• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. gagasan, pikiran, dan maksud melalui bahasa yang digunakaanya. Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. gagasan, pikiran, dan maksud melalui bahasa yang digunakaanya. Dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa sebagai media dalam berkomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi, manusia menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan maksud melalui bahasa yang digunakaanya. Dalam pengertian Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), wujud bahasa selalu berbentuk wacana, baik lisan maupun tulis yang berkaitan langsung dengan konteks situasi dan konteks kultural. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santosa (2011) yang menyatakan bahwa bahasa yang terdiri dari bahasa lisan maupun tulis bisa disebut wacana yang sedang melakukan pekerjaan di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural (Santosa, 2011: 1).

Selain itu, pada bahasa terkandung tiga metafungsi utama, yakni fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual (Martin & Rose, 2003: 6). Metafungsi ideasional berkenaan dengan eksperiensial (pengalaman) dan logikal. Sementara itu, metafungsi interpersonal berkenaan dengan makna interaksional dan transaksional antara penutur dan pendengar dalam suatu wacana, sedangkan, metafungsi tekstual merealisasikan kedua metafungsi, yakni ideasional dan interpersonal ke dalam simbol yang mempunyai makna dan sistem tersendiri

(2)

commit to user

2 (Halliday, 1994: 1). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa ketiga fungsi tersebut merupakan satu kesatuan metafungsi yang tidak berdiri sendiri-sendiri.

Seperti telah dijelaskan, bahwa menurut konsep LSF, logika wacana berada di dalam metafungsi ideasional, yang mengekspresikan makna eksperiensial dan logikal. Santosa (2011) menjelaskan bahwa logika di dalam sistem wacana bekerja di seluruh level kebahasaan mulai dari struktur grup, klausa, maupun wacana. Di tingkat wacana, logika bekerja untuk menghubungkan klausa-klausa ke dalam kelompok-kelompok fungsi retoris yang secara simultan mengekspresikan fungsi sosial suatu wacana. Logika wacana sendiri diekspresikan melalui hubungan konjungtif untuk menghubungkan kejadian dan ide (Santosa 2011: 7).

Hubungan konjungtif (Conjunctive Relation) menghubungkan kejadian, kualitas dan ide di dalam wacana, termasuk antar klausa dan antar kelompok klausa di dalam wacana baik secara eksplisit maupun implisit (Martin dan Rose, 2003: 110). Selain itu, Martin dan Rose (2003) juga menyatakan bahwa hubungan konjungtif (CR) mempunyai empat makna utama, yakni additive (penambahan), comparative (perbandingan), time (waktu), dan consequence (sebab akibat). Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa logika wacana dapat diekspresikan melalui hubungan konjungtif yang eksplisit maupun implisit. Berikut adalah contoh yang akan memperjelas pernyataan tersebut

(3)

commit to user

3 Contoh 1: Sebelum mandi pagi, ibu menyiapkan sarapan terlebih dahulu, kemudian membersihkan rumah

Contoh 2: Ibu menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, mandi pagi.

Pada contoh 1, logika wacana tersebut direalisasikan ke dalam hubungan konjungtif eksplisit yaitu dengan konjungsi urutan waktu sebelum dan kemudian. Sementara itu, pada contoh klausa 2, dapat dilihat bahwa antar kejadian tersebut terdapat hubungan logis waktu berurutan yang direalisasikan ke dalam hubungan konjungtif yang bersifat implisit.

Selanjutnya, Martin dan Rose (2003) membagi hubungan konjungtif eksplisit menjadi tiga, yaitu konjungsi (eksternal dan internal), kontinuatif, dan metafor (logika sebagai proses, logika sebagai lingkungan, dan logika sebagai partisipan) (ibid). Untuk memperjelas pernyataan tersebut, hubungan konjungtif dapat dilihat dari contoh-contoh yang diambil dari penelitian Santosa (2011):

1. Mendengarkan berarti dengan sengaja dan memperhatikan apa yang kita dengar (konjungsi eksternal)

2. Dan kita paham maksud: “Hearing but not Listening” itu (konjungsi internal)

3. Akan tetapi ada juga sebagian dari keluargaku bertelur di darat (kontinuatif)

4. Vinita Susanti juga menambahkan polisi cenderung mengungkap kasus pembunuhan orang dewasa karena ada kemungkinan terlibat seperti narkoba (metafora logika sebagai proses)

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan konjungtif dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, makna dan fungsinya. Jadi, untuk mengidentifikasi hubungan konjungtif dalam suatu wacana, peran atau

(4)

commit to user

4 fungsi hubungan konjungtif harus didasarkan pada tipe kejadian yang dihubungkan, yakni eksternal atau internal.

