• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Studi Kasus Dengan Menggunakan Berbagai Model

1. CONTOH PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN MODEL PROTOYPE.

Dalam model Prototype ini saya akan mencontohkan Apotek yang memakai database. Kebutuhan terhadap informasi yang akurat, lengkap dan relevan diperlukan oleh suatu badan usaha apotek yakni Apotek Leuwi Sehat Majalengka, tetapi pada sistem yang sedang berjalan hal tersebut belum didapatkan secara optimal. Pada sistem yang sedang berjalan pencatatan masih dilakukan pada nota-nota atau buku-buku transaksi, hal ini menyebabkan kesulitan bagi

karyawan dalam pencarian data-data transaksi dan pembuatan laporan-laporan. Permasalahan lain yang terjadi yaitu adanya kesulitan pembuatan kartu stok, karena data obat yang semakin banyak. Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan yaitu terstruktur dengan pengembangan sistem yang digunakan adalah model prototipe. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem informasi apotek ini adalah Borland Delphi 7.0 dan SQL Server 2000. Hasil akhir dari penelitian ini yakni berupa produk sistem informasi apotek. Dengan sistem informasi apotek yang dibuat diharapkan pencarian data, pembuatan laporan dan kartu stok dapat dilakukan dengan lebih mudah dan waktu yang relatif lebih cepat.

2. CONTOH PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN MODEL WATERFALL.

Perpustakaan Universitas X telah memiliki sistem informasi perpustakaan yang dinamakan iSIPUX yang terdxi dan sejumlah modul utama, yaitu katalog, akuisisi, administrasi katalog, adrmnistrasi urnurn, sirkulasi, pengolahan digtal,

pengolahan perpustakaan, referensi, dan transfer data. Tetapi saat ini mash terdapat modul-modul yang belurn terakomodasi dalam ISIPUX, seperti modul serial, rnformasi manajemen, silang layan perpustakaan, dan fasilitas lain-lain seperti informasi perpustakaan, bulletin perpustakaan, dan administrasi

perpustakaan. Untuk itu perlu dilakukan penambahan modul bam dalarn iSIPUX agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan surnber daya manusia, waktu, dan dana, mengembangkan jenis layanan baru, meningkatkan

peluang mtuk dapat melakukan kerja sama antar perpustakaan, dan meningkatkan kepuasan pengguna. Untuk menentukan modul yang

dkembangkan, dalam penelitian ini telah dilakukan investigasi awal terhadap kebutuhan modul baru. Dari investigasi awal terpillh modul serial dan modul informasi manajemen sebagai modul yang perlu hkembangkan. Dalarn penelitian ini dibahas hasil penelitian berupa analisis dan desain pengembangan sistem informasi Perpustakaan Universitas X (ISIPUX) dengan penambahan dua modul bm, yaitu modul serial dan modul lnformasi manajemen. Selain itu juga

dilakukan analisis biaya-manfaat terhadap pengembangan sistem lnformasi perpustakaan ini. Analisis dan desain dilakukan dengan menggunakan model Waterfall yang didokumentasikan dengan mengunakan Unified Modeling Language (UML). Analisis biaya dan manfaat dilakukan dengan menggunakan metoda cost dzsplacement. Implementasi terhadap hail desain modul serial dan informasi manajemen diharapkan dapat menjadikan sistem informasi

perpustakaan Universitas X semalam lengkap daTl terpadu, yang pada gilirarvlya akan membenkan dam@ terhadap peningkatan lunerja perpustakaan secara keselwuhan. Hasil perhtungan analisis biayamanfaat menunjuklcan bahwa pengembangan kdua modul tersebut layak untuk diimplementaskan.

3. CONTOH PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN MODEL EVOLUTIONARY.

gambar 2.

