• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (Halaman 21-29)

22 (Data 4)

Afif MEM : “Dina iki, kowe melu rapat KKN ora?”

‘Hari ini, kamu ikut rapat KKN tidak?’

Jundi MEJ : “Ora kayae, aku kudu garap proposal skripsi.”

‘Tidak kayanya, saya harus mengerjakan proposal skripsi.’

Afif MEM : “Ondeh, yo sudah. Sumangaik yo.”

‘Waduh, ya sudah. Semangat ya.’

Data (4) merupakan peristiwa tutur yang terjadi di UNS. Waktu peristiwa tutur yang berlangsung pada sore hari tepatnya pukul 16.00 WIB. Komunikasi tersebut dilakukan oleh O1 mahasiswa etnik Melayu (MEM) dengan O2 mahasiswa etnik Jawa (MEJ), situasi komunikasi yang terjadi santai. Topik tuturan di atas membicarakan tentang rapat KKN.

Tuturan di atas terdapat peristiwa tutur campur kode merupakan penggunaan frasa dari bahasa lain yang di lakukan oleh mahasiswa etnik Melayu.

Tuturan tersebut tedapat pada kalimat berbahasa Jawa ngoko yaitu “Dina iki, kowe melu rapat KKN ora?” yang merupakan unsur data, memiliki frasa dari bahasa Indonesia yaitu rapat KKN. Sedangkan tuturan lainnya terdapat campur kode bahasa Melayu pada kalimat “Ondeh, yo sudah. Sumangaik yo.” ‘Waduh, ya sudah. Semangat ya.’. Campur kode tersebut merupakan campur kode intern.

Fungsi penggunaan campur kode di atas yaitu unsur lingual yang di sisipkan tidak mempunyai fungsi sehingga fungsinya tidak dapat dipertahankan.

Komunikasi tersebut dipahami oleh O1 dan O2, terlihat pada O1 memahami maksud jawaban dari O2 sehingga komunikasi berjalan dengan lancar.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi campur kode yaitu terjadinya komunikasi yang berlangsung dilakukan oleh O1 kepada O2. O1 menanyakan kepastian kepada O2 tentang menghadiri rapat KKN atau tidak. Tuturan di atas memperlihatkan komunikasi yang sedang berlangsung ditandai dengan adanya frasa bahasa Indonesia karena ingin menjelaskan kepada temannya tentang kegiatan. Latar belakang campur kode data (4) ini mudah memahami maksud serta mudah menegaskan maksud.

commit to user

23 a. Bentuk Campur Kode

Suwito berpendapat bahwa unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalam campur kode dapat dibedakan menjadi:

1) Penyisipan unsur berwujud kata 2) Penyisipan yang berwujud frasa.

3) Penyisipan unsur yang berwujud baster (gabungan pembentukan kata asli).

4) Penyisipan unsur berwujud perulangan kata.

5) Penyisipan unsur berwujud uangkapan atau idiom.

6) Penyisipan unsur-unsur berwujud klausa (1983:78-80).

Dari pendapat tersebut bentuk campur kode yang digunakan dalam penelitian ini ialah campur kode penggunaan unsur bahasa yang berwujud kata, perulangan kata, dan idiom.

b. Fungsi Campur Kode

Dwi Sutana dalam Hario W (2011, 18-19) membagi campur kode kedalam beberapa fungsi, yaitu:

1) Penghormatan,

2) Menegaskan suatu maksud tertentu, 3) Menunjukan identitas diri,

4) Pengaruh dalam materi pembicaraan, 5) Faktor yang melatarbelakangi campur kode.

Selain itu, menurut I Nengah bahwa tujuan penutur melakukan campur kode pada kegiatan keagamaan untuk (1) bergengsi, (2) bertindak sopan, (3) melucu, dan (4) menjelaskan. Kemudian berlanjut dijelaskannya faktor eksternal yang ditentukan oleh ketepatan rasa (makna) dan kurangnya kosakata (2008:136).

Dari pendapat di atas, fungsi campur kode yang digunakan dalam penelitian ini ialah, (1) menggunakan bahasa yang lebih bervariasi, (2) lebih mudah dipahami, (3) dapat memberikan penekanan pada maksud, (4) menunjukan indentitas diri.

c. Faktor yang melatarbelakangi Campur Kode

commit to user

24

Campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara penutur dan mitra tutur, bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Artinya penutur yang memiliki latar belakang sosial tertentu cenderung memilih bentuk campur kode tertentu untuk mendukung fungsi-fungsinya. Pemilihan bentuk campur kode untuk menunjukan status sosial dan identitas pribadinya di dalam masyarakat (Suwoto, 1983:78).

Selanjutnya dijelaskan mengenai latar belakang terjadinya campur kode, campur kode dibagi menjadi dua tipe yaitu, tipe pertama pada sikap (attitudinal type) dan tipe kedua yang memiliki latar belakang kebahasaan (linguistic type).

Kedua tipe tersebut saling bergnatungan dan tidak tumpang tindih. Atas dasar tersebut penyebab terjadinya campur kode dapat diidentifikasikan mejadi beberapa alasan yaitu sebagai berikut.

1) Identifikasi peranan (sosial, registrasi edukasional).

2) Identifikasi ragam (yang ditemukan oleh bahasa penutur melakukan campur kode yang menempatkan pada status sosialnya).

3) Keinginan untuk menjelaskan (campur kode menandai sikap dan hubungan terhadap orang lain atau sebaliknya) (Suwito, 1983:77).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode merupakan peralihan pemakaian bahasa atau ragam bahasa ke bahasa lain dalam suatu tulisan maupun percakapan yang dapat dianalisis pada kata sisipan dalam sebuah tuturan, bentuk, bukti campur kode dalam tuturan terebut. Unsur lingual yang disisipkan dalam campur kode tidak dapat mempertahankan fungsinya.

G. Data dan Sumber Data

Data merupakan informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Subroto, 2007:38). Maka dari itu, data yang diambil dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa atau peristiwa bahasa yang berlangsung pada tuturan sehari-hari secara lisan. Misalkan, percakapan antara O1 dan O2 atau percakapan dalam suatu kegiatan. Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

commit to user

25

tuturan bahasa Jawa yang digunakan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta etnik Melayu, dalam situasi nonformal yang memiliki ragam bahasa.

1. Informan

Informan adalah pemberi informasi yang digunakan dalam memperoleh data untuk dianalisis. Informan yang membatu peneliti untuk memperoleh data adalah berstatus mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta etnik Melayu yang melakukan tuturan dengan mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta etnik Jawa.

H. Metode dan Teknik Penelitian

Metode penelitian merupakan cara, alat prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian. Metode adalah cara untuk mengamati atau menganalisis suatu fenomena, sedangkan metode penelitian mencakup kesatuan dan serangkaian proses penentuan kerangka pikiran, perumusan masalah, penentuan sempel data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Sedangkan teknik adalah sebagai langkah dan kegiatan yang dilakukan terdapat dalam kerangka strategi kerja tertentu (Subroto, 2007:36).

1. Jenis Penelitian dan Taraf Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dasar. Penelitian dasar (Basic Research) adalah penelitian yang hanya bertujuan untuk pemahaman mengenai suatu masalah (Sutopo, 2002-109). Penelitian dasar banyak dilakukan secara individual, terutama di lingkungan akademis, penelitian ini juga harus dikuasai oleh penulis (Sutopo, 2006:136). Taraf penelitian termasuk dalam deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang studi kasusnya mengarah pada deskripsi secara rinci, mendalam, dan benar-benar kondisi yang sebenarnya terjadi manurut apa adanya di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang penentuan sampelnya dengan cara cuplikan (nukilan) yang dapat disebut juga purposive sampling yaitu sampel ditentukan secara selektif. Sumber datanya juga diarahkan kepada sumber data yang menghasilkan data secara banyak (produktif) yang relevan dengan rumusan masala, tujuan penelitian, dan teori penelitian (Sutopo, 2002-110).Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, karena data yang bersifat deskriptif itu mudah melakukan analisis data

commit to user

26

untuk membuat kesimpulan. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses dari pada hasil (Subroto, 2007:4).

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode dalam komunikasi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta etnik Melayu yang berupa satuan lingual dan tidak menggunakan statistik.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat objek penelitian. Lokasi penelitian ini berada di Universitas Sebelas Maret Surakarta merupakan tempat mahasiswa etnik Melayu yang berada di Surakarta. Pemilihan lokasi yang tepat sangat mendukung dalam proses pencarian data.