Penelitian ini membahas peran hubungan konjugtif dalam penerjemahan novel dengan pendekatan LSF. Penerjemahan dan hubungan konjungtif saling berkaitan karena pada suatu teks terdapat bentuk hubungan konjungtif yang berfungsi sebagai penanda untuk menghubungkan antar kalimat, klausa dan paragraf. Hubungan konjungtif tersebut bisa berbentuk sama namun dapat bermakna berbeda sesuai dengan konteksnya (Baker, 1992: 190-191). Selain itu, dalam kegiatan penerjemahan, penerjemah harus benar-benar tahu tentang teks yang akan diterjemahkan, apakah itu teks ilmiah, teks sastra atau jenis teks yang lainnya. Penerjemah juga perlu mencermati tanda-tanda hubungan logis dalam teks sumber dan berusaha untuk mempertahankan maknanya dalam teks bahasa sasaran. Penerjemah harus mencari interpretasi untuk mewujudkan bentuk koheren yang sama dengan menempatkan hubungan antar klausa, kalimat maupun paragraf secara tepat. Menurut Santosa (2003: 59) bahwa sebuah teks harus mempunyai kesatuan bentuk dan makna yang disebut unity. Untuk memenuhi bentuk unity tersebut, salah satu faktornya adalah bagaimana hubungan konjungtif yang menandakan hubungan logis antarklausa, kalimat ataupun paragraf terbentuk, sehingga tingkat kohesifitas suatu teks dapat diinterpretasikan dan dicermati dengan baik.

Demikian pula dalam suatu terjemahan, pemakaian hubungan konjungtif dalam beberapa bentuk dalam teks yang diterjemahkan akan menimbulkan masalah tersendiri, karena menurut konsep LSF, hubungan konjungtif

(5)

commit to user

5 menyangkut keterkaitan logis antar klausa, kalimat maupun paragraf yang terdapat dalam suatu teks. Selain itu, hubungan konjungtif atau logika wacana lebih didasarkan pada makna bukan bentuk. Berdasarkan bentuknya, hubungan konjugtif dapat diklasifikasikan menjadi tiga: konjungsi, kontinuatif, dan metafora logika. Berdasarkan maknanya, hubungan konjungtif dibagi menjadi empat besar; aditif, komparatif, waktu, dan konsekuensi. Berdasarkan fungsi atau perannya, hubungan konjungtif dapat dibagi menjadi dua, yaitu eksternal dan internal (Santosa, 2011: 15).

Dalam menerjemahkan hubungan konjungtif pada suatu teks yang perlu dipertimbangkan tidak hanya dilihat dari bentuk gramatikalnya namun juga fungsi, makna, serta konteks yang menyertainya. Dengan demikian, selain harus memperhatikan tanda-tanda hubungan logis dalam suatu teks, penerjemah juga harus berusaha mempertahankan makna hubungan konjungtif dalam bahasa sasaran. Kata, frasa, dan klausa, yang semuanya bisa disebut bentuk, mempunyai potensi untuk mengandung beberapa makna, tergantung lingkungan dan konteksnya, demikian pula dengan hubungan konjungtif yang ada dalam suatu teks. Berikut ini adalah beberapa contoh penerjemahan hubungan konjungtif:

Contoh 3:

a) Bsu: Gerry was gone and he would never be back Bsa: Gerry sudah pergi dan tidak akan kembali

b) Bsu: She took a deep breath, dried her eyes and tried to shake some senses into herself

Bsa: Dia menghela nafas dalam-dalam, mengeringkan air mata, dan berpikir jernih.

(6)

commit to user

6 Pada contoh 3a, konjugsi and merupakan konjungsi eksternal yang mempunyai makna sebagai penambahan aditif yang menambah kejadian atau paralel dengan klausa sebelumnya. Sementara itu, konjungsi and pada contoh 3b merupakan konjungsi eksternal yang mempunyai makna sebagai waktu berurutan suatu saat yang mengurutkan kejadian pada suatu saat tertentu. Terjemahan dari hubungan konjungtif pada klausa a sudah tepat, karena tidak merubah makna dari bahasa sumbernya, sedangkan, terjemahan pada klausa b kurang tepat karena makna hubungan konjungtif bahasa sumbernya merupakan hubungan urutan waktu (successive time). Maka, terjemahan hubungan konjungtif yang tepat untuk klausa b adalah ‘kemudian’ atau ‘dan kemudian’.