Dalam model evolutionary ini saya akan mencontohkan proyek SITINA.Terdapat tiga stakeholder

yang terlibat dalam pengembangan sistem SITINA. Sebuah Customer Company sebagai end

user, perusahaan penyuplai perangkat lunak serta developer dan tim manajeme n, dan akhirnya lembaga penelitian yang terkoordinasi proyek mengenai proses perangkat lunak dan metode pemodelan: analisis, desain dan pelaksanaan siste m. Salah satu manfaat dari Trojan

horse-pendekatan kami adalah kemampuan itu memberi kami untuk mempengaruhi se cara langsung cara orang yang akan berkolaborasi dan berkomunikasi selama pe ngembangan sistem. Karena kita diperlukan sikap pro-aktif dari semua orang,ka mi menyarankan bahwa semua entitas yang terlibat bisa berkomunikasi dan berk olaborasi secara langsung. Model

dan bereaksi sangat cepat bagi pengguna dan pengembang selama seluruh siste m proses pembangunan.

Pembagian tugas ditunjukkan pada (Gambar 2) tidak didefinisikan pada awal pro yek, namun itu sendiri merupakan produk dari proses evolusi dijelaskan kemudia n di atas kertas ini. Untuk memahami secara rinci kondisi yang diberlakukan oleh konteks organisasi,

kami menjelaskan beberapa karakteristik dari dua lembaga lainnya dan profesion al yang terlibat dalam proyek:

1.CustomerCompanyTerlibat dalam proyek itu sebenarnya pengguna akhir, ter utama insinyur senior dari Dewan Direksi. Mereka sangat berpengalaman pada d omain aplikasi, yaitu, manajemen daya, namun memiliki komputer moderat peng alaman, terutama dari sudut pandang pengguna. Kerjasama mereka dan komen tar, selama semua proses prototyping evolusi, yang selalu sangat baik,

yang mengarah ke sejumlah besar saran dan fitur baru ditambahkan ke prototipe . Kegunaan dari sistem adalah penekanan utama mereka.

2. Supplier Company

Ini adalah contoh yang baik dari UKM rekayasa perangkat lunak. Tim

pengembangan didasarkan pada sejumlah kecil orang komputer terampil, tanpa derajat lebih tinggi, sekaligus terlibat dalam beberapa kecil atau proyek

berukuran sedang. Mereka digunakan terutama pendekatan lakukan saja, tapi menyadari model lain dan metode pengembangan perangkat lunak. Mereka memiliki ketergantungan yang kuat pada alat platform dan pembangunan yang telah diadopsi oleh proyek: MacOS ® 1 bahasa berbasi generasi ke empat.

(atas gambar 3)

Proyek ini akhirnya memiliki dua tahap, masing-masing terkait dengan pembang unan versi yang berbeda dari SITINA. Versi pertama hanya berurusan dengan du a pembangkit listrik tenaga air kecil, tetapi versi kedua adalah memantau semua 10 hidroelektrik pembangkit listrik dalam jaringan produksi. Proyek ini memiliki w

aktu untuk pengembangan sekitar 14 bulan.

Tim proyek terdiri dari 2 orang dari Lembaga Penelitian (RI), 1 project manager, dua orang software engineers , dua orang hardware

engineers dari Supplier Company (SC), dan 3 engineer senior dari Dewan Direksi Customer Company

(CC). Gambar 3 merupakan ringkasan bulanan dari jadwal proyek yang sebenarn ya.Seperti

yang bisa kita lihat pada tabel di atas (Gambar 3), sistem tugas pembangunan te rmasuk membangun 4 prototipe utama,

2 sesuai dengan versi pertama dari SITINA (SITINA ® V1) dan 2 ke versi kedua (SITINA ®

V2). Tahap pertama mengambil 7 bulan dan 5 bulan kedua, jika kita mengecualik an 2 bulan evaluasi dan persyaratan berkumpul di-antara.

Kami mencatat bahwa tugas deskripsi yang disajikan merupakan indikator kegiat an utama tim bekerja pada, sebagai proyek tersebut mengalami banyak iterasi d ari yang diperkirakan.

(atas gambar 4)

Berdasarkan Gambar 4, kita dapat dengan jelas melihat upaya peningkatan pad a pengembangan dan pada tugas-tugas evaluasi prototipe. Pola ini dapat dilihat dalam kedua tahap proyek, dengan masa evaluasi lebih pendek di antara. Satu h arus menekankan bahwa periode evaluasi kedua jelas lebih pendek dari yang per tama.

Pada Gambar 5 kita dapat dengan jelas melihat kontribusi yang kuat dari lembag a penelitian dalam tugas analisis dan desain,

yang menurun dalam implementasi dan pengujian.

Hal ini juga terlihat pengaruh penurunan institusi ini sebagai proyek berkembang . Faktor ini menunjukkan kurva belajar dari tim pengembangan, secara bertahap mengintegrasikan model baru dan metode diperkenalkan. Sebuah catatan pentin g tentang partisipasi pengguna akhir, terutama dalam pengumpulan persyaratan dan tugas evaluasi prototipe: kita dapat dengan jelas melihat partisipasi mereka yang terus menerus selama proyek, jelas tidak termasuk periode pelaksanaan int ens.

4.CONTOH PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN MODEL INCREMENTAL.

Sistem pengolahan data di toko Gema Tasik masih manual. Sistem yang ada hanya pembukuan sederhana. Pembukuan tersebut meliputi pencatatan seluruh kegiatan yang ada seperti pencatatan penjualan barang, pembelian barang serta persediaan barang hingga pembuatan laporan.

Sistem Informasi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada toko Gema Tasik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan model incremental yang dikembangkan dari model waterfall, sedangkan model analisis menggunakan analisis terstruktur yaitu ERD (Entity Relationship Diagram) dalam menggambarkan model data dan DFD (Data Flow Diagram) untuk menggambarkan model fungsional. Perangkat lunak pembangun sistem adalah Borland Delphi 7 dengan database MySQL. Data yang diolah dalam

sistem ini diantaranya adalah data barang, data rak, data jenis barang, , data user, data pemesanan, data pembelian, data retur dan data penjualan.

Pengujian sistem yang dilakukan terdiri dari pengujian alpha menggunakan metode pengujian black box dengan kesimpulan hasil uji kesalahan sintaks mungkin saja terjadi karena penyaringan proses pesan dalam bentuk arahan tampilan pesan masih belum maksimal ditampilkan, dan pengujian beta dengan kesimpulan hasil uji yang berjumlah 80% menyatakan bahwa aplikasi cukup menarik, mudah digunakan, membantu dalam pengolahan data, dan dapat memberikan informasi yang diinginkan.

5.CONTOH PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN MODEL SPIRAL.

Story Time Factory Outlet berada di Jl. Belakang olo No.56 Padang, bergerak dalam bidang bisnis penjualan dan pembelian barang sisa ekspor. Seiring dengan perkembangan yang sangat maju diikuti oleh banyaknya transaksi penjualan dan pembelian Story Time Factory Outlet juga harus menghadapi persaingan dengan toko factory outlet lain. Proses pengolahan data sistem penjualan dan pembelian pada Story Time Factory Outlet dapat dikatakan masih kurang efektif dan efisien karena pencatatan transaksi masih belum terkomputerisasi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu rekayasa perangkat lunak aplikasi penjualan yang dapat menangani masalah mengolah data, perhitungan, pencatatan penjualan dan pelaporan yang lebih akurat, cepat dan tepat yang sesuai dengan keadaan sarana komputer pada Story Time Factory Outlet.

Penelitian ini termasuk jenis development system karena akan meneliti dan mengembangkan suatu rekayasa perangkat lunak aplikasi penjualan yang sesuai dengan kebutuhan tempat studi kasus yaitu toko Story Time Factory

Outlet yang beralamat di Jl. Belakang Olo No.56 Padang.

Model yang digunakan dalam proses pengembangan untuk membangun sistem aplikasi ini yaitu metode Spiral.Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas. Model spiral yang berisi tujuh wilayah tugas :

http://ragelsaputra.blogspot.co.id/2012/04/pemodelan-bisnis.html 11 April 2012

Dokumen terkait