Gambar 1. Peta Universitas Sebelas Maret

I. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi). Metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan penyimakan, yang disejajarkan dengan metode observasi (Sudaryanto, 1993:133). Teknik dasar yang digunakan, yaitu (1) Teknik Simak Libat Cakap (TSLC), pada saat pengambilan

commit to user

27

data peneliti terlibat langsung dengan mitra tutur. (2) Teknik Bebas Libat Cakap (TBLC), teknik yang digunakan untuk pengambil data dengan berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa, peneliti tidak terlibat langsung atau sebagai pendengar.

(3) Teknik Rekam (TR), dilakukan dengan cara merekam data tanpa sepengetahuan penutur untuk memperoleh data kebahasaan. Menurt Subroto (2007:40). Teknik rekam adalah pemeroleh data dengan cara merekam pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan. Alat rekam yang dipakai (tipe recorder). (4) Teknik Simak dan Catat (TSC), untuk menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk memperkuat data. Subroto (2007:47) berpendapat bahwa melakukan penyimakan terhadap mitra tutur dalam pemakaian bahasa lisan secara spontan dan mengadakan pencatatan terhadap data yang relevan.

J. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis data penelitian ini tedapat dua metode, antara lain:

(1) Metode Distibusional

Metode distribusional adalah metode analisis data yang alat penentunya dari unsur bahasa yang bersangkutan. Metode distribusional digunakan untuk menganalisi bentuk antonimi, tipe antonimi, dan kelas kata antonimi dalam bahasa Jawa (Sudaryanto, 1993:15). Teknik dasarnya adalah teknik bagi unsur langsung (BUL) digunakan untuk membagi satuan data menjadi beberapa unsur dalam campur kode (Sudaryanto, 1993:31).

Metode distribusional hanya untuk mengkaji campur kode yang sistem bahasanya berdasarkan perilaku atau ciri-ciri khas kebahasaan memiliki satuan lingual tertentu. Metode disribusional dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis bentuk penggunaan bahasa Jawa mahasiswa Universitas Sebelas Maret etnik Melayu.

(2) Metode Padan

Metode padan adalah metode analisis yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian suatu bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13).

Sedangkan menurut Djajasudarma (2010:66), alat penentu metode padan adalah

commit to user

28

unsur luar bahasa, metode padan dapat dibedakan, (1) metode padan referensional dengan alat penentunya kenyataan yang ditunjuk bahasa (memiliki acuan), (2) metode padan fonetik artikuler dengan alat penentu orang bicara, (3) metode padan translasional dengan penentu bahasa atau langue lain, (4) metode padan pragmatis dengan penentu kawan bicara, (5) metode padan ortografi dengan penentu tulisan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Pilah Unsur Tertentu (PUP), teknik tersebut digunakan untuk memilah atau memilih data yang berkaitkan dengan unsur-unsur sosiolinguisitik dalam peristiwa tutur yang disingkat dengan SPEAKING.

Dari tuturan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pandan adalah alat penentu bersifat luar bahasa atau yang tidak berhubungan dengan bahasa. Metode padan digunakan untuk menganalisis fakotr-fakor yang melatarbelakangi alih kode dan campur kode dalam komunikasi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Etnik Melayu.

K. Metode dan Teknik Penyajian Data

Penyajian hasil analisis data yang digunakan bersifat informal dan bersifat formal.

Motode penyajian penelitian ini menggunakan metode penyajian informal, yaitu perumusan dengan kata-kata berbentuk uraian kalimat biasa. Teknik informal tersebut mendeskrisikan ragam bahasa dan bentuknya. Sedangkan teknik penyajian data yang formal bisa disebut juga sebagai teknik dasar, yaitu penyajian beberapa kaidah tunggal (simple rules) secara berjalin sehingga menjadi satu gabungan kaidah (Sudaryanto, 1993:145).

commit to user

29

L. Sistematika Penyajian Data

Sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, data dan sumber data, medote dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, metode dan teknik penyajian data, dan sistematika penyajian data.

Bab II Pembahasan, berisi tentang bentuk alih kode, campur kode, dan fungsi alih kode dan campur kode, dan faktor yang melatarbelakangi alih kode dan campur kode dalam komunikasi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta etnik Melayu.

Bab III Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

Bagian akhir berisi jadwal penelitian, daftar pustaka, dan lampiran.

commit to user

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (Halaman 21-29)

Dokumen terkait