Dalam karya sastra, khususnya novel, bahasa yang digunakan pengarang sangat menentukan apakah novel tersebut mudah dipahamai atau tidak. Untuk memperoleh efektifitas pengungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan secermat mungkin sehingga tampil dengan sosok yang berbeda dengan bahasa nonsastra. Seperti diketahui bahwa bahasa dalam novel mempunyai kekhasan tersendiri, termasuk bentuk hubungan konjungtifnya (conjunctive relation). Bentuk dan jenis kalimat dalam karya dapat mewakili keadaan tema atau isi sebuah cerita. Dalam penerjemahan karya sastra, khususnya novel apabila penerjemah tidak berhati-hati, penerjemah bisa terkecoh ke dalam penerjemahan klausa per klausa, yang jika dilihat sepintas bagus dan runtut, tetapi secara keseluruhan tidak membawa pesan seperti yang diamanatkan oleh pengarang aslinya.

(7)

commit to user

7 Untuk lebih memahami fenomena penerjemahan hubungan konjungtif (conjunctive relation) pada novel, peneliti menganalisis hubungan konjungtif dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Novel The Vampire Diaries yang merupakan karya L. J. Smith dan memiliki empat seri asli ini, mengambil sudut pandang kehidupan vampir dan manusia sebagai tokoh utamanya. Seri The Vampire: The Awakening adalah novel seri pertama yang menceritakan seorang gadis remaja, Elena, yang terjebak dalam pesona misterius dua vampir bersaudara yang saling menyimpan dendam.

Hubungan konjungtif juga mempunyai pengaruh yang besar dalam mengidentifikasi tipe genre pada suatu teks. Seperti yang telah dijelaskan diatas, hubungan konjungtif dapat bersifat eksternal maupun internal. Hubungan konjungtif eksternal menghubungkan kejadian dan kualitas, sedangkan hubungan konjungtif internal mengorganisir argument, bukti, dan kesimpulan. Namun, suatu teks yang menggambarkan kejadian belum tentu hanya mempunyai hubungan konjungtif eksternal saja. Hubungan konjungtif internal bisa muncul dalam teks tersebut. Pendapat atau argument dan bukti dapat ditemukan dalam teks yang menggambarkan kejadian, misalnya wacana dalam sebuah novel.

Berikut ini beberapa fenomena menarik dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening dan terjemahannya dalam kaitannya dengan penerjemahan hubungan konjungtif (conjunctive relation):

(8)

commit to user

8 Contoh 1

Bsu September 4,

Dear diary..

Something awful is going to happen today

I don't know why I wrote that. It's crazy. There's no reason for me to be upset

and every reason for me to be happy, but..

Bsa 4 September,

Dear diary,

Sesuatu yang mengerikan akan terjadi hari ini Aku tidak tahu mengapa aku menulis seperti itu. Itu gila. Tak ada alasan bagiku untuk merasa terganggu karena aku punya semua alasan untuk bahagia, tapi..

Pada contoh 1, penanda logis dalam bahasa sumber adalah konjungsi ‘and’ yang disampaikan secara eksplisit. Penerjemahan hubungan konjungtif tersebut dimaknai berbeda dengan bahasa sumbernya. Dalam hal ini, perubahan terjemahan hubungan konjungtif terjadi pada makna dan bentunya, yakni konjungtif ‘and’ yang diterjemahkan menjadi ‘karena’. Konjungsi ‘and’ mempunyai makna penambahan aditif, sedangkan konjungsi ‘karena’ memiliki makna konsekuensi sebab. Perubahan terjemahan hubungan konjungtif ini malah menunjukkan hubungan logis yang rancu dari klausa sebelumnya. Hubungan konjungtif ‘karena’ dalam bahasa sasaran merupakan penghubung yang kurang tepat untuk menunjukkan hubungan logis dari klausa sebelumnya. Hal ini disebabkan kata upset pada klausa sebelumnya diterjemahkan menjadi terganggu. Semestinya kata upset diterjemahkan menjadi kecewa atau sedih, sehingga penggunaan konjungsi ‘karena’ dirasa lebih sesuai dalam mengungkapkan pertautan logis bahasa sumber.

