Kuliah TBA
Kuliah TBA
Fak Farmasi Unika WM
Fak Farmasi Unika WM
Juli 2014
Juli 2014
Liliek.S. Hermanu Liliek.S. Hermanu
TBA
TBA
TEKNOLOGI
TEKNOLOGI BAHANBAHAN ALAMALAM
Dosen: Liliek Hermanu Dra .,Ms.,Apt Dosen: Liliek Hermanu Dra .,Ms.,Apt
Sumi Wijaya S.Si, Pd.D, Apt Sumi Wijaya S.Si, Pd.D, Apt Farida Lanawati S.Si., MSc. Farida Lanawati S.Si., MSc.
Pustaka
Pustaka
•• Wijesekera.R.O.B The Medicinal PlantWijesekera.R.O.B The Medicinal Plant Industry
Industry
•• National Agency of Drug and FoodNational Agency of Drug and Food Control The Republic op Indonesia, Control The Republic op Indonesia, 2004, Monograph Plant Extracts, 2004, Monograph Plant Extracts, volume 1
volume 1
•• Badan Pengawasan Obat dan MakananBadan Pengawasan Obat dan Makanan R.I 2006, Monografi Ekstrak
R.I 2006, Monografi Ekstrak
tunbuhan Obat Indonesia, volume 2 tunbuhan Obat Indonesia, volume 2
•• Agoes G, 2007. Teknologi BahanAgoes G, 2007. Teknologi Bahan Alam, ITB
Pustaka
Pustaka
•• Anonim,1994.PetuAnonim,1994.Petunjuk njuk PelaksanaanPelaksanaan Cara Pembuatan Obat Tradisionil Cara Pembuatan Obat Tradisionil Yang Baik ( C P
Yang Baik ( C P O T B ).Dep.Kes.RIO T B ).Dep.Kes.RI Jkt
Jkt
•• Anonim,2005.BadaAnonim,2005.Badan Pengawas n Pengawas ObatObat dan Makanan R.I.Peraturan Per
dan Makanan R.I.Peraturan Per
Undang-Undangan Di Bid Obat Trad. Undang-Undangan Di Bid Obat Trad.
Pustaka
• Wichtl .M.2004 .Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals.
Jadual
• Pendahuluan • Perkembangan Obat Herbal Indonesia • Konsep TCM • Konsep Ayurveda • Minggu 1• Pengertian tentang obat tradisional • Pengertian tentang BATTRA • Peraturan dan persyaratan tentang obat tradisional • Minggu 2
• Tanaman Obat Indonesia • Obat Asli Indonesia • Penanaman Obat secara Industri(refresh dari Farmakog) • Bentuk sediaan dari tanaman • Minggu 3
• Simplisia dan Ekstrak • Penggilingan dan Ekstraksi Tanaman Obat • Pemurnian, Pemekatan, dan Pengeringan Ekstrak • Preformulasi • Minggu 4
• Minggu ke-5
• Praformulasi Obat
Bahan Alam
• Macam-macam
bentuk Obat Bahan Alam
• Pengembangan
Sediaan Obat
Bahan Alam secara Teknologi modern
• Minggu ke-6 • Pengembangan Bahan Alam
menjadi produk Instan
• Contoh sediaan dan
cara pembuatannya
• Fitofarmaka
• Minggu ke -7 • Evaluasi Produk
Bahan Alam secara biologi, kimiawi,
dan farmasetis
• CPOTB
• Fitofarmaka (
lanjutan )
• Diskusi dan
PENILAIAN
• UTS 50 %
• UAS 50 %
• Ujian tulis 40 %
Ruang Lingkup
• Botani Farmasi
• Farmakognosi
• Fitokimia
• TEKNOLOGI BAHAN ALAM
• Fitomedicine/ Medicinal Plants/ Herbal Medicine
PENDAHULUAN
• Obat trad telah digunakan oleh masyarakat
sejak jaman dulu sampai sekarang.
• Sangat erat hubungannya dengan tradisi
dan budaya bangsa.
• OAI dimanfaatkan secara optimal
terutama utk peningkatan dan
pemeliharaan kes,baik melalui
• OAI diharapkan berkembang terus di Indonesia sehingga unggul dimata
negara –negara lain.
• Terkait dengan stake holder menuju product improvement : efficacy,
safety ,quality, Product Performance
• Pada sist kes nasional , posisi OAI, harga terjangkau 40% penduduk
Obat Tradisional
• Bahan atau ramuan bahan yang berupa
tumbuhan , bahan hewani, mineral, sediaan galenika , atau campuran bahan-2 tersebut. yang secara
tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman
• Berdasar pada pembagian obat bahan
alam Indonesia obat tradisional disebut juga “Jamu”
Peraturan dan
Persyaratan OBAI
• Peraturan Per-Undang-2 an di bidang OT, OHT dan Fitofarmaka / BPOM
2005
• Klaim khasiat, logo , dsb
• Larangan bahan tambahan OBA
• Seiring dengan perkembangan
teknologi di Indonesia maka jamu berkembang menjadi obat herbal
terstandar dan selanjutya kearah fito farmaka dan semua ini dimasukkan
menjadi Obat bahan Alam Indonesia.
• Pengelompokan obat bahan alam
• OAI akhirnya berkembang menjadi OBAI
• OBAI akhirnya menjadi Jamu ( Obat
tradisional ), Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka
• Pengelompokan tersebut berdasar
pada klaim khasiat, uji produk maupun penandaan logo produk.
• Penggunaan OBAI, mempunyai tujuan sebagai preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitataif.
• Diharapkan pelayanan kesehatan kpd masyarakat dapat meningkat melalui pihak-2 yang berwenang melalui
YanKes formal
Stake Holder OAI
Stake Holder OAI
•• DEP. DEP. KES. KES. *BADAN P *BADAN P O O MM
•• R.S R.S * * INDUSTRIINDUSTRI
•• DOKTER DOKTER * * SEKTORSEKTOR
•• FARMASIS FARMASIS TERKAIT TERKAIT
•• PERG.TINGGI PERG.TINGGI *LEM.RISET *LEM.RISET MASYARAKAT
Konsep TCM dan
Konsep TCM dan
Ayurveda
Ayurveda
•• TCMTCM
•• Dlm pengobatan tradisional Cina ,Dlm pengobatan tradisional Cina , obat trad mengandung 4 kategori obat trad mengandung 4 kategori komponen , dalam setiap komponen komponen , dalam setiap komponen dapat terdiri atas satu atau lebih dapat terdiri atas satu atau lebih komponen dalam tiap-2 kategori komponen dalam tiap-2 kategori
Komponen pada TCM
Komponen pada TCM
•• Jun,komponen utama yg merupakan bahanJun,komponen utama yg merupakan bahan dg efek terapeutik utama
dg efek terapeutik utama
•• Chen , komponen kedua utk meningkatkanChen , komponen kedua utk meningkatkan kerja efek terapeutik utama
kerja efek terapeutik utama
•• Zuo , komponen ketiga bertujuan menekanZuo , komponen ketiga bertujuan menekan efek samping sekunder dr komponen utama. efek samping sekunder dr komponen utama.
•• Shi, mengarahkan efek terapeutik pdShi, mengarahkan efek terapeutik pd
sasaran yg diperlukan atau bekerja sbg bh sasaran yg diperlukan atau bekerja sbg bh tambahan.
Tradisional Chinese
Tradisional Chinese
Medicine
Medicine
•• Memanfaatkan jenis tanaman obatMemanfaatkan jenis tanaman obat
•• Penjualan Domestik TCMPenjualan Domestik TCM
•• 180 item TCM dlm 180 item TCM dlm daftar Obat Progrdaftar Obat Progr Pem bersama dg obat modern
Pem bersama dg obat modern
•• Beberp TCM memperoleh FDABeberp TCM memperoleh FDA
approval
approval Tan SengTit YuangTan SengTit Yuang = tabl= tabl
ginseng ginseng
T C M
• Promosi TCM melalui International Exhibition di Cina maupun Negara Maju lainnya.
