B. Mesin Frais CNC
8. Contoh-contoh Aplikasi Fungsi G, Fungsi M, serta Soal Latihan Bagian II
a. Fungsi G40
Perintah G40 adalah untuk membatalkan kompensasi radius yang sedang aktif yakni : G45, G46, G47 dan G48.
b. Fungsi G45
Fungsi G45 adalah aplikasi penambahan radius pada kontur bagian dalam kantong.
Gambar 12.128.
Simulasi G45.
Perintah ini hanya berlaku untuk arah gerakan sumbu X dan Y. Bila perintah ini diaktifkan pisau akan bergerak ke arah sumbu X atau sumbu Y, dengan jarak sesuai perintah program ditambah radius pisau. Berikut ini adalah ilustrasi penerapan fungsi G45. Jika Pisau yang digunakan berdiameter 10mm.
Gambar 12.129. Ilustrasi blok program G45.
N G X Y Z F
c. Fungsi G46
Fungsi G46 adalah fungsi pengurangan radius pada kontur bagian luar.
Perintah ini hanya berlaku untuk arah gerakan sumbu X dan Y. Bila perintah ini diaktifkan pisau akan bergerak kearah sumbu X atau sumbu Y, dengan jarak sesuai perintah program dikurangi radius pisau.
Gambar 12.130. Simulasi G46.
Berikut salah satu penerapannya:
Diameter pisau yang digunakan 10 mm.
N G X Y Z F
….. ….. ….. ….. ….. …..
31 M06 D500 S1200 00 T01 32 46
33 00 X4000 Y00 Z00 40 40
41 M30 1200 -200
….. ….. ….. ….. ….. …..
Gambar 12.131. Ilustrasi blok program G45.
d. Fungsi G47
Fungsi G47 adalah penambahan radius pisau dua kali pada kontur bagian luar. Perintah ini hanya berlaku untuk arah gerakan sumbu X dan Y. Bila perintah ini diaktifkan pisau akan bergerak kearah sumbu X atau sumbu Y, dengan jarak sesuai perintah program ditambah dua kali radius pisau. Berikut salah satu contoh penerapannya :
Contoh:
Pisau yang digunakan berdiameter 10 mm.
Gambar 12.132. Simulasi G47.
Susunan program simulasi G47
N G X Y Z F
….. ….. ….. ….. ….. …..
31 M06 D500 S1200 00 T01 32 46
33 01 2800 2200 00 50 40 47
41 01 4000 00 00 50 42 01 00 3800 00 50 43 01 -4000 00 00 50 44 01 00 -3000 00 50 45 46
46 00 -2800 -1500 00 47 40
48 M30 e. Fungsi G48
Fungsi G48 adalah pengurangan radius pisau pada kontur bagian dalam. Perintah ini hanya berlaku untuk arah gerakan sumbu X dan Y. Bila perintah ini diaktifkan pisau akan bergerak kearah sumbu X atau sumbu Y, dengan jarak sesuai perintah program ditambah dua kali radius pisau. Berikut salah satu
contoh penerapannya : Contoh:
Pisau yang digunakan berdiameter 10 mm.
Gambar 12.133. Simulasi G48.
Susunan program simulasi G48
N G X Y Z F
….. ….. ….. ….. ….. …..
31 M06 D500 S1200 00 T01 32 45
33 00 2800 2200 00
40 01 00 00 -500
41 48
42 01 4000 00 00 50 43 01 00 3000 00 50 44 01 -4000 00 00 50 45 01 00 -3000 00 50
46 00 00 00 500
47 45
48 00 -2800 -2200 00 49 M30
f. Fungsi M06
Fungsi M06 digunakan untuk membuat benda kerja yang menggunakan lebih dari satu alat potong, misalnya dengan pisau frais (slot endmill, shell endmill, bor), dll. Sebelum membuat program harus diketahui terlebih dahulu tentang data alat potong (jenis alat potong, diameter alat potong, posisi alat potong yang satu dengan yang lainnya dan selisih panjang alat potong). Berikut ini ilustrasi blok program fungsi M06.
N G X Y Z F
….. M06 D S ….. …..
Gambar 12.134. Ilustrasi blok program M06.
Sebelum melakukan pemrograman penggantian alat terlebih dahulu kita menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
1) Menentukan urutan kerja alat potong
Menentukan urutan kerja alat potong adalah urutan langkah-langkah proses penyayatan pada benda kerja yang dikerjakan sesuai hasil analisa gambar. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar di bawah :
Gambar 12.135.