(9)

commit to user

9 Contoh 2

Bsu A hot bath and some coffee andI'll calm down, she thought. The morning

ritual of washing and dressing was soothing, and she dawdled over it, sorting through her new outfits from Paris.

Bsa Mandi air panas dan minum kopi, pasti aku akan tenang kembali,

pikirnya. Ia berlama-lam melakukan ritual paginya, membersihkan diri dan berpakaian, memilah-milah berbagai setelan baru dari Paris.

Sementara itu, pada contoh 2, konjungsi ‘and’ dalam bahasa sumber diterjemahkan berbeda. Konjungsi ‘and’ yang bermakna penambahan aditif pada klausa ini diterjemahkan menjadi ‘pasti’ yang bukan merupakan konjungsi. Kata ‘pasti’ tersebut lebih mempunyai makna konsekuensi penyimpulan. Dalam hal ini, penerjemah dirasa berlebihan dalam menerjemahkan konjungsi ‘and’, karena yang dimaksud disini adalah menambahkan informasi bukan menyimpulkan sesuatu.

Contoh 3

Bsu She was not the reincarnation of Katherine.

Driving back to the boarding house in the faint lavender hush before dawn, Stefan thought about that. He'd said as much to her, and it was true, but he was only now realizing how long he'd been working toward that conclusion. He'd been aware of Elena's every breath and move for weeks, and he'd catalogued every difference. Her hair was a shade or two paler than Katherine's, and her eyebrows and lashes were darker. Katherine's had been almost silvery. And she was taller than Katherine by a good hand span. She moved with greater freedom, too; the girls of this age were more comfortable with their bodies.

Bsa Elena bukanlah reinkarnasi Katherine. Stefan memikirkan hal itu sambil menyetir pulang menuju rumah kontrakan dalam latar langit yang kini berubah menjadi berwarna lavender redup dan hening menjelang subuh. Ia telah mengatakan semua hal itu padanya dan memang itulah kebenarannya. Namun baru kini ia menyadari betapa lamanya ia telah berusaha keras untuk membuat kesimpulan seperti itu. Ia sudah mengawasi setiap tarikan napas dan gerakan gadis itu selama berminggu-minggu dan bahkan ia sudah mendaftar setiap perbedaan yang terjadi. Rambutnya dua kali lebih pucat daripada rambut Katherine, sementara warna alis dan bulu matanya lebih gelap. Milik Katherine nyaris berwarna kelabu. (#...) Elena bergerak lebih luwes dan bebas; gadis-gadis di usianya memang merasa lebih nyaman dengan tubuhnya.

(10)

commit to user

10 Klausa ‘and she was taller than Katherine…’ dalam bahasa sumber pada contoh 3 sama sekali tidak diterjemahkan. Padahal, konjungsi ‘and’ pada klausa tersebut mempunyai makna penambahan aditif, yakni menambahkan informasi dari klausa sebelumnya. Dengan demikian, hal tersebut tentu saja mengurangi makna logis yang hendak disampaikan pada klausa tersebut.

Contoh 4

Bsu The ruined church was a black silhouette behind them now. The narrow path led

between the lichen-encrusted headstones, many of which stood taller than Meredith. Big enough for something to hide behind, thought Elena uneasily. Some of the tombstones themselves were unnerving, like the one with the cherub that looked like a real baby, except that its head had fallen off and had been carefully placed by its body. The wide granite eyes of the head were blank. Elena couldn't look away from it, and her heart began to pound.

Bsa Reruntuhan gereja di belakang mereka telah menjadi siluet hitam sekarang.

Mereka berjalan di antara nisan-nisan, yang tingginya banyak yang melebihi Meredith. Cukup besar bagi sesuatu untuk bersembunyi di belakangnya, pikir Elena gelisah. Beberapa nisan tampak mengerikan, seperti nisan bertatahkan rubi yang terlihat seperti bayi sungguhan, kecuali bahwa kepalanya lepas dan dengan hati-hati digantikan oleh badannya. Mata granit lebar di kepala itu tampak kosong. Elena tidak dapat mengalihkan pandangan dari nisan itu dan jantungnya kembali berpacu.

