Ide Program MNH NU RR DE II Sejarah Sexophone P : Saya mau tanya sejarah Sexophone ni Mas,
kapan Sexophone pertama kali dibuat? Tanggal dan tahunnya Mas.
M : Kapan pertama tayang lupa aku kalo kayak gitu-gitu lupa tanggal-tanggalnya. Kalo tahunnya baru ya ini 2012.
P : Kalo pencetus pertamanya siapa Mas?
M : Pencetusnya dari magazine Trans TV. Ee Mas Rizal, Mas Rizal itu ditugasi oleh atasan yang ga perlu disebut ya, untuk membuat program hmm tentang Zoya. Kamu tau Zoya ya? Zoya tu memang sudah punya nama lah diluar ya, ada di Kompas fotonya gede kan, lalu dia punya rubrik di detikcom. Idenya sih sangat ringan, bikin tu Zoya untuk tampil di TV gitu. Nah perintahnya emang seperti itu aja hanya kita menterjemahkan harus seperti apa ya Zoya akan dibikin. Nah ide kreatifnya bermunculan. Akhirnya menuju pada format disitu ada band ya, dialog tentang pendidikan seks tapi disampaikan secara elegan tidak murahan, ngobrolnya harus ilmiah, harus seorang yang punya keahlian dan paskar di bidang
P : Nah Mas Tom, pertama aku mau tanya soal profil program ya Mas Tom. Ee sejarahnya program Sexophone ini gimana Mas?
T : Sexophone itu kalo ga salah bulan aa April atau Mei gitu pokoknya tahun lalu, jadi mau satu tahun sekarang. Jadi Sexophone ini yang saya tahu itu adalah terinspirasi dari program Fenomena. Nah kan di news Trans TV itu kan terbagi dua tuh ada bulletin and current affairs sama magazine and documentary. Nah sementara ini kan kalo yang keliatannya emang news banget jurnalistik banget itu kan bulletin and current affairs. Nah disatu sisi juga orang-orang magazine pengen donk punya satu program yang bener-bener ee kental akan nuansa jurnalistik khususnya investigasi. Nah makanya kan dulu-dulu banyak tuh magazine yang terMasuk jurnalistik salah satunya Fenomena dulu tuh yang booming banget, dunia lain kayak gitu. Nah makanya sekarang juga pengen nimbulin lagi, trus juga sekarang tuh trend nya tuh waktu kemaren aku perhatiin sih kenapa mulai lagi marak Sexophone trus Mata Lelaki, itu karena ada pengulangan apa ya, pengulangan siklus. Misalnya lagi musim booming apa gtu jadi semua stasiun televisi bikin itu. Nah sekarang tuh kayaknya
seksologi. Dan penanyanya pun harus pandai ya. Ternyata Zoya sama Chantal ini emang klik mereka, karena punya program bareng di web hmmm namana In Bed With Zoya.
