• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

K. Contoh Perhitungan PPN Impor

Contoh I :

PT. ABC adalah sebagai pengusaha kena pajak yang mengimpor mobil dengan harga impor Rp. 100.000.000, Bea masuk 20%, dan PPh pasal 22 Impor 2,5% dengan menggunakan API (Angka Pengenal. Impor). Hitungan Hitungan Nilai Import yang harus dibayarkan oleh PT. ABC ?

Jawaban

Contoh 11 :

Pada tahun 1996, PT NASIONAL selaku importir memasukkan 1000 unit AC, dengan harga impor (CIF) USD 500.000. Atas kegiatan impor ini terutang Bea Masuk 50%, PPN 10% dan PPnBM 20%. Diketahui pada waktu ini Nilai Kurs 1 USD = Rp 2000 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Hitungan Nilai Import yang harus dibayar oleh PT NASIONAL?

Rp.100.000.000 - Bea masuk (20% x Rp 100.000.000) Rp 20.000.000+

- DPP Rp 130.000.000

- PPN Impor (10% x Rp 130.000.000) Rp. 13.000.000 - PPh Pasal. 21 Impor (2,5% x Rp 130.000.000) Rp 3.250.000+ Jumlah yang harus dibayar importir Rp 146.250.000

Contoh III :

Pengusaha Kena Pajak “A” mengimpor Barang Kena Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rp.5.000.00,00. Barang Kena Pajak tersebut, selain dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, dan juga dikenakan Pajak Penjualan Atas barang Mewah dengan Tarif 20%. Dengan demikian, penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas Impor Barang Kena Pajak tersebut adalah

Jawab :

- Dasar Pengenaan Pajak = Rp. 5.000.000,00

- Pajak Pertambahan Nilai = 10% x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 500.000,00

- Pajak Penjualan Atas Barang Mewah = 20% x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 1.000.000,00 Jawab :

- Harga Impor (CIF) = 500.000 x Rp 2000 = Rp 1.000.000.000

- Bea Masuk 50% = Rp 500.000.000+

- DPP = Rp 1.500.000.000

- PPN = 10% x Rp 1.500.000.000 = Rp 150.000.000

- PPnBM = 20% x Rp 1.500.000.000 = Rp 300.000.000+

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil uraian yang diperoleh dari praktek keria lapangan mandiri yang dilakukan penulis di lapangan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dapat diketahui pemungutan PPN impor pada KPP Medan timur tahun 2012 sebanyak 45 dengan jumlah PPN impor yang di laporkan 82.065.798.451,di tahun 2013 meningkat menjadi 51 dengan jumlah PPN impor yang dilaporkan 79.085.825.195. Dapat di simpulkan bahwa pada KPP medan timur meningkatnya jumlah importer,tidak mengikat dengan jumlah PPN impor yang dilaporkan.

2. Adanya uraian tugas Job Description yang jelas dalam KPP untuk masing-masing bagian atau seksi yang telah diatur, sehingga dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan baik.

3. Yang memungut PPN impor adalah Direktorat Bea dan Cukai.

4. Bukti pembayaran PPN impor merupakan salah satu dokumen kepabeanan yang wajib ada pada saat pengeluaran barang dilakukan.

5. Pada saat orang mengimpor barang dari luar negeri wajib pajak hares membayar PPN impor kecuali barang-barang yang dibebaskan dari PPN impor.

B. Saran

Dilihat banyak Wajib Pajak yang belum mengerti tentang tata cara perpajakan, maka penulis memberi saran sebagai berikut:

2. Diadakan penyuluhan yang lebih intensif tentang perpajakan kepada Wajib Pajak agar setiap wajib pajak tidak merasa keberatan dalam membayar pajak.

2. Koordinasi kerjasama antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih ditingkatkan.

3. Perbaikan sistem pencatatan penerimaan Negara malalui Modul Penerimaan Negara.

4. Perizinan ekspor dan impor lebih diperhatikan oleh Pemerintah 5. Pemerintah memperbaiki sistem ekspor dan impor di Indonesia.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan (setelah merdeka) yang kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya pada saat Direktur Jendral Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1976 di Sumatera Utara didirikan tiga Kantor Inspeksi Pajak yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat maka dirasakan perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakat di dalam membayar pajak. Oleh karena itu, didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang KPP Pratama. Medan Timur dan KPP Pratama Medan Kota).

Selanjutnya, untuk lebih memantapkan nilai pelayanannya kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 267/KMK.01/1989 telah diadakan perubahan yang menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) diganti nama

menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) serta dibentuk pula Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994 berdasarkan. Keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No.Kep-758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pemekaran dari tiga kantor Pelayanan Pajak, yaitu

1. Kantor Pelayanan. Pajak Medan Barat 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan. Pajak berubah menjadi empat wilayah kerja yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara 3. Kantor Pealayanan Pajak Pratama Medan Barat 4. Kantor Pelayanan. Pajak Medan Binjai

Secara bertahap sejak tahun 2002.Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami modernisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modernisasi juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan. Pajak Konvensional dan. Kantor Pemeriksaan dan. Penyidikan Pajak.

Pada tahun 2002 tersebut dibentuk dua, KPP Wajib Pajak Besar atau Large Tax Office (LTO). KPP ini menangani 300 Wajib Pajak Besar Indonesia dan hanya mengadministrasikan dua jenis pihak, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Pada tahun 2003 dibentuk 10 Kantor Pelayanan Pajak khusus: 1. Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara (KPP BUMN) 2. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Modal Asing (KPP PMA) 3. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Badan dan Orang Asing 4. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa

Kemudian, pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau Medium Tax Office

(MTO). Sedangkan KPP modem yang menangani Wajib Pajak terbanyak adalah KPP

Pratama dan Small Tax Office (STO).

KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008. Perbedaan utama antara STO dengan LTO maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi Ekstensifikasi pada STO, sehingga dapat dikatakan pula STO merupakan ujung tombak bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk menambah rasio perpajakan di Indonesia.

Saat ini Kantor Pelayanan Pajak modern terbagi dari tiga jenis yaitu : 1. Kantor Pelayanan Pajak Besar

2. Kantor Pelayanan Pajak Madya 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Dengan dibentuknya KPP Pratama maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Madya Medan menjadi tujuh KPP, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi daerah;

1.1 Kecamatan Medan Deli 1.2 Kecamatan. Medan Labuhan 1.3 Kecamatan Medan Belawan 1.4 Kecamatan Medan Marelan

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi daerah :

2.1 Kecamatan Medan Tembung 2.2 Kecamatan Medan Kota 2.3 Kecamatan Medan Perjuangan

3. Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

3.1 Kecamatan Medan Kota 3.2 Kecamatan Medan Amplas 3.3 Kecamatan Medan Area 3.4 Kecamatan Medan Denai

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi daerah :

4.2 Kecamatan Medan Baru 4.3 Kecamatan Medan Selayang 4.4 Kecamatan Medan Tuntungan 4.5 Kecamatan. Medan Polonia. 4.6 Kecamatan Medan Johor

5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi dari:

5.1 Kecamatan Medan Helvetia 5.2 Kecamatan Medan Sunggal 5.3 Kecamatan Medan Petisah

6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai, dengan ruang lingkup meliputi daerah :

6.1 Kota Binjai

6.2 Kabupaten. Langkat

7. Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Medan Lubuk Pakam, dengan ruang lingkup, meliputi daerah :

7.1 Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia diputuskan bahwa, Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dimekarkan menjadi dua Kantor Pelayanan Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Medan Kota dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara. maksimal.

Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratarna, Medan Timur adalah struktur organisasi liner dan staf yang berada di bawah seseorang koordinasi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawainya adalah Pegawai Negeri Sipil di bawah naungan Kementeri Keuangan Republik Indonesia.

Kantor Pelayan Pajak dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang tergolong dalam Skala besar dan biasanya berada, di ibukota, provinsi sedangkan Kantor Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya tidak melebihi dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A dan biasanya berada di kotamadya dan kabupaten. Sehingga, berdasarkan penggolongan tersebut maka KPP Pratama Medan Timur dapat digolongkan sebagai KPP tipe A karena, wilayahnya berkedudukan diwilayah di Ibukota Provinsi Surnatera Utara.

Namun, berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997 tentang peningkatan KPP tipe B menjadi tipe A. Sehingga, adanya Surat keputusan tersebut maka KPP tipe B tidak ada di

Kantor Wilayah Direktorat Jendral Sumatera Utara I.

Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan, maka tipe A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur membawahi satu sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada diluar struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak) yakni terdiri dari 1. Sub Bagian Tata Usaha (TU);

2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP); 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI); 4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi; 5. Seksi Pajak Penghasilan Badan;

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan;

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya; 8. Seksi Penagihan;

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan;

10.Seksi Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan;

Namun, setelah adanya modrenisasi perpajakan pada. tahun 2006, KPP Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia No, 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak, maka. KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara lain :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan. Informasi 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV 8. Seksi Jabatan Fungsional.

C. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratarna. Medan Timur mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak tidak langsung lainya, dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan. tugasnya, KPP Pratarna. Medan Timur menyelengarakan, fungsi :

1. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan proposal potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek;

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan serta penerimaan Surat lainnya;

4. Penyuluhan Perpajakan;

6. Pelaksanaan Ekstensifikasi;

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; 8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; 10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

11. Pelaksanaan instensifikasi; 12. Pembetulan ketetapan pajak; 13. Pelaksanaan administrasi kantor;

D. Deskripsi dan Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratarna. Medan Timur yang terletak di Jalan Suka Mulia Nomor 17A Medan KPP Pratama Medan Timur dipegang oleh seorang kepala kantor yang mempunyai tugas koordinasikan penyusunan rencana kerja KPP, mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi yang ada dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kantor Wilayah yang bersangkutan. Kepala kantor tersebut membawahi sepuluh seksi dan satu kelompok jabatan fungsional. Gambaran dari tugas masing-masing bagian kerja tersebut adalah:

1. Sub. Bagian Umum

Sub. Bagian Umum mempunyai tugas umum sebagai berikut : 1.1 Penerimaan dokumen di KPP

1.3 Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima, jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

1.4 Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepala rekanan 1.5 Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan

laporan tahunan

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Adapun tugas umum Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah :

2.1 Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan

2.2 Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi PDI

2.3 Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak lain

2.4 Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data dan lain-lain.

3. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan memiliki tugas umum sebagai berikut :

3.1 Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

3.2 Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) lama dan baru

3.3 Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusahaan Kena, Pajak (PKP) 3.4 Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3.5 Penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

3.6 Penerbitan Surat Teguran penyampaiannya SPT Masa dan SPT Tahunan PPh 3.7 Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi dan lain-lain.

4. Seksi Penagihan

Adapun tugas, umum dari Seksi Penagihan, yaitu :

4.1 Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan

4.2 Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) beserta bukti pembayarannya

4.3 Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita

4.4 Penyelesaian Usulan Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

4.5 Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyenderaan terhadap Wajib Pajak tertentu dan lain-lain

5. Seksi Pemeriksaan

Tugas umum yang dimiliki oleh Seksi Pemeriksaan, antara lain: 5.1 Penyelesaian SPT Tahunan PPh Lebih Bayar

5.2 Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPnBM 5.3 Pengamatan KPP, pemerikasaan kantor, pemeriksaan lapangan dan

penyelesaian Usulan Pemeriksaan dan lain-lain .

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Adapun tugas umum yang dimiliki oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, antara lain :

6.1 Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun lapangan 6.2 Penerbitan Surat Himbauan untuk ber-NPWP

6.3Pencaraian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi Fiskal 6.4 Penyelesaian permohonan penundaan pengambalian SPOP

6.5 Penerbitan daftar nominatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi dan lain-lain

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) yang biasanya terdiri atas empat bagian memiliki tugas umum, yaitu. :

7.1 Penyelesaian permohonan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha, pengambilalihan usaha atau pemekaran usaha.