Pada teks 4, apabila dilihat sekilas dalam bahasa sumbernya tidak ada penanda hubungan konjungtifnya, namun jika dicermati kata kerja ‘began’ dalam bahasa sumber bisa disebut hubungan konjungtif. Kata kerja ‘began’ tersebut masuk dalam kategori metafora logika sebagai proses dan mempunyai makna waktu berurutan. Sementara itu, dalam bahasa sasarannya oleh penerjemah diterjemahkan menjadi ‘kembali’ yang merupakan hubungan konjungtif dalam bentuk kontinuatif dan lebih bermakna waktu berulang.

(11)

commit to user

11 Contoh 5

Bsu Her blue eyes were dismayed. "I do care for you, Stefan. Oh, you know I do!"

"Then why intercede for Damon with my father? If not for you, he'd have thrown Damon out into the street"

Bsa Mata biru gadis itu terperangah. “Aku sayang kamu, Stefan! Ya ampun, kamu

tahu aku menyayangimu!”

“Lalu mengapa kamu memohon ayahku agar mengampuni Damon? Jika bukan untukmu, ia sudah membuang Damon ke jalanan.”

Selaras dengan contoh 4, dalam contoh 5 terlihat seperti tidak mengandung hubungan konjungtif, akan tetapi kata ‘oh’ pada contoh 5 merupakan konjungsi internal bermakna penambahan pentahapan perangkaan yang menunjukkan argumen dari pembicara. Dalam hal ini ada fenomena yang menarik dalam menerjemahkan konjungsi tersebut, yakni terjemahan kata ‘oh’ tersebut disesuaikan dengan budaya bahasa sasaran, yakni ditermahkan menjadi ‘ya ampun’, sehingga argumen yang disampaikan pembicara pada bahasa sumber diperjelas dengan terjemahan tersebut.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa klausa dalam sebuah teks sangatlah berkaitan erat satu sama lain yang ditandakan dengan adanya hubungan konjungtif, sehingga hubungan yang tepat antar gagasan antar klausa atau paragraf dapat diidentifikasi dengan baik. Keberadaan sebuah penghubung dalam sebuah teks mempunyai fungsi yang sangat signifikan untuk merunut gagasan antar klausa atau paragraf. Demikian pula dalam kegiatan penerjemahan, pemahaman akan hubungan konjungtif yang memadai akan membantu memahami antar gagasan yang ada dalam teks bahasa sumber maupun bahasa sasarannya.

(12)

commit to user

12 Dengan menggunakan pendekatan LSF, hubungan konjungtif (conjunctive relation) tidak hanya dilihat dari bentuknya, namun harus dilihat juga makna, fungsi dan peran dalam suatu teks. Selain itu, untuk menentukan jenis makna logis hubungan konjungtif (conjunctive relation) baik dalam bahasa sumber maupun dalam bahasa sasaran konteks dimana hubungan konjungtif tersebut digunakan sangat menentukan jenis hubungan logisnya, apakah additive, comparative, time atau consequence. Dalam mengalihkan makna logis Bsu ke Bsa, penerjemah bisa melakukan perubahan bentuk hubungan konjungtif (conjunctive relation) selama tidak mengubah makna logis, fungsi dan perannya sesuai dengan bahasa sumbernya.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti terjemahan hubungan konjungtif dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening. Dengan menggunakan pendekatan LSF (Linguistik Sistemik Fungsional) dan penerjemahan, penelitian ini adalah mengenai keakuratan dan keberterimaan terjemahan makna logis hubungan konjungtif dan sejauh mana penerjemahan hubungan konjungtif mempengaruhi makna teks dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening.

Penelitian terdahulu yang mengkaji masalah hubungan konjungtif umumnya hanya terfokus pada bentuk hubungan konjungtifnya. Kapatsinski (2009), di dalam penelitiannya, Adversative conjunction choice in Russian, hanya menggambarkan pilihan bentuk dari hubungan konjungsi adversative dalam teks bahasa Rusia yang dapat mempengaruhi pembentukan kalimat dalam suatu teks. Padahal jika dicermati dengan baik, hubungan konjungsi adversative dalam suatu

(13)

commit to user

13 wacana juga harus dilihat makna dan fungsinya, yakni apakah mempunyai makna comparative atau consequence dan apakah mempunyai fungsi eksternal atau internal.