Nah kan tentu saja Trans ga mau mentah-mentah ya menampilkan mereka berdua, lalu kami kemas seperti itu. Pilihan band nya pun pilihan yang tidak seperti band-band yang lain seperti band pop atau itulah. Band-nya itu kita pilih-pilih orangnya, jadi maunya itu kemasannya sangat AB ya, hmm kalangan menengah keatas maunya. Pembicaranya tidak vulgar, maunya tu elegan. Itu konsep awalnya Sexophone. Jadi mereka duduk berdua ditengah-tengah pemain band, kalo bisa pemain band-nya tu muter, jadi mereka dikelilingi pemain band. Ada interaksi antara host sama pemain bass, keyboard, sama drummer ya (mengeram dan batuk) disekitarnya itu ada penonton. Nah pada kenyataannya ternyata menghadirkan penonton itu juga tidak mudah ya, siapa ya penontonnya Sexophone yang harusnya mature, anak-anak muda kalo bicara Sexophone ya pertanyaannya ngambang-ngambang. Nah akhirnya jarang terjadi interaksi antara host dengan penonton. Nah kemudian mencoba menemukan bentuk yang baru ya diantaranya dibuat magazine. Magazine itu feature bentuknya penelusuran karena memang ada fenomena-fenomena yang ada disekitar kita yang
balik lagi ke beberapa tahun yang lalu sekitar 6 tahun yang lalu, dimana dulu yang booming banget itu fenomena yang megang banget. Makanya ada peluang kesitu lagi nih karena waktu itu belum ada lagi tuh di stasiun-stasiun televisi lain yang programnya memuat seks tapi lebih ke unsur edukasi dan informasi dan berformat talkshow. Yang lainnya itu hanya berupa ee liputan tayangan-tayangan vt. Kalo Sexophone itu kelebihannya sama pembeda dari program-program seks atau program-program dewasa tv lain itu talkshow nya itu dan menghadirkan si pakar seksologi. Nah tapi seiring berjalanya waktu, minat pasar, hasil rating dan share jadi sekarang mengarah ke bentuk investigasi penelusuran. Nah itu dimulainya investigasi penelusuran itu pas saya masuk, karena saya yang pertama kali melakukan investigasi. Hahaha. Itu bulan Desember.
P : Kalo boleh tau, yang pertama kali mencetuskan ide program ini itu siapa?
T : Kayaknya Mas Memet ya? pokoknya dari atasan gitu.
P : Nah tadi Mas Tom bilang kan karena trend dan semacamnya, kenapa dari talkshow diganti ke investigasi gitu?
hanya bisa ditelusuri lewat ya investigasi. Seperti kehidupan malam waria misalnya ya kita nyemplung kesitu, terus kehidupan yang plus-plus dan sebagainya. Ternyata yang investigasi itu malah menarik dan rating-nya bagus.
P : Oo sebenernya intinya alasan dibuat program ini karena mau buat acara untuk Zoya ya Mas Memet?
M : Iya, intinya seperti itu karena memang dulu kita punya program namanya Fenomena. Fenomena pernah tau ga?, nanti buka my trans dot com. Fenomena itu hampir 6 tahun itu berjaya di jamnya dan menjadi bahan pembicaraan lah orang-orang di Jakarta. Nah kita ingin menghidupkan lagi kejayaan liputan dunia malam itu di Sexophone, belum lahir kali ya kamu? Tahun 2006.
T : Nah, waktu itu kan kita melihat yang namanya itu ee pergerakan pemirsa yang bisa kita lihat di grafik share dan rating, ketika dilihat dari grafik kepenontonan pemirsa itu ketika ngobrol itu cenderung turun, jadi ketika talkshow itu ada beberapa pihak di kantor itu ee punya asumsi bahwa format ini membosankan lah boring lah gitu lah ya. Terus ee gimana ni pengen bikin gereget lagi gitu kan, yauda deh coba dengan satu konsep baru yang emang punya thriller tinggi, punya ketegangan, punya realitas lebih ini lagi, yauda coba, dan katanya berhasil. Ketika ada liputan tayangan-tayangan vt misalkan tentang multiple orgasme kalo ga Masturbasi, kan itu ngobrolnya ada tu, tapi tayangannya ada ee ilustrasi. Nah ketika ilustrasi-ilustrasi itu selalu tinggi grafiknya, nah otomatis disimpulkan yauda aja isi gambar aja, jangan selalu isi ngobrol.
Nama Sexophone P : Terus Mas kenapa namanya Sexophone? Ada maknanya ga?
M : Oiya konsepnya mirip itu sih karena ada sex education sama musik, musiknya itu maunya jazz. Jazz itu kan identik sama Saksophone ya, kalo kamu lihat lambang-lambang jazz itu huruf J nya selalu kadang-kadang ditulis pake Saksophone. Nah jadi unik ya namanya Sexophone. Sex and Saksophone.
P : Nah kenapa program ini namanya Sexophone? Ada filosofinya ga sih?
T : Ada. Kan kalo Sexophone itu apa ya, disitu ada kata sex. Disitu bisa dijadiin sex on phone, bisa jadi saksophone. Karena dulu tu identiknya ada penampilan penyanyi jazz dan menggunakan alat musik saksophone, dan Sexophone itu biasanya identik dengan kegiatan bercinta. Kalo misalkan dalam film-film aja suara saksophone nya , jadi kalo
misalkan lagi adegan di film-film romantis itu misalkan kalo lagi dikamar musiknya nananana musik jazz.
Logo Sexophone P : Iya Mas unik namanya. Nah itu kan bentuknya tadi uda Mas jelasin, kalo pemilihan warnanya Mas gimana?
M : Oo, mungkin karena supaya lebih wanita aja ya, wanita elegan. Memang itu dunia laki-laki, tapi hotsnya kan cewe-cewe semua cakep-cakep.
P : Terus kenapa logonya lambanganya kan ada gambar cewe sama saksophone?
T : Ya itu penggabungan dua makna itu, yang satu musik talkshow diiringi sama musik, dan alat musik saksophone itu identik dengan bercinta, dewasa, dan wanita.
P : Terus warnanya, kenapa warnanya harus ungu-ungu ngepink gitu?
T : Lambang cinta..hahaha. Selain pink itu kan ungu kan lebih elegan pasti.
Target Audiens P : Kalo target audiens program ini Mas siapa aja?
M : Audiensnya pasti male ya.
P : Oh jadi utamanya cowo ya Mas?
M : Iya utamanya cowo, male mature, umurnya ya mungkin sekitar 21 keatas. Ga boleh ada kids yang bangun ya, tapi ternyata mungkin ada kids yang nonton, mungkin ada. Tapi mostly rata-rata male ya.
P: Oke, nah target audiens utamanya program ini tu siapa?
T : Kalo dari target audiens secara ekonomi pasti kalangan kelas A kelas B. Makanya musiknya musik jazz bukan musik dangdut gitu kan. Kalo secara usia pasti yang dinyatakan udah adult dewasa artinya diatas 18 tahun, dan lebih spesifiknya lagi yang sudah aa berpasangan suami istri. Kalo secara pendidikan pasti pendidikannya yang D3 S1 lah.
P : Terus kalo kategori sosial ekonominya itu yang?
M : Kalo sosialnya sih maunya menengah keatas.
T : Untuk semua laki-laki cowo-cowo pecinta dunia malam (minum) dan senang dengan kehidupan hedonis.
Hari dan Jam Tayang
P : Hmm kenapa jam tayangnya tengah malam Mas?
M : Karena pembicaraannya kan tidak boleh diakses anak remaja, ga boleh diakses sama anak-anak, jadi memang harus jam 12 keatas.
P : Kalau hari kenapa hari Kamis dan Jumat?
M : Hmm tadinya Jumat aja. Memang hari itu dipilih karena diujung hari kan ketika orang-orang uda cape kerja, pulang kerumah ingin rileks, bisa bangun malam karena besoknya hari libur kerja.
P : Kenapa program ini tayang di hari Kamis? Alasannya apa?
T : Satu itu adalah kebijakan programming. Yang kedua malam Jumat adalah malam Sunnah Rasul hahahaha. Malam Jumat itu ya bagi sebagian umat agama tertentu malam Jumat itu identik dengan Sunnah Rasul dimana ketika melakukan hubungan suami istri itu akan mendapatkan pahala.
P : Trus kenapa harus tengah malam?
T : Siang ga mungkin tayang sama KPI karena program dewasa.
Host (Pembawa Acara)
P : Nah kalo soal nya emang dari awal host-nya Chantal? Kenapa Mas?
M : Host-nya memang Chantal, karena Chantal terkenal. Dia punya apa sih web ya, punya rubrik membahas soal seks, tanya jawab soal seks. Tapi Chantal biasanya yang ga detail sedetail rubrik Zoya.
P : Terus kenapa host nya itu Chantal? Memang ada kriteria khusus gitu buat pilih host?
T : Kalo Chantal itu punya beberapa kriteria. Satu dia mantan seorang anchor, otomatis dia tanda kutip lebih cerdas dibandingkan dengan presenter-presenter pada umumnya, dia kan punya basic news. Yang kedua Chantal ini sering hadir jadi sosok apa wanita seksi, kadang-kadang di majalah difoto apalagi dengan penambahan tato tato
dimana-mananya hehehe jadi keliatan seksinya. Cantik juga pasti.
Kategori News P : Terus Mas, kenapa Sexophone ini masuk
kedalam kategori news? Karena investigasinya tadi?
M : He eh menurut saya iya. Gini, yang pertama kenapa masuk news sebenernya itu kan production type ya, ada band ada host, disitu kita menyelipkan liputan-liputan atau paket-paket video. Itu pengennya kita yang membuat dan mencari, jadi ada unsur news nya disitu. Lalu berubah menjadi investigasi ya benar-benar jadi news.
P : Kenapa program Sexophone ini masuk kategori program news?
T : Ya itu, karena didalamnya memuat informasi-informasi kalo sekarang seputar fenomena dunia seks yang berkembang di masyarakat secara nyata.
Batasan Etika P : Kalo boleh tau Mas ini kan programnya berbau
seks gitu ya, pasti kan sangat sensitif berkaitan dengan etika jurnaliatik, dari pihak Sexophone nya sendiri ada batasan-batasan sendiri untuk produksi programnya?
M : Ada donk. Ya yang pertama kita ga bikin film porno ya, kita hanya menampilkan gejala dan fenomena. Kemudian kita menampilkan gambar pun harus sesuai kaidah KPI. Wajah di-blur, suara disamarkan, gambar-gambar yang terlalu terbuka juga di-blur. Kemudian gambar-gambar yang seronok, itu sama sekali ga boleh. Memang susah membuat program begini tu sulit, tapi memang ada ruang-ruang yang masih bisa dibuat sedemikian
P : Terus program ini kan program dewasa ya Mas ya, maksudnya berbau seks, dan seks itu kan sensitif banget sama yang namanya etika jurnalistik. Nah dari tim sendiri itu ada batasan-batasan tertentu ga sih buat program ini supaya jangan sampe ngelanggar etika?
T : Sebenernya gini, pelaksanaan investigasi atau intelligent dimanapun badan apapun pasti melanggar hukum pasti melanggar etika. Alasannya apa, ya karna untuk mendapatkan informasi-informasi akurat dan dapat dipercaya. Sebenernya investigasi kan bisa terbuka atau tertutup. Kalo misalkan terbuka otomatis etika bisa lebih terjaga, kita bisa minta ijin dulu sebelum mengambil gambar, aa kita bisa minta ijin dulu mau di blur atau apakah tidak. Semua yang
rupa ketika kita memakai ilustrasi. Kalo susah kita pake ilustrasi, kita pake reka ulang, ketika gambarnya ga mungkin ditampilkan. Batasannya sih ga vulgar aja.
dilakukan dilapangan kita ngelakuin semuanya kita ga mikirin etika, terus terang aja saya dan kru-kru yang lainnya pun udah pasti deh bukan mungkin lagi pasti kurang paham juga dengan yang namanya poin-poin etika, yang jelas kita lakukan sesuai dengan apa yang kita rencanakan sebelumnya, trus dilapangan kita kupas kita gali sedalam mungkin seluas apapun. Nanti batasan-batasan etika biasanya kita langsung di itu di paska produksi di editing gitu. Kita masuk kedalam ruangan yang sebenernya ga boleh bawa makanan ga boleh bawa minuman ga boleh bawa kamera tapi tetep aja kita masuk bawa kamera.
Kelebihan Liputan Tertutup
P : Oya mas, sebenernya kenapa investigasi tertutup itu nilai beritanya lebih kuat?
T : Investigasi tertutup nilai beritanya lebih kuat karena investigasi tertutup dilakukan secara rahasia, tersembunyi dengan tingkat objektifitas yang sangat tinggi. Karena objek yang akan kita atau target yang akan kita ungkap yang akan kita datengin sama sekali ga kita kasih tau jadi sesuai dengan apa adanya mereka. Dari lokasi, dari jawaban, dari keterangan, dari proses atau aturan main mereka, ga aada yang sama sekali di manipulasi. Jadi ketika kita mendapatkan aa poin-poin itu uda bisa diyakini bahwa itu benar dan kita buktikan dengan gambar.
Strategi Promo P : Trus ada ga sih strategi promo untuk promosi program ini?
P : Terus, ada strategi promo nggak sih untuk mempromosikan pogram?
M : Promo sih ada, tapi biasanya promonya naiknya malam juga sih ya jam 11 atau jam 12. Karna memang programnya kan dewasa ya, jadi promonya emang ga keliatan.
P : Bentuk promonya seperti apa?
M : Bentuknya ini, ee apa kayak iklan gitu, iklan in house. Kalo sekarang promonya sih sama majalah Male dan detik tapi online.
T : Ada, ke Male doank. Terus lewat jejaring sosial, terus kadang-kadang broadcast, terus promo on-air sudah ada di tv. Tapi selama ini penelusuran jarang pake off-air.
Respon Penonton P : Sejauh ini respon penonton terhadap program ini gimana Mas?
M : Responnya sih menurut saya sih cukup bagus ya karena rating-nya kan ada yang 12 sharenya ya. Lalu kadang-kadang 10, tapi ga yang jatoh banget ga ada penonton itu ga pernah, pasti ada penonton dan memang ga sebanyak kayak dulu ya fenomena tu penontonnya bisa 30 persen dari penonton TV pada saat itu. Tapi kalo sekarang sih ga yang hebat banget tapi ga yang rendah banget, cukup lah.
P : Sejauh ini gimana sih respon penonton terhadap program ini? Rating share nya gimana?
T : Kalo average bisa dilihat sih di RCD yah. Kalo aku pikir sih dalam memenuhi ini yah, memenuhi target kan 12 yah, 12% perbulannya itu. Kalo menurut kita bulan ini aja 14%, berarti melebihi, fluktuatif ada yang drop tapi setelah penelusuran ini tidak terlalu drop lebih relaitf stabil lah.
Tujuan/ Pesan
Utama Sexophone
P : Hmm , sebenernya tujuan utama dari program ini apa sih, maksdunya pesan utama yang mau disampaikan kepada penonton?
M : Seks edukasi ya, bagaimana memandang seks itu dengan benar, bagaimana melakukan hubungan
P : Terus Mas sebenernya tujuan atau pesan utama yang mau disampein Sexophone kepada permirsa?
T : Untuk menjelaskan, untuk membuka eee… pikiran permirsa, untuk membuka sikap permirsa sebenernya ingin menunjukan fenomena seperti ini ada loh
suami istri itu harus benar, dulu seperti itu waktu zamannya ada Zoya ada Chantal ada talkshow, kenapa ada pakar disitu maunya seperti itu. Pendidikan seks yang tidak didapat disekolah, dibuku, tapi langsung dari praktisi, disitu nanti kita menghadirkan narasumber, ada pelaku-pelakunya, ada narasumbernya, ada sharing pengalaman oleh model, artis, semuanya disitu. Bahwa yang sekarang bergeser ke investigasi sih menurut saya penasaran bahwa dunia malam itu disekitar kita itu sangat hedonis ya sangat luar biasa.
P : Jadi maksudnya jadi lebih ke menginformasikan gitu ya?
M : Iya informasi, ini sekedar menginformasi.
P : Berarti yang investigasi sekarang ini bukan tujuannya bukan edukasi seks ya?
M : Ga lagi, karna yang sekarang yang terjadi kan kita emang investigasi ketidakbenaran, penyimpangan-penyimpangan lah, misalnya spa jadi ada spa plus-plus, lalu vila ternyata menyediakan psk. Ya cerita-cerita dibalik hal-hal yang biasa ternyata ada cerita terselubung yang kita ga tau.
sebenernya di sekitar kita. Nggak jauh-jauh siapa tau orang terdekat anda justru Masuk kelingkaran fenomena seperti ini gitu. Eee…bisa jadi kalau misalkan orangnya bijak nontonnya bukan ngandalin nafsu bisa menjadi mawas diri yah, lebih waspada sih.
Tantangan Program Sexophone
ini ada ga Mas? Kan investigasi itu kan susah ya gitu pasti sebenernya.
M : Kendala nya ya kalo ga nembus narasumber aja. Kalo ga dapet narasumber ganti topik, ulang liputan lagi. Yang harusnya tayang minggu ini ga dapet. Ya susahnya itu.
P : Hmm sebenernya yang paling susah yang ini ya yang dibagian liputan ya?
M : Iya, di lapangan, karena mereka harus nembus-nembus narasumber kan susah, nembus germo, nembus psk ga gampang.
P : Takut juga ya?
M : Iya ketahuan takut.
program ini?
T : Kendala program eeee fenomena seks emang banyak tapi kalo misalkan digali secara terus menerus pasti abis. Kita paling pengembangan tema pengembangan sudut pandang dalam satu fenomena. Terus kalo yang tantangan itu memang susah pengerjaannya ya, lama, ngga bisa diburu-buru.. Terus eee apa tadi tema terbatas, proses pengerjaannya lama, penuh tantangan resiko kalo dilapangan.
Pra Produksi MNH NU RR DE II Proses Pra
Produksi secara Umum
P : Nah, aku mau masuk tahap pra produksi nih Mas, apa aja sih yang dilakukan dan dipersiapin pada tahap pra produksi sebelum liputan?
T : Jadi kalo pra produksi ya, itu kan
berkesinambungan maksudnya dari atas kita liat jadwal tayang, kita ngeliat kesiapan kru siapa yang bisa berangkat sama kita itu kan panjang tu ya. Apa sih yang kita lakukan sebelum liputan pertama yaitu adalah pasti
penentuan kru tim liputan dan tanggal liputan. Jadi pertama tu kita spare waktu, spare orang nah baru biasanya itu kita tentukan tema. Tema kira-kira apa nih tema-tema
P : Aku mau nanya mulai dari proses pra produksi Sexophone, apa aja yang dipersiapkan dan dilakukan selama proses pra produksi sebelum akhirnya dilakukan liputan dan tapping?
R : Emm. Liputan dulu yah. Jadi kalo liputan dulu berarti. eee… Kita harus riset dulu nih, menyiapkan satu tema. Kalo misalnya temanya dirasa udah cocok, kita coba riset tentang tema itu. Nanti kita persentasiin ke produser, kalo produser oke kita persentasiin ke eksekutif produser sampai ke kepala departemen, kalo misalkan mereka udah oke dengan tema itu terus nanti ada rundown nya juga segment satu seperti apa, segment dua, segment tiga,
P : Apa aja yang dipersiapin dan dilakuin pada tahap pra produksi sebelum liputan dan tapping?
D : Oke, berarti ee yang pertama itu soal liputan dulu ya. Liputan itu yang pertama harus ditentukan adalah tema. Jadi tu kita biasanya ada rapat tu, rapat bisa mingguan bisa dua minggu sekali. Nah itu kita sekaligus brainstorming kira-kira tema apa sih yang mau kita angkat.
Kira-kira narasumbernya siapa aja, ada ga
narasumbernya gitu. Terus siapa yang akan liputan gitu, ehmm itu harus nentuin juga orang yang pas buat tema ini siapa gitu. Harus nyesuain juga tim
liputannya, misalnya
P : Aaa iya Mba oke. Mulai dari tahap pra produksi itu apa aja yang