• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Breeding Season (Musim Berbiak) dan Clutch Size Kedua Spesies Kuntul

4.5.3. Clutch Size dan Masa Pengeraman Kedua Spesies Kuntul

Clutch size pada saat pengamatan tidak terlalu bervariasi, mengingat kondisi lapangan yang terbatas dan daya jangkau untuk masing-masing pohon sarang juga terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk bergerak bebas karena harus menggunakan alat transportasi yaitu sampan kecil. Clutch size sarang yang diamati hanya terdiri dari 2-3 telur saja. Sedangkan untuk rata-rata berat telur Kuntul besar28,53 ± 1,15 g (n=13) dan Kuntul kecil23,95 ± 3,31 g (n=14).

Adanya perbedaan berat pada masing-masing telur, menunjukkan adanya perbedaan kondisi induk burung yang disebabkan adanya perbedaan tingkat

ketersediaan dan kelimpahan makanan di kawasan tambak tersebut pada saat pengamatan berlangsung (Jumilawaty, 2004). Perbedaan ukuran telur terjadi karena adanya perbedaan strategi reproduksi antara individu. Kemampuan suatu individu dapat diukur dari jumlah anak yang dihasilkan individu tersebut dalam satu populasi. Ukuran telur erat hubungannya dengan kemampuan hidup, anak yang berasal dari telur yang berukuran besar lebih mampu bertahan hidup pada keadaan yang ekstrem (Perrins, 1996).

Clutch size Kuntul besar 2-3 telur. Telur telur tersebut diletakkan secara berurutan dengan selang waktu antara 1-4 hari, 2 telur dengan interval peneluran 1 hari, 4 telur dengan interval peneluran 2 hari, 3 telur dengan interval peneluran 3 hari dan 1 telur dengan interval peneluran 1 hari. Menurut Rukmi (2002), sebagian besar Kuntul besar menghasilkan telur dengan selang waktu 2,25 ± 0,43 hari dan jarak peneluruan dominan 2 hari (75%).

Sedangkan Clutch size Kuntul kecil bekisar antara 2-3 telur. 3 telur dengan interval peneluran 1 hari, 5 telur dengan interval peneluran 2 hari dan 3 telur dengan interval peneluran 3 hari. Telur-telur diletakkan secara berurutan dengan selang waktu antara 1-3 hari (Tabel 9 dan Gambar 5). Menurut Sulistiani (1991), sebagian besar Kuntul kecil menghasilkan telur dengan selang waktu rata-rata 2,1 ± 0,78 hari dan jarak peneluran dominan 2 hari (75 %), tidak jauh berbeda dengan interval peneluran Kuntul besar. Telur pertama diletakkan saat sarang 90% telah selesai dibangun, dengan melihat ketebalan sarang dan hari pembuatan sarang. Interval waktu peneluran antara telur dari kedua kuntul disajikan pada Gambar6.

30

Gambar 6. Interval Peneluran Telur Kuntul besar (Egretta alba) dan Kuntul kecil (Egretta garzetta) di Kawasan Tambak Desa Tanjung Rejo.

Data yang diperoleh mengenai interval peneluran, masa pengeraman dan interval peneluran telur sangat sedikit, karena pengamatan yang dilakukan terhadap sarang-sarang terbatas mengingat pengamatan ini mengganggu induk burung.

Pengaruh urutan peneluran terhadap ukuran dan berat telur bervariasi diantara jenis-jenis burung, pada penelitian ini kedua kuntul memiliki kesamaan dimana kedua jenis kuntul ini memperlihatkan ukuran dan berat yang semakin kecil berdasarkan urutan peneluran. Berdasarkan clutch size ukuran dan beratjuga tidak terlalu berbeda antara cultch size 2 dan 3 telur mempunyai berat yang hampir sama. Hal ini juga didukung dengan penelitian Sulistiani (1991) cluch size

yang berisi 2-3 telur memliki rata-rata berat yang hampir sama yaitu 20,62 g untuk clutch size 2 dan 20,60 g untuk clutch size 3. Ukuran dan bentuk telur yang dihasilkan oleh induk sangat dipengaruhi oleh spesies burung disamping faktor fisiologis dari induk.

Menurut Jumilawaty (2004), jumlah telur yang diletakkan dalam sebuah sarang oleh induk burung biasanya berkaitan erat dengan jumlah anak yang dapat dibesarkannya sesuai dengan kondisi lingkungan terutama suplai makanan. Kenyataannya suplai makanan kadang-kadang sangat bervariasi dan sulit untuk memprediksi ketersediaan makanan pada saat membesarkan anak-anaknya nanti.

2 4 3 1 3 5 3 0 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 J um la h T e lur Hari

Gambar 7. Lama Pengeraman Telur Kuntul besar (Egretta alba) dan Kuntul kecil (Egretta garzetta)di Kawasan Tambak Desa Tanjung Rejo.

Sama hal dengan jenis burung air lainnya Kuntul mengerami telurnya secara bergantian antara jantan dan betina. Setiap kali terjadi pergantian shift, si induk akan memberikan tanda seperti mengeluarkan suara. Selama mengerami Kuntul banyak melakukan aktivitas diantaranya: gaving (display paruh), pointing

(melihat sekililing), panting (menarik napas), bill raising (menengadahkan paruh), menelisik dibagian perut, menggaruk leher dan kepala dengan menggunakan kaki.

Gaving dan bill raising dilakukan bila cuaca bagus atau panas, sedangkan

pointing dan raising dilakukan bila Kuntul merasakan adanya gangguan. Sesekali Kuntul menambah ranting atau bahan sarang lainnya ke sarangnya dengan mengambil ranting dari pohon tempat sarang diletakkan atau dibawa oleh pasangannya.

Gambar 8. Interval Penetasan Telur Kuntul besar (Egretta alba) dan Kuntul kecil (Egretta garzetta) di Kawasan Tambak Desa Tanjung Rejo.

2 5 7 2 5 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 29 J um la h T e lur Hari

kuntul kecil kuntul besar

13 1 10 2 1 0 2 4 6 8 10 12 14 0 1 2 3 J um la h T e lur Hari

32

Dari Gambar 7 dapat dilihat lama masa inkubasi Kuntul besar dan Kuntul kecil di Percut tidak berbeda dengan di Jakarta (penelitian Sulistiani dan Rukmi) yaitu lama inkubasi Kuntul besar 27 hari dan Kuntul kecil 21 hari, dimana masa inkubasi untuk masing-masing telur Kuntul besar (dengan N=13) adalah 5 telur (38,46%) masa inkubasi 27 hari, 4 telur (30,75%) 28 hari, dan 2 telur (15,38%) 26 & 29 hari. Sedangkan lama pengeraman untuk Kuntul kecil 21-23 hari, dimana masa inkubasi untuk masing-masing telur Kuntul kecil (dengan N=14) adalah 7 telur (50,00%) masa inkubasi 23 hari, 5 telur (35,71%) masa inkubasi 22 hari, dan 2 telur (14,29%) masa inkubasi 21 hari. Pengeraman dimulai pada saat telur pertama diletakkan sehingga telur-telur menetas pada waktu yang berbeda (asynchronous hatching), yaitu rata-rata waktu penetasan antara 1-3 hari. Menurut Rukmi (2002), sebagian besar Kuntul besar memiliki masa pengeraman selama 27 hari. Menurut Sulistiani (1991), sebagian besar masa pengeraman Kuntul kecil antara 21 hari.

Awal pengeraman berbeda-beda antara kelompok burung, tetapi normalnya pengeraman terjadi pada saat telur pertama diletakkan sehingga penetasan terjadi tidak bersamaan. Selama mengeram telur diapit diantara kaki dan bulu dada (Johnsgard, 1993; dalam jumilawaty 2004). Umumnya anakan yang menetas dari telur yang besar memiliki kesempatan hidup lebih besar dari telur yang berukuran kecil. Ini dapat dilihat dari sarang yang berisi satu telur dan anak pertama dari sarang yang berisi dua atau tiga telur (Jumilawaty, 2004) Perrins (1996), juga mengatakan ukuran anakan biasanya berhubungan erat dengan ukuran telur. Anakan yang menetas dari telur yang besar relatif memiliki keuntungan dibandingkan yang menetas dari telur yang lebih kecil.

Suhu dan kelembapan sarang juga sangat mempengaruhi selama masa pengeraman. Pada pengamatan ini suhu rata-rata disekitar sarang sekitar (32ºC- 35ºC) dengan kelembapan 42-55 persen. Sedangkan diluar sarang suhu bekisar antara (27ºC- 31ºC) dengan kelembapan 50-55 persen. Suhu dan kelembapan sekitar sarang banyak dipengaruhi oleh kondisi vegetasi yang ada di sekitar sarang (Manik 2008). Suhu yang diperlukan agar pertumbuhan embrio dapat berjalan dengan baik adalah 24ºC – 33ºC (Yusuf,

2000), sedangkan pada pengukuran dilapangan suhu berada dibawah 24ºC hal ini yang menjadi penyebab adanya telur busuk sehingga gagal menetas.

Dokumen terkait