• Kurang lebih 1500 Perusahaan
memproduksi TCM dlm bentuk bhn baku
AYURVEDA
=ilmu kehidupan
Prayojana
• Pertimbangan untuk perbaikan dan
pemeliharaan dari keseimbangan metabolik.
• Kesehatan Swasthya 2 bag dari
keseimbangan metabolisme Dhatusamya.
• Prasannaatma indryamana kes,
kesejahteraan jiwa badan, dan perasaan
• Ke-tdk- nyamanan fisik,kesakitan derita
Penderitaan
Dukka
• Agantuka /umum atau formal, Sharirika
fisik, Manasika /mental, Svatbhavika./kebiasaan
• Agantuka / umum atau formal suatu
penyakit yg berasal dari luka bagian luar.
• Shariraka / fisik peny.ringan yg berasal
dari dalam yg disbbkan oleh nutrisi dan metabolisme yg tdk seimbang.
• Contoh pertumbuhan yg menyebab kan
kondisi dan infeksi.
• Manasika pertimbangan bagi kejiwaan
pada ilmu kedokteran modern.
• Penyebab Ketidakseimbangan
kemarahan,kebanggaan,ketamakan,kebencia n, suatu keinginan yang tdk terkendalikan, dll.
• Sabhavika melindungi perwujudan yg
alami terasa lapar,rasa haus,rasa ngantuk,dll
Konsep Ayurvedis
• Uphashaya mendekati kebijaksanaan
yang digunakan untuk kombinasi dari Aushada /agen atau pemeriksaan dan pengobatan,Anna/ berpuasa, Vihara, pelajaran agama.
• Dukungan 3 Pramanas/persetujuan
• Pratyaksha: observasi lgs dg perasaan yg
berarti,Anumana, kesimpulan dg logika
induktif atau deduktif, Aptopadesha,bukti yg didasarkan pd perkataan seor penerima
Perkembangan OBA di
bebrp negara lain
JERMAN
Mulai 1993 prasyarat praktek dokter
• 54 % herbal Medicine di Jerman diperoleh
melalui resep dokter dan pembiayaan ditanggung oleh asuransi kes
• 65 % penduduk Jerman menggunakan HM
utk pegobatan
• Penerapan teknologi maju dlm proses
Di Hongaria
• Sediaan Farmasi yg berasal dari bhn alam tlh dikembangkan menjadi
bentuk aerosol,kapsul,tablet kunyah,krem,tablet salut
gula,drops,emulsi,gel,granulat, campuran the,,dsb
Herbal product di U S A
• FDA- obat hrs aman dan efektif
sesuai dg persyaratan pada label sebelum dipasarkan, produk herbal termasuk klasifikasi pelenkap
makanan dan dipasarkan sesuai dg ketentuan DSHEA ( dietary
supplement healt and education act 1994 )
ObatBahan Alam
Indonesia
• Jamu: warisan nenek moyang yang dilestarikan masyarakat Indonesia, data empiris
• Melalui penelitian-2 preklinis menjadi Obat Herbal Terstandar
• Menjadi suatu formulasi/ Sediaan
Peraturan dan
Persyaratan OBA
• Peraturan Per-Undang-2 an di bidang OT, OHT dan Fitofarmaka / BPOM
2005
OBAT TRADISIONAL
INDONESIA (O A I)
• PEMBUKTIAN EMPIRIS TURUN
TEMURUN – JAMU
• UJI PRAKLINIK –OBAT
TRADISIONAL SEDIAAN EKSTRAK ALAM
• UJI KLINIK PENGOBATAN –
FITOFARMAKA
• SWA PENGOBATAN KEARAH
OBAT DARI BIOTA
LAUT
• 1.ACYCLOVIR ( ZOVIRAX ) sponge, dari
FLORIDA COAST
• 2.CYTARABINE ( CYTOSAR) idem 1
• 3.CEPHALOSPORINS,dari
MEDITERRANIAN SEA.
• 4.BRYOSTATIN 1 , dari bryozoan
BUGULA NERITINA.
• 5. DOLOSTATIN 10, dari sea hare
DOLABELLA AURICULA
• 6.SPIRULINA, dari ganggang
Tanaman unggulan
penelitian di Indonesia
• Sambiloto, Daun ungu
• Pegagan, cabe jawa
• Jati blanda , San Rego
• Tempuyung , Pasak bumi
• Temulawak ,Kencur,
Arah pengembangan
industri
Menjadikan agromedisin Indonesia sbg komoditas farmasi unggulan yg
berstandar mutu internasional baik sbg produk antara maupun produk jadi (ekstrak,minyak atsiri,produk
aroma terapi,makanan kesehatan dan obat)
KEBIJAKAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN O A I
• OBAT ALAM INDONESIA = HERBAL
MEDICINE
• MEMBANGUN NETWORKING
ANTARA INDUSTRI DAN LEMBAGA RISET YG DIDUKUNG OLEH
PEMERINTAH.
• STANDARISASI
• BUDIDAYA TANAMAN OBAT /
Kebijakan
• Jaminan mutu/quality assurance
• Pembinaan Industri OAI
• Pengembangan OAI utk GO GLOBAL
Didukung : Riset yang kuat bertumpu pada
Quality,Safety & Efficacy
.Perintisan penggun OAI pd pelay kes
OBAT ALAM
INDONESIA
• DIMANFAATKAN SECARA
OPTIMAL TERUTAMA UNTUK PENINGKATAN DAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN BAIK MELALUI SWA PENGOBATAN
Kesimpulan
• Pengobatan Tradisional yg aman dan bermanfaat perlu dibina,
dikembangkan dan diawasi
mewujudkan derajad kesehatan yang optimal, regulasi pengobatan
tradisional
• Pelayanan dari non formal menjadi formal
Pengobatan Tradisional
( Jenis )
• Pengob berdasar ramuan obat trad
• Menggunakan ketrampilan
• Terkait dengan ajaran agama
• Menggunakan pendekatan supra
BATRA di INDONESIA mrt
KEAHLIAN
Asli Indonesia • Ketrampilan
• 1. Pijat urut
• 2. Pijat tuna netra
• 3. Patah tulang • 4. Sunat • 5. Dukun bayi • 6. Tukang gigi • 7. Bokem Luar Indonesia • Ketrampilan • 1. Refleksi • 2.Akupunture
Ramuan asli Indonesia • Ular kobra
• Gurah
Ramuan luar Indonesia • Aromaterapi
BATTRA DI INDONESIA MENURUT KEAHLIAN (CARA PENGOBATAN)
A. BATTRA KETERAMPILAN
1. BATTRA PIJAT-URUT 2. PIJAT TUNA NETRA 3. BATTRA PTH TULANG 4. BATTRASUNAT 5. BATTRA/DUKUN BAYI 6. BATTRA/TUKANG GIGI 7. BATTRA BOKEM 8. DLL A. BATTRA KETRAMPILAN 1. PIJAT REFLEKSI 2. AKUPRESURIS
3. PIJAT SHIATSU, TUINA 4. PIJAT QIGONG
5. PIJAT ALA THAI. DLL 6. TOUCH FOR HEALTH 7. AKUPUNKTURIS, 8. KIROPRAKTOR 9. ALEXANDER TEKNIK 10. OSTEOPATIS, 11. HIDROTERAPIST, 12. SPA TERAPIS, DLL
BATTRA DI INDONESIA MENURUT KEAHLIAN (CARA PENGOBATAN)
B .BATTRA RAMUAN
1. BATTRA RAMUAN INDON. / TABIB DNG RAMUAN
INDONESIA
2. BATTRA GURAH, TABIB 3. BATTRA ULAR COBRA
4. BATTRA SPESIFIK : SAKIT 5. KULIT, IMPOTENSIA, 6, DLL B .BATTRA RAMUAN 1. HOMOEOPATI 2. AROMATERAPIS, FLOWERTERAPY
2. TABIB PENGOBATAN MATA 3. SINSHE UMUM
4. SINSHE KHUSUS: KANKER HEMORRHOID, NARKOBA, 5. DLL
PENGOBATAN TRADISIONAL adalah
Pengobatan dan/atau perawatan dengan cara,obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun
temurun, dan/atau pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat
LANDASAN HUKUM :
- Peraturan Menkes : No. 1186/Menkes/Per/ XI/1996 ttg Pemanfaatan akupuntur di
sarana Pely.Kes
- Keputusan Menkes : No. 0584/Menkes/SK/ VI/1995 ttg Sentra Pengembangan
penerapan Pengobatan Tradisional
- Kep.Menteri RI no.1076/Menkes/SK/VII/ 2003 ttg Penyelenggaraan pengobatan tradisional
- Kep.Menkes no. 1277/Menkes/SK/VIII/2003 ttg tenaga Akupuntur
REGULASI
FITOTERAPI
• ADALAH SEDIAAN OBAT DARI BAHAN
ALAM,TERUTAMA DARI BAHAN ALAM NABATI YANG TELAH JELAS
KHASIATNYA DAN BAHAN BAKUNYA TERDIRI DARI SIMPLISIA ATAU
SEDIAAN GALENIK YANG TELAH
MEMENUHI PERSYARATAN MINIMAL SEHINGGA TERJAMIN KESERAGAMAN KOMPONEN AKTIF, KEAMANAN DAN KEGUNAANNYA.