Shell end mill
Shell end mill adalah tool yang dipergunakan untuk mengefrais mula, yaitu proses mengefrais untuk meratakan suatu bidang.
Slot end mill digunakan untuk membuat alur I, pada benda kerja.
Gambar 12.136. Slot end mill.
Gambar 12.137.
T slot end mill
T Slot End Mill pisau frais jeinis ini dipergunakan untuk membuat alur T.
2) Menentukan data alat potong
Data alat potong yang dimaksud di sini adalah data tentang nama alat potong, diameter alat potong, kecepatan penyayatan, dll. Untuk mempermudah pemrograman maka dibuatkan lembar data seperti di bawah :
Jenis
Cara memasukkan data alat potong :
a) Alat potong diletakkan pada kolom sesuai urutan kerja alat potong.
b) Data alat potong dimasukkan pada kolom yang sesuai d = diameter alat potong/pisau (mm)
D = radius pisau (mm)
F = kecepatan penyayatan pisau (mm/menit) t = kedalaman penyayatan maksimal (mm) S = jumlah putar (Rpm)
Hz = harga selisih panjang alat potong (mm) 3) Mencari selisih panjang alat potong
Untuk mencari selisih panjang pada masing-masing alat potong terlebih dahulu alat potong diukur. Pengukuran disini dapat dilakukan dengan cara mengoperasikan semua alat potong pada permukaan referensi atau menyentuhkan ujung alat potong/pisau pada alat dial indikator.
Langkah-langkah mencari selisih panjang alat potong/pisau dengan cara menyentuhkan pisau pada permukaan referensi.
a) Benda kerja dijepit pada ragum sebagai permukaan referensi.
b) Pisau nomer 1 (T01 = Shell endmill Ø 40 mm) dipasang pada rumah alat potong.
c) Putar saklar pada posisi 1 (spindel berputar), gerakkan pisau kebawah sampai menyentuh permukaan benda kerja.
d) Pada monitor akan tertayang harga Z; misal = -1404, tekan tombol DEL maka harga Z = 0. Pisau nomer 1 sebagai referensi untuk mencari selisih panjang masing-masing pisau.
e) Harga Z = 0 dimasukkan pada lembar data alat potong kolom 1, yakni T01 pada baris Hz = 0
f) Pisau nomer 1 dilepas kemudian pisau nomer 2 (T02 = Slot Endmill Ø 10) dipasang.
g) Penggoresan ke permukaan benda kerjadapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkah sebelumnya, pada monitor akan tertayang harga Z = -200, maka selisih harga Z terhadap pisau nomer 1 dimasukkan pada lembar data kolom 2 baris Hz = -200.
h) Dengan cara yang sama untuk pisau berikutnya dapat digoreskan seperti di atas, kemudian selisih panjang masing-masing pisau dimasukkan pada lembar data.
Catatan :
- Untuk penggoresan pisau pada permukaan benda kerja pisau harus berputar.
- Untuk menyentuhkan ujung pisau pada sensor dial indikator pisau harus diam.
i) Setelah setting untuk masing-masing alat potong, maka hasil selisih panjangnya dimasukkan pada lembar data untuk mempermudah dalam pembuatan program CNC.
Jenis Tool
T01 T02 T03 Shell
endmill
Slot endmill
T Slot Endmill
d 40 10 16
D=d/2 20 5 8
F 75 75 100
t 0.75 5 8
S 200 1500 1600
Hz 0 -1404 -200
Berikut ini contoh penggantian alat dengan program M06.
Gambar 12.138. Gambar kerja simulasi M06.
Pisau nomer 1 Shell Endmill Ø 40 mm dipakai untuk penyayatan permukaan.
Pisau nomer 2 Slot Endmill Ø 10 mm dipakai untuk penyayatan alur tepi.
N G X Y Z F
Pergantian tool terjadi pada blok nomor N02, N10, dan N22.
Untuk pemrograman dengan lebih dari satu alat potong, posisi pisau ke 1 harus dikembalikan pada posisi awal program. Penulisan program untuk kembali ke awal program biasanya ditulis sebelum blok M30.
Lihat contoh di atas!
g. Fungsi G72
N G X Y Z F
….. M06 D S ….. …..
….. 72
Gambar 12.139. Ilustrasi Blok Program G72.
Fungsi G72 adalah siklus pengefraisan kantong segi empat (pocket milling cycle), berikut ini adalah contoh pembuatan kantong dengan mesin CNC TU3A.
Pemrograman fungsi G72 dengan metode absolut.
