Contoh soal
Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat sebagai berikut:
sebagai berikut:
•
• Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml
•
• 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut
•
• Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 gram bahan aktif gram bahan aktif Bi
Bilala peperrcocobabaanan tetersrsebebutut akakanan didiululanangg kkeeeesosokakann haharirinnyya, da, denengganan men
mengguggunaknakanan 400 gr400 gram simam simpliplisiasia, deng, denganan jumjumlahlah pelpelaruarutt yayang teng tetatap.p. Hi
Hitutungnglalahh pepersrsenenttasasee kakandndunungganan babahahann akaktitiff dadalalamm mimiseselala yyanangg dip
20.0 20.0 = = 100100 W W 15.0 15.0 a a == 0.750.75 (5-0.2) – 0.75(5-0.2) (5-0.2) – 0.75(5-0.2) W = 75% W = 75% a = 0.625a = 0.625 G G == (2.5-0.2)0.625 (2.5-0.2)0.625 0.625(2.5-0.2)+1 0.625(2.5-0.2)+1 XX 100100 G = 58.97% G = 58.97%
No. Jenis perlakuan Keterangan Replikasi 1
1. Jumlah menstrum yang digunakan 1000 ml 2. Proses pembasahan :
500 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 90 ml pelarut
Bj pelarut = 0.9890
3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak 34 gram
Jumlah micella 940 gram
Replikasi 2
1. Jumlah menstrum yang digunakan 1500 ml 2. Proses pembasahan :
750 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 135 ml pelarut
Bj pelarut = 0.9890
3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak A
gram
Jumlah micella 1420 gram
Bagian HRD suatu industri jamu ingin mengembangkan produk sediaan instant yang memiliki aktivitas antioksidan.
Bahan baku yang digunakan dalam sediaan instant tersebut adalah tumbuhan “X”.
Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam tumbuhan “X” tersebut adalah senyawa polifenol. Pada tumbuhan segar yang digunakan dilakukan pemeriksaan kuantitatif dengan metode Folin-Ciocalteu
dan didapatkan data dalam 100 gram tumbuhan segar terkandung 8 gram senyawa polifenol.
Tentukan nilai A bila pada penelitian pendahuluan untuk optimasi proses maserasi didapatkan data sebagai berikut
METODE EKSTRAKSI
b. Perkolasi/Exhaustive extraction
• Berasal dari kata per yang
artinya melalui dan colare
yang artinya menembus
• Adalah ekstraksi dengan
pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan
• Proses perkolasi terdiri dari:
1. Tahapan pengembangan bahan
Pembasahan dilakukan dengan menggunakan 0.3-1.0 bagian pelarut dan dibiarkan selama kurang lebih 2 jam
2. Tahap maserasi antara
3. Tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak)
• Simplisia yang digunakan harus berukuran agak
kasar (1-3 mm) sehingga memungkinkan pelarut dibilas dengan cepat melalui simplisia
• Prinsip perkolasi diakhiri:
Bila ekstraksi simplisia telah sempurna
Memakai konsep umum: bila diperoleh 4-5 bagian ekstrak
meskipun tidak terjadi ekstraksi sempurna, namun sebagian besar bahan ekstraktif telah masuk ke dalam cairan pengekstraksi
PARAMETER YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI
1. Pengembangan/pemelaran bahan tanaman
Alasan utama dilakukan hal ini:
a. Untuk mencegah pemelaran/pembengkakan tanaman di
dalam kemasan tertutup (wadah proses ekstraksi) secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan jika pelarutnya air, maka simplisia
dapat memelar/membengkak 2-3 kali dari volume awal. b. Untuk menjamin proses pembasahan secara merata dari
tanaman yang akan diekstraksi. Hal tersebut akan mencegah terbentuknya gelembung udara yang akan menimbulkan
pembentukan saluran udara. Selain itu juga, akan
meningkatkan kontak dan aliran pelarut ke dalam alat ekstraksi
c. Untuk meningkatkan porositas dinding sel. Hal ini akan memudahkan difusi zat aktif yang akan diekstraksi dari sel menuju pelarut atau penetrasi sel oleh pelarut
Faktor yang mempengaruhi proses perkolasi
1. Jenis pelarut berpengaruh pada “yield”
2. Kecepatan penetesan menentukan waktu kontak antara simplisia dengan pelarut
3. Suhu
Kerugian:
• Tidak efisien simplisia harus dibasahi terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut dan massa simplisia yang digunakan tergantung dari tinggi perkolator yang digunakan
• Simplisia sering memadat (kompak), sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi awal, dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut
• Perlu dilakukian proses tambhan untuk memperoleh kembali pelarut yang tertahan di ampas
Keuntungan:
• Jumlah zat aktif yang terekstrasi lebih banyak dibanding dengan metode maserasi
Ekstraksi berlawanan arah/ counter current extraction
• Jenis alat yang umum
digunakan dalam jenis ekstraksi ini adalah ekstraktor berbentuk baling-baling, Courosel, U dan tekanan radial atau gabungan dari masing-masing
• Prinsip: pelarut memasuki perkolator dari ujung
berlawanan dari tempat pemasukan simplisia
METODE EKSTRAKSI
II. Berdasarkan jenis sampel dan pelarut penyari 1. Ekstraksi padat-cair
Dapat dilakukan secara maserasi, perkolasi
2. Ekstraksi cair-cair
Merupakan isolasi bahan aktif dari partikel halus ekstrak
a. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih berat dari air, misalnya dengan kloroform
b. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih ringan dari air, misalnya dengan eter
METODE EKSTRAKSI
III. Cara ekstraksi lainnya 1. Destilasi uap
– Adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap
(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia)
dengan uap air berdasarkan tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama dengan senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian
METODE EKSTRAKSI
2. Ekstraksi berkesinambungan
– Proses ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan
pelarut dan proses yang berbeda
3. Superkritikal karbondioksida
– Prinsipnya untuk ekstraksi serbuk simplisia,
umumnya digunakan gas carbondioksida
4. Ekstraksi ultrasonik
– Menggunakan getaran ultrasonik (>20.000 Hz)
– Hasil ekstraksi tergantung pada frekwensi getaran,
kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi