuk menjadi pekerja sosial untuk membimbing gelandangan juga berangkat dari latar belakangnya yang broken home. Ia mengaku sempat sekolah tapi hanya di bangku Sekolah Rakyat (SR)."Itupun kagak kelar," katanya.
Prioritas Bina Iman,Otong mengutamakan pembinaan mental dan rohani untuk anak anak asuhnya. Di yayasannya, Otong menyelenggarakan kegiatan pengajian secara rutin.Ada ta'lim untuk orang tua anak jalanan (Anjal) dan juga untuk masyarakat umum yang
digelar setiap hari Kamis setiap pekan.Selain itu ada juga kegiatan baca tulis hitung untuk anak, TK/TPA untuk anak binaan, dan sekolah informal.
“Pendidikan non formal ini diadakan agar anak anak didik itu tidak
pada lari meninggalkan asrama dan kembali ke jalanan,” ujar suami
dari Sa'adah ini.
Selain punya rumah singgah 2 unit dan kegiatan majelis ta’lim, ia juga menyelenggarakan Asrama Non-Panti, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBN), TPA, Komunitas Pedagang Asongan (KOPA), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Taman Baca Anak (TBA).
Yayasannya kini memiliki pengasuh sebanyak 5 orang, termasuk tukang masak sehari-hari.Berkat usahanya, Otong bersyukur karena alumni YAK didikannya sudah ada yang sukses menjadi pesepakbola nasional. Misalnya Sulaiman yang sempat masuk PON DKI Jakarta.Ada Mahendra yang bermain untuk Persjiap Jepara, dan Firman yang bermain untuk keseblasan Persitara Jakarta Utara (Jakut).
Tak sedikit juga anak anak asuhnya yang berprestasi di bidang lain. Misalnya, salah satu anak asuhnya mendaaptkan kesempatan untuk mengikuti Jambore Pramuka Asia Pasifik di Manila tahun 2009 lalu.Yang sangat membuatnya berbahagia adalah adanya kunjungan langsung oleh Pak Menteri Sosial ke yayasannya tahun lalu.
Di luar kesibukannya sebagai pegawai Bapengkar dan menjadi orangtua anak anak gelandangan, bapak yang tinggal di Jl Taiman RT. 07/07 Kampung Tengah Kramat Jati saat ini juga masih kuliah menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Azzahra jurusan Hukum.Kini, meski atas usahanya yang luar biasa itu telah banyak berbuah.Iamengaku masih terus merasa khawatir dan sedih jika anak asuhanya masih terlibat dalam pergaulan buruk.
“Ada juga yang biasa nyimeng diam- diam di dalam kamar walaupun
sudah tinggal di rumah singgah,” tambah Otong saat ditemui
hidayatullah.com ketika sedang bersiap berangkat ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur untuk mendampingi sidang anak asuhnya yang ditangkap sebagai pemakai narkoba.
“Yang menyedihkan adalah ketika ada anak-anak ketahuan ternyata salah satu anak asuhnya adalah kurir atau pemakai narkoba.Kita
sering dipanggil kepolisian kalau ada kasus kasus seperti ini,” tutur pria
yang bekerja di Bapengkar Pasar Induk Kramat Jati sebagai juru tulis ini.
B. Letak Geografis Yayasan Akur Kurnia
Yayasan Akur Kurnia adalah yayasan yang beralamat di Jalan H.Sidih No.57 Rt. 004 Rw. 07 Kelurahan Kampung Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur 13540.Untuk menuju Yayasan Akur Kurnia dapat menggunakan kendaraan seperti kendaraan umum ataupu yang
lainnya. Perjalanan dari perbeehentian kendaraan tidak begitu jauh sekitar kurang lebih 100 meter.
Yayasan Akur Kurnia ini dibangun atas kepemilikan sendiri yang berukuran tanah bangunan 40 m dan bangunan 40 m. Sekarang menanmpung kurang lebih 50 anak jalanan, dan letak yayasan ini berada di antara pemukiman penduduk.
C. Visi dan Misi YAK
a. Visi
Meningkatkan kesejahteraan sosial anak dan keluarga kurang mampu khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b. Misi
Ikut berperan membantu pemerintah dalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) sehingga di harapkan Lansia, Keluarga retak, Orang tua tidak mampu, yatim piatu, anak terlantar, anak pasar, dan anak jalanan terpenuhi kebutuhan dasarnya.
D. Dasar Hukum
1. Udang-undang RI No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan sosial anak.
2. Undang-undang RI No.23 tahun 2003 tentang perlindungan anak. 3. Tanda daftar Yayasan atau Badan SosialNo. 07.13540.837.
4. Izin pendirian Non Panti Asuhan Anak Kurnai No. 027/NPSAA/U.05/2007.
5. Surat izin Oprasional No. 05.13540.060/078.6.
6. Surat Keterangan Pendaftaran Organisasi / Badan Sosial BKKKS Prov Dki Jakarta No. 00105-DU-4-234/BKKKS/Sket-OBH/10-07.
7. HAM No. C-2342.HT.01.02.TH 2007.
E. Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia
Yayasan Akur Kurnia dalam menjalankan roda keorganisasiannya, dapat dilihat dalam struktur organisasi berikut ini : Pembina : H. Otong Suryana
Pengawas : Hj. Sa’adah
Ketua : Suryani
Sekretaris : Shofiyah Lorensia Bendahara : Rima Kurnia Anggota :1. Karlina
Gambar 1.
Struktur Organisasi Yayasan Akur Kurnia Kramat Jati Jakarta Timur Pembina H. Otong Suryana Pengawas Hj. Sa’adah Sekretaris Shofiyah Lorensia Bendahara Rima Kurnia Ketua Suryani Anggota Karlinah & Sugiono
BAB IV