Pengobatan Tradisional
Cina
• Jun,komponen utama yg merupakan bahan
dg efek terapeutik utama
• Chen , komponen kedua utk meningkatkan
kerja efek terapeutik utama
• Zuo , komponen ketiga bertujuan menekan
efek samping sekunder dr komponen utama.
• Shi, mengarahkan efek terapeutik pd
sasaran yg diperlukan atau bekerja sbg bh tambahan.
Tradisional Chinese
Medicine
• Memanfaatkan jenis tanaman obat
• Penjualan Domestik TCM
• 180 item TCM dlm daftar Obat Progr
Pem bersama dg obat modern
• Beberp TCM memperoleh FDA
approval Tan SengTit Yuang = tabl
T C M
• Promosi TCM melalui International Exhibition di Cina maupun Negara Maju lainnya.
• Kurang lebih 1500 Perusahaan
memproduksi TCM dlm bentuk bhn baku
Di Jerman
• Mulai 1993 prasyarat praktek dokter
• 54 % herbal Medicine di Jerman diperoleh
melalui resep dokter dan pembiayaan ditanggung oleh asuransi kes
• 65 % penduduk Jerman menggunakan HM
utk pegobatan
• Penerapan teknologi maju dlm proses
Di Hongaria
• Sediaan Farmasi yg berasal dari bhn alam tlh dikembangkan menjadi
bentuk aerosol,kapsul,tablet kunyah,krem,tablet salut
gula,drops,emulsi,gel,granulat, campuran the,,dsb
Herbal product di U S A
• FDA- obat hrs aman dan efektif
sesuai dg persyaratan pada label sebelum dipasarkan, produk herbal termasuk klasifikasi pelenkap
makanan dan dipasarkan sesuai dg ketentuan DSHEA ( dietary
supplement healt and education act 1994 )
India,Burma,Bangladesh,
Nepal,Pakistan,Sri
Lanka,and Thailand
• =“Science of life” • Prayojana • Swasthya • DathusamyaPENDAHULUAN
• Input -> obat asli Indonesia
• Proses-> instrument,metode, kelompok sasaran
Instrumen
1. Institusi Pemerintah,depkes,BPOM.lemb LitBang Kes, (LIPI,BPPT,BALITRO,BALITBANGK ES,dll),DEP PERTANIAN,DEP. PERINDUSTRIAN dan PERDAGANGAN• 2. PERG TINGGI
• 3. GP JAMU & ASS.PERD TAN OBAT
KELOMPOK SASARAN
• PRAKTISI INDUSTRI OBAT
TRADISIONAL
• PRAKTISI MEDIS
-
• Tahap uji toksisitas lanjut(uji toksisitas sub akut,kronik,dan berbagai uji toksisitas khusus,
• Tahap pengembangan sediaan dan
standarisasi
Penyiapan Formulasi
Bahan Alam
• Bahan baku Simplisia dan Ekstrak
• Simplisia
• Ekstrak terstandar
• Produk jamu, ekstrak terstandar,
fitofarmaka
Beberapa terminologi
standar dlm ekstraksi
• Menstrum , pelarut atau campuran pelarut yg digunakan utk ekstraktor
• Micella , larutan yg mengandung bahan hasil ekstraksi
• Rinsing, disolusi dari bahan ekstraksi yg keluar dari sel yg hancur, atau
disingkat pembilasan
• Lixiviation, ekstraksi dg menggunakan air sbg pelarut/ leaching
pembuatan ekstrak utk
formulasi bahan alam
• Jml simplisia yg akan diekstraksi. Jumlah ini akan digunakan utk
perhitungan dosis. Selain itu juga
identifikasi simplisia harus benar dan memenuhi jaminan mutu
• Derajad kehalusan simplisia.Hal ini penting utk mengupayakan agar
penarikan dapat berlangsung semaksimal mungkin.
• Ada 3 kelompok ukuran serbuk,
ukuran kasar serbuk ukuran sedang dan ukuran halus.
• Persiapan ekstraksi, biasanya menggunakan cara perkolasi
• Bagaimana untuk derajad kehalusan simplisia dg cara ektraksi
Ekstraksi Tanaman Obat
• Adlh pemisahan secara kimia atau fisika suatu/sejumlah bahan padat atau bahan cair dari suatu padatan.( tanaman obat).
• Biasanya operasi ini menggunakan pelarut utk mengekstraksi bahan tanaman . Praktek ini secara umum merupakan ekstraksi padat cair , yg berlangsung dlm 2 proses secara
• pelepasan ( release) bahan yg
diekstraksi melalui proses dari sel ( tanaman ) yang telah dirusak, dan
pelepasan bahan yg diekstraksi
melalui proses melalui proses difusi
• Proses difusi biasanya akan
ditingkatkan apabila tanaman
mengalami perlakuan dengan air, atau pelatrut yg mengandung air , yg akan menyebabkan terjadinya
• Pemelaran ( swelling), pada sel sehingga terjadi peningkatan
permeabelitas atau pecahnya dinding sel
• Prosedur ekstraksi tanaman ada 2 kelompok: 1. Saat terjadi
kesetimbangan konsentrasi ( dalam batas yg sebelumnya sdh ditetapkan) antara bahan dengan larutan (
• Yang ke 2: Satu bahan aktif
diekstraksi secara maksimal ( dari zat yg larut) didalam medium yang telah dipilih
Parameter yg
mempengaruhi ekstraksi
• 1. Pengembangan/ pemelaran
• 2. Difusi,pH,ukuran partikel dan suhu
STANDAR
Pengertian Standar
Adlh Spesifikasi tehnis atau sesuatu yg dibakukan, disusun berdasrkan
konsensus semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-2 kesehatan, keselamatan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK) serta berdasrkan pengalaman perkembangan masa kini dan masa yad utk memperoleh
DSN
• Adlh wadah non struktural yg menyelenggarakan koordinasi,
sinkronisasi dan membina kerjasama instansi teknis berkenaan dg kegiatan
• Standarisasi dan metrologi. Menyampaikan saran dan
pertimbangan kpd Presiden mengenai kebijaksanaan nasional dibidang
standarisasi dan pembinaan standar nasional utk suatu ukuran
Praformulasi
• Bahan baku Fitofarmaka
• Kand zat aktif beraneka ragam dan dlm
jmlh yg kecil dipilih seny”marker”
• Bag terbesar adl matrikpembawa ekstrak
spt selulose,klorofil,lemak,seny
gula,resin,tanin,asam organik,saponin dlll
• Sbg ekstrak terstandar dan memenuhi
persy.farmasetika
Studi preformulasi
• Merupakan suatu studi yg menunjang proses optimasi suatu sediaan obat
melalui penentuan dan mengidetifikasi sifat-2 fisika dan kimia yg penting
dlm menyusun formulasi sediaan obat agar aman digunakan oleh pasien.
Bahan aktif ekstrak?
…….
• Selain data fisika dan kimia dari bahan berkhasiat,adanya interaksi antara komponen yg digunakan dlm
sediaan akhir, perlu diperhatikan juga kontuinitas pemasok bahan baku
maupun bahan pembantu,krn dpt
Tujuan utk mencapai
persyratan bioavailabilitas
• Interakasi seny.bioaktif dg pembawa ekstrak berpengaruh pada pelepasan zat aktif,kelarutan ,disolusi dan stabilitas
• Matrik pembawa ekstrakdlm porsi yg besar akan berperan utama atau penentu dlm proses
formulasi dan manufakturnya.
• Bhn baku ekstrak umumnya bersifat
higroskopis,lengket,dan voluminus aliran dan
kompresibilitas jelek,rasa dan bau tdk enak,media mikroba
Jamu,OHT,Fitofarmaka
Tk kompleksitas kompl kimia
• 1.Senyawa murni
• 2. Ekstrak tunggal
• 3.Simplisia tunggal
• 4.Campuran ekstrak
• Seny murni obat konvensional
• Ekstr tunggal,simpl tunggal.camp
ekstrak,camp ekstr,camp simpl memp permasalahan sama krn semua
bersifat multi komponen dg komp aktif yg sebag blm teridentifikasi
• Pada uji praklinik sering dijumpai aktivitas
meningkat pada waktu,dosis diturunkan.--
kontrol kualitas perlu dilakukan sejak tahap budidaya hingga pd tahap produk
jadi./ OBA
Tdk dpt seketat obat konvensional yg
Contoh Fitofarmaka dan
OHT,BPOM 22 Maret 05
• Fitofarmaka 1. Nodiar ( KF) 2.Rheumaneer ( ny Meeneer) 3.Stimuno ( Dexa )4.Tensigard Agromed ( PhapPros ) 5. X-Gra ( Phapros )
Obat herbal terstandar
BPOM 22 Maret 2005
Diameneer Diapet /soho Fitogaster / KF Fitolac /KF Glucogard/ Phapros Hi-Stimuno Irex Max/B 7 Kiranti pegel linu Kiranti sehat DB Kuat segar/D. teratai Lelap /soho Psidii/tra dimun Rhemakur /Phytoche mindo Reksa Sehat tubuh/Bu nga Teratai Songgolan git / S.Herbal Ind Stop diar plus,/A M Virugon/ KStudi preformulasi
• Merupakan suatu studi yg menunjang proses optimasi suatu sediaan obat melalui penentuan dan
mengidentifikasi sifat-2 fisika dan kimia yg penting dlm menyusun
formulasi sediaan obat agar aman digunakan oleh pasien.
Preformulasi utk bahan
alam
• Diterima bahan aktif, simplisia, ekstrak atau isolat
• Pemeriksaan
standarisasi,(makroskopis, mikroskopis dsb
• Pemeriksaan sifat fisika, kelarutan dsb sesuai monografi herbal
• Pengusulan bentuk sediaan
• Data pustaka
• Bentuk sediaan
• Uji sediaan : uji mutu fisik,
penentuan kadar bahan berkhasiat maupun kualitatifnya
• Uji efek sediaan
• Pembuatan sediaan , lengkap dengan bahan tambahan lanjut persiapan
Bahan aktif ekstrak
• Interaksi senyw bioaktif dg pembawa
ekstrak berpengaruh pd pelepasan zat aktif,kelarutan,disolusi dan stabilitas
• Matrik pembawa ekstrak dlm porsi besar,
akan berperan utama atau penentu dlm proses formulasi dan manufakturnya.
Bahan aktif ekstrak?
…….
• Selain data fisika dan kimia dari bahan berkhasiat,adanya interaksi antara komponen yg digunakan dlm
sediaan akhir, perlu diperhatikan juga kontuinitas pemasok bahan baku
maupun bahan pembantu,krn dpt
• Sebag besar merup bhn-2 sekunder (garam organik dan anorganik,gula-2
polisakharida,dsb) yg dpt mempengaruhi teknologi pembuatan dan stabilitas
sed.murni
• Sebelum dikembangkan utk formulasi
sed.farmasi pd ekstr tan hrs dilakukan
……..dan inaktivasi enzim.Tujuan perlakuan ini adlh
1.Menghilangkan bhn tdk aktif berupa miny dan lemak yg akan menghalangi pembuatan ekstr kering dan sed farmasi berbentuk padat
2.Menghentikan degradasi o/ enzim bh
2 macam ekstrak
• Ekstr total ekstr mengandung semua bhn
terekstraksi yg diperolehdg pelarut air atau hidroalkohol
• Ekstrak murni ekstrak tdk lagi
mengandung zat-2 yg tdk diperlukan dan
tdk mempengaruhi proses penghilangan zat inert
Zat inert e.g resin,lemak,
gula-gula.
• Semua bhn yg merupakan penghalang
/penghambat utama dlm sed farmasi terut sed.padat yg bersifat
higroskopis,menybbkan pelengketan shg menimbulkan bnyk masalah dlm formulasi
• Ekstrak trad,cair,kental,padat,
Pegangan rasionalisasi
pengemb.sed bhn alam
• Lebih baik menyusun s/ formulasi sed yg mudah dan sederhana
• Mengandung ekstrak 2-3 macam.
• Perlu dihindari memasukkan beberp ekstrak yg menunjukkan jenis
aktivitas farmakologi sama
Bhn baku ekstrak
sifat-2 a.l
• Higroskopis, lengket dan voluminus.
• Aliran dan kompresibilitas jelek’ • Rasa dan bau tidak enak
Sediaan
Fitofarmasi/Phytopharmace
utical
• Ekstrak terstandar
• Ekspien Formulasi Proses
Sediaan ob.tradisional
Men Kes R.I
1.Serbuk 6.Cairan obat
dalam/luar
2.Pil 7.Sari jamu
3.Dodol /jenang 8.parem,pilis,tapel
4.Pastiles 9.Koyok
Serbuk
Serbuk
•• Sed.ob.trad berupa butiran homogenSed.ob.trad berupa butiran homogen dg derajad halus
dg derajad halus yg cocok.bhn.bakunyyg cocok.bhn.bakuny berupa simplisia,sed.galenik atau
berupa simplisia,sed.galenik atau campurannya.
campurannya.
•• Keseragaman bobot,kadar air,,angkaKeseragaman bobot,kadar air,,angka lempeng total,angka kapang dan
lempeng total,angka kapang dan khamir.
Mikroba patogen ,negatif
Mikroba patogen ,negatif
aflatoksin tdk lbh dr 30 bpj
aflatoksin tdk lbh dr 30 bpj
•• Bahan tambahan, pengawet serbuk dg bhnBahan tambahan, pengawet serbuk dg bhn baku simplisia dilarang ditambahkan bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet.
pengawet.
•• Serbuk dg bh baku sed galenik dg penyariSerbuk dg bh baku sed galenik dg penyari air atau camp etanol-air bila diperlukan dpt air atau camp etanol-air bila diperlukan dpt ditambahkan bh pengawet
ditambahkan bh pengawetpersyratan sptpersyratan spt
pengawet pd sed pil. pengawet pd sed pil.
•• PemanisPemanisgula pasir,aren,gl kelapa,bit&gula pasir,aren,gl kelapa,bit&
pemanis alam /blm menjadi zat kimia murni pemanis alam /blm menjadi zat kimia murni
Pengisi sesuai dg pengisi yg
Pengisi sesuai dg pengisi yg
diperlukan pd sed galenik
diperlukan pd sed galenik
•• Wadah dan penyimpanan, dalamWadah dan penyimpanan, dalam
wadah tertutup rapat ,disimpan pd wadah tertutup rapat ,disimpan pd suhu kamar,ditempat yg terlindung suhu kamar,ditempat yg terlindung dari sinar matahari.
dari sinar matahari.
•• Bahan Bahan pengawet,nipagin,nipasol,pengawet,nipagin,nipasol,asamasam sorbat,atau garamnya,garam natrium sorbat,atau garamnya,garam natrium benzoat dlm suasana asam,lainnya
Pil
Pil
•• Sed.padat obat trad beruoa massaSed.padat obat trad beruoa massa bulat,bh bku berupa simpl,sed
bulat,bh bku berupa simpl,sed galenik,atau campurannya
galenik,atau campurannya
•• Keseragaman bobot,kadar air,waktuKeseragaman bobot,kadar air,waktu hancur,ALT,angka kapang dan
hancur,ALT,angka kapang dan khamir,mikroba patogen
khamir,mikroba patogen
neg,aflatoksin tdk lbh dr 30
Kapsul
• Sed ob tradisional yg terbungkus cangkang keras atau lunak bhn
bakunya terbuat dr sed galenik dg atau bahan tambahan.
• Waktu hancur tdk lbh dr 15 menit
Cairan obat dalam
• Sed. Ob tradisional berupa
larutan,emulsi,atau suspensi dlm air,bh
bakunya berasal dari serbuk simplisia,atau sed galenik,dan digunakan sbg ob.dalam.
• Sari jamu cairan ob dlm dg tujuan tertentu
diperbolehkan mengand etanol/ tidak lebih dari 1 % v/v pada suhu 20 °C.
Parem,pilis,dan tapel
• Sed padat ob.tradisional bh baku berupa serbuk atau simplisia,sed galenik,atau campurannyadan
digunakan sbg obat luar.
• Kdr air tdk lbh dr 10 %, ALT tdk lbh dr 10^5,dsb
Koyok
• Adl sed.ob tradisional berupa pita
kain yg cocok dan tahan air yg dilapisi dg serbuk simplisia,sed
galenik,digunakan sbg obat luar,dan pemakaiannya ditempelkan pada kulit.
Beberapa contoh sediaan
tablet bh baku ekstrak
• R/ Ekstr Valerianae 150,0
Aerosil pur 20,0
Amilum Solani 20,0
• Basahi semua dg gliserin-isopropanol
kemudian keringkan
• Granulasi dg setil –isopropanol 10 % sekitar
20/zat kering
• Dispersi dan keringkan
Sediaan kapsul
• Tiap kapsul mengandung:
• Extractum Sennae Fructi 11,0-96,0 mg, idem 139,0-54,0 mg,aetheroleum anisi 10,0 mg, aetheroleum carvi 10,0 mg,eksipien -.
“Perkembangan Produksi
Fitofarmaka”
Suatu ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan perkembangan
fitofarmaka untuk memecahkan permasalahan bangsa dan
meningkatkan daya saing bangsa-bangsa
• Peraturan pendidikan yang lebih tinggi pada konstruksi pengetahuan ekonomi dan demokrasi masyarakat lebih kuat daripada biasanya. Kontribusinya pada
pengetahuan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan yang dilaksanakan melewati
kapasitas untuk melatih kecakapan dan menyesuaikan kemampuan kerja, menghasilkan pengetahuan yang
baru untuk meningkatkan daya saing bangsa,
kesempatan dan penyesuain pengetahuan global untuk penggunaan local.
• Pemerintah diwakili oleh DGHE, memiliki tanggung jawab untuk meletakkan dalam tempat yang
memungkingkan struktur dan infrastruktur untuk membangkitkan intuisi untuk menjadi lebih inovatif dan responsif pada kebutuhan untuk memperbaiki daya saing bangsa.
mu engeta uan an
Teknologi yang Didasarkan
Pada Fitofarmaka
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi untuk
mengembangkan / meningkatkan persaingan bangsa-bangsa Budaya sehat Dengan Tanaman obat Peningkatan Kesehatan dan Kualitas hidup Manusia dan masyarakat
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang Didasarkan pada asuransi untuk Mengembangkan / meningkatkan
Quality-safety-efficacy
jamu Obat fitofarmaka
Produk, pemilihan, perubahan,
penjualan dan penggunaan ilmu dan teknologi Budaya komunitas -peraturan -perlindungan -asuransi pemerintahan Kolaborasi Kebijakan Dan peraturan Produk berkualitas, Aman dan manjur
Industri Kolaborasi antara Penelitian dan perkembangan Pendidikan tinggi Ilmu dan teknologi
Bahan tanaman
Strategi berpikir secara ilmiah
-Tradisional - kepercayaan nenek Moyang -Berhubungan Dengan terapi Mengandung Banyak Komponen Kadar kecil Dan besar Mengandung Komponen jumlah Besar (>2%)
simplisia Ekstrak atau fraksi Bahan isolat
Obat tradisional
“jamu” Obat (modern)
-Obat herbal terstandar - fitofarmaka
Ekstrak sebagai bahan farmasetik yang cocok dijamin kandungan Kimiannya tetap / tidak berubah
Tanaman obat
Ekstrak diasumsikan sebagai ekivalen obat yang sama dengan multi komponen dengan tujuan terapetik
Efek terapetik
jamu Obat
herbal terstandar fitofarmaka
Eks trak
Ekstrak Fitofarmaka
Ekstrak:
Ekstrak marker
Ekstrak dengan tambahan bahan aktif lain
Fitofarmaka:
Menurut Dr. Rudolf bauer (Jerman):
Ekstrak merupakan obat yang rasional, oleh karena itu:
• Harus distandarisasi
• Berdasarkan ilmu kefarmasian, kualitasnya harus dapat diterima
Rasional
simplisia Sediaan tradisional: • Sediaan serbuk • Godogan simplisia proses ekstrak Beda Kandungan
kimia Beda khasiat
Sediaan cepat Saji: • kapsul • tablet • kaplet • sirup Riset: • bukti aman • bukti respon • bukti klinik
Perbedaan pada jalur (Therapy approach) Obat = senyawa tunggal Ekstrak = senyawa kompleks •Respon biologi Tunggal •Beberapa efek samping
Kemungkinan ada efek biologi yang kompleks:
1. Respon komprehensif
2. Respon sinergis / potensiasi
3. Efek samping supresi / eliminasi 4. Eliminasi metabolisme toxic
5. Target baru berdasarkan terapi 6. Preventive
7. Suportive
8. Immunomodulasi
9. Excessive freeradical scavanger Tetapi, membutuhkan keamanan
Paradigma : kualitaas – keamanan - keefektifan
terstandar 1 komitmen 2 tanggung jawab
Jaminan keajegan komposisi Standar (didefinisikan) Memenuhi Parameter standar Baku standar Badan POM Regulasi badan POM
Data baku industri: 1. Kadar komponen 2. respon biologis
3. efek klinik
Tanaman obat Standarisasi Komitmen
Input Proses Output
Menghasilkan efek Simplisia • Jamu • OHT • Fitofarmaka • quality • safety • efficacy jaminan
Keajegan kimia Keajegan respon masyarakat Teruji secara
klinik
CPOTB
• DEPKES 2000 , Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik
• Organisasi
• Personalia
• Bangunan
DISKUSI DAN KISI KISI
SOAL UTS
CATATAN
HAND OUT MASIH BERUPA
SINGKATAN ATAU IKHTISAR,
URAIAN DIBERIKAN PADA
SAAT TATAP MUKA, HARAPAN
DPT DIFAHAMI SAAT
PENJELASAN PD SAAT SETIAP
TATAP MUKA DILENGKAPI DG
JOURNAL-2 BHN ALAM
MATERI SESDH UTS ( BAHAN
UAS )
BAHAN AKTIF DAN BAHAN
TAMBAHAN SEDIAAN OBAT
BAHAN ALAM
CARA UJI SEDIAAN BAHAN
ALAM
BA,BE OBAT BAHAN ALAM
DOSIS PEMAKAIAN
CONTOH-2 FORMULA DAN
CARA PEMBUATAN
MASING-MASING
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
TEKNOLOGI EKSTRAK
Team teaching
Dra. Liliek S. Hermanu, MS., Apt Farida Lanawati, S.Si., MSc Sumi Wijaya, S.Si., Ph.D., Apt
PUSTAKA
1. Agoes, G. 2007. Teknologi bahan alam. Penerbit ITB. Bandung
2. Anonim. 2000. Parameter standarisasi ekstrak. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
3. Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
4. List & Schmidt. 1989. Phytopharmaceutical Technology. CRC Press. New York
In archeological excavations 250 km south of Baghdad extraction pots from about 3500 BC were found, made from a hard, sandy material presumably air -dried brick earth. It is supposed that in the circular channel was the solid feed, which was extracted by a Soxhlet - like procedure with water or oil. The
solvent vapors were condensed at the cap, possibly cooled by wet rags. The condensate then did the leaching and was fed back through holes in the channel to the bottom.
Several Sumerian texts also confirm that a sophisticated pharmaceutical and
chemical technology existed. In the oldest clay tablets of 2100 BC, found 400 km south of Baghdad, is a description of a simple batch
extraction:
“ purify and pulverize the skin of a water snake, pour water over the amashdubkasal plant, the root of myrtle, pulverize alkali, barley and powered pine tree resin, let
water (the extract) be decanted; wash it (the ailing organ) with the liquid; rub tree
DEFINISI
• Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh melalui
cara ekstraksi obat dengan ukuran partikel dan dengan cairan pengekstraksi tertentu
• Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan dari
TERMINOLOGI DALAM PROSES EKSTRAKSI
• Menstrum : pelarut atau campuran pelarut
yang digunakan untuk ekstraktor
• Micella : larutan yang mengandung
bahan hasil ekstraksi
• Rinsing : disolusi dari bahan ekstraksi
yang keluar dari sel yang hancur
• Lixiviation : ekstraksi dengan menggunakan
Pengeringan secepat mungkin Denaturasi enzim
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN EKSTRAK
1. Jumlah simplisia yang akan diekstraksi perhitungan dosis obat 2. Derajat kehalusan simplisia penting untuk mengupayakan agar
penarikan dapat berlangsung semaksimal mungkin
3. Jenis pelarut yang akan digunakan menentukan efisiensi dari proses penarikan zat berkhasiat dari tanaman obat
4. Temperatur/suhu penyari menentukan jumlah dan kecepatan penyarian
5. Lama waktu penyarian menentukan banyaknya jumlah bahan yang tersari
6. Proses ekstraksi
a. Kestabilan bahan
b. Persiapan ekstraksi umumnya simplisia direndam dengan pelarut yang akan digunakan untuk penyarian selama 8-48 jam. Semakin
Pengaruh ukuran partikel pada ekstraksi
Kehalusan simplisia
Sasaran (%) Waktu Maserasi (menit)
1 2 3 240 360 720
1-3 mm Tanin 1.04 1.13 1.23 Zat ekstraksi 3.42 3.76 3.82 < 0.25 mm Tanin 1.23 1.24 1.25
Zat ekstraksi 3.53 3.59 3.73
Pengaruh ukuran partikel Hypercum perforatum terhadap kadar tanin
Goncharenko et al ., 1977 Jumlah sampel: 20 gram
Pengaruh ukuran partikel pada ekstraksi
• Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi
makin efektif-efisien, TETAPI makin rumit
teknologi peralatan untuk proses filtrasi
• Selama penggunaan peralatan penyerbukan,
akan terjadi gerakan dan interaksi dengan
benda keras (logam), maka akan timbul panas yang dapat berpengaruh pada senyawa
PERANAN ENZIM TANAMAN
Enzim yang menguraikan metabolit sekunder:
1. Oksidase dan peroksidase mengoksidasi
fenol-fenol, asam lemak tidak jenuh, terpen
2. Hidrolase memecah ester dan glukosida
3. Isomerase isomerisasi alkaloida ergot atau
Contoh peranan enzim:
1. Fermentasi teh menjadi teh hitam
2. Fermentasi biji coklat segar yang akan menghasilkan warna dan aroma coklat
3. Pelepasan kumarin dari melilotus ( Asperula
DENATURASI ENZIM
• Penambahan deterjen, urea atau guanidine
HCl
• Pemanasan koagulasi protein
• Pengendapan penambahan asam
trikloroasetat, larutan asam metafosfat, tanin atau formaldehida
TEMPERATUR
• Pada umumnya dilakukan pada suhu dibawah 50°C
atau dibawahnya
• Pada dasarnya penguapan akan dilakukan pada
perkolat/hasil ekstraksi terakhir, untuk menghindarkan pengaruh panas berlebih pada bagian perkolat
LARUTAN PENYARI
• Kriteria pelarut:
1. Tidak toksik dan ramah lingkungan
2. Mudah untuk diuapkan atau dihilangkan
3. Kelarutan zat aktif berkhasiat: LIKE DISSOLVE LIKE selektivitas yang maksimal
4. Ekonomis
• Macam pelarut:
1. Pelarut tunggal
• Alkohol alifatik sampai dengan 3 atom karbon (propil)
atau campurannya dengan air merupakan pelarut dengan daya ekstraktif terbesar (tertinggi) untuk
semua bahan alam berbobot molekul rendah seperti alkaloida, saponin dan flavonoid
• Perbandingan ideal alkohol air untuk ekstaksi bagian
kayu atau kulit tanaman, akar dan biji berkisar antara 7 : 3 atau 8 : 2
• Perbandingan ideal alkohol air untuk daun atau bagian
hijau dari tanaman adalah 1 : 1 ditujukan untuk mencegah terjadinya ekstraksi klorofil atau zat yang bersifat resin dan polimer yang umumnya bukan
merupakan bagian penting untuk aktivitas biologis dari ekstrak
Akan tetapi perbandingan ini lebih banyak mempersulit tahap-tahap pemekatan
konsentrasi yang menimbulkan terbentuknya endapan yang bersifat lendir (gummy) dan
sukar untuk dihilangkan
• Alkohol-air dengan perbandingan 2:8 atau 3:7,
dapat digunakan untuk kasus khusus yaitu
untuk mengkonversi enzim sasaran dalam melakukan ekstraksi
– Contoh: konversi glukosida primer “digitalis
lanata” Lanatosida A, B dan C menjadi digitoksin dan digoksin
• Sebagian besar alkaloid
dapat diekstraksi dari tiap-tiap tanaman dengan
pelarut senyawa
hidrokarbon sesudah
simplisia dibasahi dengan air atau air yang telah
dibasakan dengan
penambahan basa organik
• Senyawa fenol, flavonoid
dan terpen dapat
diekstraksi pada pH netral menggunakan etil asetat atau keton alifatik; atau dengan menggunakan alkohol dengan
1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Y i e l d ( % ) Pretreatment (h) 24(pH3) 24(pH12)
Ground leaves of S. lavendulifolia were soaked at pH = 7, 3 and 12 and the maximum yield in an alcohol extract was with pure water after four hours
KEBIJAKAN DAN PERATURAN PEMERINTAH
• Cairan pelarut harus memenuhi syarat kefarmasian: PA
(pharmaceutical grade)
• Pelarut yang diperbolehkan dalam proses ektraksi
adalah air dan alkohol (etanol) serta campurannya.
• Metanol dihindari penggunaannya karena sifatnya yang
toksik akut dan kronik
• Metanol (alkohol turunannya), heksana (hidrokarbon
alifatik), toluen (hidrokarbon aromatik), kloroform, aseton digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap fraksinasi (pemurnian)
MACAM EKSTRAK
1. Ekstrak airMenggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi. 2. Tinktura
Sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia. Sediaan ini merupakan ekstrak yang dibuat dari simplisia tanaman obat dengan penyari berbagai konsentrasi etanol.
3. Ekstrak cair (extractum fluidum)
– Sama dengan tinktura, hanya saja ekstrak cair memiliki konsistensi yang lebih kental
dibanding tinktura.
– Dibuat sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair
4. Ekstrak encer (extractum tenue)
– Dikenal sebagai ekstrak tenuis
– Sediaan ini memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang
– Dibuat seperti halnya ekstrak cair, hanya terdapat perbedaan antara konsentrasi
simplisia yang disari dengan konsentrasi akhir ekstrak
MACAM EKSTRAK….CONT
5. Ekstrak kental (extractum spissum)– Ekstrak yang pada temperatur kamar, apabila hangat, tidak berbentuk cair. – Stabilitasnya rendah dan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
6. Ekstrak kering (extractum siccum)
– Ekstrak tanaman yang diperoleh dari ekstrak cair yang dipekatkan atau dikeringkan
dengan kondisi tekanan dan temperatur yang rendah.
– Ekstrak ini juga bisa diperoleh dengan menambahkan bahan pengering pada ekstrak
kental.
– Sifat ekstrak yang dihasilkan umumnya higroskopis
– Bahan pengering yang umumnya digunakan yang dapat mengurangi sifat higroskopis
ekstrak adalah dekstrin, sakharosa, glukosa, pati dan gom arab 7. Ekstrak minyak
Ekstrak ini dibuat dengan cara mensuspensikan simplisia (dengan perbandingan dan derajat halus tertentu) dalam minyak yang telah dikeringkan dengan cara seperti maserasi. Untuk meningkatkan jumlah penyarian dapat digunakan panas lemah
8. Oleoresin
Merupakan sediaan yang dibuat dengan cara ekstraksi bahan oleoresin dengan pelarut yang sama, seperti etanol-etil asetat
METODE EKSTRAKSI
I. Berdasarkan kestabilan bahan 1. Cara panas
a. Dekok
Penarikan sari tanaman pada suhu 90°C-98°C, menggunakan pelarut air selama 30 menit. b. Infus
Penarikan sari tanaman pada suhu 90°C-98°C, menggunakan pelarut air selama 15 menit. c. Coque
Pemyarian dengan cara menggodok tanaman obat/jamu menggunakan api langsung. Hasil godokan setelah mendidih dimanfaatkan sebagai obat secara keseluruhan (termasuk ampas yang digodok), atau hanya dimanfaatkan cairan hasil godokannya saja tanpa memanfaatkan ampasnya. Cara ini sering digunakan dalam konsumsi jamu tradisional
METODE EKSTRAKSI
d. Seduhan
Seduhan menggunakan air mendidih, simplisisa direndam dalam air panas selama waktu tertentu (5-10 menit),
seperti halnya membuat teh seduhan
e. Digesti
Maserasi yang dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar, biasanya 40-50°C.
METODE EKSTRAKSI
e. Sokhletasi
• Adalah ekstraksi yang
menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingan balik
f. Refluks
• Adalah ekstraksi dengan pelarut
pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang terbatas yang relatif konstan dengan adanya
METODE EKSTRAKSI
2. Cara dingin
a. Maserasi
Penyarian simplisia menggunakan bermacam pelarut pada suhu kamar selama beberapa waktu dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan.
Maserasi kinetik/maserasi dinamis maserasi dengan
pengadukan kontinu (terus menerus)
Remaserasi dilakukan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya
Digesti Maserasi yang dilakukan pada temperatur yang
Keuntungan dan kerugian maserasi
• Keuntungan:
– Maserasi merupakan proses ekstraksi yang berguna
untuk tanaman yang mengandung zat berlendir (musilago) tinggi.
– Membutuhkan lebih sedikit pelarut
– Pengerjaan lebih efisien
• Kerugian dari metode ini:
– Tidak pernah bisa menarik zat berkhasiat dari
tanaman secara sempurna ampas menahan
sejumlah besar solut, yang untuk perolehannya harus dilakukan proses pemerasan (penekanan) secara
Efek pengadukan pada metode ekstraksi
Prinsip:
• Semakin sering dan semakin cepat proses
pengadukan selama maserasi, maka semakin banyak zat berkhasiat yang terekstraksi
Pengaruh pengadukan pada proses maserasi pada bunga Chamomile
Extraction method Ethanol (l) Sugars Total glycosides
K-Strophantin
Total Extract Residue in drug Yield (g) Maceration 7.1 5.45 1.65 17.7 38.8 22.4 1.24 Kinetic maceration 10.0 8.0 2.0 29.5 18.8 22.7 2.25 Kinetic maceration under pressure 10.7 9.0 1.7 23.5 44.2 24.2 3.2
Khagi et al ., 1971 Sample amount: 1 Kg
Experiment time: 72 h
Jenis mixer untuk maserasi
1. Mixing barrel
2. Tetrahedral mixer 3. Twin cone mixer
Jenis mixer untuk maserasi
Jenis mixer untuk maserasi
4.
4. CubCubic ic mixmixerer
5.
Faktor yang mempengaruhi maserasi Faktor yang mempengaruhi maserasi
Jumlah
Jumlah Jenis Jenis Kelembaban Kelembaban Derajat Derajat kehalusan kehalusan
serbuk serbuk
Sim
Simpliplisiasia obaobatt
Pelarut Pelarut Jumlah Jumlah Kepolaran Kepolaran Ca
Campumpurranan bahbahanan
Perbandingan simplisia – pelarut Perbandingan simplisia – pelarut
Proses pelarutan zat dari sel yang Proses pelarutan zat dari sel yang
terdisintegrasi terdisintegrasi
Imbibisi dari simplisia Imbibisi dari simplisia
Proses pelarut
Proses pelarutan dari an dari sel utuhsel utuh
Kecepatan tercapainya Kecepatan tercapainya kesetimbangan kesetimbangan Temperatur Temperatur pH (untuk sistem pelarut air)
pH (untuk sistem pelarut air)
Interaksi antara konstituen Interaksi antara konstituen pelarut dan struktur bahan pelarut dan struktur bahan
Lipofilisit
Lipofilisitas (dalam as (dalam halhal
menggunakan pelarut campur) menggunakan pelarut campur)
Kes
•
• PerbandingPerbandingan an simplisia – simplisia – pelarutpelarut persentasepersentase
rendemen hasil yang
rendemen hasil yang didapatkdidapatkan akan menurunan akan menurun sebanding dengan pemakaian jumlah pelarut yang sebanding dengan pemakaian jumlah pelarut yang konstan sementara jumlah sampel yang dimasukkan konstan sementara jumlah sampel yang dimasukkan bertambah
bertambah
•
• Proses pelarutan Proses pelarutan zat zat dari sel dari sel yang tyang terdisintegrasierdisintegrasi
metabolit sekunder akan lebih
metabolit sekunder akan lebih mudah berdifusi keluarmudah berdifusi keluar pada sel yang
pada sel yang telah mengalami pengrusakantelah mengalami pengrusakan
dibandingkan sel yang masih utuh (semakin halus dibandingkan sel yang masih utuh (semakin halus serbuk semakin besar rendemen hasil
serbuk semakin besar rendemen hasil yangyang didapatkan)
didapatkan)
•
• Imbibisi Imbibisi dari dari simplisiasimplisia diperlukan untuk membuatdiperlukan untuk membuat
pori-pori dinding sel
pori-pori dinding sel membuka sehingga pelarut dapatmembuka sehingga pelarut dapat masuk dan
Formula maserasi –skala industri
Formula maserasi –skala industri
•• Schultz dan Klotz: Schultz dan Klotz:
G G == (L(LMM-X)a-X)a a(L a(LMM-X)+1-X)+1 XX 100100 Dimana: Dimana:
G = kandungan persentase bahan aktif dalam misela yang diperoleh tanpa pemerasan G = kandungan persentase bahan aktif dalam misela yang diperoleh tanpa pemerasan LLMM = jumlah pelarut (menstruum) yang digunakan, diukur dalam bentuk bagian = jumlah pelarut (menstruum) yang digunakan, diukur dalam bentuk bagian
terhadap obat. terhadap obat.
Misal: apabila digunakan 1000 ml pelarut untuk 200 g obat, maka L
Misal: apabila digunakan 1000 ml pelarut untuk 200 g obat, maka LMM = 1000/200 = = 1000/200 = 5
5
X = kuantitas pelarut yang diabsorpsi oleh 1 bagian simplisia, diukur dalam bentuk X = kuantitas pelarut yang diabsorpsi oleh 1 bagian simplisia, diukur dalam bentuk
bagian terhadap obat. bagian terhadap obat.
Misal, jika 200 g simplisia menahan 40
Misal, jika 200 g simplisia menahan 40 g pelarut, maka x = g pelarut, maka x = 40/200 = 0.240/200 = 0.2 a = konstanta maserasi
•
• Jika Jika sebagian menstruum (sebagian menstruum (pelarut) ypelarut) yangang
diabsorpsi diperoleh kembali dengan cara diabsorpsi diperoleh kembali dengan cara
pemerasan, persamaan dimodifikasi sebagai pemerasan, persamaan dimodifikasi sebagai berikut:
berikut:
G
G == a(La(LMM-X+Y)-X+Y) a(L
a(LMM-X)+1-X)+1
Y = pelarut
Y = pelarut yang diperoleh setelah pemerasanyang diperoleh setelah pemerasan
a
a == WW
(L
(LMM-X) – W(L-X) – W(LMM – X) – X)
W =
Contoh soal
Contoh soal
Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil Bagian HRD suatu industri jamu, melakukan percobaan maserasi skala kecil terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan terhadap simplisia tumbuhan “X”. Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan dalam simplisia tersebut adalah alkaloida dan secara teoritis kandungan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan alkaloida tersebut 10%. Proses maserasi dilakukan selama 10 hari, dengan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan sekali-kali diaduk/dikocok. Hasil maserasi kemudian disaring vacuum dan hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat hasil filtrat ditimbang secara akurat. Data-data hasil percobaan tercatat sebagai berikut:
sebagai berikut:
•
• Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml Jumlah menstrum yang digunakan = 1000 ml •
• 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut 200 gram simplisia mengabsorpsi 40 gram pelarut •
• Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 Jumlah micella 960 gram, mengandung 15 gram bahan aktif gram bahan aktif
Bi
Bilala peperrcocobabaanan tetersrsebebutut akakanan didiululanangg kkeeeesosokakann haharirinnyya, da, denengganan men
mengguggunaknakanan 400 gr400 gram simam simpliplisiasia, deng, denganan jumjumlahlah pelpelaruarutt yayang teng tetatap.p. Hi
Hitutungnglalahh pepersrsenenttasasee kakandndunungganan babahahann akaktitiff dadalalamm mimiseselala yyanangg dip
20.0 20.0 = = 100100 W W 15.0 15.0 a a == 0.750.75 (5-0.2) – 0.75(5-0.2) (5-0.2) – 0.75(5-0.2) W = 75% W = 75% a = 0.625a = 0.625 G G == (2.5-0.2)0.625 (2.5-0.2)0.625 0.625(2.5-0.2)+1 0.625(2.5-0.2)+1 XX 100100 G = 58.97% G = 58.97%
No. Jenis perlakuan Keterangan Replikasi 1
1. Jumlah menstrum yang digunakan 1000 ml 2. Proses pembasahan :
500 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 90 ml pelarut
Bj pelarut = 0.9890
3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak 34 gram
Jumlah micella 940 gram
Replikasi 2
1. Jumlah menstrum yang digunakan 1500 ml 2. Proses pembasahan :
750 gram simplisia kering dapat mengabsorpsi 135 ml pelarut
Bj pelarut = 0.9890
3. Pada proses kuantitatif dengan metode folin-ciocalteu didapatkan jumlah bahan aktif sebanyak A
gram
Jumlah micella 1420 gram
Bagian HRD suatu industri jamu ingin mengembangkan produk sediaan instant yang memiliki aktivitas antioksidan.
Bahan baku yang digunakan dalam sediaan instant tersebut adalah tumbuhan “X”.
Kandungan bahan aktif yang diinginkan dalam tumbuhan “X” tersebut adalah senyawa polifenol. Pada tumbuhan segar yang digunakan dilakukan pemeriksaan kuantitatif dengan metode Folin-Ciocalteu
dan didapatkan data dalam 100 gram tumbuhan segar terkandung 8 gram senyawa polifenol.
Tentukan nilai A bila pada penelitian pendahuluan untuk optimasi proses maserasi didapatkan data sebagai berikut
METODE EKSTRAKSI
b. Perkolasi/Exhaustive extraction
• Berasal dari kata per yang
artinya melalui dan colare
yang artinya menembus
• Adalah ekstraksi dengan
pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan
• Proses perkolasi terdiri dari:
1. Tahapan pengembangan bahan
Pembasahan dilakukan dengan menggunakan 0.3-1.0 bagian pelarut dan dibiarkan selama kurang lebih 2 jam
2. Tahap maserasi antara
3. Tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak)
• Simplisia yang digunakan harus berukuran agak
kasar (1-3 mm) sehingga memungkinkan pelarut dibilas dengan cepat melalui simplisia
• Prinsip perkolasi diakhiri:
Bila ekstraksi simplisia telah sempurna
Memakai konsep umum: bila diperoleh 4-5 bagian ekstrak
meskipun tidak terjadi ekstraksi sempurna, namun sebagian besar bahan ekstraktif telah masuk ke dalam cairan pengekstraksi
PARAMETER YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI
1. Pengembangan/pemelaran bahan tanaman
Alasan utama dilakukan hal ini:
a. Untuk mencegah pemelaran/pembengkakan tanaman di
dalam kemasan tertutup (wadah proses ekstraksi) secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan jika pelarutnya air, maka simplisia
dapat memelar/membengkak 2-3 kali dari volume awal. b. Untuk menjamin proses pembasahan secara merata dari
tanaman yang akan diekstraksi. Hal tersebut akan mencegah terbentuknya gelembung udara yang akan menimbulkan
pembentukan saluran udara. Selain itu juga, akan
meningkatkan kontak dan aliran pelarut ke dalam alat ekstraksi
c. Untuk meningkatkan porositas dinding sel. Hal ini akan memudahkan difusi zat aktif yang akan diekstraksi dari sel menuju pelarut atau penetrasi sel oleh pelarut
Faktor yang mempengaruhi proses perkolasi
1. Jenis pelarut berpengaruh pada “yield”
2. Kecepatan penetesan menentukan waktu kontak antara simplisia dengan pelarut
3. Suhu
Kerugian:
• Tidak efisien simplisia harus dibasahi terlebih dahulu dengan menggunakan
pelarut dan massa simplisia yang digunakan tergantung dari tinggi perkolator yang digunakan
• Simplisia sering memadat (kompak), sesudah beberapa kali terjadi proses
ekstraksi awal, dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliran pelarut
• Perlu dilakukian proses tambhan untuk memperoleh kembali pelarut yang
tertahan di ampas
Keuntungan:
• Jumlah zat aktif yang terekstrasi lebih banyak dibanding dengan metode
Ekstraksi berlawanan arah/ counter current extraction
• Jenis alat yang umum
digunakan dalam jenis ekstraksi ini adalah ekstraktor berbentuk baling-baling, Courosel, U dan tekanan radial atau gabungan dari masing-masing
• Prinsip: pelarut memasuki
perkolator dari ujung
berlawanan dari tempat pemasukan simplisia
METODE EKSTRAKSI
II. Berdasarkan jenis sampel dan pelarut penyari 1. Ekstraksi padat-cair
Dapat dilakukan secara maserasi, perkolasi
2. Ekstraksi cair-cair
Merupakan isolasi bahan aktif dari partikel halus ekstrak
a. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih berat dari air, misalnya dengan kloroform
b. Ekstraksi dengan pelarut yang lebih ringan dari air, misalnya dengan eter
METODE EKSTRAKSI
III. Cara ekstraksi lainnya 1. Destilasi uap
– Adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap
(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia)
dengan uap air berdasarkan tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama dengan senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian
METODE EKSTRAKSI
2. Ekstraksi berkesinambungan
– Proses ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan
pelarut dan proses yang berbeda
3. Superkritikal karbondioksida
– Prinsipnya untuk ekstraksi serbuk simplisia,
umumnya digunakan gas carbondioksida
4. Ekstraksi ultrasonik
– Menggunakan getaran ultrasonik (>20.000 Hz)
– Hasil ekstraksi tergantung pada frekwensi getaran,
kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi
SENYAWA KIMIA DALAM EKSTRAK
Ditiinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal 2. Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli 3. Senyawa kontaminasi, baik sebagai polutan
atau aditif proses
4. Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli atau senyawa perubahan