Ukuran kantong terhadap sumbu X dan sumbu Y dihitung dengan cara sebagai berikut :
1. Titik awal penempatan pisau terhadap sumbu X + ukuran panjang kantong X= (1700+2600)
2. Titik awal penempatan pisau terhadap sumbu Y + ukuran panjang kantong Y =(1500+3000)
Gambar 12.140. Gambar pemrograman G72.
N G X Y Z F
(M) (D)(I) (J)(S) (K) (L)(T)
00 G92 -1500 00 1000
01 M03
02 M06 D=500 S=150 0
00 T01 03 00 X1700 Y1500 Z100
0
04 00 X1700 Y1500 Z200 05 72 4300 4500 -300 75 06 00 1900 2000 1000
07 00 -1500 00 1000
08 M30
h. Fungsi G73
Adalah Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
Pengeboran dengan perintah G73 dilaksanakan dengan cara bertahap, yakni setiap 2 mm bor bergerak maju secara otomatis kemudian akan berhenti dan bergerak mundur 0.2 mm untuk
memutus tatal. Selanjutnya dengan cara yang sama bor akan bergerak maju sampai batas yang ditentukan dan kembali ke posisi awal dengan gerakan yang cepat.
N G X Y Z F
….. 73 ….. …..
Gambar 12.141. Ilustrasi blok program G73.
Berikut adalah salah satu contoh siklus pengeboran.
Gambar 12.142. Simulasi pengeboran siklus G73.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 73 -1800 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 73 -2000 35
i. Fungsi G81
Fungsi G81 adalah aplikasi pemrograman pengeboran langsung. Pada kolom Z, diisi dengan nilai kedalaman pengeboran.
N G X Y Z F
….. 81 35
Gambar 12.143. Ilustrasi blok program G81.
Berikut simulasi program pengeboran dengan fungsi G81.
Gambar 12.144.. Simulasi G81.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 81 -2200 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 81 -2400 35
j. Fungsi G82
Fungsi G82 adalah siklus pengeboran langsung dengan berhenti sesaat.
N G X Y Z F
….. 82 35
Gambar 12.145. Ilustrasi blok program G82.
Pengeboran dengan G82 dilaksanakan secara langsung sesuai batas ukuran yang ditentukan dan akan berhenti sesaat (5 detik) pada akhir batas pengeboran. Tujuannya untuk memutuskan tatal pemotongan bor tersebut kemudian bor akan kembali pada posisi awal dengan gerakan cepat.
Gambar 12.146. Simulasi G82.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 82 -2200 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 82 -2400 35
k. Fungsi G83
Fungsi G83 adalah siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
Pengeboran dengan G83 dilaksanakan secara bertahap, yakni setiap kedalaman pengeboran 6 mm maka bor akan ditarik kembali pada posisi awal dengan gerakan cepat.mata bor bergerak maju sedalam 5.5 mm kemudian meneruskan pengeboran berikutnya sedalam 6 mm sampai batas kedalaman yang ditentukan.
Tujuan pengeboran dengan G83 jika lubang yang dibuat dalam, dan tatal tidak keluar dengan semestinya. Berikut adalah simulasi blok program G83.
N G X Y Z F
….. 83 35
Gambar 12.147. Ilustrasi blok program G83.
Simulasi gerakan program G83.
Gambar 12.148. Simulasi G83.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 83 -2200 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 83 -2400 35
l. Fungsi G85
Fungsi G85 adalah siklus perintah untuk melaksanakan pereameran sampai batas ukuran kedalaman yang ditentukan, dan pisau akan kembali pada posisi awal. Perintah G85 adalah gabungan dari dua perintah G01.
Reamer adalah proses peluasan dan penghalusan lubang hingga tingkat kekasaran N6.
N G X Y Z F
….. 85 35
Gambar 12. 149. Ilustrasi blok program G85.
Berikut ini adalah contoh simulasi pereameran dengan fungsi G85.
Gambar 12.150. Simulasi G85.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 85 -2200 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 85 -2400 35
m. Fungsi G89
Fungsi G89 adalah perintah untuk melaksanakan pereameran sampai batas ukuran yang ditentukan, pada akhir batas kedalaman pisau akan berhenti sesaat (5 detik). Selanjutnya pisau akan kembali pada posisi awal dengan gerakan G01.
N G X Y Z F
….. 85 35
Gambar 12.151. Ilustrasi blok program G89.
Berikut ini adalah contoh simulasi pereameran dengan fungsi G89.
Gambar 12.152. Simulasi G85.
Metode Absolut
N G X Y Z F
….. 89 -2200 35
Metode Incremental
N G X Y Z F
….. 89 -2400 35