Selanjutnya, beberapa penelitian hubungan konjungtif lainnya sudah menganalisa hubungan konjungtif dari segi bentuk, fungsi dan maknanya. Santosa (2010), dalam penelitiannya yang berjudul ‘Forms and Meanings of Conjunctive Relation in Adult, Teenage, and Children Indonesian Popular Magazines and Their Impact on Language Style’, telah menganalisa penggunaan hubungan konjungsi pada kolom berita, feature, dan editorial termasuk analisa makna kontinuatif dan makna metafora logis secara internal pada majalah berbahasa Indonesia. Dari panelitian tersebut, Santosa menambahkan klasifikasi hubungan konjungtif dalam bahasa Indonesia. Fatmarian (2011) yang mengkaji penggunaan hubungan konjungtif pada berita, feature, dan editorial pada tiga koran berbahasa Inggris yang diterbitkan secara online, membahas pengaruh hubungan konjungtif pada gaya bahasa dan struktur teks yang digunakan. Berdasarkan ketiga penelitian diatas, dapat diketahui bahwa penelitian tersebut hanya berada pada tataran linguistik deskriptif yang mengkaji dari segi linguistiknya saja, bukan pada tataran penerjemahan.

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan mengakaji terjemahan hubungan konjungtif (conjunctive relation) dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening. Penelitian yang mengkaji masalah tersebut belum banyak ditemukan. Terdapat dua penelitian yang

(14)

commit to user

14 membahas masalah terjemahan hubungan konjungtif (Siswanti, 1999; Sriyono, 2005). Kedua penelitian tersebut umumnya terfokus pada penerjemahan bentuk hubungan konjungtif dimana pendekatan yang digunakan oleh keduanya juga hanya menggunakan pendekatan penerjemahan. Padahal, dalam menganalisa hubungan konjungtif bukan hanya bentuk yang diteliti, namun lebih kepada fungsi dan makna dari hubungan konjungsi sebagai suatu penanda hubungan logis dalam suatu wacana.

Dalam penelitian yang dilakukan Siswanti (1999), peneliti hanya mengkaji tentang kalimat berkonjungsi yang kemudian menganalisis terjemahannya dalam bahasa sasaran, termasuk mencari tipe-tipe kesalahan serta sumber-sumber kesalahan tersebut. Penelitian penerjemahan hubungan konjungtif yang dilakukan Siswanti masih terbatas pada macam konjungsi ataupun kalimat berkonjungsi. Selanjutnya, penelitian lain yang dikaji oleh Sriyono (2005) juga terbatas pada bentuk hubungan konjungsi saja. Kajian tersebut tidak membahas fungsi hubungan konjungtifnya, apakah eksternal atau internal, dalam kaitannya untuk menghubungkan pendapat atau bukti dan kejadian atau kualitas. Penelitian yang juga menganalisis novel ini hanya membahas bentuk hubungan konjungsi untuk menandai hubungan logis, yakni terdiri dari bentuk konjungsi, bentuk kata benda, bentuk kata kerja, bentuk kata keterangan dan bentuk preposition. Selain itu, kajian tersebut juga hanya terbatas pada masalah kesepadanan makna saja.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai hubungan konjungtif dan terjemahan hubungan konjungtif, peneliti terdorong untuk meneliti

(15)

commit to user

15 terjemahan hubungan konjungtif dengan menggunakan pendekatan LSF. Dengan pendekatan LSF, terjemahan hubungan konjungtif tidak hanya dilihat dari segi bentuk saja, melainkan lebih kepada fungsi dan makna hubungan konjungtif dalam suatu teks. Selain itu, belum ada peneliti lain yang meneliti terjemahan hubungan konjungtif dengan menggunakan pendekatan LSF. Secara keseluruhan, benang merah dari penelitian terdahulu memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai keakuratan dan keberterimaan terjemahan hubungan konjungtif dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening dengan memperhatikan makna, fungsi dan bentuk dari hubungan konjungtifnya sehingga dapat terlihat dengan jelas pertautan logis antar klausa satu dengan klausa lainnya dan dalam terjemahannya akan dilihat apakah bahasa sasarannya akan tetap mempertahankan makna logis dari hubungan konjungtif dari bahasa sumbernya.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya mengkaji masalah hubungan konjungtif (conjunctive relation) pada novel The Vampire Diaries: The Awakening dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan LSF (Linguistik Sistemik Fungsional). Pada analisis terjemahannya, penelitian ini dibatasi pada penilaian keakuratan, dan keberterimaan hubungan konjungtif dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan melihat bentuk, fungsi, dan makna hubungan konjungtifnya berdasarkan konteks yang melingkupinya. Untuk lokasi penelitian dibatasi pada novel romantis dengan bumbu misteri yang menggambarkan kisah

(16)

commit to user

16 cinta antara seorang anak manusia berparas cantik dengan seorang vampir berwajah tampan dan menawan, yakni novel yang berjudul The Vampire Diaries: The Awakening.

C. Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Jenis dan makna hubungan konjungtif apa saja yang mengalami pergeseran terjemahan dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening?

2. Bagaimanakah dampak pergeseran terjemahan hubungan konjungtif terhadap hubungan logis dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening berdasarkan penilaian tingkat keakuratan dan keberterimaan?

3. Bagaimanakah dampak pergeseran terjemahan hubungan konjungtif pada struktur naratif dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening?

D. Tujuan Masalah

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan jenis dan makna hubungan konjungtif yang mengalami pergeseran terjemahan dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening.

(17)

commit to user

17 2. Mengetahui dampak pergeseran terjemahan hubungan konjungtif terhadap hubungan logis dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening berdasarakan penilaian tingkat keakuratan dan keberterimaan.

3. Mengetahui dampak pergeseran terjemahan hubungan konjungtif terhadap struktur naratif dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi yang jelas dan mendalam mengenai analisis hubungan konjungtif yang membantu mengidentifikasi kategori hubungan konjungtif dalam suatu teks novel secara terperinci dengan pendekatan LSF (Linguistik Sistemik Fungsional) yang dapat dilihat dari segi bentuk, fungsi dan makna dari hubungan konjungtif. Selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana penerjemahan hubungan konjungtif; yakni apakah fungsi dan makna hubungan konjungtif dari bahasa sumber tetap dipertahankan dalam bahasa sasarannya dan sejauh mana penerjemahan hubungan konjungtif mempengaruhi pembentukan struktur teks naratif.

Selanjutnya, hasil penelitian ini menggambarkan sejauh mana penerjemahan hubungan konjungtif mempengaruhi kualitas penerjemahan dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening dilihat dari tingkat keakuratan dan keberterimaan. Selain itu, penelitian ini difungsikan untuk melihat bagaimana penerjemahan hubungan konjungtif dalam tahapan struktur teks naratif, sehingga

(18)

commit to user

18 dapat diketahui kecenderungan penurunan nilai keakuratan dan keberterimaan hubungan konjungtif pada tahapan struktur teks.

Dan yang terakhir adalah bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian bidang penerjemahan selanjutnya yang mengkaji masalah hubungan konjungtif dalam suatu teks jenis lainnya secara lebih terperinci.

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi utama kegiatan Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara organisasi dengan publiknya secara internal maupun eksternal, dalam

Mengetahui hubungan antara persepsi (pada tahapan menangkap stimuli dengan faktor internal dan eksternal) terhadap keputusan pembelian konsumen Sushigen Japanese Kitchen,

Melayani target audience yang beragam, menjalankan fungsi manajemen Public Relations dengan berelasi dengan internal maupun eksternal perusahaan, membuat perencanaan komunikasi

Nomina majemuk atau dalam bahasa Jepang disebut dengan fukogoumeishi merupakan penggabungan dari dua buah kata atau lebih yang akan membentuk makna nomina yang baru..

Customer Relationship Management (CRM) menurut Buttle (2009:15) adalah bisnis strategi paling utama yang mengintegrasikan proses internal, fungsi perusahaan, hubungan

Yang menjadi objek kajian penelitian ini adalah langgam Jawa yang dikaji secara stilistik pragmatik, sehingga dalam analisisnya yaitu pada bentuk gaya bahasa, maksud dan

1.3 Tujuan Proyek Tujuan proyek ini dibagi menjadi 2 dua, yaitu tujuan proyek secara umum dan tujuan proyek secara khusus, adapun tujuan proyek tersebut sebagai berikut : 1.3.1

1.1.2 Dasar Klasifikasi Perencanaan Jalan Raya 1.1.2.1 Klasifikasi Jalan Raya menurut Fungsi Jalan Menurut fungsinya, jalan raya dibagi atau diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu :