• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh soalContoh soal

Dalam dokumen HO Teknologi bahan alam 2014.pdf (Halaman 160-172)

Contoh soal

Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat sebagai berikut:

sebagai berikut:

• Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml

• 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut

Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 gram bahan aktif gram bahan aktif  Bi

Bilala peperrcocobabaanan tetersrsebebutut akakanan didiululanangg kkeeeesosokakann haharirinnyya, da, denengganan men

mengguggunaknakanan 400 gr400 gram simam simpliplisiasia, deng, denganan jumjumlahlah pelpelaruarutt yayang teng tetatap.p. Hi

Hitutungnglalahh pepersrsenenttasasee kakandndunungganan babahahann akaktitiff dadalalamm mimiseselala yyanangg dip

20.0 20.0 = = 100100 W W 15.0 15.0 a a ==    0.750.75 (5-0.2) – 0.75(5-0.2) (5-0.2) – 0.75(5-0.2) W = 75% W = 75% a = 0.625a = 0.625 G G ==   (2.5-0.2)0.625  (2.5-0.2)0.625 0.625(2.5-0.2)+1 0.625(2.5-0.2)+1 XX 100100 G = 58.97% G = 58.97%

No. Jenis perlakuan Keterangan Replikasi 1

1. Jumlah menstrum yang digunakan 1000 ml 2. Proses pembasahan :

500 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 90 ml  pelarut

Bj pelarut = 0.9890

3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak 34 gram

Jumlah micella 940 gram

Replikasi 2

1. Jumlah menstrum yang digunakan 1500 ml 2. Proses pembasahan :

750 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 135 ml pelarut

Bj pelarut = 0.9890

3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak  A

gram

Jumlah micella 1420 gram

Bagian HRD suatu industri jamu ingin mengembangkan produk sediaan instant yang memiliki aktivitas antioksidan.

Bahan baku yang digunakan dalam sediaan instant tersebut adalah tumbuhan “X”.

Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam tumbuhan “X” tersebut adalah senyawa polifenol. Pada tumbuhan segar yang digunakan dilakukan pemeriksaan kuantitatif dengan metode Folin-Ciocalteu

dan didapatkan data dalam 100 gram tumbuhan segar terkandung 8 gram senyawa polifenol.

Tentukan nilai A bila pada penelitian pendahuluan untuk optimasi proses maserasi didapatkan data sebagai berikut

METODE EKSTRAKSI

b. Perkolasi/Exhaustive extraction

Berasal dari kata per  yang

artinya melalui dan colare

yang artinya menembus

Adalah ekstraksi dengan

pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan

Proses perkolasi terdiri dari:

1. Tahapan pengembangan bahan

Pembasahan dilakukan dengan menggunakan 0.3-1.0 bagian pelarut dan dibiarkan selama kurang lebih 2 jam

2. Tahap maserasi antara

3. Tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak)

Simplisia yang digunakan harus berukuran agak

kasar (1-3 mm) sehingga memungkinkan pelarut dibilas dengan cepat melalui simplisia

Prinsip perkolasi diakhiri:

Bila ekstraksi simplisia telah sempurna

Memakai konsep umum: bila diperoleh 4-5 bagian ekstrak

meskipun tidak terjadi ekstraksi sempurna, namun sebagian besar bahan ekstraktif telah masuk ke dalam cairan pengekstraksi

PARAMETER YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI

1. Pengembangan/pemelaran bahan tanaman

Alasan utama dilakukan hal ini:

a. Untuk mencegah pemelaran/pembengkakan tanaman di

dalam kemasan tertutup (wadah proses ekstraksi) secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan jika pelarutnya air, maka simplisia

dapat memelar/membengkak 2-3 kali dari volume awal. b. Untuk menjamin proses pembasahan secara merata dari

tanaman yang akan diekstraksi. Hal tersebut akan mencegah terbentuknya gelembung udara yang akan menimbulkan

pembentukan saluran udara. Selain itu juga, akan

meningkatkan kontak dan aliran pelarut ke dalam alat ekstraksi

c. Untuk meningkatkan porositas dinding sel. Hal ini akan memudahkan difusi zat aktif yang akan diekstraksi dari sel menuju pelarut atau penetrasi sel oleh pelarut

Faktor yang mempengaruhi proses perkolasi

1. Jenis pelarut berpengaruh pada “yield”

2. Kecepatan penetesan menentukan waktu kontak antara simplisia dengan pelarut

3. Suhu

Kerugian:

Tidak efisien simplisia harus dibasahi terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut dan massa simplisia yang digunakan tergantung dari tinggi perkolator yang digunakan

Simplisia sering memadat (kompak), sesudah beberapa kali terjadi proses ekstraksi awal, dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut

Perlu dilakukian proses tambhan untuk memperoleh kembali pelarut yang tertahan di ampas

Keuntungan:

Jumlah zat aktif yang terekstrasi lebih banyak dibanding dengan metode maserasi

Ekstraksi berlawanan arah/ counter current extraction

Jenis alat yang umum

digunakan dalam jenis ekstraksi ini adalah ekstraktor berbentuk baling-baling, Courosel, U dan tekanan radial atau gabungan dari masing-masing

 Prinsip: pelarut memasuki perkolator dari ujung

berlawanan dari tempat pemasukan simplisia

METODE EKSTRAKSI

II. Berdasarkan jenis sampel dan pelarut penyari 1. Ekstraksi padat-cair

Dapat dilakukan secara maserasi, perkolasi

2. Ekstraksi cair-cair

Merupakan isolasi bahan aktif dari partikel halus ekstrak

a. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih berat dari air, misalnya dengan kloroform

b. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih ringan dari air, misalnya dengan eter

METODE EKSTRAKSI

III. Cara ekstraksi lainnya 1. Destilasi uap

 –  Adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap

(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia)

dengan uap air berdasarkan tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama dengan senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian

METODE EKSTRAKSI

2. Ekstraksi berkesinambungan

 –  Proses ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan

pelarut dan proses yang berbeda

3. Superkritikal karbondioksida

 –  Prinsipnya untuk ekstraksi serbuk simplisia,

umumnya digunakan gas carbondioksida

4. Ekstraksi ultrasonik

 –  Menggunakan getaran ultrasonik (>20.000 Hz)

 –  Hasil ekstraksi tergantung pada frekwensi getaran,

kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi

Dalam dokumen HO Teknologi bahan alam 2014.pdf (Halaman 160-172)

Dokumen terkait