7.2 Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)

7.3 Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapaan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Paiak Penjualan atas Barang Mewah di KPP

7.4 Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau. diperoleh Dana Pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

7.5 Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga. Deposito, dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diporoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

7.6 Pembuatan Surat Pemberitahuan perubahan besamya angsuran PPh Pasal. 25 (Dinamisasi) dan lain-lain

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Wilayah dan Kepala KPP Pratama yang bersangkutan.Saat itu di KPP Pratama Medan Timur tercacat ada. sekitar 83 orang pegawai yang terdaftar. Di bawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai di setup unit pada KPP Pratama Medan Timur.

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2013

No. Unit Jumlah Pegawai (orang)

I Kepala Kantor 1

2 Sub Bagian Umum 6

3 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9

4 Seksi Pelayanan 16

5 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 15

6 Seksi Penagihan 4

7 Seksi Ekstensifikasi 4

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8 9 Seksi Pengawasasn dan Konsultasi II 6 10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7 11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2014

KEPALA KANTOR KASUBBAG UMUM SEKSI PENAGIHAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PDI

SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL

SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI

SEKSI

EKSTENSIFIKASI

E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modemisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigms dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh jugs dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik "good governance" pada, instiusi pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Visi : menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modem yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

2. Misi : menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat, sifat upeti (pemberian) yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut. Kemudian dibuat suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun unsur keadilan lebih diperhatikan. Guna memenuhi unsur keadilan inilah maka rakyat diikutsertakan dalam membuat aturan-aturan dalam pemungutan pajak, yang nantinya akan dikembalikan juga hasil untuk kepentingan rakyat itu sendiri. Adanya perkembangan masyarakat yang akhirnya membentuk suatu negara dan dengan dilandasi unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu ketentuan berupa undang-undang yang mengatur mengenai bagaimana tata cara pemungutan pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, siapa saja yang harus membayar serta berapa besarnya pajak yang harus dibayar.

Adapun perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus meningkat dan dalam rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, pada tahun 2008 pemerintah kembali melakukan perubahan terhadap undang-undang perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yaitu Undang- undang Nomor 7 Tahun 1983 diubah dengan Undang- undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Seiring dengan perkembangan perkembangan perekonomian Indonesia meliputi pula

yang berkembang di masyarakat. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat tidak dapat ditolak dan harus menerima keberadaan globalisasi ekonomi serta yang paling penting yaitu mengambil kesempatan yang dapat timbul akibatnya adanya perubahan ekonomi internasional. Sebagai salah satu perangkat pendukung yang menunjang agar tercapai keberhasilan ekonomi. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama. Pada krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia pada tahun 1998 telah menghancurkan sektor ekonomi dan meruntuhkan sendi-sendi penerimaan negara yang paling penting. Sejak saat itu pemerintah memprioritaskan pajak sebagai penerimaan utama bagi APBN.

Pada tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi pajak dengan telah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1991 dan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1994 peraturan perpajakan yang baru dengan penambahan beberapa kali perubahan sampai yang terakhir dengan Undang-Undang Pajak tahun 2008 yaitu Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Berbagai jenis dan sektor pajak yang dikelola pemerintah pusat semakin memberikan sumbangan yang signifikan bagi pendapatan negara. Dalam kehidupan perekonomian Indonesia pajak memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Budgeter

Yakni pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan untuk mengisi kas Negara dalam rangka menjalankan pemerintahan Negara Indonesia.

2. Fungsi Reguleren

Yakni pajak sebagai alat untuk mengatur dan mempengaruhi kebijaksanaan pemerintahan dibidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Penerimaan pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik. Salah satu sektor pajak yang menjadi aset utama penerimaan negara adalah Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas barang maupun jasa. Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan barang atau jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan jasa yang terutang pajak.

Dalam memenuhi kewajiban pajak, khususnya PPN dan PPnBM pemerintah memberikan beberapa fasilitas agar kewajiban pajak yang dikenakan tidak membebani kegiatan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dan dapat terus

meningkatkan ekspor guna mempercepat tumbuhnya perekonomian Indonesia. Dengan diadakan PKLM dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan

Dokumen terkait