• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

b. Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah dalam diri. Maksudnya berupa kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan model tersebut sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.25

Ciri-ciri kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa.26

Menggunakan ungkapan Gardner, kecerdasan emosi terdiri dari dua kecakapan yaitu: intrapersonal intelligence dan interpersonal intelligence.27 Goleman mengungkapkan, bahwa Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi kecerdasan emosional yang dicetuskannya, seraya memperluas kemampuan kecerdasan emosional dalam lima wilayah utama, yaitu:

a. Mengenali emosi diri yaitu kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan untuk mengenali emosi diri merupakan dasar bagi kecerdasan emosional dan merupakan hal yang penting bagi pemahaman diri.

b. Mengelola emosi, yaitu menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan tepat. Pengelolaan emosi ini terwujud dengan adanya

25Daniel Goleman (1999),Emotional Intelligence:mengapa EI lebih penting daripada IQ.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.hlm. 52

26Ibid.hal.45

27Agus Nggermanto (2002). Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum). Bandung:Nuansa.hal 98

suatu kemampuan seperti menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, menghilangkan kemurungan, dan mengurangi ketersinggungan.

c. Memotivasi diri sendiri, yaitu menata emosi diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Bentuk motivasi diri terwujud dalam kemampuan untuk antusias, gairah dan daya juang yang tinggi dalam mencapai kesuksesan yang disertai dengan dorongan hati yang kuat untuk mencapai cita-cita.

d. Kemampuan berempati, yaitu suatu kemampuan untuk mengenal emosi dan kepribadian orang lain. Untuk dapat memahami perasaan orang lain yaitu melalui kemampuan untuk membaca pesan non-verbal, nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya.

e. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu keterampilan mengelola emosi orang lain, dan mampu membina hubungan dengan orang lain.28 Goleman telah mengadaptasi model Salovey dan Mayer tentang kecerdasan emosional meliputi lima dasar kecakapan emosi dan sosial yaitu sebagai berikut:

a. Kesadaran diri: Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri;

memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

28Daniel,Goleman. (2004). Emotional Intelligence: mengapa EI lebih penting daripada IQ.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.hal.58

b. Pengaturan diri: Menangani emosi kita sedemikian baik sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

c. Motivasi: Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

d. Empati: merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

e. Keterampilan sosial: menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial;

berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan serta untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim.29

Reuven Bar-on, merangkum kecerdasan emosional dengan EQ ke dalam lima area atau ranah, yaitu sebagai berikut:30

a. Area Intrapribadi terkait dengan kemampuan untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri. Yaitu melingkupi kesadaran diri berupa kemampuan untuk mengenali perasaan dan penyebabnya serta pengaruh

29 Daniel Goleman (2003), Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.hal.513

30Steven J. Stein & Howard E. Book, (2002). Ledakan EQ, 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung:Kaifa.hal.39

perilakunya pada orang lain; Sikap asertif berupa kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan, membela diri dan mempertahankan pendapat; kemandirian berupa kemampuan mengarahkan dan mengendalikan diri, berdiri dengan kaki sendiri;

penghargaan diri berupa kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan, menerima atau menyenangi diri sendiri; Aktualisasi diri berupa kemampuan mewujudkan potensi yang dimiliki dan merasa senang (puas) dengan prestasi yang kita raih.

b. Ranah antarpribadi berkaitan dengan keterampilan bergaul, wilayah ini terdiri atas tiga skala. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Tanggungjawab sosial adalah kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat bekerja sama dan yang bermanfaat bagi kelompok masyarakatnya. Hubungan antarpribadi adalah kemampuan menciptakan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, ditandai oleh saling memberi dan menerima dan rasa kedekatan emosional.

c. Ranah penyesuaian diri berupa kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ketiga skalanya adalah Uji realitas berupa kemampuan melihat sesuatu sesuai dengan kenyataannya; Sikap fleksibel berupa kemampuan menyesuaikan perasaan, pikiran dan tindakan dengan keadaan yang berubah-ubah; dan pemecahan masalah berupa kemampuan mendefinisikan permasalahan,

bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang bagus dan tepat.

d. Ranah pengendalian stress berupa kemampuan tahan menghadapi stres dan mengendalikan impuls. Kedua skalanya adalah ketahanan menanggung stress berupa kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, dan secara konstruktif bertahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar mengahadapi konflik emosi; Pengendalian impuls berupa kemampuan menahan atau menunda keinginan untuk bertindak.

e. Ranah suasana hati umum memiliki dua skala. Optimisme adalah kemampuan mempertahankan sikap positif yang realistis, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit; Kebahagiaan adalah kemampuan untuk mensyukuri kehidupan, menyukai diri sendiri dan orang lain, dan bersemangat serta bergairah dalam melakukan setiap kegiatan.

Pada penelitian ini kecerdasan emosional yang diukur menggunakan skala psikologis dengan merujuk pada teori Gardner dan Salovey (dalam Goleman, 1999), dan Goleman (1999). Aspek kecerdasan emosional yang diukur dalam skala ini adalah sebagai berikut:

a. Kecerdasan yang bersifat kemampuan intrapersonal, yaitu berupa kemampuan mengenal emosi diri, mengelola emosi diri, dan kemampuan memotivasi diri sendiri.

b. Kecerdasan yang bersifat kemampuan antarpersonal, yaitu berupa kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kemampuan berempati.

Alasan memakai teori ini, karena teori Gardner merupakan teori yang paling banyak berpengaruh terhadap pengembangan kecerdasan emosional selanjutnya dan Gardner adalah pencetus teori kecerdasaan yang dikenal dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence) yang di dalamnya termasuk kecerdasan emosional. Sedangkan teori Salovey dan Goleman merupakan teori yang telah dikembangkan dari teori kecerdasan emosi yang paling dasar secara pribadi sebelumnya dengan merujuk pada teori Gardner dan teori mereka sudah banyak dibuat sumber pengembangan alat tes Emotional Intelligence (EQ) oleh banyak peneliti atau ilmuwan.